Kesendirian bukanlah perasaan terburuk, tetapi dikelilingi orang yang ngebuat Loe ngerasa
sedirianlah perasaan terburuk. ^_^
Beranda
About
Download gratis
download mp3
GALERI PHOTO KENANGAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hepatitis bermasalah di Indonesia, pertama oleh karena carrier-nya tergolong banyak,
Kedua, imunisasi Hepatitis pada bayi (Universal Immunization) di Indonesia baru dimulai
beberapa tahun lampau (1996). Hal ketiga, belum semua orang berisiko tinggi kena Hepatitis
patuh meminta vaksinasi. Dengan kondisi seperti itu, berarti masyarakat yang telanjur tertular
Hepatitis sudah sekian banyak, dan kian tak terkontrol pula.
Masih banyak masyarakat kita yang belum tahu, bahwa hubungan seks bebas juga bisa
menjadi sumber penularan Hepatitis. Sembarang melacur, lalu seorang suami tanpa
disadarinya sebab mungkin tidak tahu, menularkan penyakitnya kepada istrinya, lalu kepada
anak-anaknya lewat cemaran cairan tubuh antar-anggota keluarga, atau persalinan bayi.
Penyakit ini biasanya jarang terjadi pada wanita hamil. Namun, apabila timbul ikterus
(gejala kuning) pada kehamilan, maka penyebabnya yang paling sering adalah hepatitis virus.
Pada wanita hamil kemungkinan untuk terjangkit hepatitis virus adalah sama dengan
wanita tidak hamil pada usia yang sama. Di negara sedang berkembang, wanita hamil lebih
mudah terkena hepatitis virus. Hal ini erat hubungannya dengan keadaan nutrisi dan
higiene sanitasi yang kurang baik. Hepatitis virus dapat timbul pada ketiga trimester kehamilan
dengan angka kejadian yang sama. Menurut sebuah penelitian, 9.5 persen hepatitis virus
terjadi pada trimester I, 32 persen terjadi pada trimester II, dan 58.5 persen terjadi pada
trimester III.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Agar mahasiswa mengetahui dan mampu melakukan penapisan pada bumil khususnya
Kehamilan dengan Hepatitis.
2. Tujuan khusus
agar mengetahui pengertian dan macam – macam penyakit dalam kehamilan, khususnya
pada kasus ibu hamil dengan hepatitis
agar dapat melakukan manajemen pengkajian data
agar dapat melakukan diagnosis dari pengkajian data
C. Metode Penulisan
Metode ini menggunakan metode study pustaka yaitu berasal dari bahan – bahan atau
buku – buku yang erat hubungannya dengan tugas ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFENISI
Hepatitis atau radang hati, satu jenis penyakit hati yang paling sering dijumpai di antara
penyakit – panyakit lain yang menyerang hati. Penyakit ini terutama disebabkan oleh virus
dan ditandai oleh perubahan warna kulit dan bagian putih mata (sclera) menjadi kekuningan.
Warna kuning tersebut timbul karena adanya pengendapan pigmen bilirubin, yang bersal dari
cairan empedu. Warna air kencing penderita pun menjadi kuning atau bahkan kecoklatan
seperti air teh. (Ensiklopedi)
Hepatitis B kronik adalah suatu penyakit infeksi ditandai oleh peradangan hati berlanjut,
lebih lama dari masa penyembuhan infeksi hepatitis akut, yaitu lebih dari 6 bulan.
Infeksi VHB pada masa anak – anak mempunyai resiko menjadi kronis, terutama pada
anak yang mendapat infeksi perinatal. Data yang menunjukkan bahwa bayi yang terinfeksi
VHB sebelum usia 1 tahun mempumyai resiko kronisitas sampai 90 %, sedangkan bila
infeksi VHB terjadi pada usia antara 2 – 5 tahun resikonya menjadi 50 %, bahkan bila terjadi
infeksi pada anak usia di atas 5 tahun, hanya beresiko 5 – 10 tahun untuk terjadinya
kronisitas.
Istilah “hepatitis” dipakai untuk semua jenis peradangan pada hati (liver). Penyebabnya
berbagai macam, mulai dari virus sampai dengan obat - obatan. Virus hepatitis juga ada
beberapa jenis, hepatitis A, hepatitis B, C, D, E, F dan G. Manifestasi penyakit hepatitis
akibat virus bisa akut (hepatitis A), bisa kronik (hepatitis B dan C) dan bisa juga kemudian
menjadi kanker hati (hepatitis B dan C).
Pada wanita hamil kemungkinan untuk terjangkit hepatitis virus adalah sama dengan
wanita tidak hamil pada umur yang sama. Kelainan hepar yang mempunyai hubungan
langsung dengan peristiwa kehamilan, ialah : Acute fatty liver of pregnancy (Obstetric acute
yellow-atrophy). Infeksi hepatitis virus pada kehamilan tidak berhubungan langsung dengan
peristiwa kehamilan, namun tetap memerlukan penanganan khusus, mengingat penyulit-
penyulit yang mungkin timbul baik untuk ibu maupun janin. Hepatitis virus sering
menimbulakan jaundice pada kehamilan, dengan kemajuan pengobatan saat ini, asam
ursodeoxychalic dapat mengurangi kerusakan hati, baik akut maupun kronik.
Nama-nama virus penyebab hepatitis yang saat ini telah dikenali adalah:
virus hepatitis A atau VHA
virus hepatitis B atau VHB
virus hepatitis C atau VHC,
virus hepatitis D atau VHD,
virus hepatitis E atau VHE,
virus hepatitis F atau VHF
virus hepatitis G atau VHG.
Sedangkan penyakit hepatitis yang ditimbulkannya disebut sesuai dengan nama virusnya.
Di antara ketujuh jenis hepatitis tersebut, hepatitis A, B dan C merupakan jenis hepatitis
terbanyak yang sering dijumpai. Sedangkan kasus hepatitis F masih jarang ditemukan. Para
ahli pun masih memperdebatkan apakah hepatitis F merupakan jenis hepatitis tersendiri atau
tidak.
Ikterus merupakan salah satu gajala klinis pada wanita hamil denga hepatitis, namun
adapun ikterus dalam kehamilan sebenarnya disebabkan oleh beberapa keadaan. Ikterus yang
disebabkan oleh kehamilan berupa ; perlemakan hati akut, toksemia, dan kolestasis
intrhepatik. Sedangkan ikterus yang tejadi bersamaan dengan suatu kehamilan; hepatitis
virus, batu empedu, penggunaan obat-obatan hepatotoksik, dan sirosis hepatis. Ikterus dapat
timbul pada satu dari 1500 kehamilan, 41% diantaranya adalah hepatitis virus,21% oleh
karna kolestatis intahepatik, dan kurang dari 6% oleh karna obtruksi saluran empedu di luar
hati.
C. GEJALA KLINIK
Penyakit hati bisanya jarang terjadi pada wanita hami, namun apabila timbul ikterus pada
kehamiln, maka penyebabnya yang paling tering adalah hepatitis virus. Penyakit hepatitis
biasanya memberikan keluhan mual, muntah, anoreksia, demam ringan, mata kunng. Pada
pemeriksaan fisik dapat dijumpai ikterus dan hepatomegali, sedangkan splenomegali hanya
ditemukan pada 20-25% penderita.
Gejala dan tanda penyakit hepatitis-B adalah sebagai berikut :
1. Selera makan hilang
2. Rasa tidak enak di perut
3. Mual sampai muntah
4. Demam tidak tinggi Kadang-kadang disertai nyeri sendi
5. Nyeri dan bengkak pada perut sisi kanan atas (lokasi hati)
6. Bagian putih pada mata (sklera) tampak kuning
7. Kulit seluruh tubuh tampak kuning
8. Air seni berwarna coklat seperti air teh
Pengobatan infeksi hepatitis virus pada kehamilan tidak berbeda dengan wanita tidak
hamil. Penderita harus tirah baring di rumah sakit sampai gejala icterus hilang dan bilirubin
dalam serum menjadi normal. Makanan diberikan dengan sedikit mengandung lemak
tetapitinggi protein dan karbohydrat.Pemakaian obat-obatan hepatotoxic hendaknya
dihindari.Kortison baru diberikan bila terjadi penyulit. Perlu diingatpada hepatitis virus yang
aktip dan cukup berat, mempunyai risiko untuk terjadi perdarahan post-partum, karena
menurun-nya kadar vitamin K. Janin baru lahir hendaknya tetap diikuti sampai periode post
natal dengan dilakukan pemeriksaantransaminase serum dan pemeriksaan hepatitis virus
antigensecara periodik. Janin baru lahir tidak perlu diberi pengobatankhusus bila tidak
mengalami penyulit-penyulit lain.
Tidak ada pengobatan khusus untuk penyakit hepatitis virus, yang perlu dilakukan
ialah pada ibu hamil yang HBsAg positif bayinya perlu dilindungi dengan segera sesudah
lahir sedapat mungkin dalam waktu dua jam bayi diberi suntikan HBSIG dan langsung
divaksinasi dengan vaksin hepatitis B . Pemberian HBIG hanya pada ibu yang selain HBsAg
pasitif, HBe nya juga positif. Vaksin ini diulangi lagi sampai 3 kali dengan interval satu bulan
atau sesuai dengan skema vaksin yang digunakan. Selain itu pada kasus seperti ini para
dokter dan tenaga medis harus diberi vaksin juga. Pengelolaan secara konservatif adalah
terapi pilihan untuk penderita hepatitis virus dalam kehamilan. Prinsipnya ialah suportif dan
pemantauan gejala penyakit.
Pada awal periode simptomatik dianjurkan :
1. Tirah baring
pada periode akut dan keadaan lemah diharuskan cukup istirahat. Istirahat mutlak tidak
terbukti dapat mempercepat penyembuhan. Kecuali pada mereka dengan umur tua dan
keadaan umum yang buruk
2. Diet
Tidak ada larangan spesifik terhadap makanan tertentu bagi penderita penyakit hepatitis.
Sebaiknya semua makanan yang dikonsumsi pasien mengandung cukup kalori dan protein.
Satu-satunya yang dilarang adalah makanan maupun minuman beralkohol. jika pasien mual,
tidak nafsu makan atau muntah – muntah, sebaiknya diberikan infus. Jika sudah tidak mual
lagi, diberikan makanan yang cukup kalori (30 – 35 kalori / kg BB) dengan protein cukup (1
g / kg BB). Pemberian lemak seharusnya tidak perlu dibatasi. Dulu ada kecenderungan untuk
membatasi lemak, karena disamakan dengna kandung empedu.
3. Medikamentosa :
a. Interferon adalah protein alami yang disintesis oleh sel-sel sistem imun tubuh sebagai respon
terhadap adanya virus, bakteri, parasit, atau sel kanker.
Ada tiga jenis interferon yang memiliki efek antivirus yaitu :
interferon alfa,
interferon beta
interferon gamma.
Efek antivirus yang paling baik diberikan oleh interferon alfa. Interferon alfa bekerja
hampir pada setiap tahapan replikasi virus dalam sel inang. Interferon alfa digunakan untuk
melawan virus hepatitis B dan virus hepatitis C. Interferon diberikan melalui suntikan. Efek
samping interferon timbul beberapa jam setelah injeksi diberikan.
Efek samping dari pemberian interferon diantaranya adalah :
rasa seperti gejala flu
demam
mengigil
nyeri kepala
nyeri otot dan sendi.
Setelah beberapa jam, gejala dari efek samping tersebut mereda dan hilang. Efek
samping jangka panjang yang dapat timbul adalah gangguan pembentukan sel darah yaitu
menurunnya jumlah sel granulosit (granulositopenia) dan menurunnya jumlah trombosit
(trombositopenia), mengantuk bahkan rasa bingung.
b. Lamivudin : Lamivudin adalah antivirus jenis nukleotida yang menghambat enzim reverse
transcriptase yang dibutuhkan dalam pembentukan DNA. Lamivudin diberikan pada
penderita hepatitis B kronis dengan replikasi virus aktif dan peradangan hati. Pemberian
lamivudin dapat meredakan peradangan hati, menormalkan kadar enzim ALT dan
mengurangi jumlah virus hepatitis B pada penderita.
Terapi lamivudin untuk jangka panjang menunjukkan menurunnya resiko fibrosis,
sirosis dan kanker hati. Namun lamivudin memiliki kelemahan yang cukup vital yaitu dapat
menimbulkan resistensi virus.
Efek samping yang mungkin muncul dari pemberian lamivudin antara lain:
rasa lemah
mudah lelah
gangguan saluran pencernaan
mual, muntah
nyeri otot
nyeri sendi
sakit kepala
demam, serta kemerahan.
Efek samping yang berbahya lainnya adalah radang pankreas, meningkatnya kadar
asam laktat, dan pembesaran hati. Namun umumnya efek samping tersebut dapat ditolerir
oleh pasien. Terapi lamivudin ini tidak boleh diberikan pada ibu hamil..
c. Adepovir dipivoksil : Adepovir dipivoksil berfungsi sebagai penghenti proses penggandaan
untai DNA (DNA chain terminator), meningkatkan jumlah sel yang berperan dalam sistem
imun (sel NK) dan merangsang produksi interferon dalam tubuh. Kelebihan adepovir
dipivoksil dibandingkan dengan lamivudin adalah jarang menimbulkan resistensi virus.
Efek samping yang ditimbulkan adepovir dipivoksil antara lain:
nyeri pada otot
punggung
persendian dan kepala.
Selain itu terdapat juga gangguan pada saluran pencernaan seperti mual atau diare,
gejala flu, radang tenggorokan, batuk dan peningkatan kadar alanin aminotransfrase.
Gangguan fungsi ginjal juga dapat terjadi pada dosis berlebih.
d. Entecavir : Entecavir berfungsi untuk menghambat enzim polymerase yang dibutuhkan
dalam sintesis DNA virus. Kelebihan entecavir adalah jarang menimbulkan resistensi virus
setelah terapi jangka panjang.
Sedangkan efek samping yang dapat ditimbulkannya adalah :
nyeri kepala
pusing
mengantuk
diare
mual
nyeri pada ulu hati dan insomnia
e. Telbivudin : Telbivudin adalah jenis antivirus yang relatif baru. Terapi telbivudin diberikan
pada pasien hepatitis B dengan replikasi virus dan peradangan hati yang aktif. Telbivudin
berfungsi menghambat enzim DNA polymerase yang membantu proses pencetakan material
genetic (DNA) virus saat bereplikasi. Meski belum didukung data yang cukup bahwa
telbivudin aman bagi ibu hamil, sebaiknya terapi telbivudin tidak diberikan pada ibu hamil
mupun menyusui.
Efek samping dari terapi telbivudin antara lain :
mudah lelah
sakit kepala
pusing
batuk
diare
mual
nyeri otot, dan rasa malas.
Vitamin K dapat diberikan pada kasus dengan kecenderungan pendarahan. Bila pasien
dalam keadaan prekoma atau koma, penagannn seperti pada koma hepatik.
G. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
H. PEMERIKSAAN HISTOPATOLOGI
BAB III
MANAJEMEN KEBIDANAN VARNEY PADA KEHAMILAN
I. PENGUMPULAN DATA (PENGKAJIAN)
1. DATA SUBJEKTIF
A. BIODATA PASIEN
Nama
Perlu ditanyakan agar tidak keliru bila ada kesamaan nama dengan klien (Christian .I.
1984 : 84).
Umur
Perlu ditanyakan untuk mengetahui pengaruh umur terhadap permasalahan kesehatan
pasien/klien. Dalam kurun waktu reproduksi sehat, dikenal bahwa usia aman untuk
kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun. (Sarwono, 1999:23)
Alamat
Ditanyakan untuk maksud mempermudah hubungan bila diperlukan bila keadaan
mendesak. Dengan diketahuinya alamat tersebut, bidan dapat mengetahui tempat tinggal
pasien/klien dan lingkungannya. Dengan tujuan untuk memudahkan menghubungi
keluarganya, menjaga kemungkinan bila ada nama ibu yang sama, untuk dijadikan petunjuk
saat kunjungan rumah. (Christina .I. 1984 : 84).
Pekerjaan
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan terhadap
permasalahan kesehatan pasien/klien. Dengan mengetahui pekerjaan pasien/klien, bidan
dapat mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial ekonominya agar nasehat bidan sesuai,
juga mengetahui apakah pekerjaan mengganggu atau tidak, misalnya bekerja di pabrik rokok,
mungkin yang dihisap akan berpengaruh pada janin. (Cristina I, 1989:85)
Agama
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan
kesehatan pasien/klien. Dengan diketahuinya agama pasien/klien, akan memudahkan bidan
melakukan pendekatan di dalam melaksanakan asuhan kebidanan.
Pendidikan
Ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya. Tingkat pendidikan
mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang.
Status Perkawinan
Pertanyaan ini dilakukan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh status perkawinan
terhadap masalah kesehatan. Bila diperlukan ditanyakan tentang perkawinan keberapa
kalinya.
Suku/Ras
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan
kesehatan pasien/klien. Dengan diketahuinya suku/ras pasien/klien, akan memudahkan bidan
melakukan pendekatan di dalam melaksanakan asuhan kebidanan.
Ditanyakan untuk mengetahui perihal yang mendorong pasien/klien datang kepada bidan.
Untuk mengetahui keluhan utama tersebut pertanyaan yang diajukan oleh bidan adalah
sebagai berikut: “Apa yang ibu rasakan, sehingga ibu datang kemari?”
Setelah pasien menjawab pertanyaan yang diajukan diatas maka pertanyaan selanjutnya
adalah sebagai berikut :
Sejak kapan timbulnya gangguan dirasakan?
Ceritakan secara kronologis timbulnya gangguan tersebut?
Apakah gangguan tersebut hilang timbul? Bagaimana frekuensinya?
Dimana letak rasa sakit yang dirasakan? Bagaimana intensitas dan tingkat perawatannya?
Apakah ada keluhan lain?
Apakah gangguan tersebutmenghalangi kegiatan sehari-hari?
Apa yang telah dilakukan untuk mengatasi gangguan kesehatan tersebut? Apakah efektif?
C. RIWAYAT MENSTRUASI
Untuk mengetahui gambaran tentang keadaan dasar dari organ reproduksi pasien/klien.
Menarche
Untuk mengetahui usia pertama kalinya mengalami menstruasi.
Siklus Menstruasi
Untuk mengetahui jarak antara menstruasi yang dialami dengan menstruasi berikutnya, dalam
hitungan hari. Biasanya sekitar 23 sampai 32 hari.
Volume
Data ini menjelaskan seberapa banyak darah menstruasi yang dikeluarkan. Kadang
kita akan kesulitan untuk mendapatkan data yang valid. Sebagai acuan biasanya digunakan
criteria banyak, sedang, sedikit. Jawaban yang diberikan oleh pasien biasanya bersifat
subjektif, namun kita dapat kaji lebih dalam lagi dengan beberapa pertanyaan pendukung,
misalnya sampai berapa kali mengganti pembalut dalam sehari.
Keluhan
Beberapa wanita menyampaikan keluhan yang dirasakan ketika mengalami
menstruasi, misalnya nyeri hebat, sakit kepala sampai pingsan, atau jumlah darah yang
banyak. Keluhan yang disampaikan oleh pasien dapat menunjuk kepada diagnosis tertentu.
Dismenorhea
Untuk mengetahui ketika haid terjadi nyeri atau sulit. Dismenorhea ditandai oleh
nyeri mirip kram yang terasa pada abdomen bagian bawah dan kadang-kadang oleh sakit
kepala, keadaan mudah tersinggung, depresi mental, keadaan tidak enak badan serta perasaan
lelah.
Keteraturan Menstruasi
Fluor albus
Untuk mengetahui pada umumnya adanya cairan di dalam vagina bertambah dalam
kehamilan tanpa sebab-sebab yang patologis dan sering menimbulkan keluhan. Ganococcus
menyebabkan flour seperti nanah, Trichomonasvaginalis menyebabkan flour yang putih
berbau, sedangkan candida albicans menyebabkan flour dengan gumpalan putih atau kuning
dan menyebabkan gatal yang sangat.
D. RIWAYAT PERKAWINAN
Kawin : …………………..kali
Usia Kawin Pertama ………………………tahun
Status Perkawinan
Lama Pernikahan
Untuk mengetahui adanya masalah-masalah persalinan kehamilan dan nifas yang lalu.
Pertanyaan ini mempengaruhi prognosa persalinan dan persiapan persalinan yang lampau
adalah hasil ujian-ujian dari segala faktor yang mempengaruhi persalinan. Mencakup :
Jumlah Kehamilan dan kelahiran: G (gravida), P (para), A (abortus), H (hidup)
Data ini digunakan untuk mengetahui riwayat kehamilan dan kelahiran pasien.
Golongan Darah
Data ini menjelaskan golongan darah pasien, hal ini dilakukan untuk sumber
informasi jika ketika kehamilan atau persalinan mengalami pendarahan penanganan
penggantian darah yang keluar melalui transfusi darah lebih cepat dilakukan.
Riwayat persalinan
Mencakup jarak antara dua kelahiran, tempat melahirkan, lamanya melahirkan, cara
melahirkan. Dengan mengetahui riwayat persalinan, melihat kemungkinan yang dapat terjadi
pada ibu hamil saat persalinan sekarang dan mengupayakan pencegahannya dan
penanggulangannya. Jika persalinan dahulu terdapat penyulit seperti perdarahan, sectio
saesaria, solusio plasenta, plasenta previa kemungkinan dapat terjadi atau timbul pada
persalinan sekarang.
Masalah atau gangguan kesehatan yang timbul sewaktu hamil dan melahirkan
Untuk mengetahui masalah atau gangguan kesehatan yang timbul sewaktu hamil dan
melahirkan, jika terdapat penyulit diupayakan pencegahannya dan penanggulangannya.
F. RIWAYAT NIFAS
Untuk mengetahui adakah penyakit atau kelainan pada masa nifas yang lalu (perdarahan,
feloris).
Data ini sangat penting karena akan memberikan petunjuk tentang organ reproduksi
pasien. Mencakup: infertilitas, penyakit kelamin, tumor atau kanker sistem reproduksi,
operasi ginekologi. Jika didapatkan adanya salah satu atau beberapa riwayat gangguan
kesehatan alat reproduksi, maka harus waspada akan adanya kemungkinan gangguan
kesehatan alat reproduksi pada masa postpartum.
Untuk mengetahui apakah ada efek samping setelah penggunaan kontrasepsi, lamanya
menggunakan alat kontrasepsi, alasan pemakaian serta pemberhentian kontrasepsi (bila tidak
memakai lagi), serta keluhan selama memakai alat kontrasepsi. (Depdikbud, 1999).
Mencakup waktu mendapat haid terakhir, siklus haid, perdarahan pervaginam, fluor,
mual/muntah, masalah kelainan pada kehamilan sekarang, pemakaian obat-obatan/jamu.
Anamnesa haid serta siklusnya dapat diperhitungkan tanggal persalinan serta memantau
perkembangan kehamilannya serta dengan anamnesa ini dapat diketahui dengan segera
adanya kelainan / masalah dalam kehamilan dan dapat ditangani dengan segera.
K. RIWAYAT PENYAKIT
Untuk mengetahui riwayat penyakit yang pernah diderita pasien/klien. Informasi ini
penting untuk melihat kemungkinan yang dapat terjadi pada ibu hamil dan mengupayakan
pencegahannya dan penanggulangannya. (Depkes RI, 1993:65),
misal:
o Ibu hamil dengan riwayat penyakit hipertensi perlu ditentukan pimpinan persalinan dan
kemungkinan bisa menyebabkan transient hipertension.
o Ibu hamil dengan riwayat penyakit TBC akut kemungkinan bisa menyebabkan kuman saat
persalinan dan bisa menular pada bayi.
o Ibu dengan riwayat DM mempunyai pengaruh terhadap persalinannya dan bayi bisa cacat
bawaan, janin besar.
o Ibu menderita hepatitis kemungkinan besar bayi akan tertular melalui ASI. (Sarwono,
1999:401)
Untuk mengetahui keadaan psikososial pasien atau klien perlu ditanyakan antara lain :
Jumlah anggota keluarga
Dukungan materiil dan moril yang didapat dari keluarga
Kebiasaan-kebiasaan yang menguntungkan kesehatan
Kebiasaan yang merugikan kesehatan.
2. DATA OBJEKTIF
Untuk mengetahui keadaan setiap bagian tubuh dan pengaruhnya terhadap kehamilan
untuk diupayakan pencegahan dan penanggulangannya.
A. PEMERIKSAAN UMUM
Pengukuran Temperatur, Tekanan Darah, dan Denyut Nadi
Pengukuran temperature, tekanan darah dan denyut nadi dilakukan sebab perbedaan
suhu, tekanan (tensi) darah dan denyut nadi dari normal akan menunjukkan adanya gangguan
kesehatan dalam tubuh pasien.
Berat dan Tinggi Badan
Tujuan pengukuran berat dan tinggi badan adalah untuk memeastikan kesan umum
terhadap tubuh pasien/klien, terutama mengenai derajat kegemukannya. Pasien/klien yang
gemuk atau kurus memberikan kemungkinan lebih mudah mengidap penyakit. Barat badan
dicatat dalam ukuran kilogram, dan tinggi badan dalam ukuran sentimeter (cm).
B. PEMERIKSAAN KHUSUS
Pemeriksaan Kulit
o Observasi : warna dan parut bekas luka.
Postur tubuh
Untuk mengetahui perubahan pada tubuh seperti gemuk atau kurus, tinggi atau
pendek, perut tampak lebih besar atau tidak daan sebagainya.
Gerakan tubuh
Untuk mengetahui cara berjalan, berdiri, duduk, berbicara, posisi anggota badan,
lemah, menggigil, sesak, dan sebagainya.
Ekspresi wajah
Untuk mengetahui ekspresi gembira, sedih, kesakitan, ketakutan, pucat, ketuaan, dan
sebagainya pada ibu hamil
o Palpasi : kelembaban dan turgor
Kepala dan leher
Di dalam pemeriksaan kepala dan leher dapat dilakukan melalui:
Rambut
Untuk mengetahui keadaan rambut seperti hitam, lebat, tidak bau, tidak berketombe
Tempurung Kepala
Untuk observasi bentuk, benjolan, infeksi pada kepala. Palpasi bila tampak benjolan
untuk mengetahui besar, bentuk, kekenyalan dan mobilitasnya.
Mata
Untuk mengetahui apakah terjadi anemia atau tidak pada conjungtiva
Telinga
Untuk mengetahui ada atau tidak serumen di telinga
Hidung
Untuk mengetahui ada atau tidak polip atau secret
Muka
Untuk mengetahui ada atau tidak chloasma gravida dan ada icterus atau tidak pada
sklera
Mulut
Untuk mengetahui apakah adanya pembesaran tonsil atau karies gigi
Gigi
Untuk mengetahui keadaan konstruksi gigi apakah terjadi kekeroposan atau tidak
dimana hal inimenjdi indikasi adanya kekurangan kalsium atau tidak
Leher
Untuk mengetahui ada atau tidak pembesaran kelenjar getah bening, ada atau tidaknya
struma/kelenjar gondok, dan ada atau tidak pembesaran vena jogularis
Dada dan Aksilla
Dinding Thoraks
Observasi bentuk thoraks. Misal, apakah kiphosis atau tidak.
Payudara
Observasi dilakukan untuk mengetahui ukuran, bentuk, dan warna kulit dan putting
susu. Palpasi dilakukan untuk mengatahui ada tidaknya benjolan, rasa sakit (oleh karena
adanya infeksi)
Aksilla
Observasi dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya benjola. Palpasi dilakukan untuk
mengetahui ada tidaknya rasa sakit dan tumor.
Abdomen
Observasi dinding abdomen.Untuk mengamati gerak uterus (his), gerak janin, dan
tanda-tanda kehamilan.
Palpasi
Untuk mengetahui tinggi fundus uteri yang erat kaitannya dengan umur kehamilan.
Pemerikasaan Leopold dengan mempalpasi abdomen dapat menentukan letak janin di dalam
uterus, cekungan perut, nyeri tekan, tes Osborn, ukuran panggul luar, his.
Auskultasi
Dilakukan untuk mengetahui bunyi jantung anak (punctum maximum, lama, +
kekuatan, relaksasi)
Ekstremitas
o Atas : gangguan atau kelainan, bentuk
Observasi keadaan tangan terutama telapak tangan dan kuku, misal untuk mengetahui
apakah tampak pucat atau sianosis.
o Bawah : bentuk, udema, varises
Observasi dilakukan untuk mangetahui ada tidaknya kelainan seperti varises dan udema.
Palpasi dilakukan untuk menentukan derajat varises atau udema.
Pemeriksaan Tulang Punggung
Untuk mengetahui bentuk tulang punggung, misal apakah lordosis atau tidak.
Genitourinaria
Kebersihan
o Genetalia eksterna : observasi labia mayora, minora, fluor albus (warna dan baunya)
o Genetalia interna : observasi vagina, portio dan orifisium eksterna
Pemeriksaan Anus
Untuk mengetahui apakah ditemukan kelainan atau tidak pada anus.
Pemeriksaan Dalam
Pemeriksaan dengan jari telunjuk dan jari tengah untuk menentukan kondisi portio,
pembukaan orifisium uteri, keadaan ketuban, letak anak di dalam panggul, dan luas panggul
bagian dalam.
3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Urine
Untuk mengetahui adanya kandungan albumin atau reduksi pada urine
B. Kadar Hb
Untuk mengetahui apakah pasien mengalami anemia atau tidak pada masa kehamilan
C. Hematokrit (Ht)
Data ini digunakan sebagai penunjang diagnosis anemia.
D. Kadar Leukosit
Untuk mengetahui adanya infeksi atau tidak pada kehamilan
E. Golongan Darah
Jika terjadi pendarahan pada pasien pada masa kehamilan atau setelah melahirkan
menanganan segera dapat dilakukan.
CONTOH:
Keadaan Pasien dan Janin
Ibu G1P0A0 hamil 36 minggu 4 hari, janin tunggal, hidup, intrauterin, bagian
terendah kepala, dengan anemia ringan.
Dasar :
Ibu mengatakan pegal-pegal pada pinggang dan kaki, sering lelah, pusing, mata
berkunang-kunang,
Hb : 9,4 g%
Ibu mengatakan hamil anak pertama
HPHT : 5 Oktober 2006
Leopold I : TFU 34cm TBJ : 3410g
Leopold II : Puki (letak punggung janin kiri)
Leopold III : Kepala
Leopold IV : Kepala sudah masuk PAP, posisi sejajar
DJJ : 140x/menit
Masalah Potensial
Dengan mengidentifikasi masalah potensial/diagnose potensial yang akan terjadi
berdasarkan diagnose/masalah yang sudah ada, bidan harus dapat merumuskan tindakan yang
perlu diberikan untuk mencegah atau menghindari masalah/dignosa potensial yang akan
terjadi.
Mengantisipasi penanganan
Pada langkah antisipasif ini diharapkan bidan selalu waspada dan bersiap-siap bila
diagnose/masalah potensial ini benar-benar terjadi. Langkah ini penting sekali dalam
melakukan asuhan yang aman dan dilakukan secara cepat, karena sering terjadi dalam kondisi
emergensi.
Prognosa
Data ini digunakan untuk mengetahui perkembangan pasien apakah membaik atau
memburuk, sehingga dapat segera dilakukan tindakan.
CONTOH:
Bukalapak.com
1
PrevNext
Lihat Semua (110)
Bukalapak.com
1
2
3
PrevNext
Lihat Semua (110)
My Profile photo
LIKE ME
Blog Archive
► 2012 ( 62 )
▼ 2013 ( 20 )
o ► May ( 1 )
o ▼ August ( 14 )
KELUARGA DENGAN HIPERTENSI
asuhan keperawatan pada pasien hypertensi
askep komunitas jiwa
Penyalah Gunaan Obat Tramadol
ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA PADA Ny.U DENGAN
ASTHMA...
askep komunitas
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.W DENGAN
ASHMA BR...
LP askep COMBUSTIO
LAPORAN PENDAHULUAN TB PARU
LAPORAN PENDAHULUAN STROKE
LAPORAN PENDAHULUAN Tifus abdominalis
Asuhan Keperawatan Gerontik Ibu E dengan Reumatik
ASKEP DIARE
IBU HAMIL DENGAN HEPATITIS.
o ► September ( 4 )
o ► October ( 1 )
► 2014 ( 47 )
Labels
aplikasi windows
asuhan kebidanan
asuhan keperawatan
cheat games
download aplikasi musik
download games
edit photoshop
kata kata bijak
kata kata lucu
kumpulan askep keluarga komunitas
kumpulan KTI LENGKAP
KUMPULAN SAP
laporan pendahuluan askep
lirik lagu
LULUS CPNS
makalah makalah
management
Movie FILM
news
pendidikan hacker
serba serbi hacking
SOCIAL FACEBOOB NETWORKING
social network
TEMBUS CPNS
TENTANG OBAT OBATAN
TEST CPNS
trik otomotif
TUTORIAL BLOGER
video editing
Popular Posts
LAPORAN PENDAHULUAN BBLR di ruang PERINATOLOGI ( PERI )
LP askep COMBUSTIO
LAPORAN PENDAHULUAN I. KASUS : COMBUSTIO 32
% GRAD II II. MASALAH UTAMA : ...
NO REKENING: 0382225978
kc : sukabumi