Anda di halaman 1dari 6

ISSN: 2088-8201

PERENCANAAN TAMAN KOTA SEBAGAI SALAH SATU ATRIBUT


KOTA HIJAU DI KECAMATAN GEDEBAGE, BANDUNG

1 2 3 4
Anendawaty Roito Sagala , Adityas Prasetyo , Dwi Abdul Syakur , Nur Rahmah Amania ,
5 6 7
Daisy Radnawati , Ray March Syahadat , Priambudi Trie Putra
Program Studi Arsitektur Lanskap, Institut Sains dan Teknologi Nasional
1
Email: anendasagala@gmail.com
2
adityasprasetyo378@yahoo.com
3
dwisakur96@gmail.com
4
nurrahmah.amania@gmail.com
5
daisy.arl@istn.ac.id
6
ray.arl@istn.ac.id
7
pram.arl@istn.ac.id

ABSTRAK

Keberadaan ruang terbuka merupakan unsur penting yang dapat menjaga keberlanjutan ekologi
suatu kota. Kota cenderung menghabiskan ruang-ruang terbuka yang ada untuk pemenuhan
aspek ekonomi sehingga lanskap perkotaan bersifat sangat dinamis. Kecamatan Gedebage di
Kota Bandung merupakan kawasan yang dipersiapkan menjadi pusat pemerintahan Kota
Bandung. Hal ini telah tertuang di dalam master plan Kecamatan Gedebage. Tujuan penelitian ini
adalah merencanakan Taman Kota Gedebage sebagai ruang terbuka hijau menggunakan delapan
atribut kota hijau. Metode penelitian yang dilakukan yaitu studi pustaka primer dan sekunder.
Taman Gedebage direncanakan berdasaran delapan atribut kota hijau yaitu green planning dan
green design, green community, green open space, green building, green energy, green
transportation, green water, dan green waste.
Kata Kunci : Atribut kota hijau; ekologi; dinamis; keberlanjutan; lanskap perkotaan; ruang
terbuka hijau.

1. PENDAHULUAN tematik. Jumlah total keseluruhan taman di


Kota Bandung menurut Badan Pusat Statistik
Kota dapat diartikan sebagai sebuah (BPS) Bandung adalah 613 taman. Meskipun
ruang yang bersifat kompleks, cenderung terdapat banyak taman di Kota Bandung,
dinamis serta menekankan pada aspek bukan berarti penyediaan taman di kota
ekonomi [1]. Hal ini menyebabkan wilayah Bandung telah tercukupi. Menurut penelitian
perkotaan mengalami pembangunan yang sebelumnya yang dilakukan oleh Rahmy et
sangat cepat. Pembangunan kawasan al. (2012) dijelaskan bahwa masalah utama
perkotaan secara fisik cenderung yang mendasari kajian ini adalah belum
menghabiskan ruang-ruang terbuka dan terpenuhinya kebutuhan ruang terbuka hijau
menjadikannya area terbangun (Rahmy et al. Kota Bandung secara umum, dan khususnya
2012). Maka dari itu dibutuhkan tata guna pada lokasi studi. Proporsi ruang terbuka
lahan yang baik sebagai pembatas antara hijau Kota Bandung saat ini belum memenuhi
kebutuhan ruang terbangun dengan standar kebijakan tata ruang berdasarkan
kebutuhan ruang terbuka. UU No.26 Tahun 2007 tentang Penataan
Kota Bandung sebagai kota yang Ruang, yaitu 30% dari total luas wilayah
mengusung konsep kota hijau merupakan perkotaan. Untuk lokasi studi artikel ini yang
kota yang memiliki banyak Ruang Terbuka berlokasi di Kecamatan Gedebage,
Hijau (RTH) berupa taman-taman kota dan Bandung, telah terdapat rencana

Anendawaty Roito Sagala, Perencanaan Taman Kota 85


sebagai Salah Satu Atribut Kota Hijau Di Kecamatan Gedebage, Bandung
Jurnal Arsitektur, Bangunan, & Lingkungan | Vol.6 No.3 Juni 2017 : 85 - 90

pembangunan yang tertuang di dalam diharapkan dapat merepresentasikan


master plan Gedebage. Gedebage telah delapan atribut kota hijau sebagai konsep
dipersiapkan menjadi kawasan perkantoran utama dalam desain. Selain
dan pemerintahan Kota Bandung. Tujuan merepresentasikan atribut kota hijau, taman
dari artikel ini adalah merencanakan Taman juga mempunyai konsep dan nilai edukasi.
Kota Gedebage di Kota Bandung. Berikut akan dijelaskan berdasarkan masing-
Perencanaan taman kota di Kecamatan masing atribut kota hijau hingga ke siteplan
Gedebagesangat diperlukan guna Taman kota Gedebage, Bandung.
membatasi pembangunan fisik di Kecamatan
Gedebage sehingga konsep kota hijau yang 3.1 Green Planning & Green Design
diusung oleh pemerintah Kota Bandung Di dalam atribut green planning dan
dapat terwujud dengan baik. green design,pendekatan dilakukan dengan
penerapan dalam membuat desain taman
2. METODOLOGI kota. Desain yang diusulkan yaitu berupa
peneraan konsep taman kota yang terdiri dari
Metode pengumpulan data 80% hijauan yang minim pemeliharaan(low
menggunakan studi pustaka baik pustaka maintenance). Konsep minim pemeliharaan
primer maupun sekunder. Untuk memvalidasi diwujudkan dalam pemilihan bahan yang
informasi dari keragaman pustaka yang mudah perawatan, mudah ditemukan(bahan
diperoleh maka pustaka yang dipilih lima lokal), tidak mudah rusak, serta
tahun terakhir dan diutamakan menggunakan menggunakan energi yang terbaharukan
pustaka hasil dari penelitian (Putra et al., yaitu mengggunakan tenaga surya. Untuk
2016). Data sekunder yang digunakan antara konstruksi bangunan pada taman diusulkan
lain data kependudukan yang diperoleh dari untuk menggunakan bahan-bahan konstruksi
Badan Pusat Statistik (BPS) Bandung.Peta yang ramah lingkungan. Manfaat dari
citra diperoleh dari Google Earth tahun 2016. pendekatan ini adalah terciptanya suatu
Data dianalisis secara deskriptif dan spasial planning serta design yang mengutamakan
merujuk kepada Syahadat et al. (2016). keseimbangan alam dan nilai ekologis,
Perhitungan persentase tutupan lahan dalam hal ini merujuk kepada terciptanya
menggunakan software AutoCAD 2016. perencanaan yang sehat, mengurangi
Ilustrasi desain yang akan diusulkan dampak negatif bagi lingkungan sekitar serta
menggunakan software AutoCAD 2016, dapat berkelanjutan.
SketchUp 16, Adobe Photoshop CC 2016.
3.2 Green Community
3. PEMBAHASAN Peran aktif masyarakat atau komunitas
Perencanaan taman di Kecamatan serta institusi swasta sangat diperlukan guna
Gedebage, Bandung, merupakan salah satu menciptakan kota hijau sebagai pendukung
rencana yang mendukung master plan atributgreen community. Dalam studi ini,
Kecamatan Gedebage. Taman kota taman akan dilengkapi dengan atribut green
merupakan salah satu atribut dari kota community. Wujud dari penerapan konsep
hijau.Konsep kota hijau di Indonesia berupa dibuatnya ruang yang dapat
dirumuskan dalam Program Pengembangan digunakan masyarakat dan komunitas
Kota Hijau (P2KH) (Ratnasari et al. (2015). sebagai tempat mereka berkumpul. Ruang
Menurut Kementerian Pekerjaan Umum ini diusulkan akan menampung berbagai
(2011), Program Pengembangan Kota Hijau aktifitas dan dirancang ramah untuk semua
(P2KH) merupakan salah satu langkah orang, kalangan, umur dan kepentingan.
pemerintah pusat bersama dengan Untuk mendukung konsep green community
pemerintah provinsi dan pemerintah tersebut, digunakan beberapa komponen
kota/kabupaten dalam memenuhi ketetapan pendukung aktivitas berupa plaza, lawn,
Undang-undang Penataan Ruang terkait amphitheater, dan lapangan.
pemenuhan luas RTH perkotaan. P2KH
merumuskan delapan atribut kota hijau yaitu 3.3 Green Open Space
green planning dan green design, green Berdasarkan UU No.26 Tahun 2007
community, green open space, green tentang Penataan Ruang, proporsi minimal
building, green energy, green transportation, RTH kota adalah 30% dari total luas wilayah
green water, dan green waste.Delapan perkotaan. Menurut BPS Kota Bandung, luas
atribut kota hijau tersebutmenjadi landasan RTH di Kota Bandung saat inibaru mencapai
2
untuk mendesain Taman Kota Gedebage. 2.030,76 m . Jumlah tersebut hanya 12%
Taman Kota Gedebage ini nantinya dari total keseluruhan luas Kota Bandung

Anendawaty Roito Sagala, Perencanaan Taman Kota 86


sebagai Salah Satu Atribut Kota Hijau Di Kecamatan Gedebage, Bandung
ISSN: 2088-8201

2
yaitu 167,31 km . Maka kota Bandung masih hijau. Untuk menunjang hal tersebut, maka
kekurangan RTH sebesar 18% dari total bangunan yang ada di taman akan dibuat
keseluruhan luasan Kota Bandung. Luas dengan finishing yang ramah lingkungan
Taman Kota Gedebageseluruhnya adalah seperti pemberian tanaman rambat di dinding
2
220.000 m dengan wilayah terbangun bangunan sebagai elemen penurun suhu
2 2
22.040 m dan wilayah terbuka 197.960 m . bangunan, pemberian finishing bangunan
Maka persentase wilayah terbangun Taman dengan bahan batu alam, penggunaan
Kota Gedebage sebesar 10,4% dengan bangunan yang tidak merusak tanah seperti
wilayah terbuka sebesar 89.6%.Perencanaan model rumah panggung, serta
taman kota ini dapatmenambah kuantitas meminimalisasi jumlah bangunan sehingga
RTH di Kota Bandung sehingga dapat sesuai lebih banyak ruang terbuka pada tapak.
standar yaitu 30% dari luasan wilayah Selain itu untuk perkerasan dalam taman
keseluruhan. akan menggunakan grassblock. Penggunaan
grass block akan meningkatkan kapasitas
3.4 Green Building tanah dalam menyerap air hujan serta
Pendekatan atribut green building menyediakan ruang untuk pertumbuhan
akan dilakukan dengan upaya tanaman penutup tanah. Konsep image
pengembangan bangunan hemat energi dan untuk atribut green building disajikan pada
ramah lingkungan. Upaya ini akan dilakukan Gambar 1.
melalui penerapan prinsip bangunan gedung

Gambar 1. Konsep image untuk atribut green building (a) finishing dinding dengan tanaman
rambat; (b) dan (c) finishing dinding batu alam; (d) grass block untuk area perkerasan

3.5 Green Energy


Penerapan atribut green energy pada
tapak berupa pemanfaatan energi terbarukan
yang tersedia pada tapak seperti sinar
matahari. Aplikasi dari pemanfaatan sumber
energi terbarukan dapat berupa lampu
Gambar 2. Konsep image untuk lampu
penerangan jalan yang diberi panel surya
jalan dengan panel surya (sumber:
sehingga setiap lampu memiliki energi
www.energisurya.com)
sendiri (Gambar 2).

Anendawaty Roito Sagala, Perencanaan Taman Kota 87


sebagai Salah Satu Atribut Kota Hijau Di Kecamatan Gedebage, Bandung
Jurnal Arsitektur, Bangunan, & Lingkungan | Vol.6 No.3 Juni 2017 : 85 - 90

3.6 Green Transportation memasuki wilayah entrance pada tapak.


Dalam pendekatan green Sedangkan untuk memasuki tapak
transportation, akan dibuat sistem disediakan kendaraan ramah lingkungan
transportasi pada tapak yang ramah berupa sepeda yang dapat mengakses
lingkungan. Hal ini mengacu pada konsep keseluruhan tapakserta penyediaan areal
mengembangkan transportasi berkelanjutan parkir sepeda di beberapa titik pada tapak.
yang berprinsip pada pengurangan dampak Selain sepeda, pengguna tapak juga dapat
negatif terhadap lingkungan. Atribut ini akan mengakses keseluruhan tapak dengan
diaplikasikan dalam pemilihan jenis berjalan kaki. Ilustrasi untuk atribut ini
kendaraan yang dapat memasuki tapak. disajikan dalam Gambar 3.
Untuk kendaraan bermotor hanya akan

Gambar 3. Konsep image untuk atribut green transportation (a) pakir sepeda; (b) jalur sepeda layang;
(c) arena bukit sepeda

3.7 Green Water jumlah besar sehingga cadangan air tanah


Pendekatan green water akan lebih dapat terjaga dengan baik.Untuk danau akan
difokuskan kepada efisiensi pemanfaatan diberikan berbagai vegetasi air untuk
sumber daya air untuk keberlangsungan menambah nilai estetis dan ekologis dari
hidup dengan memaksimalkan penyerapan danau buatan tersebut. Vegetasi pada danau
air, mengurangi limpasan air, dan efisiensi akan menciptakan ekosistem danau baru
pemakaian air. Penerapan dari pendekatan sehingga tidak hanya sebagai retensi air,
tersebut berupa pengadaan bioporiuntuk tetapi juga menjadi tempat berbagai satwa
meningkatkan area resapan air, pengadaan hidup. Pemilihan vegetasi yang mampu
danau sebagai retensi air, dan pemilihan menyerap banyak air dijelaskan pada Tabel l.
vegetasi yang mampu menyerap air dalam

Tabel 1. Pemilihan vegetasi berdasarkan fungsi ekologis

Fungsi Jenis
vegetasi
Pencegah erosi dan air tanah
Penyimpan air tanah

Penjaga iklim mikro


Ruang hidup satwa

Kelembapan udara

Menyerap polutan
Peredam bising

Pemecah angin

Penutup tanah
Perdu/semak
Peneduh

Estetika

Nama lokal
Barrier

Pohon

√ √ √ √ √ √ √ √ √ Akasia √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Mahoni √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ Cemara √
√ √ √ √ √ √ √ Flamboyan √

Anendawaty Roito Sagala, Perencanaan Taman Kota 88


sebagai Salah Satu Atribut Kota Hijau Di Kecamatan Gedebage, Bandung
ISSN: 2088-8201

Fungsi Jenis
vegetasi

Pencegah erosi dan air tanah


Penyimpan air tanah

Penjaga iklim mikro


Ruang hidup satwa

Kelembapan udara

Menyerap polutan
Peredam bising

Pemecah angin

Penutup tanah
Perdu/semak
Peneduh

Estetika
Nama lokal

Barrier

Pohon
√ √ √ √ √ √ √ √ Tanjung
√ √ √ √ Rumput gajah √
√ √ √ √ Sawo duren √
√ √ √ √ Rambutan √
√ √ √ Pucuk merah √
√ √ √ Ketapang kencana √

3.8 Green Waste mengembangkan bakat maupun ingin belajar


Pendekatan kepada green waste akan mengolah sampah dapat berkumpul pada
dilakukan dengan pemanfaatan limbah ruang tersebut. Upaya pengelolaan limbah
sampah pada tapak. Sebelum dimanfaatkan, sampah tersebut ditujukan untuk
limbah sampah telah dipisah berdasarkan menciptakan zero waste dengan
jenisnya. Tempat sampah yang akan menerapkan konsep 3R: reduce (mengurangi
direncakan pada tapak membedakan sampah), reuse (memberi nilai tambah bagi
sampah berdasarkan jenisnya yaitu plastik, sampah hasil proses daur ulang), danrecycle
kertas, kaleng dam botol, dan sampah (mendaur ulang sampah). Selain itu
umum. Limbah sampah yang dapat didaur penyediaan ruang untuk komunitas pengrajin
ulang akan dikumpulkan di tempat komunitas limbah sampah ini dapat berhubungan
pengrajin limbah sampah dan akan dijadikan dengan pendekatangreen community seperti
berbagai benda baru maupun sculpture yang telah disampaikan pada poin 3.2.
berbagai objek. Komunitas pengrajin ini akan Ilustrasi untuk atribut green waste disajikan
mempunyai ruang tersendiri pada tapak dalam Gambar 4.
sehingga masyarakat yang ingin

Gambar 4. Konsep image untuk (a) tempat sampah berdasarkan jenis sampah; dan (b)
sculpture dari sampah.

Berdasarkan delapan atribut untuk Taman Kota Gedebage, Bandung (Gambar


pendekatan dalam desain, dibuat siteplan 5).

Anendawaty Roito Sagala, Perencanaan Taman Kota 89


sebagai Salah Satu Atribut Kota Hijau Di Kecamatan Gedebage, Bandung
Jurnal Arsitektur, Bangunan, & Lingkungan | Vol.6 No.3 Juni 2017 : 85 - 90

Legenda:
1. area hijau 6. parkiran 11. area skateboard
2. danau retensi 7. plaza 12. jalur sepeda layang
3. amphiteater 8. pusat informasi dan gedung pengelola 13. Gelora Bandung Lautan Api
4. area sepeda 9. lawn 14. jalur pejalan kaki
5. area pengelolaan sampah 10. jalur jalan kendaraan pengelola

Gambar 5. Siteplan Taman Kota Gedebage, Bandung

4. KESIMPULAN Studi Kasus di Wilayah Tegallega, Bandung”.


Taman kota sebagai bagian dari RTH Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia. 1 (1), 27-
kota memiliki peran penting dalam menjaga 38.
keberlanjutan ruang terbuka sebuah kota. [3] Badan Pusat Statistik Kota Bandung.
Keberadaan taman kota telah diatur dalam Bandung Dalam Angka Tahun 2009
peraturan pemerintah melalui Program [4] Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1
Pengembangan Kota Hijau (P2KH). Delapan Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Terbuka
atribut penting kota hijau yaitu green Hijau Kawasan Perkotaan.
planning dan green design, green
[5] Putra, P.T. dkk. 2016. “Potensi dan
community, green open space, green
Permasalahan Lanskap Pulau Osi sebagai
building, green energy, green transportation,
Objek Wisata Unggulan di Kabupaten Seram
green water, dan green waste. Perencanaan Bagian Barat, Provinsi Maluku”. Prosiding
Taman Kota Gedebage, Bandung, dibuat Temu Ilmiah IPLBI 2016. 85-88
berdasarkan delapan atribut penting kota
hijau. Keberadaan Taman Kota Gedebage [6] Syahadat, R.M. dkk. 2016. “Mengembalikan
Mata Air Umbulan, Menyelamatkan Sense
diharapkan dapat memenuhi standar
Masyarakat Lokal”. Prosiding Temu Ilmiah
proporsi RTH Kota Bandung.
IPLBI 2016. 55-58.
5. DAFTAR PUSTAKA [7] Ratnasari, A. dkk. 2015. “Perencanaan Kota
[1] Mulyandari, H. 2011. Pengantar Arsitektur Hijau Yogyakarta Berdasarkan Penggunaan
Kota. Yogyakarta Penerbit Andi. Lahan dan Kecukupan RTH”. Jurnal Tata Loka.
17 (4), 196-208.
[2] Rahmy, W.A. dkk. 2012. “Kebutuhan Ruang
Terbuka Hijau Kota Pada Kawasan Padat,

Anendawaty Roito Sagala, Perencanaan Taman Kota 90


sebagai Salah Satu Atribut Kota Hijau Di Kecamatan Gedebage, Bandung

Anda mungkin juga menyukai