Anda di halaman 1dari 5

PEMERIKSAAN AKUNTANSI 2

AUDIT INVESTASI:
PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP INVESTASI

Oleh:

Kelas 5F

Kelompok 7

I Dewa Ayu Indra Dewi (1715644126)


Kadek Tiwi Maharani (1715644150)
I Wayan Awidiya Sutama Putra (1715644162)
Luh Gede Nomica Eka Putri (1715644168)

PROGRAM STUDI D4 AKUNTANSI MANAJERIAL


JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI BALI
2019
Studi Kasus
Pada tahun 2012, di Indonesia, terjadi peristiwa yang menyangkut investasi. PT Kereta Api
Indonesia melakukan proyek investasi sebesar Rp 100.000.000.000,- kepada PT Optima Karya
Capital Manajemen tetapi sampai 7 tahun dana investasi belum kembali, kemudian pihak terkait
melaporkan kejadian ini ke Tipikor Polda Jabar. Kemudian pihak tipikor mengajukan permohonan
kepada auditor untuk mengadakan audit, guna mengungkap kasus ini dan mengetahui siapa yang
bertanggung jawab atas kerugian negara. Namun, auditor memerlukan waktu dan program yang
baik dalam mengaudit. Maka diperlukan prosedur audit yang sesuai untuk dijadikan pedoman
dalam melaksanakan audit yang berhubungan dengan investasi.
Dengan disertai kejernihan pikiran dan ketulusan hati, kami menyusun makalah terkait
pengujian substantif terhadap investasi (seperti yang terjadi pada kasus diatas), kami mencoba
menelusuri materi yang terdapat dalam beberapa referensi misalnya PSAK 1, PSAK 13, PSAK 15,
SA 200, SA 315, SA 320, SA 520, SA 530, SA 505, SA 700, dan referensi utama lainnya (Agoes,
Mulyadi, IAPI 2013). Investasi menurut PSAK 13 adalah suatu aktiva yang digunakan perusahaan
untuk pertumbuhan kekayaan (accreation of wealth) melalui distribusi hasil investasi (seperti
bunga, royalti, dividen, uang sewa) untuk apresiasi nilai investasi atau untuk manfaat lain bagi
perusahaan yang berinvestasi seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan (IAI,
2019). Berdasarkan buku “Modern Auditing” karya William C. Boynton Dkk (2003) aktivitas
investasi adalah pembelian dan penjualan tanah, bangunan, peralatan, serta aktiva lain yang
umumnya tidak ditahan untuk dijual kembali. Aktivitas investasi juga mencakup pembelian dan
penjualan instrument keuangan yang tidak dimaksudkan untuk tujuan perdagangan.
Dalam suatu perusahaan akan sangat potensial adanya kas yang menganggur, maka dari itu
diperlukan adanya pengendalian untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasi dari sebuah
perusahaan untuk mendapat manfaat dari aktivitasnya melalui investasi, dalam hal ini investasi
ditujukan untuk jangka pendek (PSAK 15) (IAI. 2019). Selain itu investasi juga berguna untuk
menghasilkan pendapatan lain yang bersifat permanen, mengadakan hubungan usaha, dan
menciptakan dana khusus yang berlangsung dalam jangka panjang misalnya dalam bentuk saham,
obligasi, hipotik, perjanjian dan lain-lain. Pada umumnya nilai investasi yang dilakukan perusahaan
jumlahnya material, maka dari itu audit terhadap investasi merupakan suatu keharusan untuk
membuktikan jika saldo akun investasi sementara dan akun jangka panjang yang dicantumkan di
neraca mencerminkan saldo akun-akun tersebut yang sesungguhnya pada tanggal neraca tersebut.
Ketika seorang auditor menjalankan tugas audit berdasarkan praktiknya, penyajian nilai
investasi di laporan belum tentu sesuai dengan nilai riil. Menurut PSAK No 1 revisi 2009 tujuan
dari laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan
dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan untuk suatu pengambilan
keputusan (IAI, 2019). Namun, dalam memberikan suatu infomasi tersebut ada saja kesalahan
dalam penyajiannya, bisa disebabkan oleh kesalahan perhitungan atau faktor lain yang akan
mempengaruhi keputusan seorang pemakai laporan keuangan yang layak. Dalam SA 200 dijelaskan
bahwa tujuan audit secara umum adalah meningkatkan laporan keuangan (IAPI, 2013).
Sebagai seorang auditor, diharapakan mampu membuktikan asersi audit dimana langkah
awal yaitu mengidentifikasi risiko-risiko yang mungkin terjadi, terutama adanya salah saji material.
Menurut SA 315 auditor diharpakan mampu mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan
penyajian material dalam laporan keuangan, melalui pemahaman atas entitas dan lingkungannya,
termasuk pengendalian internal entitas dan merancang mengimplementasikan program audit (IAPI,
2013). Untuk membuktikan keandalan catatan akuntansi dan asersi audit yaitu keberadaan dan
keterjadian, kelengkapan, hak kepemilikan, penilaian, serta penyajian dan pengungkapannya, akun-
akun yang ada dalam laporan posisi keuangan dinilai kewajarannya berdasarkan Standar Akuntansi
melalui suatu penugasan audit umum.
Penugasan audit umum meliputi penyusunan program pengujian substantif, adapun prosedur
yang dilakukan auditor dalam melaksanakan program ini dimulai dari prosedur audit awal. Pada
prosedur ini, menurut SA 320 auditor melakukan rekonsiliasi antara informasi investasi yang
dicantumkan di neraca dengan catatan akuntansi yang mendukungnya (IAPI, 2013). Rekonsiliasi ini
penting dilakukan agar auditor memperoleh keyakinan bahwa informasi investasi yang dicantumkan
di laporan yang disajikan didukung oleh catatan akuntansi yang dapat dipercaya.
Prosedur kedua yaitu prosedur analitik, berdasarkan SA 520 prosedur analitik dilakukan
untuk mengecek secara menyeluruh kewajaran investasi yang disajikan di neraca (IAPI, 2013).
Auditor menghitung berbagai rasio yang bersangkutan dengan investasi yang dihitung dengan
formula yang sudah ditetapkan dan kemudian ratio-ratio tersebut dibandingkan dengan angka
harapan (rasio yang sama dari data masa lalu, data industri, jumlah yang dianggarkan, atau data
lain) pembanding ini membantu auditor untuk mengungkapkan: (1) peristiwa atau transaksi yang
tidak biasa, (2) perubahan akuntansi, (3) perubahan usaha, (4) fluktuasi acak, atau (5) salah saji.
Informasi tersebut akan memberikan indikasi bagi auditor ke fokus mana perlu perhatian
melaksanakan pengujian transaksi rinci dan saldo akun rinci (Mulyadi, 2016: 323).
Pada prosedur ketiga auditor melakukan pengujian terhadap transaksi rinci, berdasarkan
ketentuan SA 530 pemeriksaan sampel transaksi yang tercatat dalam akun investasi ke dokumen
yang mendukung timbulnya transaksi tersebut, dimulai dengan pemeriksaan buku besar investasi
dan mengambil sampel akun investasi yang akan diperiksa transaksi mutasinya (IAPI, 2013).
Langkah-langkah yang dilakukan auditor yaitu:
1. Periksa dokumen yang mendukung pemerolehan surat berharga yang dimiliki oleh klien
pada tanggal neraca.
2. Hitung kembali pendapatan bunga dan dividen tahun yang diaudit.
3. Hitung kembali laba dan rugi yang timbul dari transaksi penjualan surat berharga dan
investasi.
4. Periksa dokumen yang mendukung transaksi pembelian dan penjualan surat berharga dalam
periode sekitar tanggal neraca.
5. Periksa dokumen yang mendukung transaksi pemerolehan dan penjualan investasi.
Selanjutnya prosedur keempat yaitu pengujian terhadap akun rinci, langkah pertama yang
dilakukan auditor yaitu memperlajari notulen rapat pemegang saham dan direksi kemudian meminta
daftar surat berharga yang ada di tangan klien dan lakukan perhitungan dan inspeksi terhadap
sertifikat surat berharga tersebut.
Auditor diharapkan mampu membuktikan asersi keberadaan atau keterjadian, kelengkapan,
hak kepemilikan dan penyajian & pengungkapan, untuk itu menurut SA 505 auditor melakukan
konfirmasi eksternal dengan mengirim konfirmasi tentang surat berharga milik klien yang berada di
tangan pihak lain (IAPI, 2013). Lalu hasil konfirmasi tersebut direkonsiliasi dengan jumlah yang
disajikan di neraca dan surat berharga yang dihitung. Selanjutnya inspeksi dan periksa polis
asuransi surat berharga dan minta konfirmasi mengenai surat berharga yang dijadikan jaminan
penarikan utang, terakhir bandingkan metode penilaian investasi yang digunakan oleh klien dengan
GAAP, serta nilai investasi dengan harga pasar surat berharga.
Prosedur audit yang terakhir yaitu verifikasi penyajian dan pengungkapan sebagai dasar
mencapai tujuan SA 700 yaitu perumusan opini dan pelaporan, untuk membuktikan asersi ini
langkah yang ditempuh auditor yaitu memeriksa klasifikasi surat berharga sebagai investasi
sementara dan investasi jangka panjang kemudian memeriksa investasi jangka panjang mengenai
kemungkinan sebagai alat pengendalian perusahaan lain.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyadi. 2014. Auditing Edisi 6, Buku 2. Jakarta: Salemba Empat.
Agoes, Soekrisno. 2014. Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik.
Jakarta: Selemba Empat.
Boynton, William C, DKK.2003. Modern Auditing. Jakarta: Erlangga.
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). 2019. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1 Penyajian
Laporan Keuangan. Jakarta: IAI (diakses dari website IAI: www.iaiglobal.or.id)
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). 2019. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 13 Properti
Investasi. Jakarta: IAI (diakses dari website IAI: www.iaiglobal.or.id)
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). 2019. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 15 Investasi
pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama. Jakarta: IAI (diakses dari website IAI:
www.iaiglobal.or.id)
Institut Akuntan Publik Indonesia. 2013. Standar Audit 200 Tentang Tujuan Keseluruhan Audit
Independen dan Pelaksanaan Audit berdasarkan Standar Audit. Jakarta: IAPI (diakses dari
website IAPI: www.iapi.or.id)
Institut Akuntan Publik Indonesia. 2013. Standar Audit 315 Tentang Pengidentifikasian dan
Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian Material melalui Pemahaman atas Entitas dan
Lingkungannya. Jakarta: IAPI (diakses dari website IAPI: www.iapi.or.id)
Institut Akuntan Publik Indonesia. 2013. Standar Audit 320 Tentang Materialitas dalam Tahap
Perencanaan dan Pelaksanaan Audit. Jakarta: IAPI (diakses dari website IAPI:
www.iapi.or.id)
Institut Akuntan Publik Indonesia. 2013. Standar Audit 505 Konfirmasi Eksternal. Jakarta: IAPI
(diakses dari website IAPI: www.iapi.or.id)
Institut Akuntan Publik Indonesia. 2013. Standar Audit 520 Tentang Prosedur Analitis. Jakarta:
IAPI (diakses dari website IAPI: www.iapi.or.id)
Institut Akuntan Publik Indonesia. 2013. Standar Audit 530 Tentang Sampling Audit. Jakarta: IAPI
(diakses dari website IAPI: www.iapi.or.id)
Institut Akuntan Publik Indonesia. 2013. Standar Audit 700 Tentang Perumusan Suatu Opini dan
Pelaporan atas Laporan Keuangan. Jakarta: IAPI (diakses dari website IAPI:
www.iapi.or.id)

Anda mungkin juga menyukai