SENYAWA KOMPLEKS
OLEH:
NI LUH INA HANDARIANI
NIM. 1613031006
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang
Maha Esa), karena atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Senyawa Kompleks” tepat pada waktunya.
Dalam menyesaikan makalah ini penulis banyak menemui kesulitan, salah satu
penyebabnya adalah kurangnya pengetahuan yang penulis miliki. Namun berkat bimbingan
dan dukungan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu,
meskipun masih banyak terdapat kekurangan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna. Untuk itu, kritik dan
saran yang bersifat membangun penulis harapkan dari pembaca sehingga makalah ini menjadi
lebih sempurna dan dapat bermanfaat.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Cover .......................................................................................................................... i
Kata Pengantar .......................................................................................................... ii
Daftar Isi .................................................................................................................... iii
BAB I Pendahuluan .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 1
1.3 Tujuan ............................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ............................................................................................................. 2
BAB II Pembahasan .................................................................................................. 3
2.1 Definisi Senyawa Kompleks ............................................................................ 3
2.2 Karakteristik Ion Kompleks ............................................................................. 3
2.3 Tata Nama Senyawa Kompleks ........................................................................ 5
2.4 Isomerisasi dalam Senyawa Kompleks ............................................................ 6
BAB III Penutup ....................................................................................................... 9
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 9
3.2 Saran ................................................................................................................. 9
Daftar Pustaka ............................................................................................................. 11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Senyawa kompleks merupakan senyawa yang terbentuk dari ion logam yang
berikatan dengan ligan secara kovalen koordinasi. Ikatan koordinasi merupakan ikatan
kovalen dimana ligan memberikan sepasang elektronnya pada ion logam untuk berikatan.
Ikatan ini terjadi ketika ion logam menyediakan orbital kosong bagi pasangan elektron
ligan untuk berkoordinasi.
Dalam pelaksanaan analisis anorganik kualitatif, banyak digunakan reaksi-reaksi
yang menghasilkan pembentukan kompleks. Suatu ion (atau molekul) kompleks terdiri
dari satu atom (ion) pusat dan sejumlah ligan yang terikat erat dengan atom (ion) pusat
itu. Jumlah relatif komponen-komponen ini dalam kompleks yang stabil nampak
mengikuti stoikiometri yang sangat tertentu, meskipun tidak dapat ditafsirkan dalam
lingkup konsep valensi yang klasik. Atom pusat ini ditandai oleh bilangan koordinasi
adalah 6 (Seperti dalam kasus Fe2+, Fe3+, Zn2+, Cr3+, Co3+, Cd3+), kadang-kadang 4 (Cu2+,
Cu+, Pt2+), tetapi bilangan-bilangan 2(Ag+) dan 8 (beberapa ion dari golongan platinum)
juga terdapat.
Senyawa yang tersusun atas satu atom pusat, biasanya logam atau kelompok atom
seperti VO, VO2, dan TiO yang dikelilingi oleh sejumlah anion atau molekul disebut
senyawa kompleks. Anion atau molekul netral yang mengelilingi atom pusat atau
kelompok atom itu disebut ligan. Jika ditinjau dari sistem asam-basa lewis, atom pusat
atau kelompok atom dalam senyawa kompleks tersebut bertindak sebagai asam Lewis,
sedangkan linggannya bertindak sebagai basa Lewis. Ikatan yang terjadi antara ligan dan
atom pusat merupakan ikatan kovalen koordinasi sehingga senyawa kompleks disebut
juga senyawa koordinasi. Jumlah ligan yang mengelilingi atom pusat menyatakan
bilangan koordinasi. Jumlah muatan kompleks ditentukan dari penjumlahan muatan ion
pusat dan jumlah muatan yang membentuk kompleks.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis membuat makalah ini agar pembaca
mengetahui tentang senyawa kompleks.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan senyawa kompleks?
2. Apa yang dimaksud dengan ion kompleks?
3. Bagaimana aturan tata nama dalam senyawa kompleks?
4. Bagaimana isomerisasi dalam senyawa kompleks?
1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari senyawa kompleks.
2. Untuk mengetahui karakteristik dari ion kompleks.
3. Untuk mengetahui aturan dalam tata nama senyawa kompleks.
4. Untuk mengetahui isomerisasi dalam senyawa kompleks.
1.4 Manfaat
Umum
Sebagai sumber informasi mengenai senyawa kompleks.
Mahasiswa
Sebagai kajian pustaka pada materi meteri senyawa kompleks, tentang:
Definisi senyawa kompleks
Karakteristik ion kompleks
Tata nama senyawa kompleks
Isomerisasi dalam senyawa kompleks
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Senyawa Kompleks
Senyawa kompleks adalah senyawa yang mengandung paling tidak satu ion
kompleks. Ion kompleks terdiri dari satu atom pusat (central metal cation) berupa logam
transisi ataupun logam pada golongan utama, yang mengikat anion atau molekul netral
yang disebut ligan (ligands). Agar senyawa kompleks dapat bermuatan netral, maka ion
kompleks dari senyawa tersebut, akan bergabung dengan ion lain yang disebut counter
ion. Jika ion kompleks bermu-atan positif, maka counter ion pasti akan bermuatan
negative dan sebaliknya.
3
B. Geometri
Bentuk (geometri) dari ion kompleks tergantung pada bilangan koordinasi dan
ion logam itu sendiri. Gambar 2 dibawah ini memperlihatkan bahwa geometri ion
kompleks tergantung pada bilangan koordinasinya 2, 4, dan 6, dengan be-berapa
contohnya. Sebuah ion kom-pleks yang mana ion logamnya memiliki bilangan
koordinasi 2, seperti [Ag(NH3)2]+, memiliki bentuk yang linier.
4
2.3 Tata Nama Senyawa Kompleks
Berikut ini merupakan cara penamaan dalam senyawa kompleks.
1) Kation ditulis terlebih dahulu kemudian anion. Contohnya, dalam penamaan
[Co(NH3)4Cl2]Cl, kita menamakan kation [Co(NH3)4Cl2]+ dahulu sebelum anion
Cl-, sehingga namanya tetraamindiklorokobalt(III) klorida.
2) Dalam ion kompleks, ligan harus diberi nama terlebih dahulu menurut urutan
abjad, sebelum ion logamnya. Contohnya dalam ion [Co(NH3)4Cl2]+, 4 ligan NH3
dan 2 ligan Cl- diberi nama dahulu sebelum ion logamnya, seperti penamaan pada
contoh pertama.
3) Aturan berikut ini menunjukkan pemberian nama ligan.
a. Ligannya disebutkan pertama kali dan atom pusat disebutkan belakangan.
b. Ligannya dinamai dalam urutan abjad sesuai nama pusat.
c. Ligan netral diberikan nama sama dengan molekulnya, seperti H2O (aqua) dan
NH3 (amina) yang memiliki nama spesial.
5
4) Untuk ion kation kompleks atau senyawa nonionik, atom pusatnya diberikan
nama aslinya, lalu diikuti dengan biloksnya dalam bilangan Romawi yang diberi
tanda kurung. Contohnya, [Cr(H2O)5Cl]2+ dinamai ion pentaaquaklorokromium
(III) dan [Cr(NH3)3Cl3] dinamai triamintriklorokromium (III).
5) Untuk ion anion kompleks, akhiran –at ditambahkan di nama atom pusat, diikuti
dengan biloksnya dalam bilangan Romawi yang diberi tanda kurung. Contohnya,
[Cr(CN)6]3- dinamai ion heksasianokromat(III).
6
2) Isomer Rantai
Isomer rantai, terjadi ketika susunan dari ion kompleks tetap sama namun
terikat pada ligan dengan atom penyumbang (donor atom) yang berbeda.
Beberapa ligan dapat berikatan dengan ion logam dengan 2 atom penyumbang
(donor atom). Contohnya ion nitrit dapat berikatan dengan pasangan atom N
tunggal (nitro, O2N:) atau dengan atom O (nitrito, ONO:) sehingga membentuk
isomer rantai. [Co(NH3)5(NO2)]Cl2 dan [Co(NH3)5(ONO)]Cl2.
7
banyak isomer optik, hal ini dapat ditunjukkan dengan merotasikan satu
isomernya dan melihat apakah dapat saling tumpang tindih dengan isomer yang
lainnya (bayangannya).
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan diatas, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut.
1) Senyawa kompleks adalah senyawa yang mengandung paling tidak satu ion
kompleks. Ion kompleks terdiri dari satu atom pusat (central metal cation) berupa
logam transisi ataupun logam pada golongan utama, yang mengikat anion atau
molekul netral yang disebut ligan (ligands).
2) Ion kompleks dideskripsikan sebagai ion logam dan beberapa jenis ligan yang terikat
olehnya. Struktur dari ion kompleks tergantung dari 3 karakteristik, yaitu bilangan
koordinasi, geometri dan banyaknya atom penyumbang setiap ligan.
3) Tata cara penamaan senyawa kompleks adalah sebagai berikut.
a. Kation ditulis terlebih dahulu kemudian anion.
b. Dalam ion kompleks, ligan harus diberi nama terlebih dahulu menurut urutan
abjad, sebelum ion logamnya.
c. Penamaan dari ligan. Jika ligan tersebut merupakan anion, maka pada akhir kata
diberi imbuhan “o”. contohnya jika ligannya F- maka diberi nama fluoro. Jika
ligan berupa molekul netral, maka ada penamaan khusus yang harus diingat.
d. Untuk ion kation kompleks atau senyawa nonionik, atom pusatnya diberikan
nama aslinya, lalu diikuti dengan biloksnya dalam bilangan Romawi yang diberi
tanda kurung.
e. Untuk ion anion kompleks, akhiran –at ditambahkan di nama atom pusat, diikuti
dengan biloksnya dalam bilangan Romawi yang diberi tanda kurung.
4) Dalam senyawa kompleks, terdapat dua jenis isomer yaitu isomer struktur dan
isomer ruang (stereoisomer). Dua senyawa yang memiliki rumus kimia yang sama,
tetapi dihubungkan dengan atom yang berbeda disebut isomer struktur. Senyawa
kompleks memiliki dua jenis isomer struktur yakni isomer koordinasi(posisi) dan
isomer rantai. Isomer ruang (stereoisomers) adalah senyawa yang memiliki ikatan
antar atom yang sama tetapi letaknya berbeda dalam dimensi ruang. Isomer ruang
dibagi menjadi 2 jenis, yaitu isomer geometri dan isomer optik.
3.2 Saran
Setelah memahami materi senyawa kompleks, diharapkan pembaca agar lebih
banyak membaca referensi terkait. Dalam materi diatas telah disinggung definisi
9
senyawa kompleks, karakteristik ion kompleks, tata nama senyawa kompleks, dan isomer
dalam senyawa kompleks. Harapan penulis semoga materi yang telah dipaparkan mampu
menambah wawasan mengenai senyawa kompleks. Saran penulis yaitu ilmu yang telah
diperoleh bisa diterapkan dengan baik dalam kehidupan sehari-hari.
10
DAFTAR PUSTAKA
Brady, J. E., Russell, J. W., and Holum, J. R. 2000. Chemistry Matter and Its Change,3rdEd.
New York: Jhon Wiley & Sons, Inc.
Cotton, F. A., Wilkinson, G., and Gaus, P. L. 1995. Basic Inorganic Chemistry. Third
Edition. New York: John Wiley & Son.
Effendi. 1998. Kimia Koordinasi. Malang: FMIPA IKIP Malang
Sugiyarto, K.H. 2000. Kimia Anorganik, Dasar-Dasar Kimia Anorganik. Yogyakarta:
FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta.
Svehla, G. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Kolgam
Media Pustaka. Jakarta.
11