Anda di halaman 1dari 10

Amalia dan Triyono.

Amerta Nutr (2018) 382-391 382


DOI: 10.2473/amnt.v2i4.2018.382-391

RESEARCH STUDY Open Access

Asupan Vitamin A, C, E, Dan IMT (Indeks Massa Tubuh) Pada Lansia Hipertensi
dan Non Hipertensi Di Puskesmas Banyu Urip, Surabaya

Dietary Intake of Vitamin A, C, E, and Body Mass Index (BMI) Among Ederly
with Hypertension and Non Hypertension at Puskesmas Banyu Urip, Surabaya
Intan Putri Risky Amalia*, Erwin Astha Triyono1

ABSTRAK

Latar Belakang: Hipertensi merupakan penyakit tidak menular dan mudah ditemui pada usia lansia.
Asupan makanan memegang peranan penting dalam mencegah dan penatalaksanaan hipertensi.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara asupan vitamin A, C, E dan IMT
dengan hipertensi pada lansia di Puskesmas Banyu Urip Surabaya.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode observasional dengan desain case control. Sampel
penelitian ini dihitung sesuai dengan rumus Lemeshow yakni sebesar 32 responden (total kelompok
kasus dan kontrol). Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli hingga bulan Agustus 2018. Analisis
statistik yang digunakan uji Chi Square.
Hasil: Sebagian besar responden berusia 66-70 tahun, berjenis kelamin wanita (87,5%), riwayat
pendidikan terakir SD sederajat (37,5%), dan berkerja sebagai ibu rumah tangga (71,9%). Tingkat
kecukupan vitamin A sebagian besar baik (96,9%). Tingkat kecukupan vitamin C sebagian besar
kurang (87,5%). Tingkat kecukupan vitamin E kurang (100%). IMT sebagian besar responden normal
(59,4%). Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara asupan vitamin C dengan hipertensi
(OR=3,462; 95% CI=0,32-37,473; p=0,300) dan tidak terdapat hubungan yang signifikan IMT dengan
hipertensi (OR=0,455; 95% CI=0,18-1,921; p=0,236). Rata-rata asupan vitamin A pada responden
hipertensi sebesar 1301,02 ±407,84 ug dan pada tekanan darah normal 1968,03 ±956,67 ug. Rata-
rata asupan vitamin E pada responden hipertensi sebesar 3,06 ±1,2 mg dan pada tekanan darah
normal sebesar 3,34 ±1,23 mg.
Kesimpulan: Asupan vitamin C dan IMT tidak berhubungan signifikan dengan kejadian hipertensi.
Rata-rata asupan vitamin A, C, dan E lebih besar pada responden kelompok tekanan darah normal.

Kata kunci: asupan vitamin A, vitamin C, vitamin E, Indeks Massa Tubuh, hipertensi

ABSTRACT

Background: Hypertension is a non-comunicable disease that easy found in ederly. Dietary intake had
an important role as prevent and manage hypertension.
Objectives: The objective of this study was to invistigate correlation of dietary intake of vitamins A, C,
E and Body Mass Index (BMI) with hypertension among ederly at Puskesmas Banyu Urip Surabaya.
Methods: This study was observational that uses case-control desain. Samples calculated according
Lemeshow formula amount of 32 respondent (total case and control). This study was held in July until
August 2018. Statistical analysis use Chi Square.
Results: The result showed that most of subjects were 66-70 years old, woman (87.5%), who had
education history primary school (37.5%), and work as house wife (71.9%). Most of subject had
adequate vitamin A (96.9%), inadequate vitamin C (87.5%) and inadequate vitamin E (100%). BMI

©2018. Amalia dan Triyono. Open access under CC BY – SA license.


Received: 04-9-2018, Accepted: 12-11-2018, Published online: 01-12-2018
doi: 10.20473/amnt.v2.i4.2018.382-391
Amalia dan Triyono. Amerta Nutr (2018) 382-391 383
DOI: 10.2473/amnt.v2i4.2018.382-391

most subject was normal (59.4%). This study demostrated that there was no significant correlation
between vitamin C intake and hypertension (OR=3.462; 95% CI=0.32-37.473; p=0.300), and no
significant correlation between BMI and hypertension (OR=0.455; 95% CI=0.18-1.921; p=0.236).
Averange intake of vitamin A in respondent hypertension was 1301.02±407.84 ug and 1968.03
±407.84 ug in respondent with normo tension. Averange intake of vitamin E in respondent
hypertension was 3.06 ±1.2 mg and 3.34 ±1.23 mg in respondent with normo tension.
Conclusions: There was no significant correlation between dietary intake vitamin C and BMI with
hypertension. Averange intake of vitamin A, C, and E was better in respondent with normo tension.

Keywords: dietary intake of vItamin A, vitamin C, vitamin E, Body Mass Index, hypertension.

*Koresponden:
amaliaintan.ai@gmail.com
1
Defisi Penyakit Tropik-Infeksi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam,
RSUD Dr. Soetomo

PENDAHULUAN dalam mencegah hipertensi dan dapat


dilakukan sebagai penatalaksanaan hipertensi.
Hipertensi merupakan penyakit tidak Pencegahannya dengan mengurangi asupan
menular yang lebih sering ditemui pada makanan yang mengandung natrium dan
kelompok usia lansia. Lansia merupakan mengurangi konsumsi kafein. Sedangkan,
golongan usia dengan prevalensi hipertensi penatalaksanaan hipertensi dari segi asupan
tertinggi. Hipertensi mudah ditemui pada usia dapat dilakukan dengan mengadopsi pola
lansia karena pada lansia terjadi beberapa makan DASH (Dietary Approach to Stop
perubahan fisiologis contohnya menurunnya Hypertension).
elastisitas pembuluh darah, berkurangnya Dalam diet DASH terdapat anjuran
respon baroreseptor, dan meningkatnya untuk mengurangi konsumsi makanan yang
resistensi pembuluh darah perifer. Prevalensi mengandung lemak jenuh, total lemak,
hipertensi pada lansia usia 55-63 tahun kolestrol, mengurangi konsumsi daging,
sebesar 45,9%; usia 65-74 tahun 57,6%; dan pemanis dan gula. Selain itu, terdapat pula
usia 75 tahun 63,8%.1 Jika hipertensi tidak anjuran meningkatkan konsumsi sayur, buah,
segera dideteksi dan ditangani sedini susu rendah lemak dan juga termasuk
mungkin, hipertensi dapat menjadi penyebab mengkonsumsi biji-bijian, ikan, hewan ternak,
munculnya penyakit lain contohnya jantung, dan kacang-kacangan.6 Makanan yang
stroke, dan ginjal.2 Hipertensi menjadi disarankan dalam DASH kaya akan
penyebab 12,8% kematian di dunia.3 magnesium, kalium, kalsium, dan serat yang
Hipertensi dapat dicegah dan ditangani berhubungan dengan menurunnya tekanan
dengan adanya pelayanan bagi penderita darah.5 Penyajian sayuran dan buah-buahan
hipertensi. Penanganan hipertensi pada dalam sehari yang disarankan oleh DASH
negara maju dilakukan dengan adanya mencapai 4-5 kali penyajian. Dalam sayuran
kebijakan mengurangi penggunaan garam dan buah-buahan terkandung vitamin,
pada makanan yang diproses.4 Di Indonesia, mineral, dan serat.
lebih dikenal dengan gerakan G4G1L5 (Gula 4 Vitamin yang terkandung dalam sayuran
sendok Garam 1 sendok dan Lemak atau cukup beragam diantaranya terdapat vitamin
Minyak 5 sendok). Hipertensi dapat dicegah A, B, C, E, dan K. Dari berbagai vitamin
dengan melakukan modifikasi diet dan tersebut vitamin A, C, dan E merupakan
perubahan gaya hidup contohnya menjaga vitamin yang dapat berperan sebagai
berat badan normal, beraktivitas fisik secara antioksidan. Antioksidan merupakan senyawa
teratur, mengurangi konsumsi alkohol, yang memiliki kemampuan untuk
menghindari kebiasaan merokok, dan mendonorkan elektron dan bermanfaat dalam
mengendalikan stres.4,5 Asupan makanan atau menghambat proses oksidasi. Antioksidan
modifikasi diet memegang peranan penting dapat mencegah dan menurunkan tingkat

©2018. Amalia dan Triyono. Open access under CC BY – SA license.


Received: 04-9-2018, Accepted: 12-11-2018, Published online: 01-12-2018
doi: 10.20473/amnt.v2.i4.2018.382-391
Amalia dan Triyono. Amerta Nutr (2018) 382-391 384
DOI: 10.2473/amnt.v2i4.2018.382-391

stres oksidatif terutama pada endotel karena vitamin A, C, E dan IMT dengan hipertensi
antioksidan dapat merangsang produksi nitrit masih terbatas dan belum banyak dilakukan.
okside.7,8 Nitrit okside yang dihasilkan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
berperan dalam vasodilatasi. Asupan vitamin hubungan antara asupan vitamin A, C, E dan
A, C, E yang rendah dapat menyebabkan IMT dengan hipertensi pada lansia di
menurunnya produksi nitrite okside sehingga Puskesmas Banyu Urip Surabaya.
dapat berpengaruh terhadap menurunnya
kemampuan vasodilatasi.9 Selain itu, jika kadar METODE
antioksidan tidak lebih besar dari radikal
bebas maka kolestrol dan lemak yang ada di Penelitian ini merupakan jenis
pembuluh darah akan mudah mengalami penelitian observasional dengan desain kasus
oksidasi. Menurunnya kemampuan kontrol dan dilakukan di Posyandu lansia yang
vasodilatasi pembuluh darah dapat ada di wilayah kerja Puskesmas Banyu Urip
menyebabkan meningkatnya tahanan perifer Kelurahan Banyu Urip, Kecamatan Sawahan,
dan pada pembuluh darah ginjal Surabaya. Pengumpulan data dilakukan pada
menyebabkan penurunan glomerulus bulan Juli hingga Agustus 2018.
filtrasion rate (GFR) dan teraktivitasinya Populasi penelitian ini adalah lansia
sistem renin angiotensin.9 Hal tersebut dapat yang menerima PMT (Pemberian Makanan
menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Tambahan) di posyandu lansia yang ada di
Penelitian yang dilakukan oleh Regi (2017) puskesmas Banyu Urip yaitu sebanyak 1261
mengenai hubungan tingkat kecukupan orang. Sampel penelitian ini dihitung sesuai
vitamin A, C, E dan seng sebagai antioksidan dengan rumus Lemeshow yakni sebesar 32
dengan tekanan darah sistolik dan diastolik responden yang dipilih secara purposif dengan
pada ibu hamil di puskesmas Bangetayu rincian 16 orang hipertensi (kelompok kasus)
(Semarang) diperoleh adanya hubungan dan 16 orang memiliki tekanan darah normal
vitamin C dengan tekanan darah sistolik dan (kelompok normal).14 Bagi lansia yang
diastolik dan tidak ada hubungan antara bersedia menjadi responden akan diminta
vitamin A, E, dan seng dengan tekanan darah untuk menandangani informed consent.
sistolik dan diastolik.7 Variabel penelitian ini meliputi variabel bebas
Perubahan gaya hidup dan asupan dan variabel terikat. Variabel terikat penelitian
makanan dapat berpengaruh terhadap status ini adalah kejadian hipertensi. Variabel bebas
gizi. Status gizi merupakan salah satu dari penelitian ini adalah usia, jenis kelamin,
faktor risiko hipertensi.10 Kurangnya aktivitas pedidikan, pekerjaan, IMT, rata-rata asupan
fisik dan meningkatnya gaya hidup sedentary vitamin A, C, dan E.
serta maraknya makanan cepat saji yang Pengumpulan data dilakukan
mengandung tinggi kalori membuat menggunakan wawancara terstruktur
meningkatnya status gizi obesitas. Status gizi diantaranya terdapat kuisioner food recall,
obesitas dapat meningkatkan kemungkinan food record, pengukuran antropometri, dan
seseorang untuk mengalami hipertensi. Hasil pengukuran tekanan darah. Data usia, jenis
penelitian yang dilakukan oleh Manampiring kelamin, pendidikan, dan pekerjaan diperoleh
(2008) di Manado diperoleh adanya hubungan dari kuisioner wawancara. Data antropometri
antara status gizi pada penduduk usia 45 diperoleh melalui pengukuran tinggi badan
tahun keatas dengan tekanan darah.11 Faktor menggunakan microtoise dan pengukuran
risiko hipertensi meningkat 9 kali pada berat badan menggunakan timbangan digital
seseorang yang memiliki status gizi obesitas. 12 (merk GEA no. seri EB9360). Pengukuran berat
Lokasi penelitian ini di Puskesmas Banyu badan dan tinggi badan dilakukan oleh peneliti
Urip Surabaya. Lokasi tersebut dipilih karena dan enumerator. Sedangkan, data tekanan
puskesmas Banyu Urip memiliki prevalensi darah sistolik dan diastolik diperoleh dari
hipertensi tertinggi diantara puskesmas lain di pengukuran tekanan darah menggunakan
Surabaya yakni sebesar 60,5% pada tahun sphygnomanometer digital (merk Omron no.
2015.13 Penelitian ini perlu dilakukan karena seri hem 8712). Pengukuran tekanan darah
penelitian mengenai hubungan asupan dilakukan oleh petugas puskesmas Banyu

©2018. Amalia dan Triyono. Open access under CC BY – SA license.


Received: 04-9-2018, Accepted: 12-11-2018, Published online: 01-12-2018
doi: 10.20473/amnt.v2.i4.2018.382-391
Amalia dan Triyono. Amerta Nutr (2018) 382-391 385
DOI: 10.2473/amnt.v2i4.2018.382-391

Urip. Data asupan makanan diperoleh dari HASIL DAN PEMBAHASAN


food recall dilakukan sebanyak 6 x 24h yang
dilakukan baik pada hari kerja atau hari libur Berdasarkan tabel 1 diperoleh sebagian
dan food record sebanyak 1 x 24h. Food recall besar responden hipertensi berusia 66-70
dilakukan sebanyak 6 kali untuk menyesuaikan tahun (43,8%). Sedangkan, responden yang
reproducibility dari vitamin A dan vitamin A, C, memiliki tekanan darah sebagian besar
dan E.15 Reproducibility berfungsi dalam berusia 61-65 tahun (37,5%). Sebagian besar
ketelitiannya pada pengukuran eror, hasil responden adalah wanita (87,5% dan 87,5%).
tidak menentu dari variasi hari, dan Pendidikan terakhir responden hipertensi
keragaman dari berbagai faktor (contohnya kebanyakan SD sederajat sebanyak 8 orang
faktor usia, cuaca, dan kesakitan). Data (50%) dan pada responden tekanan darah
asupan vitamin A, C, E yang digunakan dalam normal sebagian besar memiliki pendidikan
penelitian ini merupakan hasil rata-rata dari terakhir SMP sederajat sebanyak 6 orang
recall dan record. (37,5%). Sebagian besar pekerjaan responden
Pengkategorian kecukupan vitamin A adalah ibu rumah tangga (68,8% dan 75%).
bagi wanita sebagai berikut kurang (<500 ug), Responden yang memiliki tekanan darah
baik (500 - >500 ug), dan lebih (>3.000 ug).16 normal sebagian besar IMT nya tergolong
Sedangkan kecukupan vitamin A bagi pria normal (68,8%).
sebagai berikut kurang (<600 ug), baik (600- Berdasarkan tabel 1, diperoleh tingkat
<600 ug), dan lebih (>3.000 ug).16 Kategori kecukupan vitamin A seluruh responden
kecukupan vitamin C bagi wanita sebagai hipertensi baik (100%) dan pada responden
berikut kurang (<75 mg), baik (≥75 mg), dan tekanan darah normal tergolong baik (93,8%).
lebih (≥2.000 mg).16 Sedangkan kategori Kecukupan vitamin C pada responden
kecukupan vitamin C bagi bagi pria sebagai hipertensi (93,8%) dan pada responden
berikut kurang (<90 mg), baik (≥90 mg), dan tekanan darah normal tergolong kurang
lebih (≥2.000 mg).16 Kategori kecukupan (81,3%). Kecukupan vitamin E seluruh
vitamin E bagi reponden sebagai berikut responden tergolong kurang (100% dan
kurang (<15 mg), baik (≥15 mg), dan lebih 100%).
(≥1.000 mg).16 Kategori IMT pada responden Berdasarkan tabel 1, diperoleh tidak
dibagi menjadi 2 yakni obesitas dan normal. terdapat hubungan usia dengan kejadian
Kategori IMT pada penelitian ini sesuai dengan hipertensi (p=0,373). Meski terdapat teori
kategori IMT untuk Asia.17 Cut off IMT bahwa seiring dengan bertambahnya usia
tergolong obesitas apabila melebihi 27 kg/m2. meningkat pula risiko terjadinya hipertensi
Analisis statistik yang digunakan dalam namun pada penelitian ini tidak ditemukan
penelitian ini yaitu analisis univariat dan hubungan usia dengan hipertensi.18 Hasil
analisis bivariat. Analisis univariat dilakukan penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian
untuk mengetahui gambaran karakteristik Novitaningtyas (2014) yang diperoleh tidak
responden dan analisis bivariat digunakan terdapat hubungan usia dengan hipertensi
dengan menggunakan uji Chi-Square untuk pada lansia dan tidak sesuai dengan penelitian
mengetahui hubungan antara variabel terikat Siringoringo (2013) yang ditemukan adanya
dan variabel bebas. hubungan usia dengan hipertensi.19,20 Hasil
Penelitian ini telah disetujui oleh Komisi penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian
Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kesehatan Sriringoringo karena terdapat beberapa
Masyarakat Universitas Airlangga (No. 465- perbedaan diantaranya motode penelitian
KEPK), ijin dari Badan Kesatuan Bangsa, Politik Sriringoringo menggunakan desain penelitian
dan Perlindungan Masyarakat Kota Surabaya cross sectional dan keseluruhan responden
(No. 070/ 4287/436.8.5/2018), dan Dinas kebanyakan berusia 45-59 tahun. Usia lansia
Kesehatan Kota Surabaya (No. lebih berisiko terkena hipertensi karena
072/2/21087/436.7.2/2018). seiring bertambahnya usia elastisitas

©2018. Amalia dan Triyono. Open access under CC BY – SA license.


Received: 04-9-2018, Accepted: 12-11-2018, Published online: 01-12-2018
doi: 10.20473/amnt.v2.i4.2018.382-391
Amalia dan Triyono. Amerta Nutr (2018) 382-391 386
DOI: 10.2473/amnt.v2i4.2018.382-391

pembuluh darah menurun, menurun pula untuk menurunkan tekanan darah.


kemampuan kantup jantug memompa darah, Baroreseptor dapat mengurangi aktivitas saraf
meningkatnya resistensi perifer, dan simpatis dan meningkatkan vasodilatasi.23
menurunnya sensitivitas baroreseptor.21,22 Hasil penelitian ini usia tidak berhubungan
Berkurangnya elastisitas pembuluh darah dengan hipertensi karena terdapat beberapa
menyebabkan adanya peningkatan resistensi variabel lain yang dapat berpengaruh pada
perifer. Resistensi perifer dan cardiac output tekanan darah dan tidak diteliti dalam
dapat mempengaruhi tekanan darah. penelitian ini contohnya variabel asupan
Sedangkan menurunnya sensititas makanan (makronutrien), asupan kolestrol,
baroreseptor dapat berpengaruh terhadap lama waktu beristirahat, tingkat stres, tingkat
tekanan darah karena baroreseptor dapat aktivitas fisik, riwayat hipertensi, penggunaan
mengirimkan impuls ke medula oblongata

Tabel 1. Tabulasi Silang


Hipertensi Normal tensi p value OR 95% CI
Variabel
n % n %
Usia
55-60 tahun 1 6,3 4 25
0,3 0,025-3,626
61-65 tahun 5 31,3 6 37,5 0,373
0,179 0,015-2,119
66-70 tahun 7 43,8 5 31,3
0,083 0,004-1,945
71-75 tahun 3 18,8 1 6,3
Jenis Kelamin
Pria 2 12,5 2 12,5 0,7 1 0,123-8,128
Wanita 14 87,5 14 87,5
Riwayat pendidikan
SD dan sederajat 8 50 4 25
SMP dan sederajat 5 31,3 6 37,5 0,418 2,4 0,444-12,98
SMA dan sederajat 3 18,8 5 31,3 3,333 0,515-21,584
D1/D2/D3/S1 0 0 1 6,3 0,33 0,15-0,742
Pekerjaan
Pensiunan 2 12,5 2 12,5 1,091 0,13-9,124
Ibu rumah tangga 11 68,8 12 75 0,799 0,5 0,188-1,332
Pedagang 1 6,3 0 0 1 0,063-15,988
Lainnya 2 12,5 2 12,5
IMT
Normal 8 50 11 68,8 0,236 0,455 0,18-1,921
Obesitas 8 50 5 31,3
Vitamin A
Kurang 0 0 0 0
*nA *nA *nA
Baik 16 100 15 93,8
Lebih 0 0 1 6,3
Vitamin C
Kurang 15 93,8 13
81,3 0,3 3,462 0,32-37,473
Baik 1 6,3 3
18,8
Lebih 0 0 0
Vitamin E
Kurang 16 100 16 100
*nA *nA *nA
Baik 0 0 0 0
Lebih 0 0 0 0
*nA = not avaible

©2018. Amalia dan Triyono. Open access under CC BY – SA license.


Received: 04-9-2018, Accepted: 12-11-2018, Published online: 01-12-2018
doi: 10.20473/amnt.v2.i4.2018.382-391
Amalia dan Triyono. Amerta Nutr (2018) 382-391 387
DOI: 10.2473/amnt.v2i4.2018.382-391

obat hipertensi, tingkat konsumsi kafein, sederajat (37,5%). Hasil penelitian ini
konsumsi natrium, dan konsumsi kalium. Hasil diperoleh tidak terdapat hubungan riwayat
penelitian ini diperoleh terdapat faktor pendidikan terakir responden dengan
protektif hipertensi pada usia 55-60 tahun hipertensi (p=0,418). Meski tekanan darah
dibanding usia 61-65 tahun sebesar 0,3. Faktor tidak berhubungan dengan riwayat pendidikan
protektif pada usia 55-60 tahun jika banding responden, namun responden yang hipertensi
usia 66-70 tahun sebesar 0,179. Sedangkan, cenderung memiliki riwayat pendidikan SD.
faktor protektif pada usia 51-60 tahun jika Pendidikan tidak mempengaruhi hipertensi
dibandingkan usia 71-75 tahun sebesar 0,083. secara langsung. Pendidikan berhubungan
Hasil penelitian ini diperoleh tidak dengan tingkat pengetahuan, gaya hidup,
terdapat hubungan antara jenis kelamin kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, dan
dengan hipertensi (p=0,7). Sebagian besar kebiasaan berolahraga.25 Tingkat pendidikan
responden pada penelitian ini adalah wanita yang rendah dapat mempengaruhi pola
(87,5%). Sebagian besar reponden penelitian makan responden, pemilihan makan, dan
ini wanita karena mayoritas anggota posyandu aktivitas fisik. Hasil penelitian ini sama dengan
lansia (penerima PMT) dan yang menghadiri penelitian Noviningtyas, Siringoringo, Iskandar
posyandu lansia adalah wanita. Faktor risiko dan Fitriani dimana tidak terdapat hubungan
terjadinya hipertensi pada lansia meningkat antara pendidikan dengan kejadian
baik pada jenis kelamin pria dan wanita.23 hipertensi.19,20,25,26 Hasil penelitian ini sesuai
Namun, sebelum usia 50 tahun pria cenderung dengan teori bahwa riwayat pendidikan bukan
lebih memiliki risiko hipertensi dibanding merupakan salah satu dari faktor risiko
wanita. Hal tersebut terjadi karena sebelum hipertensi.
usia 50 tahun wanita masih terlindung oleh Pekerjaan sebagian besar responden
hormon esterogen.24 Hormon esterogen hipertensi dan tekanan darah normal adalah
mampu mencegah kerusakan pembuluh darah ibu rumah tangga (68,8% dan 75%). Tidak
dan dapat meningkatkan kadar HDL (High terdapat hubungan pekerjaan dengan
Density Lipoprotein) sehingga dapat mencegah hipertensi (p=0,799). Hasil penelitian ini
terjadinya aterosklerosis.24 Faktor risiko sejalan dengan penelitian Fitriani,
hipertensi meningkat pada wanita setelah Siringoringo, dan Iskandar dimana tidak
wanita memasuki masa menopause. Hasil ditemukan adanya hubungan pekerjaan
penelitian ini diperoleh faktor risiko dengan kejadian hipertensi.20,25,26 Pekerjaan
meningkat 1 kali pada jenis kelamin pria jika tidak berpengaruh secara langsung dengan
dibandingkan dengan wanita. Hasil penelitian kejadian hipertensi. Stutus seseorang sebagai
ini sejalan dengan penelitian Noviningtyas dan pekerja dapat mempengaruhi tingkat stres,
Sringoringo yang tidak ditemukan adanya aktivitas fisik, pendapatan, dan pemilihan
hubungan jenis kelamin dengan hipertensi.19,20 makanan. Meski pekerjaan tidak berpengaruh
Meski jenis kelamin merupakan salah satu namun terdapat beberapa faktor lain yang
faktor risiko hipertensi, namun pada dapat mempengaruhi tekanan darah
penelitian ini tidak ditemukan adanya contohnya aktivitas fisik dan tingkat stress.
hubungan jenis kelamin dengan kejadian Hasil penelitian ini sesuai dengan teori bahwa
hipertensi. Hipertensi dipengaruhi juga oleh pekerjaan bukan merupakan salah satu faktor
beberapa variabel berikut yang tidak diteliti risiko terjadinya hipertensi.
dalam penelitian ini contohnya asupan Status gizi sebagian besar responden
makanan (makronutrien), asupan kolestrol, hipertensi tergolong obesitas (50%). Status gizi
lama waktu beristirahat, tingkat stres, tingkat reponden tekanan darah normal sebagian
aktivitas fisik, riwayat hipertensi, penggunaan besar tergolong normal (62,5%). Tidak
obat hipertensi, tingkat konsumsi kafein, terdapat hubungan IMT dengan tekanan
konsumsi natrium, dan konsumsi kalium. darah sistolik (p=0,236). Hasil penelitian ini
Riwayat pendidikan sebagian besar sejalan dengan penelitian Siriringoringo dan
responden hipertensi adalah SD sederajat Purnama yang ditemukan tidak terdapat
(50%) dan riwayat pendidikan responden hubungan IMT dengan kejadian hipertensi.20,27
tekanan darah normal sebagian besar SMP Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan

©2018. Amalia dan Triyono. Open access under CC BY – SA license.


Received: 04-9-2018, Accepted: 12-11-2018, Published online: 01-12-2018
doi: 10.20473/amnt.v2.i4.2018.382-391
Amalia dan Triyono. Amerta Nutr (2018) 382-391 388
DOI: 10.2473/amnt.v2i4.2018.382-391

penelitian Fitriani yang menemukan adaya sehingga mampu menstimulus produksi


hubungan IMT dengan kejadian hipertensi.25 nitride okside yang berhubungan dengan
Status gizi merupakan salah satu faktor risiko vasodilatasi. Selain itu, β-karotein juga
dari hipertensi, namun dalam penelitian ini berfungsi dalam mengaktifkan antioksidan
tidak ditemukan adanya hubungan IMT enzimatik pertahanan kedua yakni glutatione
dengan kejadian hipertensi.23,24,28 Kejadian S-transferase.31 Hasil penelitian lain yang
hipertensi di puskemas Banyu urip dapat mengkaji hubungan serum A dengan tekanan
disebabkan oleh faktor risiko lain yang tidak darah diperoleh terdapat hubungan positif.32
diteliti dalam penelitian ini contohnya asupan Sebagian besar responden dengan hipertensi
(makronutrien), asupan kolestrol, lama waktu dan responden yang memiliki tekanan darah
beristirahat, tingkat stres, tingkat aktivitas normal memiliki asupan vitamin A yang baik
fisik, riwayat hipertensi, penggunaan obat (100% dan 93,8%).
hipertensi, tingkat konsumsi kafein, konsumsi Kecukupan vitamin C pada sebagian
natrium, dan konsumsi kalium. Hasil besar responden hipertensi dan tekanan
penelitian ini diperoleh terdapat faktor darah normal tergolong kurang (93,8% dan
protektif pada IMT normal sebesar 0,455 81,3%). Hasil penelitian ini diperoleh tidak
dibanding dengan IMT obesitas. Hasil terdapat hubungan vitamin C dengan
penelitian pada studi lain diperoleh tekanan hipertensi (p=0,3). Hasil penelitian ini tidak
darah akan meningkat 6,6 mmHg pada pria sesuai dengan penelitian Regi dkk (2017) yang
jika terdapat kenaikan berat badan sebesar menemukan adanya hubungan kecukupan
10%.10 vitamin C dengan tekanan sistolik dan tekanan
Hasil penelitian ini tidak dapat dilakukan darah diastolik.7 Namun, hasil penelitian ini
uji statistik hubungan asupan vitamin A sesuai dengan hasil penelitian Andamsari dkk
dengan kejadian hipertensi karena data yang (2015) di Minangkabau yang meneliti
terkumpul termasuk dalam 1 kategori yaitu mengenai pola makan dengan tekanan darah
sebagian besar responden asupan vitamin A dan diperoleh tidak terdapat hubungan
tergolong cukup. Berdasarkan tabel 2, hasil konsumsi vitamin C dengan tekanan darah.
penelitian ini diperoleh rata-rata asupan Tingginya asupan vitamin C diperoleh dari
vitamin A pada kelompok hipertensi sebesar asupan buah dan sayur sehari-hari. Risiko
1301,02 ±407,84 ug dan pada kelompok hipertensi berkurang pada seseorang yang
tekanan darah normal sebesar 1968,03 mengkonsumsi makanan yang mengandung
±956,67 ug. Rata-rata asupan vitamin A lebih asupan vitamin C, buah dan sayur-sayuran.5
baik pada reponden kelompok tekanan darah Vitamin C merupakan vitamin yang dapat
normal. Terdapat hasil penelitian yang berperan sebagai antioksidan sehingga
dilakukan di Ohasama yang menunjukkan vitamin C mampu mendonorkan elektronnya
meski tidak terdapat hubungan signifikan untuk mencegah terjadinya stres oksidatif.
asupan tinggi vitamin A dengan berkurangnya Bentuk aktif vitamin C dalam sistem redok
risiko hipertensi, namun ada kecenderungan diantaranya L-asam askorbat, free radical
konsumsi vitamin A dapat menurunkan risiko monodehydro L-asam askorbat (AFR), dan
hipertensi.5 Vitamin A dapat berhubungan oxsidized askorbat atau dehydro L-asam
dengan hipertensi karena β-karotein yang askorbat (DHA).33 Vitamin C sebagai
merupakan prekursor vitamin A dapat antioksidan mampu mengganggu produksi
berperan sebagai antioksidan. β-karotein radikal bebas dan peroksida.34 Vitamin C dapat
dapat berkerja sama vitamin E dalam meningkatkan sintesis prostagladine yang
mencegah oksidasi lemak dari radikal berhubungan dengan vasodilatasi.34 Hasil
perokside dan hidroksil pada membran.30 Satu penelitian ini tidak menemukan adanya
molekul β-karotein dapat menghilangkan 1000 hubungan vitamin C dengan hipertensi karena
oksigen bebas sebelum bereaksi.30 terdapat kemungkinan responden pada
Sebelumnya, diketahui bahwa radikal bebas penelitian ini ada yang memiliki kebiasaan
dapat menyebabkan stress oksidatif hingga merokok dan tidak diteliti dalam penelitian ini.
kerusakan endotel. Vitamin A dapat mencegah Kebiasaan merokok dapat meningkatkan
terjadinya oksidasi lemak pada membran produksi radikal bebas didalam tubuh. Jika

©2018. Amalia dan Triyono. Open access under CC BY – SA license.


Received: 04-9-2018, Accepted: 12-11-2018, Published online: 01-12-2018
doi: 10.20473/amnt.v2.i4.2018.382-391
Amalia dan Triyono. Amerta Nutr (2018) 382-391 389
DOI: 10.2473/amnt.v2i4.2018.382-391

Tabel 2. Rata-rata Asupan Vitamin Pada Responden


Asupan Vitamin Kelompok Hipertesi Kelompok Normotensi
Vitamin A 1301,02 ±407,84 ug 1968,03 ±956,67 ug
Vitamin C 38,67 ±42,91 mg 40,25 ±33,16 mg
Vitamin E 3,06 ±1,2 mg 3,34 ±1,23 mg

terjadi ketidakseimbangan kadar radikal bebas dibanding radikal peroksil bereaksi dengan
dan antioksidan maka dapat menyebabkan asam lemak tidak jenuh.36 Meningkatnya
terjadinya stress oksidatif. asupan vitamin yang dapat berperan sebagai
Seseorang yang memiliki kebiasaan antioksidan dapat menjaga keseimbangan
merokok memerluhkan asupan makanan yang radikal bebas dan antioksidan dalam tubuh.
mengandung antioksidan (vitamin C) yang Hal ini dapat menghindari terjadinya oksidasi
lebih besar dibandingkan seseorang yang tidak lemak yang mampu menurunkan elastisitas
memiliki kebiasaan merokok. pembuluh darah.
Reponden yang memiliki tekanan darah
normal sebagian besar juga memiliki KESIMPULAN
kecukupan vitamin C yang kurang (81,3%).
Berdasarkan tabel 2, diperoleh rata-rata Hasil penelitian ini diperoleh, tidak
asupan vitamin C pada kelompok hipertensi terdapat hubungan asupan vitamin C dan IMT
sebesar 38,67 ±42,91 mg dan pada kelompok dengan hipertensi. Rata-rata asupan vitamin
tekanan darah normal sebesar 40,25 ±33,16 A, C, dan E lebih baik pada responden
mg. Asupan vitamin C pada kelompok tekanan kelompok tekanan darah normal. Terdapat
darah normal lebih baik dibandingkan beberapa variabel lain yang dapat
kelompok hipertensi. Hipertensi dipengaruhi berpengaruh dengan kejadian hipertensi
juga oleh beberapa variabel berikut yang tidak contohnya asupan kolestrol, lama waktu
diteliti dalam penelitian ini contohnya asupan beristirahat, genetik, kebiasaan merokok,
makanan (makronutrien), asupan kolestrol, konsumsi alkohol, tingkat aktivitas fisik, dan
lama waktu beristirahat, tingkat stres, tingkat tingkat stres namun tidak diteliti dalam
aktivitas fisik, riwayat hipertensi, penggunaan penelitian ini.
obat hipertensi, tingkat konsumsi kafein,
konsumsi natrium, dan konsumsi kalium. ACKNOWLEDGEMENT
Kecukupan vitamin E pada reponden
hipertensi dan tekanan darah normal Peneliti mengucapkan terimakasih
tergolong kurang (100% dan 100%). Hasil banyak kepada semua pihak yang terlibat
penelitian ini tidak dapat dilakukan uji analisis dalam penelitian ini. Ucapan terima kasih juga
statistik hubungan asupan vitamin E dengan peneliti tujukan untuk seluruh dosen dan staf
kejadian hipertensi karena data yang Prodi Gizi Universitas Airlangga khususnya
terkumpul tergolong dalam 1 kategori. Bapak Trias Mahmudiono atas bimbingan yang
Berdasarkan tabel 2, rata-rata asupan vitamin telah diberikan pada peneliti.
E pada responden kelompok hipertensi
sebesar 3,06 ±1,2 mg dan pada responden REFERENSI
kelompok tekanan darah normal sebesar 3,34
±1,23 mg. Asupan vitamin E lebih baik pada 1. Kemenkes. Elderly Condition in
kelompok responden tekanan darah normal Indonesia. Report 8 (2016). doi:ISSN
dibandingkan hipertensi. Hasil penelitian Regi 2442-7659
dkk (2017) diperoleh tidak terdapat hubungan 2. James, P. A. et al. 2014 Evidence-Based
vitamin E dengan tekanan darah sistolik dan Guideline for the Management of High
diastolik.7 Vitamin E dapat berfungsi sebagai Blood Pressure in Adults. Jama 311, 507
antioksidan yang dapat mencegah peroksidasi (2014).
lemak.35 Vitamin E dapat bereaksi dengan 3. World Health Organization. Global
radikal peroksil 1000 kali lebih cepat health observatory data: raised blood

©2018. Amalia dan Triyono. Open access under CC BY – SA license.


Received: 04-9-2018, Accepted: 12-11-2018, Published online: 01-12-2018
doi: 10.20473/amnt.v2.i4.2018.382-391
Amalia dan Triyono. Amerta Nutr (2018) 382-391 390
DOI: 10.2473/amnt.v2i4.2018.382-391

pressure. WHO Rais. blood Press. 39–40 http://dinkes.surabaya.go.id/portal/pro


(2016). fil/. Diakses pada 28 Agustus 2018.
4. World Health Organization. A Global 14. Lemeshow, S., Hosmer Jr, D. W., Klar, J.
Brief on Hypertension. [e-book] Avaible & Lwanga, S. K. Part 1: Statistical
from Methods for Sample Size
https://doi.org/10.1136/bmj.1.4815.88 Determination. Adequacy Sample Size
2-a. Diakses pada 27 Agustus 2018 Heal. Stud. 247 (1990).
5. Utsugi, M. T. et al. Fruit and vegetable doi:10.1186/1472-6963-14-335
consumption and the risk of 15. Gibson, Rosalind S. Principles Of
hypertension determined by self Nutritional Assessment. USA, 2005
measurement of blood pressure at 16. Permenkes. Peraturan Menteri
home: the Ohasama study. Hypertens. Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Res. 31, 1435–1443 (2008). 75 Tahun 2013 Tentang Angka
6. US. Department Of Health and Human Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Bagi
Service. (2006). Lowering Your Blood Bangsa Indonesia. Menkes RI 1–10
Pressure With DASH. Blood, 64. (2013).
https://doi.org/10.1037/e566492010- 17. Depkes. Pedoman Praktis Memantau
001. Diakses pada 28 Agustus 2018 Status Gizi Orang Dewasa.
7. Regi, Hillari Dita., Martha, Irene http://gizi.depkes.go.id/wp-
Kartasurya., Suyatno. Hubungan Tingkat content/uploads/2011/10/ped-praktis-
Kecukupan Vitamin A, C, E Dan Seng stat-gizi-dewasa.doc tahun 2011.
Sebagai Antioksidan Dengan Tekanan Diakses pada 29 Agustus 2018.
Darah Sistolik Dan Diastolik Pada Ibu 18. Supraptia, B., Nilamsari, W. P., Hapsari,
Hamil Di Puskesmas Bangetayu Kota P. P., Muzayana, H. A. & Firdausi, H.
Semarang. JKM E-journal, 5 (4), 683– Permasalahan Terkait Obat
689. Antihipertensi pada Pasien Usia Lanjut
8. Saputri, Adinda Trisni. Asupan di Poli Geriatri RSUD Dr.Soetomo
Antioksidan ( Betakaroten , Vitamin C , Surabaya. J. Farm. dan Ilmu
Vitamin E ) Dan Status Hipertensi Pasien Kefarmasian Indones. 1, 36–41 (2014).
Rawat Jalan Di Poli Penyakit Dalam Rsud 19. Novitaningtyas, T. Hubungan
Cibabat Cimahi Bandung. Tesis. Karakteristik (Umur, Jenis Kelamin,
Bandung, 2015. p.2-3. Tingkat Pendidikan) Dan Aktivitas Fisik
9. Sulastri, D. & Liputo, N. I. Konsumsi Dengan Tekanan Darah Pada Lansia Di
Antioksidan dan Ekspresi Gen eNOS3 Kelurahan Makamhaji Kecamatan
Alel -786T>C pada Penderita Hipertensi Kartasura Kabupaten Sukoharjo. Univ.
Etnik Minangkabau. Maj. Kedokt. Muhammadiyah (2014).
Bandung 43, 1–9 (2011). 20. Siringoringo, M., Hiswani & Jemadi.
10. Setyan, U. Konsep Dasar Hipertensi. 5 Faktor - Faktor Yang Berhubungan
(2009). Dengan Hipertensi Pada Lansia Di Desa
11. Manampiring, A. E. Hubungan Status Sigaol Simbolon Kabupaten Samosir
Gizi dan Tekanan Darah Pada Penduduk Tahun 2013. Gizi, Kesehat. Reproduksi
Usia 45 Tahun ke Atas di Kelurahan dan Epidemiol. 2, 1–10 (2014).
Pakowo Kecamatan Wanea Kota 21. Kuswardhani, R. T. Penatalaksanaan
Manado. Universtas Sam Ratulangi Hipertensi Pada Lanjut Usia. J Peny
(2008). Dalam 7, 135–140 (2006).
12. Nurarima, A. Faktor Risiko Hipertensi 22. Pasaribu, D. M. R., Korespondensi, A.,
pada Masyarakat di Desa Kabongan Terusan, J., No, A. & Barat, J.
Kidul, Kabupaten Rembang. Media Patogenesis Virus Hepatitis B. J. Univ.
Medika Muda (2012). Kristen Krida Wacana (2014).
13. Dinas Kesehatan Kota Surabaya. 23. Siyad, A. . Hypertension. Hygeia J. Drugs
Gambaran Umum Dinas Kesehatan. Med. 3, 1–16 (2011).
Diakses pada 24. Nuraini, B. Risk factors of hypertension.

©2018. Amalia dan Triyono. Open access under CC BY – SA license.


Received: 04-9-2018, Accepted: 12-11-2018, Published online: 01-12-2018
doi: 10.20473/amnt.v2.i4.2018.382-391
Amalia dan Triyono. Amerta Nutr (2018) 382-391 391
DOI: 10.2473/amnt.v2i4.2018.382-391

J Major. 4, 10–19 (2015). 31. Kaulmann, Anouk., Torsten Bohn.


25. Stotz, A. et al. Effect of a brief heat Carotenoid, Inflamation, and Oxidative
exposure on blood pressure and stress-implications Of Cellular Signaling
physical performance of older women Pathway and Relatopn To Choronic
living in the community—a pilot-study. Disease Prevention tahun 2014. Elsivier.
Int. J. Environ. Res. Public Health 11, 34 (11) :907-929.
12623–12631 (2014). https://doi.org/10.1016/j.nutres.2014.0
26. Iskandar dkk, R. Karakteristik Penderita 7.010. Diakses pada tanggal 29 Agustus
Hipertensi di Puskesmas Titi Papan 2018.
Kecamatan Medan Deli. 1–9 (2012). 32. Chen, J., He, J., Hamm, L., Batuman, V.
27. Purnama, D. S. & Prihartono, N. A. & Whelton, P. K. Serum antioxidant
Prevalensi Hipertensi dan Faktor-Faktor vitamins and blood pressure in the
yang Berhubungan dengan Kejadian United States population. Hypertension
Hipertensi Pada Lansia di Posyandu 40, 810–816 (2002).
Lansia Wilayah Kecamatan Johar Baru 33. Erdman, John W., Jr., Ian A. Macdonald,
Jakarta Pusat Tahun 2013 Abstrak and Steven H. Zeisel. Present
Prevalence of Hypertension and Factors Knowledge in Nutrition. Hongkong :
that Related with the Incidence of Hype. Wiley-Blackwell; 2012.
(2013). 34. Afrose, S. A., Fahmeed, A., Mujtaba, A.,
28. O’Brien, E. ABC of hypertension: Blood Khan, M. & Noorulla, S. M. A Study on
pressure measurement. Bmj 322, Effects of Combining Vitamin C with
(2001). Hypertension Therapy. 4, 142–146
29. Reza, H. P., Lipoeto, N. I. & Kadri, H. (2015).
Artikel Penelitian Hubungan Konsumsi 35. Almatsier, Sunita. Prinsip Dasar Ilmu
Makanan Sumber Antioksidan dan Gizi. Jakarta : Gramedia; 2010.
Omega-3 Terhadap Tekanan Darah 36. Ross, A. Catherine, Benjamin Caballero,
Masyarakat di Sumatera Barat. 5, 409– Robert J. Cousins, Katherine L. Tucker,
415 (2014). Thomas R. Zigler. Modern Nutrition In
30. McDowell, L., Wilkinson, N., Madison, R. Health and Disease. Eleventh Edition.
& Felix, T. Vitamins and minerals [e-book]. Philadelphia: Wolters Kluwer;
functioning as antioxidants with 2014.
supplementation considerations. Florida
Rumin. Nutr. Symp. 1–17 (2007).

©2018. Amalia dan Triyono. Open access under CC BY – SA license.


Received: 04-9-2018, Accepted: 12-11-2018, Published online: 01-12-2018
doi: 10.20473/amnt.v2.i4.2018.382-391

Anda mungkin juga menyukai