Anda di halaman 1dari 9

TUGAS INDIVIDU

Permukiman kumuh
Dosen Pengajar:
ADE WAHYUDI ST. MT
Disusun Oleh:
FEBY DWI ANANDA
NPM : 193410421

UNIVERSITAS ISLAM RIAU


FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
2019/2020
A. Artikel Jurnal #1
 Judul : Faktor penyebab permukiman kumuh di kelurahan Bagan
Deli Belawan Kota Medan
 Publikasi : Kaspan Eka Putra dan Melly Andriana
 Topik : Permukiman Kumuh
 Sumber : Mercu Buana

b. Ringkasan Tentang Permukiman Kumuh


Masalah yang sering terjadi di perkotaan salah satunya adalah permukiman kumuh.
Masalah ini terjadi karena tidak mengikuti alur pertumbuhan ekonomi maupun lingkungan
fisik kawasan tersebut.
Lokasi kawasan kumuh kelurahan Bagan Deli, tepatnya pada kawasan Lorong Mesjid yang
dapat dilihat pada peta dibawah :

Gambar 1. Letak gang yang terdapat di Lorong Mesjid

Tabel 1. Kawasan Padat dan Kumuh Medan Belawan


Jumlah Penduduk
Jumlah Penduduk Luas Area (ha)
KBR
Kecamatan RT
Luas Luas
Jiwa KK Jiwa KK
Kelurahan Kumuh
Medan Belawan
Belawan 12.790 2.294 2.294 111 169,00 49,00 3,4,5,8,12
Bahari
Belawan II 28.202 5.640 5.640 598 198,97 3,20 27,35,43

Dari tabel diatas, dapat kita lihat jumlah penduduk, luas daerah kelurahan dan
luas daerah kumuh yang ada di Belawan dan juga RT mana saja yang termasuk
permukiman kumuh.
Rumah sangat berperan penting dalam membentuk karakter penghuni nya, dan
dibutuhkan rumah yang layak huni. Keadaan perumahan di Lingkungan Lorong Mesjid
dibuat dengan bahan seadanya sehingga menciptakan kesan yang kumuh.
Gambar 2. Fasilitas MCK

Gambar 3. Kondisi Rumah Penghuni

Gambar 4. Kondisi Lingkungan

c. kritikan tentang permukiman kumuh di belawan


1. Sampah menjadi salah satu penyebab yang paling sering terjadi di permukiman
kumuh. Sampah semakin menambah masalah lingkungan fisik permukiman baik dari
sisi kesehatan penghuninya maupun sisi kebersihan lingkungannya.
2. Kepadatan penduduk juga menjadi faktor permukiman di situ bertambah parah. Hal
ini di karenakan jarak dari satu rumah ke rumah lainnya sangat dekat dan tidak sesuai
dengan kriteria jarak rumah ideal.
3. Kebanyakan keadaan fisik rumah di Kelurahan Bagan Deli masih terbuat dari kayu,
kondisi dinding dari papan dan atap rumah dari seng. Rumah seperti ini masih jauh
dari kriteria rumah layak huni.
4. Tidak terdapat fasilitas air bersih PDAM yang menyebabkan warga harus
menggunakan sumur bor atau membeli air bersih. Hal ini sangat merugikan warga
sekitar karena seharusnya mereka bisa dapat air bersih dengan mudah. Hal inilah yang
seharusnya lebih di perhatikan oleh pemerintah setempat guna membenahi masalah
permukiman kumuh di Kelurahan Bagan Deli Lorong Mesjid.
5. Selain tidak mendapat air bersih PDAM, warga juga tidak bisa menggunakan fasilitas
MCK dikarenakan tidak ada perawatan pada fasilitas tersebut. Sehingga menyebabkan
masyarakat melakukan kegiatan MCK langsung pada air laut. Seharusnya hal ini tidak
terjadi karena fasilitas MCK harus diberi perawatan oleh pemerintah setempat agar
tetap bisa digunakan dengan baik oleh warga sekitar dan warga tidak harus melakukan
kegiatan MCK secara langsung pada air laut yang jelas jelas itu kurang layak.
6. Sistem drainase yang buruk menjadi salah satu penyebab wilayah ini menjadi
permukiman kumuh. Sampah yang menumpuk di drainase menyebabkan jalur
drainase menjadi kotor dan tersumbat. Ini merupakan tugas bagi pemerintah setempat
dan seluruh warga agar tidak membuang sampah sembarangan terutama di dalam
selokan karena akan menyebabkan tersumbatnya selokan tersebut. Dan tugas
pemerintah adalah memperbaiki ulang drainase tersebut agar kembali bisa di gunakan
seperti semula dan tidak tersumbat lagi dan drainase tersebut di perdalam lagi.
7. Pemerintah setempat harus bisa memberi lahan untuk tempat pembuangan sampah.
Agar masyarakat menjadi tertib dalam membuang sampah dan tidak membuang
sampah ke drainase lagi.

d. pelajaran yang dapat dipetik


Dari permasalahan yang terjadi di kawasan Bagan Deli kawasan Lorong Mesjid dapat
disimpulkan bahwa ada banyak faktor yang menyebabkan permukiman tersebut menjadi
kumuh. Dari banyaknya faktor tersebut, harus ada bentuk penanggulangan kekumuhan pada
kawasan ini seperti; revitalisasi bangunan permukiman, pemberdayaan ekonomi dan sumber
daya masyarakat, pemberdayaan edukasi lingkungan, revitalisasi dan pengadaan
infrastruktur. Penanggulangan ini merupakan tugas pemerintah setempat dan juga ke ikut
sertaan warga sekitar agar permukimannya menjadi permukiman yang masuk dalam kriteria
layak tinggal.
a. artikel jurnal #2
 Judul : Identifikasi Karakteristik Permukiman Kumuh Gampong
Telaga Tujuh, Kota Langsa, Aceh.
 Publikasi : Dini Solehati, Mirza Irwansyah, Irin Caisarina
 Topik : Permukiman Kumuh
 Sumber : Jurnal Unsyiah

b. ringkasan tentang permukiman kumuh


Kepadatan bangunan yang ada di Gampong Telaga Tujuh menyebabkan jarak rrumah
antar rumah sangat dekat dikarenakan lahan yang tidak mencukupi. Tingkat kepadatan
bangunan di permukiman Gampong Telaga Tujuh termasuk tinggi, dengan penjelasan pada
tabel di bawah ini.

Tabel 1. Tingkat Kepadatan Bangunan Permukiman Kumuh Gampong Telaga Tujuh


Luas Dusun Luas Bangunan Jumlah Tingkat Kepadatan
Dusun (ha) (ha) Bangunan Bangunan (unit/ha)
Dusun Aman 1,5 1 78 39
Dusun Damai 1,5 1 94 38
Dusun Rukun 2 1,7 71 14
Dusun Sejahtera 1,5 1 56 28
Dusun Sentosa 1,5 1,24 66 33
Total 8 5,94 365 152
Sumber : Hasil Observasi dan Data P2KKP 20 Mei – 4 Juni 2017

Tabel 2. Jumlah Bangunan Hunian Berdasarkan Kesesuaian Syarat Teknis


Permukiman Kumuh Gampong Telaga Tujuh
Identifikasi Bangunan Jumlah (unit) Persentase (%)
Bangunan layak huni (sesuai standar bangunan) 58 16
Bangunan tidak layak huni (tidak sesuai standar 281 84
bangunan)
Total 365 100
Sumber : Hasil Observasi 20 Mei – 4 Juni 2017
Tabel 3. Kualitas Jalan Lingkungan Permukiman Kumuh Gampong Telaga Tujuh
Luas Prasarana
Kualitas Panjang Persentase Persentase
Permukaan Kelengkapan
Permukaan Jalan (m) (%) (%)
(ha) Jalan
Tidak terdapat
Jalan Lingkungan
105 21 1,76 22 lampu jalan dan
Rabat Beton
tidak terdapat
(Kondisi Baik)
drainase
Jalan Tanpa Tidak terdapat
Perkerasan (Jalan 395 79 6,24 78 lampu jalan dan
tanah atau Kayu) tidak terdapat
Kualitas Buruk drainase
Total 500 100 8 100

Berdasarkan tabel di atas, dapat kita ketahui bahwa 84% bangunan tidak sesuai
dengan persyaratan segi keselamatan, kenyamanan, dan kesehatan. Ada banyak faktor
penyebab permukiman di Gampong Telaga Tujuh menjadi tidak layak huni, salah satunya
karena drainase yang sangat buruk. Hal ini bisa saja terjadi akibat kurangnya perhatian dari
pemerintah setempat.

Gambar 5. Kondisi lingkungan

Gambar 6. Kondisi Lingkungan


c. kritikan tentang permukiman kumuh di gampong
telaga tujuh
1. Kualitas jalan lingkungan di permukiman Gampong Telaga Tujuh masih jauh di
katakan dari kondisi baik atau bisa dikatakan berkualitas buruk. Total panjang jalan
lingkungan yang sudah diperkeras sebesar 470 meter dengan luas area terlayani
sebesar 0,62 ha dan jalan yang belum diperkeras sebesar 1880 meter. Hal ini sangat
disayangkan karena faktor ini menyebabkan permukiman menjadi kumuh.
2. Pengelolaan pemerintah setempat tentang pembuangan limbah rumah tangga di
Gampong Telaga Tujuh masih sangat buruk. Warga masih membuang limbah secara
individual dan on-site. Bahkan ada warga yang membuang limbah ke daerah pantai.
Pengelolaan limbah seperti ini sangat berdampak buruk bagi lingkungan dan
kesehatan. Jika hal ini terus diabaikan akan mengakibatkan permukiman semakin
bertambah kumuh serta menimbulkan banyak penyakit.
3. Lagi lagi, sampah menjadi indikator tinggi suatu permukiman menjadi kumuh.
Pengelolaan sampah yang buruk penyebabkan permukiman kumuh. Tidak adanya bak
sampah maupun TPS, tidak adanya pengangkutan sampah oleh petugas. Hal ini sangat
tidak masuk akal, bagaimana mungkin tidak ada sarana dan prasarana persampahan
yang baik dan sesuai dengan pendekatan 3R. Ini menjadi PR untuk pemerintah
setempat agar secepatnya menyelesaikan masalah sampah di Gampong Telaga Tujuh
agar tidak ada lagi sampah di segala tempat dan tidak menimbulkan penyakit lagi.
4. Selain masalah tentang sampah, masalah yang terjadi di Gampong Telaga Tujuh
adalah penyediaan air minum yang tidak terpenuhi. Ada sekitar 60 liter/hari sebesar
1.574 jiwa dengan presentase 100% penduduk tidak terpenuhi air minum dan hanya
mengandalkan air bantuan dari PDAM saja. Pemerintah harus bertindak cepat agar
warga tidak kesusahan lagi mendapatkan air minum yang bersih.

d. pelajaran yang dapat dipetik


Dari hasil diatas menunjukkan bahwa Gampong Telaga Tujuh merupakan
permukiman kumuh dengan kategori kumuh berat. Hal ini disebabkan oleh kurangnya sarana
dan prasarana di Gampong Telaga Tujuh. Kurangnya perhatian dari pemerintah setempat ini
juga sangat disayangkan, seharusnya pemerintah bisa lebih bijak guna masalah permukiman
kumuh di Gampong Telaga Tujuh cepat terselesaikan. Ada 2 hal yang dapat dilakukan yaitu
permukiman kembali dan peremajaan. Dan juga adanya partisipasi yang baik dari tiap-tiap
warga setempat.
Perbedaan jurnal 1 dan jurnal 2

No. BAGAN DELI GAMPONG TELAGA TUJUH


1. Sampah menjadi indikator paling Permasalahan yang terjadi di Gampong
tinggi yang menyebabkan Telaga Tujuh tidak jauh berbeda dengan
permukiman menjadi kumuh. Bagan Deli, indikator paling tinggi adalah
sampah.
2. Padatnya penduduk. Tidak tersedianya lahan pembuangan
sampah.
3. Kurangnya perhatian dari Pemerintah kurang perhatian tentang masalah
pemerintah tentang masalah air pembuangan limbah rumah tangga.
bersih dan fasilitas MCK.
4. Dan tidak tersedianya lahan tempat Kualitas jalan yang buruk.
pembuangan sampah.
5. Dan masalah tentang kurangnya air minum
yang bersih.
Rata-rata, permasalahan yang terjadi pada permukiman kumuh tidak jauh berbeda.
Sampah selalu menjadi indikator tertinggi yang menyebabkan permukiman menjadi
kumuh. Kurangnya kerjasama antar pemerintah dan masyarakat juga bisa dijadikan
faktor daerah tersebut menjadi kumuh.
Referensi

(Tujuh and Langsa 2017)


(Penyebab and Kumuh, n.d.)
(Elfayetti 2011)

Elfayetti. 2011. “Staf Pengajar Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Medan 27”
VI (1): 27–38. https://doi.org/10.1146/annurev.nutr.20.1.699.
Penyebab, Faktor, and Permukiman Kumuh. n.d. “Faktor Penyebab Permukiman Kumuh Di
Kelurahan Bagan Deli Belawan Kota Medan 1,” 469–79.
Tujuh, Gampong Telaga, and Kota Langsa. 2017. “Identifikasi Karakteristik Permukiman
Kumuh Gampong Telaga Tujuh, Kota Langsa, Aceh.” Jurnal Teknik Sipil 1 (2): 349–58.

Anda mungkin juga menyukai