SAP 1
UNIVERSITAS UDAYANA
2017
1
BAB I
PENDAHULUAN
Beranjak dari keinginan untuk mengingkatkan sumber daya manusia dalam rangka
mendukung pembangunan ekonomi dunia, para ahli ekonomi menciptakan suatu cabang
ilmu ekonomi yakni ekonomi sumber daya manusia yang merupakan cabang ilmu
ekonomi yang menganalisis bagaimana cara untuk mendayagunakan sumber daya
manusia dengan seefektif mungkin guna dapat menghasilkan barang/jasa untuk
pemenuhan kebutuhan manusia. Dengan demikian, pembangunan ekonomi suatu negara
dapat terlaksana sesuai dengan perencanaannya.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ekonomi Sumber Daya Manusia
Ekonomi Sumber Daya Manusia berasal dari kata ekonomi dan sumber daya manusia.
Kata ekonomi berasal dari bahasa Yunani yakni dari kata oikos yang berarti keluarga,
rumah tangga dan kata nomos yang berarti aturan, peraturan, hukum. Secara garis besar,
ekonomi dapat diartikan sebagai aturan rumah tangga atau manajemen rumah tangga.
Menurut Ensiklopedia Indonesia, ekonomi merupakan ilmu pengetahuan yang
mempelajari usaha-usaha manusia untuk mencapai kesejahteraan/kemakmuran serta
gejala-gejala dan hubungan yang timbul dari usaha tersebut. Jadi ilmu ekonomi adalah
suatu ilmu yang mempelajari bagaimana manusia dalam usaha memenuhi kebutuhan-
kebutuhannya, mengadakan pemilihan di antara berbagai alternatif pemakain atas alat-alat
pemuas kebutuhan yang tersedianya relatif terbatas. Dengan terbatasnya alat pemuas
kebutuhan tersebut, manusia akan berusaha untuk menggunakan alat pemuas tersebut
secara optimal agar kepuasan yang dicapai maksimal.
Ekonomi Sumber Daya Manusia adalah ilmu ekonomi yang diterapkan untuk
menganalisis pembentukan dan pemanfaatan sumber daya manusia yang berkaitan
dengan pembangunan ekonomi. Dengan kata lain ekonomi sumber daya manusia adalah
penerapan teori pada analisis sumber daya manusia.
Melihat ruang lingkup tersebut berarti ekonomi sumber daya manusia (Human
Resources Economic) berkaitan dengan studi: perencanaan sumber daya manusia (human
resources planning), ekonomi ketenagakerjaan (Labur Economics) dan ekonomi
kependudukan (Population Economics).
4
2. Teori Klasik J.B. Say
Kontribusi Jean Baptiste Say (1767-1832) terhadap aliran klasik adalah pandangannya
yang mengatakan bahwasetiap penawaran akan menciptakan permintaannya sendiri (supply
creates its own demand). Pendapat say ini disebut dengan Hukum Say (Say’s Law).
Say berasumsi bahwa nilai produksi selalu sama dengan pendapatan. Peningkatan
produksi akan diiringi dengan peningkatan pendapatan.
3. Teori Malthus
Thomas Robert Malthus (1766-1834) dianggap sebagai pemikir klasik yang berjasa
dalam pengembangan pemikiran-pemikiran ekonomi setelah Smith. Bukunya yang dikenal
paling luas adalah Principle of Population.
Malthus pesimis terhadap masa depan umat manusia disebabkan kenyataan bahwa tanah
sebagai salah satu faktor produksi utama tetap jumlahnya. Meskipun pemakaiannya tidak
seberapa namun jumlah lahan pertanian terus berkurang untuk perumahan, pabrik-pabrik
serta untuk pembuatan jalan.
Malthus tidak percaya bahwa teknologi dapat berlomba dengan penduduk. Jumlah
penduduk yang tinggi pasti mengurangi nilai produksi per kepala. Dan untuk mengatasi
masalah ini hanya dengan pengendalian atas pertumbuhan penduduk.
4. Teori Keynes
Kaum klasik percaya bahwa perekonomian yang dilandaskan pada kekuatan mekanisme
pasar akan selalu menuju keseimbangan (equilibrium). Dalam posisi keseimbangan, produksi
akan menciptakan daya beli secara otomatis terhadap barang-barang.
Adanya paham yang menganggap ketidak seimbangan hanya bersiafat sementara dan ada
tangan tak kentara (Invisible hands) yang akan membawa ekonomi kembali pada posisi
keseimbangan.
Kaum klasik percaya bahwa seluruh tenaga kerja yang ada akan dipergunakan untuk
proses produksi (fully-employed). Yang berarti tidak adanya masalah pengangguran tenaga
kerja.
5
John Maynard Keynes (1883-1946) mengkritik teori Say, dalam kenyataannya
permintaan lebih kecil dari pada penawaran, dan pendapatan akan ditabung dan tidak
semuanya di pakai untuk konsiumsi (permintaan efektif lebih kecil dari total produksi).
Penggunaan tenaga kerja penuh (fully employed) tidak akan dicapai karena tenaga kerja
tidak akan bekerja sesuai pandangan klasik. Para pekerja mempunyai semacam serikat kerja
(labor union) yang akan berusaha memperjuangkan kepentingan buruh dari penurunan tingkat
upah.
Bila kurva harga turun, maka kurva nilai produktivitas tenaga kerja (marginal value of
productivity of labor) yang di jadikan patokan dalam mempekerjakan tenaga kerja ikut turun.
5. Teori Harrod-Domar
Teori harrod-Domar (1946) dikenal sebagai teori pertumbuhan. Menurut teori ini
investasi tidak hanya menciptakan permintaan, tetapi juga memperbesar kapasitas produksi.
Kegiatan produksi yang membesar membutuhkan permintaan yang besar pula agar produksi
tidak menurun. Peran modal fisik dalam model pertumbuhan amat besar. Tetapi kapasitas
hanya akan dapat membesar bila sumber daya lain (modal fisik) membesar pula. Penduduk
(angkatan kerja) diasumsikan meningkat secara geometris dan full employment selalu
tercapai.
Model Solow (1957) mirip dengan model Harrod-Domar. Dalam model Solow dipakai
suatu fungsi produksi Cobb-Daouglas dan progres faktor dibahas secara jelas.
6. Teori Coale-Hoaver
Berbeda dengan Solow, Coale-Hoaver tidak hanya melihat penduduk sebagai input
dalam proses produksi tetapi juga segai konsumen produksi. Coale-Hoaver juga berbeda
dengan Keynes yang memusatkan perhatian pada negara kaya (dengan masalah permintaan
agregatnya). Coale-Hover memperhatikan persoalan di negara miskin.
Menurutnya kemiskinan bukan akibat kurangnya permintaan agregatif tetapi akibat
kurangnya modal fisik dengan pembangunan, vigor, enterprise dan adaptability pada semua
komponen angkatan. Dia berpendapat bahwa perubahan penduduk akan terasa pada
penduduk sebagai input proses produksi setelah kurun waktu tiga puluh tahun.
6
penduduk mengakibatkan dipakainya sistem pertanian yang lebih intensif di suatu masyarakat
primitive sehingga meningkatnya output disektor pertanian. Penduduk juga mendorong
penggunaan biologi pertanian pada tingkat yang lebih tinggi. Penduduk mendorong
diterimanya suatu inovasi (teknologi) baru.
Konsep ekonomi sumber daya manusia mencakup dua aspek, yakni aspek kuantitas dan
kualitas. Menurut Simanjuntak (1998), Sumber Daya Manusia ditinjau dari aspek kuantitas,
berarti kuantitas penduduk yang mampu bekerja, sedangkan Sumber Daya Manusia ditinjau
dari aspek kualitas, berarti kualitas usaha yang diberikan oleh seseorang dalam proses
produksi.
Dari aspek kuantitas, jumlah penduduk yang mampu bekerja merupakan sumber daya
manusia yang dimiliki suatu negara. Semakin tinggi jumlah penduduk yang berada pada usia
bekerja, maka semakin tinggi Sumber Daya Manusia yang dimiliki negara tersebut.
7
Kualifikasi Sumber Daya Manusia merupakan pengertian sumber daya manusia ditinjau
dari aspek kualitas. Semakin tinggi kualitas sumber daya manusia maka semakin tinggi pula
tingkat produksi yang akan dihasilkan. Hal ini akan berdampak pada perkembangan ekonomi
menuju arah yang lebih baik. Namun sebaliknya, apabila kualitas sumber daya manusia
rendah maka tingkat produksinya akan menurun/rendah sehingga justru akan menghambat
perkembangan ekonomi.
Ruang lingkup ekonomi sumber daya manusia antara lain meliputi dinamika
kependudukan, ketenagakerjaan dan strukturnya, sektor formal-informal, transisi
kependudukan, mobilitas penduduk, migrasi penduduk, permintaan dan penawaran tenaga
kerja, perencanaan tenaga kerja dan pembangunan ekonomi.
8
4. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja, adalah persentase jumlah angkatan kerja terhadap
penduduk usia kerja.
5. Pengangguran, merupakan penduduk usia kerja yang tidak memiliki pekerjaan,
sedang mencari pekerjaan, sedang mempersiapkan usaha maupun yang telah memiliki
pekerjaan namun belum mulai bekerja.
Sektor informal diartikan sebagai unit-unit usaha yang tidak atau sedikit menerima
proteksi ekonomi secara resmi dari pemerintah. Sebaliknya, unit usaha yang mendapatkan
proteksi ekonomi secara resmi dari pemerintah disebut sektor formal. Proteksi yang
dimaksudkan dapat berupa tariff proteksi, kredit dengan bunga relatif rendah,
pembimbingan, penyuluhan, perlindungan, perawatan tenagakerja, hak paten, terjaminnya
arus teknologi impor dan lain sebagainya.
Perekonomian di sektor informal biasanya bersifat lebih mandiri. Hal ini dapat dilihat
pada saat terjadi penurunan permintaan, perekonomian pada sektor ini permintaannya
akan cenderung lebih stabil dibandingkan dengan perekonomian sektor formal.
Transisi penduduk adalah proses perubahan kematian dan kelahiran yang berlangsung
dari tingkatan yang tinggi ke tingkatan yang rendah dalam suatu kurun waktu pada
9
masyarakat tertentu. Transisi ini muncul dengan terjadinya banyak perubahan di
masyarakat, diantaranya adalah perubahan sosio - ekonomi yang berhubungan timbal
balik dengan kesehatan. Transisi penduduk terdiri atas transisi mortalitas dan transisi
fertilitas.
Mobilitas penduduk adalah gerak penduduk yang melewati batas wilayah dalam
periode tertentu. Mobilitas penduduk biasanya terjadi sebagai akibat dari adanya
perbedaan pendapatan antara penduduk satu daerah dengan daerah lain khususnya daerah
perkotaan dan daerah pedesaan. Penduduk pedesaan akan cenderung melakukan mobilitas
ke daerah perkotaan dengan harapan akan mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi.
Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah lain untuk
menetap di daerah tersebut. Migrasi disebabkan oleh beberapa faktor seperti faktor
pendorong (berasal dari daerah asal penduduk), faktor penarik (berasal dari daerah tujuan
migrasi).
Permintaan tenaga kerja dapat diartikan sebagai hubungan antara tingkat upah dengan
kualitas tenaga kerja yang dihendaki oleh pimpinan untuk dipekerjakan. Sedangkan
penawaran tenaga kerja merupakan suatu hubungan antara harga tenaga kerja dengan
jumlah tenaga kerja yang tersedia.
10
adanya perubahan fundamental dalam struktur ekonomi dalam sebuah negara dan naiknya
pendapatan untuk masyarakat dalam sebuah negara. Pembangunan ekonomi sangat
berkaitan erat dengan Sumber Daya Manusia. Dengan meningkatnya sumber daya
manusia, maka pembangunan ekonomi akan berjalan dengan lancar. Maka dari itu, untuk
mencapai pembangunan ekonomi yang optimal, peningkatan kualitas Sumber Daya
Manusia merupakan suatu hal yang mutlak untuk dilakukan.
11
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Banyak ahli ekonomi menciptakan suatu cabang ilmu ekonomi yakni ekonomi sumber
daya manusia yang merupakan cabang ilmu ekonomi yang menganalisis bagaimana cara
untuk mendayagunakan sumber daya manusia dengan seefektif mungkin guna dapat
menghasilkan barang/jasa untuk pemenuhan kebutuhan manusia. Dengan demikian,
pembangunan ekonomi suatu negara dapat terlaksana sesuai dengan perencanaannya.
12
Daftar Pustaka
S. Mulyadi. 2014. Ekonomi Sumber Daya Manusia : Dalam Perspektif Pembangunan Edisi
Revisi. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/MPK/article/view/685
https://sirusa.bps.go.id/
13