Anda di halaman 1dari 6

TUGAS UAS

PENITENSIER

OLEH :

NI PUTU TYA SUINDRAYANI 1704551089


KADEK BINTANG CLAUDIA 1704551166
NI PUTU JUNIASIH 1704551168
KOMANG AYU KENCANA UTAMI 1704551212
KOMANG AYU DINA MAYLINA 1704551237
KADEK INDAH BIJAYANTI 1704551244

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2019
1. Anwar seorang anak yang didakwa telah melakukan penganiayaan terhadap
temannya. Akhirnya oleh pengadilan Anwar dihukum 3 bulan penjara.
ANALISIS :
Pidana adalah reaksi atas tindak pidana, yang berujud nestapa yang dengan sengaja
ditimpakan negara kepada pembuat tindak pidana tersebut. Untuk menimbulkan efek jera
dan membuat pelakunya tidak mengulangi lagi perbuatannya atau memaksa orang yang
akan melakukan tindak pidana untuk mengurungkan niatnya.
Dalam kasus tersebut anak mendapatkan sanksi pidana. Divonis 3 bulan penjara
dengan pasal penganiayaan yakni diatur dalam Pasal 351 KUHP sebagai penganiayaan
dalam bentuk pokok dengan unsur-unsur sebagai berikut :
1) Adanya kesengajaan : bahwa di dalam tindak pidana penganiayaan, salah satu unsur
adalah kesengajaan, yang dilakukan dengan sadar dan adanya niat pada pelaku.
2) Adanya perbuatan : selain adanya kesengajaan, niat dan kesadaran, dalam
penganiayaan pasti ada sebuah perbuatan yang dilakukan oleh pelaku dalam
penganiayaan tersebut.
3) Adanya akibat perbuatan : dalam tindak pidana penganiayaan diharuskan adanya
akibat yang dialami korban yaitu menyebabkan rasa sakit pada tubuh dan atau luka
pada tubuh.
4) Akibat yang menjadi tujuan : tujuan yang dimaksud disini adalah tujuan untuk
melakukan penganiayaan yang menimbulkan akibat pada korban dan menjadi tujuan
bagi pelaku penganiayaan
Adapun dikualifikasi dalam beberapa ayat pada Pasal 351 yakni :
1) Penganiayaan biasa yang tidak dapat menimbulkan luka berat maupun kematian dan
dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya dua tahun delapan bulan atau
denda sebanyaknya tiga ratus rupiah ( ayat 1 )
2) Penganiayaan yang mengakibatkan luka berat dan di hukum dengan hukuman
penjara selama-lamanya 5 tahun ( ayat 2 )
3) Penganiayaan yang mengakibatkan kematian dan dihukum dengan hukuman penjara
selama-lamanya 7 tahun ( ayat 3 ).
4) Penganiayaan berupa sengaja merusak kesehatan ( ayat 4 )
Namun perlu digaris bawahi bahwa Anwar merupakan seorang anak yang memiliki
masa depan yang masih panjang untuk itu berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak bahwa terhadap anak yang terbukti secara
sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana dan memenuhi semua unsur-unsur yang
didakwakan oleh jaksa, maka terhadap anak tersebut dapat dijatuhi salah satu sanksi
sebagaimana yang disebutkan pada Pasal 71 mengenai sanksi pidana dan Pasal 82
mengenai tindakan. Pidana Penjara yang dijatuhkan kepada anak dalam Pasal 1 angka 2
huruf a, paling lama ½ (satu per dua) dari maksimum ancaman pidana penjara bagi orang
dewasa.ketentuan ini hanya berlaku terhadap terdakwa anak yang umurnya 12 Tahun
sampai dengan berumur belum genap 18 Tahun yang tidak melakukan perbuatan pidana
yang diancam dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup, misalnya tindak
pidana pencurian , pemerasan atau penganiayaan maka hukuman yang dapat dijatuhkan
maksimal adalah setengah dari maksimal ancaman pidana yang telah ditetapkan oleh
pasal-pasal tersebut..

2. Aal adalah seorang anak yang didakwa mencuri sandal merek edgar milik seorang
anggota polisi, akhirnya dihukum bersalah sesuai dengan ketentuan pasal 362
KUHP, Aal dikembalikan kepada orang tuanya .
ANALISIS
Setiap orang yang melakukan tindak pidana yang tidak dapat dimintai pertanggunjawaban
atau kurang mampu bertangungjawab, dapat dikenakan tindakan. Dalam menjatuhkan putusan
yang berupa pengenaan tindakan, wajib diperhatikan ketentuan faktor yang memberatkan dan
meringankan bagi terdakwa.
Dalam kasus diatas, dikatakan bahwa Aal adalah seorang anak yang dimana, Anak yang belum
mencapai umur 12 (dua belas) tahun melakukan tindak pidana tidak dapat
dipertanggungjawabkan. Sanksi tindakan yang diberikan kepada anak ini memiliki syarat:
a. Pidana dan tindakan bagi anak hanya berlaku bagi orang yang berumur antara 12
(dua belas) tahun dan 18 (delapan belas) tahun yang melakukan tindak pidana.

b. Dengan memperhatikan ketentuan mengenai tujuan dan pedoman pemidanaan,


demi kepentingan masa depan anak, pemeriksaan di depan pengadilan dapat ditunda
atau dihentikan setelah mendengar pertimbangan penyidik, penuntut umum, dan
Petugas Kemasyarakatan.

c. Penundaan atau penghentian pemeriksaan disertai dengan syarat :

1) anak tidak akan melakukan tindak pidana; dan/atau

2) anak dalam waktu tertentu harus mengganti semua atau sebagian kerugian yang
ditimbulkan akibat perbuatannya.

d. Ketentuan mengenai pemberatan pidana, tidak berlaku terhadap anak yang


melakukan pengulangan tindak pidana.
Kasus yang melibatkan anak pada pernyataan diatas mendapatkan sanksi tindakan.
Menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak
Pasal 69 ayat 2 bahwa Anak yang belum berusia 14 (empat belas) tahun hanya dapat
dikenai tindakan. Pengaturan sanksi diatur dalam Undang-Undang Pengadilan Anak telah
mengatur sebagaimana ditetapkan dalam Bab III dan secara garis besar sanksi tersebut
ada 2 (dua) macam dalam Pasal 22 UU SPPA berupa Pidana dan Tindakan. Sanski
tindakan sebagaimana diatur lebih lanjut dalam Pasal 82 ayat (1) UU SPPA menjelaskan
bahwa :
(1) Tindakan yang dapat dikenakan kepada Anak meliputi:
a. pengembalian kepada Orang Tua/Wali;
b. penyerahan kepada seseorang;
c. perawatan di rumah sakit jiwa;
d. perawatan di LPKS;
e. kewajiban mengikuti pendidikan formal dan/atau pelatihan yang diadakan oleh
pemerintah atau badan swasta;
f. pencabutan Surat Izin Mengemudi;
g. perbaikan akibat tindak pidana.
(2) Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, huruf e, dan huruf f
dikenakan paling lama 1 (satu) tahun.
(3) Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diajukan oleh Penuntut Umum
dalam tuntutannya, kecuali tindak pidana diancam dengan pidana penjara paling
singkat 7 (tujuh) tahun.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dengan Peraturan Pemerintah
Berdasar pada Pasal 82 ayat (3) yang menjelaskan pemberian sanksi tindakan tidak
dapat diberikan pada tindak pidana dengan ancaman paling singkat 7 tahun maka dengan
delik pencurian yang diatur dalam Pasal 362 KUHP “Barang siapa mengambil barang
sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk
dimiliki secara melawan hukum, diancam karena pencurian, dengan pidana penjara
paling lama lima tahun atau pidana denda paling banyak sembilan ratus rupiah. “
menghendaki ancaman pencara paling lama 5 tahun sehingga jika anak melakukan tindak
pidana pencurian , maka dalam pemberian sanski , anak dapat dikenakan sanksi tindakan
dengan terlebih dahulu menentapkan anak tersebut bersalah sebelum kemudian diambil
tindakan untuk mengembalikan anak tersebut ke orang tua/ wali.

3. Ucup telah menggelapkan barang Pak Haji, walaupun marah, Pak Haji tidak
melaporkan kejadian tersebut kepada polisi tetapi meminta orang tua Ucup yang
bernama Tatang untuk membayar dengan cara mencicil harga sepeda yang telah
digelapkan tersebut serta menyarankan orang tua yang bernama Tatang agar Ucup
mau belajar mengaji.
ANALISIS :
Berdasarkan analisis terhadap pernyataan di atas, Ucup diberikan kebijaksanaan oleh
Pak Haji dengan tidak melaporkannya kepada polisi. Ditinjau dari pengertian antara
kebijakan dan kebijaksanaan terdapat perbedaan. Secara harifah ilmu kebijakan adalah
terjemahan langsung dari kata policy science (Dror, 1968: 6-8 ). Beberapa penulis besar
dalam ilmu ini, seperti William Dunn, Charles Jones, Lee Friedman, dan lain-lain,
menggunakan istilah public policy dan public policy analysis dalam pengertian yang tidak
berbeda. Istilah kebijaksanaan atau kebijakan yang diterjemahkan dari kata policy
memang biasanya dikaitkan dengan keputusan pemerintah, karena pemerintahlah yang
mempunyai wewenang atau kekuasaan untuk mengarahkan masyarakat, dan bertanggung
jawab melayani kepentingan umum. Ini sejalan dengan pengertian public itu sendiri
dalam bahasa Indonesia yang berarti pemerintah, masyarakat atau umum.
 Kebijakan
Kebijakan atau biasa disebut dengan policy, sangat erat kaitannya dengan
kewenangan, kebijakan muncul karena adanya kewenangan, kewenangan berkaitan
dengan jabatan, kebijakan hanya dapat dilakukan oleh karena adanya kewenangan
yang melekat pada seseorang.
 Kebijaksanaan merupakan suatu bentuk pengenyampingan terhadap aturan,
diumpamakan dalam suatu hal telah ada ketentuan tentang larangan untuk melakukan
atau dilakukan sesuatu, tetapi kemudian terdapat pengenyampingan aturan tersebut
bahwa sesuatu atau dapat dilakukan atau boleh melakukan sesuatu yang telah
dilarang, diperkenankannya melakukan atau dilakukan sesuatu yang dilarang tersebut
disertai dengan syarat.

Jika dilihat berdasarkan masing-masing pengertian antara kebijakan dengan


kebijaksanaan, maka yang paling tepat digunakan adalah kebijaksanaan, karena pada
kasus ini Pak Haji mengenyampingkan suatu aturan yang seharusnya diberlakukan
kepada Ucup yaitu berupa sanksi pidana penggelapan yang tercantum dalam pasal 372
KUHP dengan ancaman pidana 8 tahun penjara. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa
Pak Haji telah memberikan kebijaksanaan berupa sanksi moral yang dilekatkan kepada
Ucup dan orang tuanya yang bernama Tatang yaitu dengan membayar secara berkala serta
menyarankan Ucup untuk belajar mengaji.

Anda mungkin juga menyukai