Disusun Oleh:
Nandang Sudrajat
030.07.178
Puskesmas Salaman 1
Disusun dan diajukan untuk memenuhi persyaratan tugas Kepaniteraan Klinik Ilmu
Kesehatan Masyarakat
Oleh:
Nandang Sudrajat
030.07.178
Pembimbing I Pembimbing II
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan laporan “Evaluasi Dan Rencana Peningkatan Cakukpan
Perilaku Rumah Tangga yang Memanfaatkan Jamban Sehat di Dusun Kateki, Desa
Kebonrejo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang. Evaluasi Manajemen Program
Kesehatan Lingkungan Puskesmas Salaman 1 Periode Januari - Februari 2012”.
Laporan ini dibuat guna melengkapi tugas Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan
Masyarakat di Puskesmas Salaman I. Harapan penulis pembuatan laporan ini tidak hanya
berfungsi sebagai apa yang telah disebut diatas. Namun, besar harapan penulis laporan
ini juga dapat bermanfaat bagi puskesmas, dalam hal ini Puskesmas Salaman I untuk
meningkatkan kualitas pelayanan dan mutu puskesmas, sehingga dapat menjadi
puskesmas unggulan di wilayah Kabupaten Magelang.
2
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis menerima semua
saran dan kritik yang membangun guna penyempurnaan laporan ini.
Penulis
3
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I. PENDAHULUAN
I.3.Tujuan ................................................................................................ 2
4
II.4.1. Pengelolaan Pembuangan Tinja ............................................... 8
II.6.2. Perilaku.................................................................................... 20
KERANGKA PENELITIAN..................................................................26
5
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 28
6
IV.3.5. Definisi Mutu Puskesmas Salaman I ........................... 38
salaman I ..................................................................................... 38
BAB V. PEMBAHASAN
LAMPIRAN
7
DAFTAR TABEL
Halaman
48
Tabel l6. Gantt Chart kegiatan usaha peningkatan cakupan masyarakat yang
8
DAFTAR GAMBAR
Halaman
9
BAB I
PENDAHULUAN
10
cacingan dan gatal-gatal. Selain itu dapat menimbulkan pencemaran lingkungan
pada sumber air dan bau busuk serta estetika.
Dilihat dari Perilaku hidup bersih dan sehat, masyarakat Desa Kebonrejo
khususnya Dusun Kateki masih rendah angka kesadaran akan perilaku hidup
sehat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya perilaku buang air besar bukan
dijamban yang sehat.
Dari data SPM dapat diketahui cakupan penduduk yang memanfaatkan
jamban di wilayah kerja Puskesmas Salaman I periode Januari-Februari 2012
adalah 47,37%, sedangkan target Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang adalah
75%. Sehingga angka pencapaian penduduk yang memanfaatkan jamban masih
kurang, yaitu sebesar 63,16%.
Menurut data keluarga hasil Survei Mawas Diri (SMD) kepemilikan
jamban di Dusun Kateki, dimana jumlah KK yang berhasil di survey ada 117, dan
yang memiliki jamban sebanyak 80 KK (68,37%). Namun jamban yang
memenuhi syarat hanya dimiliki oleh 54 KK (46,15%). Sedangkan masyarakat
yang tidak memiliki jamban sebanyak 37 KK (31,62%).
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kurang adanya jamban
sehat keluarga di Dusun Kateki Desa Kebonrejo.
1.3.2 Tujuan khusus
Diperoleh data umum Dusun Kateki Desa Kebonrejo Kecamatan
Salaman, Kabupaten Magelang.
Diperoleh cakupan penduduk yang menggunakan jamban di Dusun
Kateki Desa Kebonrejo, Kecamatan Salaman.
11
Diperoleh faktor-faktor yang menyebabkan tidak adanya jamban sehat
keluarga di Dusun Kateki Desa Kebonrejo, Kecamatan Salaman.
Diperoleh upaya pemecahan masalah penduduk yang tidak
menggunakan jamban sehat di Dusun Kateki Desa Kebonrejo,
Kecamatan Magelang.
Diperoleh rencana kegiatan untuk mengatasi penduduk yang tidak
menggunakan jamban sehat di Dusun Kateki Desa Kebonrejo,
Kecamatan Magelang.
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Penulis
Untuk menambah pengetahuan penulis tentang penyebab masih
kurangnya penduduk yang menggunakan jamban sehat di Dusun Kateki
Desa Kebonrejo serta dapat memberikan informasi tentang pengelolaan
jamban yang baik.
.
1.4.2 Bagi Profesi
Hasil laporan ini dapat dijadikan data awal untuk merencanakan
penanggulangan masalah pemanfaatan jamban di Dusun Kateki Desa
Kebonrejo, Kecamatan Magelang, serta dapat dijadikan masukan untuk
menyusun program dalam rangka pemanfaatan jamban keluarga.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
13
2) Mempelajari kartu status/rujukan tentang diagnosis oleh petugas
poliklinik.
3) Menyalin dan mencatat nama penderita atau keluarganya, karakteristik
penderita yang meliputi umur, jenis kelamin, pekerjaan dan alamat,
serta diagnosis penyakitnya ke dalam buku register.
4) Melakukan wawancara atau konseling dengan penderita/keluarga,
penderita tentang kejadian penyakit, keadaan lingkungan, dan perilaku
yang diduga berkaitan dengan kejadian penyakit dengan mengacu pada
buku ‘Pedoman Teknis Klinik Sanitasi untuk Puskesmas dan Panduan
Konseling Bagi Petugas Klinik Sanitasi di Puskesmas.
5) Membantu menyimpulkan permasalahan lingkungan atau perilaku
yang berkaitan dengan kejadian penyakit yang diderita.
6) Memberikan saran tindak lanjut sesuai permasalahan.
7) Bila diperlukan, membuat kesepakatan dengan penderita atau
keluarganya tentang jadwal kunjungan lapangan.
b. Luar Gedung
Sesuai dengan jadwal yang telah disepakati antara penderita / klien
atau keluarganya dengan petugas, petugas klinik sanitasi melakukan
kunjungan lapangan/rumah dan diharuskan melakukan langkah-langkah
sebagai berikut :
1) Mempelajari hasil wawancara atau konseling di dalam gedung
(Puskesmas).
2) Menyiapkan dan membawa berbagai peralatan dan kelengkapan
lapangan yang diperlukan seperti formulir kunjungan lapangan, media
penyuluhan, dan alat sesuai dengan jenis penyakitnya.
3) Memberitahu atau menginformasikan kedatangan kepada perangkat
desa/kelurahan (kepala desa/lurah, sekretaris, kepala dusun, atau ketua
RW/RT) dan petugas kesehatan / bidan di desa.
14
4) Melakukan pemeriksaan dan pengamatan lingkungan dan perilaku
dengan mengacu pada Buku Pedoman Teknis Klinik Sanitasi untuk
Puskesmas, sesuai dengan penyakit/masalah yang ada.
5) Membantu menyimpulkan hasil kunjungan lapangan.
6) Memberikan saran tindak lanjut kepada sasaran (keluarga penderita
dan keluarga sekitar).
7) Apabila permasalahan yang ditemukan menyangkut sekelompok
keluarga atau kampung, informasikan hasilnya kepada petugas
kesehatan di desa / kelurahan, perangkat desa/kelurahan (kepala desa /
lurah, sekretaris, kepala dusun atau ketua RW/RT), kader kesehatan
lingkungan serta lintas sektor terkait di tingkat kecamatan untuk dapat
di tindak lanjut secara bersama.
15
kegiatan klinik sanitasi dan hasilnya dilaporkan secara berkala kepada
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai dengan format laporan
yang ada.
c. Penyelesaian Masalah
Penyelesaian masalah kesehatan lingkungan, terutama masalah
yang menimpa sekelompok keluarga atau kampung dapat dilaksanakan
secara musyawarah dan gotong royong oleh masyarakat dengan
bimbingan teknis dari petugas sanitasi dan lintas sektor terkait.
Apabila dengan cara demikian tidak tuntas dan atau untuk
perbaikannya memerlukan pembiayaan yang cukup besar, maka
penyelesaian dianjurkan untuk mengikuti mekanisme perencanaan yang
ada, mulai perencanaan di tingkat desa, perencanaan tingkat kecamatan
dan perencanaan tingkat kabupaten/kota. Petugas sanitasi juga dapat
membantu mengusulkan kegiatan perbaikan kesehatan lingkungan
tersebut kepada sektor terkait.
16
II.4.1. Pengelolaan Pembuangan Tinja
Untuk mengurangi kontaminasi tinja terhadap lingkungan, maka
pembuangan kotoran manusia harus dikelola dengan baik yaitu harus di
suatu tempat tertentu atau jamban yang sehat. Suatu jamban disebut sehat
untuk daerah pedesaan apabila memenuhi persyaratan – persyaratan sebagai
berikut :
1. Tidak mencemari air
a. Saat menggali tanah untuk lubang kotoran, usahakan agar dasar lubang
kotoran tidak mencapai permukaan air tanah maksimum. Jika keadaan
terpaksa, dinding dan dasar lubang kotoran harus dipadatkan dengan
tanah liat atau diplester.
b. Jarak lubang kotoran ke sumur sekurang-kurangnya 10 meter
c. Letak lubang kotoran lebih rendah daripada letak sumur agar air kotor
dari lubang kotoran tidak merembes dan mencemari sumur.
d. Tidak membuang air kotor dan buangan air besar ke dalam selokan,
empang, danau, sungai, dan laut
17
3. Bebas dari serangga
a. Jika menggunakan bak air atau penampungan air, sebaiknya dikuras
setiap minggu. Hal ini penting untuk mencegah bersarangnya nyamuk
demam berdarah.
b. Ruangan dalam jamban harus terang. Bangunan yang gelap dapat menjadi
sarang nyamuk.
c. Lantai jamban diplester rapat agar tidak terdapat celah-celah yang dapat
menjadi sarang kecoa atau serangga lainnya.
d. Lantai jamban harus selalu bersih dan kering.
e. Lubang jamban, khususnya jamban cemplung, harus tertutup.
4. Tidak menimbulkan bau dan nyaman digunakan
a. Jika menggunakan jamban cemplung, lubang jamban harus ditutup setiap
selesai digunakan.
b. Jika menggunakan jamban leher angsa, permukaan leher angsa harus
tertutup rapat oleh air.
c. Lubang buangan kotoran sebaiknya dilengkapi dengan pipa ventilasi
untuk membuang bau dari dalam lubang kotoran.
d. Lantai jamban harus kedap air dan permukaan bowl licin. Pembersihan
harus dilakukan secara teratur.
5. Aman digunakan oleh pemakainya
Pada tanah yang mudah longsor, perlu ada penguat pada dinding lubang
kotoran dengan pasangan bata atau selongsong anyaman bambu atau bahan
penguat lain yang terdapat di daerah setempat.
6. Mudah dibersihkan dan tak menimbulkan gangguan bagi pemakainya
a. Lantai jamban rata dan miring dari saluran lubang kotoran.
b. Jangan membuang sampah, rokok, atau benda lain ke saluran kotoran
karena dapat menyumbat saluran.
c. Jangan mengalirkan air cucian ke saluran atau lubang kotoran karena
jamban akan cepat penuh.
18
d. Hindarkan cara penyambungan aliran dengan sudut mati. Gunakan pipa
berdiameter minimal 4 inci. Letakkan pipa dengan kemiringan minimal
2:100.
7. Tidak menimbulkan pandangan yang kurang sopan
a. Jamban harus berdinding dan berpintu.
b. Dianjurkan agar bangunan jamban beratap sehingga pemakainya
terhindar dari kehujanan dan kepanasan.
19
Gambar 2. Bidang Resapan
20
3. Dalamnya tergantung keadaan tanah, permukaan air tanahdan lama
penggunaan
4. Letaknya diusahakan pada tanah yang agak longgar tapi kokoh hingga
tidak memerlukan dinding penahan
5. Pada lubang bagian atas perlu diberi dinding dan pondasi penguat
6. Bila tanahnya terlalu longgar dan mudah runtuh, lubang bagian dalam
perlu diberi penahan atau penguat dari beton, batu-batu, kaleng atau drum,
anyaman bambu atau bahan lainnya.
7. Pondasi disekitar atas lubang dibuat dari beton, batu bata bersemen, atau
balokkayu.
8. Di sekitar lantai dan pondasi ditimbun tanah agar jamban tetap kering.
9. Ditutup yang layak dan memenuhi syarat kesehatan.
21
3. Watersealed Laterine (Angsa Trine)
Latrin jenis septic tank ini merupakan cara yang paling memenuhi
persyaratan, oleh sebab itu, cara pembuangan tinja semacam ini dianjurkan.
Septic tank terdiri dari tangki sedimentasi yang kedap air dimana tinja dan air
buangan masuk dan mengalami dekomposisi. (Notoatmodjo, 2007 :186).
Didalam tangki ini, tinja akan berada selama beberapa hari. Selama waktu
tersebut tinja akan mengalami 2 proses, yakni :
a. Proses Kimiawi
Akibat penghancuran tinja akan direduksi dan sebagian besar (60-70 %)
zat-zat padat akan mengendap didalam tangki sebagai sludge. Zat-zat yang
22
tidak dapat hancur bersama-sama dengan lemak dan busa akan mengapung
dan membentuk lapisan yang menutup permukaan air dalam tanki tersebut.
Lapisan ini disebut scum yang berfungsi mempertahankan suasana anaerob
dari cairan dibawahnya, yang memungkinkan bakteri-bakteri anaerob dan
fakultatif anaerob dapat tumbuh subur, yang akan berfungsi pada proses
berikutnya.
b. Proses Biologis
Dalam proses ini terjadi dekomposisi melalui aktivitas bakteri anaerob dan
fakultatif anaerob yang memakan zat-zat organik alam, sludge dan scum.
Hasilnya, selain terbentuk gas dan zat cair lainnya, adalah juga mengurangi
volume sludge sehingga memungkinkan septic tank tidak cepat penuh.
Kemudian cairan enfluent sudah tidak mengandung bagian-bagian tinja dan
mempunyai BOD yang relatif rendah. Cairan enfluent ini akhirnya dialirkan
keluar melalui pipa dan masuk ke dalam tempat perembesan.
Penggunaan Jamban :
23
Kelemahan jamban leher angsa :
24
3. Daerah pasang surut, tempat penampungan kotoran/tinja hendaknya
ditinggikan kurang lebih 60 cm dari permukaan air pasang. Setiap anggota
rumah tangga harus menggunakan jamban untuk buang airbesar/buang air
kecil.
Dalam penentuan letak jamban ada tiga hal yang perlu diperhatikan :
A. Keadaan daerah datar atau lereng; Bila daerahnya berlereng, kakus atau
jamban harus dibuat di sebelah bawah dari letak sumber air. Andaikata
tidak mungkin dan terpaksa di atasnya, maka jarak tidak boleh kurang dari
15 meter dan letak harus agak ke kanan atau kekiri dari letak sumur.
B. Bila daerahnya datar, kakus sedapat mungkin harus di luar lokasi yang
sering digenangi banjir. Andaikata tidak mungkin, maka hendaknya lantai
jamban (diatas lobang) dibuat lebih tinggidari permukaan air yang
tertinggi pada waktu banjir.
C. Mudah dan tidaknya memperoleh air
25
2. Tidak ada sampah berserakan dan tersedia alat pembersih
3. Tidak ada genangan air di sekitar jamban
4. Rumah jamban dalam keadaan baik dan tidak ada lalat dan kecoa
5. Tempat duduk selalu bersih dan tidak ada kotoran yang terlihat
6. Tersedia air bersih dan alat pembersih di dekat jamban
7. Bila ada bagian yang rusak harus segera diperbaiki.
II.6.1. Pengetahuan
26
milik atau isi pikiran. Dengan demikian, pengetahuan merupakan hasil
proses dari usaha manusia untuk tahu.
Dalam kamus filsafat, dijelaskan bahwa pengetahuan (knowledge)
adalah proses kehidupan yang diketahui manusia secara langsung dari
kesadarannya sendiri. Dalam peristiwa ini yang mengetahui (subjek)
memilliki yang diketahui (objek) di dalam dirinya sendiri sedemikian aktif
sehingga yang mengetahui itu menyusun yang diketahui pada dirinya
sendiri dalam kesatuan aktif.
Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi
perilaku baru dalam diri orang tersebut menjadi proses berurutan :
1. Awareness, dimana orang tersebut menyadari pengetahuan terlebih
dahulu terhadap stimulus (objek).
1. Tahu (Know)
27
antara lain : menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasikan dan
mengatakan.
2. Memahami (Comprehension)
3. Aplikasi (Application)
4. Analisis (Analysis)
5. Sintesis (Synthesis)
6. Evaluasi (Evaluation)
28
II.6.1.3. Pengukuran Pengetahuan
II.6.2. Perilaku
29
1. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang
bersangkutan yang bersifat given atau bawaan, misalnya tingkat
kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya.
LINGKUNGAN
Fisik, Kependudukan, Sosial Budaya, Sosial Ekonomi, Kebijakan
INPUT PROSES
OUTPUT OUTCOM IMPACT
Man P1
E
Money P2
Method P3
Material
Machine
30
adalah kegiatan dalam rangka pemecahan masalah harus sesuai dengan
penyebab masalah tersebut, berdasarkan pendekatan sistern masalah dapat
terjadi pada input, lingkungan maupun proses.
a. Masalah
31
e. Penetapan Pemecahan Masalah Terpilih
32
II.7.2. Analisis Penyebab Masalah
INPUT
MAN
MONEY
METHODE
MACHINE MATERIAL
MASALAH
P1
P3
P2
LINGKUNGAN
PROSES
33
dilakukan dengan menggunakan metode kriteria matriks MxIxV/C.
Berikut ini proses penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah
dengan menggunakan metode kriteria matriks :
34
KERANGKA PENELITIAN
LINGKUNGAN
INPUT PROSES
MAN
MONEY P1
METHOD
P2
MATERIAL
MACHINE P3
CAKUPAN
PENGGUNAAN
JAMBAN
SEHAT
35
II.9. Kerangka Konsep Penelitian
Petugas kesehatan
lingkungan
36
BAB III
METODE PENELITIAN
37
Kabupaten Magelang Evaluasi Manajemen Program Kesehatan Lingkungan
Puskesmas Salaman 1. Periode Januari – Februari 2012” mempunyai batasan
pengertian judul sebagai berikut :
1. Evaluasi
Evaluasi adalah proses penilaian yang sistematis mencakup pemberian
nilai, atribut, apresiasi, dan pengenalan permasalahan serta pemberian
solusi-solusi atas masalah
2. Perilaku
Perilaku adalah kegiatan buang air besar.
4. Dusun Kateki
Adalah salah satu dusun yang terletak di Desa Kebonrejo
5. Desa Kebonrejo
Desa Kebonrejo merupakan salah satu desa dari 10 desa yang berada
dalam wilayah kerja Puskesmas Salaman I.
6. Kecamatan Salaman
Kecamatan Salaman adalah salah satu kecamatan di wilayah
Kabupaten Magelang.
7. Kabupaten Magelang
Kabupaten Magelang adalah salah satu kabupaten di wilayah Provinsi
Jawa Tengah.
8. Management
Pengaturan sumber daya agar tercapai tujuan yang di harapkan
penggunaan secara efektif untuk mencapai sasaran.
38
9. Program Kesehatan Lingkungan
Adalah salah satu program puskesmas Salaman 1 yang bertujuan untuk
mengatasi masalah berbasis lingkungan dan masalah kesehatan
lingkungan pemukiman yang dilaksanakan oleh petugas puskesmas
bersama masyarakat yang dapat dilaksanakan secara pasif dan aktif di
dalam dan luar puskesmas.
39
pada dirinya sendiri dalam kesatuan aktif. Kedalaman pengetahuan yang
ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-
tingkatan diatas (Notoadmojo, 2003)
a. Tingkat pengetahuan baik bila skor > 75%-100%
e. Kriteria jamban sehat meliputi tidak mencemari air, tidak mencemari tanah
permukaan, bebas dari serangga, tidak menimbulkan bau dan nyaman
digunakan, aman digunakan oleh pemakainya, mudah dibersihkan dan tak
menimbulkan gangguan bagi pemakainya, tidak menimbulkan pandangan
yang kurang sopan.
40
III.5 Faktor – faktor Inklusi dan Eksklusi
Kriteria inklusi
Kriteria inklusi dalam laporan ini adalah:
Rumah tangga yang memanfaatkan jamban tidak sehat di Dusun
Kateki, Desa Kebonrejo, Kecamatan Salaman, Kabupaten
Magelang.
Responden yang berkenan diwawancarai dan mengisi kuesioner.
Kriteria ekslusi
Kriteria ekslusi dalam laporan ini adalah
Rumah tangga yang memanfaatkan jamban sehat.
Rumah tangga yang tidak memililki jamban.
Responden yang tidak berkenan diwawancarai dan mengisi
kuesioner.
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Batas Wilayah
Wilayah desa Kebonrejo dibatasi oleh :
B. Luas Wilayah
Luas wilayah Desa Kebonrejo 552,24 Ha.
B. Data Penduduk
Daftar tabel dibawah ini memberikan gambaran jumlah penduduk Desa
Kebonrejo menurut jenis kelamin.
42
Tabel 1. Jumlah Penduduk Desa Kebonrejo Menurut Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
1 PKD 1
Belum memiliki
2 Posyandu 9
gedung sendiri
43
Belum memiliki
3 Posyandu Lansia 6
gedung sendiri
44
dilaksanakan pada, hari Sabtu, tanggal 26-27 Maret 2012. Jumlah survey
rumah yang dilaksanakan di daerah Dusan Kateki sejumlah 117 rumah.
Pengambilan sampel dilakukan secara acak. Pengambilan data dilakukan
dengan mendatangi tiap rumah responden dan dilakukan wawancara, serta
pengisian kuesioner. Kuesioner dibuat dengan pertanyaan meliputi syarat
rumah sehat.
45
IV.3. VISI, MISI, DAN STRATEGI PUSKESMAS SALAMAN I
46
IV.3.3. Filosofi Puskesmas Salaman I
Puskesmas Salaman I
Data pada laporan ini diperoleh dari data primer yang berasal hasil
wawancara dan pengisian kuisioner responden penduduk Dusun Kateki Desa
Kebonrejo serta data sekunder yaitu data yang diperoleh dari laporan Puskesmas
Salaman I. Pengambilan data primer dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 3
Maret 2012. Jumlah sasaran survei ini adalah 81 Kepala Keluarga (KK) di Dusun
Kateki Desa Kebonrejo.
47
Berdasarkan Survey Mawas Diri (SMD), pengambilan responden
dilakukan secara acak. Pengambilan data dilakukan dengan mendatangi rumah
responden dan dilakukan wawancara serta pengisian kuesioner. Kuesioner dibuat
dengan pertanyaan meliputi ketersediaan jamban serta jamban yang memenuhi
syarat kesehatan. Dimana jumlah KK 117 dan yang menggunakan jamban
sebanyak 80 KK (68,37%). Namun jamban yang memenuhi syarat hanya dimiliki
oleh 54 KK (46,15%). Sedangkan masyarakat yang tidak memiliki jamban
sebanyak 37 KK (31,62%).
48
2. Analisis Penyebab Masalah
Dalam menganalisis masalah digunakan metode pendekatan sistem
untuk mencari kemungkinan penyebab dan menyusun pendekatan-
pendekatan masalah. Dari pendekatan sistem ini dapat ditelusuri hal-hal
yang mungkin menyebabkan munculnya permasalahan di Dusun Kateki,
Desa Kebonrejo.
Besar cakupan = Jumlah jamban yang memenuhi syarat yang dimanfaatkan X 100%
= 54
X 100%
80
= 67,5 %
= 67,5 :
X 100%
75
= 90 %
49
Dari hasil perhitungan didapatkan skor pencapaian penduduk yang
memanfaatkan jamban di Dusun Kateki Desa Kebonrejo sebesar 90%.
B. Hasil Survei
Mencari Masalah
Ada 80 68,37
50
Tabel 4. Hasil Kuesioner
A. Ya A. 12 A. 100
B. Tidak B. 0 B. 0
2. Pengetahuan Apakah anda tahu jika BAB di
sungai/kolam/kebun dapat mencemari
A. 12 A. 100
lingkungan dan menimbulkan penyakit?
B. 0 B. 0
A. Ya
B. Tidak tahu
3. Pengetahuan Apakah anda tahu cara membangun
jamban sehat?
A. 6 A. 50
A. Ya B. 6 B. 50
B. Tidak
4. Pengetahuan Apakah pernah ada penyuluhan
bagaimana membangun jamban sehat
yang sederhana?
A. 9 A. 75
A. Ya
B. 3 B. 25
B. Tidak
5. Pengetahuan Apakah anda tahu berapa jarak ideal
antara sumber air dan Jamban?
51
B. Tidak tahu
7. Pengetahuan Apakah Menurut anda Lantai jamban itu
perlu diplester?
A. 6 A. 50
A. Ya B. 6 B. 50
B. Tidak Tahu
8. Pengetahuan Apakah menurut anda jamban itu perlu
A. Ya A. 4 A. 33,33
B. Tidak B. 8 B. 66,67
13. Fisik Apakah jamban Anda memiliki dinding, A. 8 A. 66,67
atap dan pintu?
B. 4 B. 33,33
A. Ya
B. Tidak
52
14. Tingkat Berapakah perkiraan pendapatan Anda A. 5 A. 41,67
ekonomi per bulan?
B. 5 B. 41,67
A. < Rp.500.000,-
C. 2 C. 16,67
B. Rp.500.000,- - Rp. 1 juta
C. > Rp.1 juta
A. SD B. 4 B. 33,33
B. SMP
C. 5 C. 41,67
C. SMA
D. Perguruan Tinggi D. 0 D. 0
E. Lainnya..
Hasil Kuesioner
Tingkat pengetahuan
53
Penutup jamban
Jumlah responden yang memiliki jamban berjarak <10 meter dari sumber
air bersih adalah 66,67%. Sedangkan jumlah jamban yang berjarak >10 meter dari
sumber air bersih adalah 33,33%.
Jamban diplester
Jumlah responden yang memiliki jamban dengan dinding, atap dan pintu
adalah 66,67%.
54
Tabel. Jamban dengan dinding, atap dan pintu
Responden sebagian besar berpendapatan (per bulan) kurang dari satu juta
rupiah, yaitu sejumlah 83,33%.
Pendidikan terakhir
55
BAB V
PEMBAHASAN
56
Terdapat kendaraan
operasional bagi petugas
kesehatan lingkungan
MACHINE Terdapat blanko Tidak tersedianya pamflet, brosur
(peralatan) kuesioner untuk dan poster penyuluhan tentang
pemeriksaan jamban jamban yang memenuhi syarat
sanitasi.(4)
Tabel 11. Analisis Kemungkinan Penyebab Masalah Rendahnya Cakupan Penduduk yang
Memanfaatkan jamban Ditinjau dari Faktor Proses dan Lingkungan
PROSES KELEBIHAN KEKURANGAN
P1 Adanya data jumlah rumah, Jadwal tertulis tentang perencanaan
(Perencanaan) data jumlah KK, dan data pelaksanaan pengawasan jamban
jumlah rumah tangga yang sehat belum ada. (5)
memiliki jamban. Perencanaan sosialisasi tentang
kepemilikan jamban sehat oleh
petugas kesehatan belum teratur. (6)
57
P3 Terdapatnya pencatatan dan Evaluasi dari kegiatan yang
(Penilaian, pelaporan mengenai jamban dilakukan (penyuluhan) masih
Pengawasan kurang (10)
Pengendalian)
Tokoh masyarakat sangat Kurangnya pengetahuan dan
Lingkungan berperan dalam mendorong kesadaran masyarakat mengenai
masyarakat untuk jamban sehat (11)
menggunakan jamban Kurangnya pengetahuan dan
Pemilik rumah cukup kesadaran masyarakat mengenai
kooperatif pada saat petugas dampak yang dapat ditimbulkan jika
melakukan pendataan. BAB di jamban yang tidak
memenuhi syarat sanitasi (12)
Kurangnya pengetahuan dan
kesadaran masyarakat mengenai
cara membangun jamban sederhana
yang memenuhi syarat sanitasi.(13)
Terbatasnya dana untuk membangun
jamban dan septik tank (14)
58
6. Perencanaan sosialisasi tentang kepemilikan jamban sehat oleh petugas
kesehatan belum teratur.
7. Waktu untuk peninjauan ke seluruh warga terbatas.
8. Petugas kesehatan lingkungan belum optimal dalam melakukan
promosi kesehatan tentang pemanfaatan jamban sehat.
9. Pelaksanaan penyuluhan kurang berkelanjutan dan terpadu.
10. Evaluasi dari kegiatan yang dilakukan (penyuluhan) masih kurang.
11. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai jamban
sehat
12. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai dampak
yang dapat ditimbulkan jika BAB di jamban yang tidak memenuhi syarat
sanitasi
13. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai cara
membangun jamban sederhana yang memenuhi syarat sanitasi.
14. Terbatasnya dana untuk membangun jamban dan septik tank.
59
FISHBONE
INPUT
Money.
Kurang optimalnya pemanfaatan dana yang tersedia
Material
Man
Machine Hanya terdapat 1 petugas kesehatan lingkungan
Tidak tersedianya pamflet, brosur dan poster sehingga mengakibatkan belum optimalnya
dalam melakukan penyuluhan mengenai jamban
tentang jamban yang memenuhi syarat sanitasi. sehat
Method
Jadwal penyuluhan secara rutin mengenai jamban yang
Rendahnya Cakupan
memenuhi syarat kesehatan tidak ada
masyarakat yang
memanfaatkan
jamban sehat di
P3 Dusun Kateki (67,5%
Evaluasi dari kegiatan yang dilakukan dari target dinkes:
(penyuluhan) masih kurang 75%)
Lingkungan
Kurangnya pengetahuan dan kesadaran P1
masyarakat mengenai jamban sehat Jadwal tertulis tentang perencanaan pelaksanaan pengawasan
Kurangnya pengetahuan dan kesadaran jamban sehat belum ada.
masyarakat mengenai dampak yang dapat Perencanaan sosialisasi tentang kepemilikan jamban sehat oleh
ditimbulkan jika BAB di jamban yang tidak petugas kesehatan belum teratur.
memenuhi syarat sanitasi
Kurangnya pengetahuan dan kesadaran P2
masyarakat mengenai cara membangun jamban
sederhana yang memenuhi syarat sanitasi. Waktu untuk peninjauan ke seluruh warga terbatas
Terbatasnya dana untuk membangun jamban Petugas kesehatan lingkungan belum optimal dalam melakukan
dan septik tank sendiri
Proses promosi kesehatan tentang pemanfaatan jamban sehat
Pelaksanaan penyuluhan kurang berkelanjutan dan terpadu
Gambar 11. Diagram Fish Bone
51
V.2 Konfirmasi Penyebab Masalah Yang Paling Mungkin :
52
BAB VI
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
53
Jadwal tertulis tentang perencanaan
5. pelaksanaan pengawasan jamban sehat
C.Pembuatan jadwal oleh sanitarian
belum ada. mengenai pelaksanaan pengawasan
6. jamban dan penyuluhan pentingnya
Tidak adanya jadwal penyuluhan secara
BAB di jamban yang sehat dan
rutin mengenai jamban yang memenuhi pembuatan target jumlah rumah yang
syarat kesehatan. harus dikunjungi tiap bulannya
Menggunakan Rumus M x I x V / C :
54
a. Efektivitas program
Bila makin magnitude maka nilainya makin besar, mendekati 5. Begitu juga
b. Efisiensi Program
(c) diberi nilai 1-5. Bila cost-nya makin kecil, maka nilainya mendekati 1. Berikut
kriteria matriks :
55
B.Mengusulkan masalah ke Musrembang
Desa untuk direncanakan lebih lanjut 1 5 4 2 10 III
mengenai strategi pembangunan jamban
umum.
C.Pembuatan jadwal oleh sanitarian
mengenai pelaksanaan pengawasan jamban
dan penyuluhan pentingnya BAB di jamban 3 3 2 2 9 IV
yang sehat dan pembuatan target jumlah
rumah yang harus dikunjungi tiap bulannya
56
Tabel 14. Bentuk Kegiatan Pemecahan Masalah
No Pemecahan Masalah yang Paling Mungkin Bentuk Kegiatan
57
VI.3. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan
Tabel 15. Plan of Action usaha peningkatan cakupan masyarakat yang memanfaatkan jamban sehat di Dusun Kateki Desa Kebonrejo
No. Kegiatan Tujuan Sasaran Lokasi Pelaksanaan Waktu Dana Metode Tolak ukur
I Penyuluhan -Meningkatkan Mayarakat Balai desa Petugas Setiap 2x Bantuan Penyuluhan secara Tolak ukur proses
mengenai jamban pengetahuan Dusun Kateki Kebonrejo kesehatan dalam satu operasional langsung, diskusi, Terlaksananya kegiatan
sehat Mayarakat mengenai Desa lingkungan & tahun Kesehatan tanya jawab dan penyuluhan 2x dalam satu
syarat-syarat jamban Kebonrejo kader pembuatan poster tahun
sehat yang tidak Dimulai pada mengenai cara
memanfaatkan bulan April membangun jamban Tolak ukur hasil
jamban sehat sehat Meningkatnya
-Meningkatnya pengetahuan masyarakat
cakupan penduduk mengenai jamban sehat
yang memanfaatkan Meningkatnya jumlah
jamban sehat penduduk yang BAB di
jamban sehat
-Masyarakat Meningkatnya jumlah
mengetahui cara jamban sehat di Dusun
membangun jamban Kateki
sehat yang sederhana
II a.Berkoordinasi Meningkatkan Dokter Balai desa Petugas Disesuaikan Dana Pertemuan berkala Tolak ukur Proses
dengan dokter peran dokter muda, muda, Kebonrejo kesling dengan operasional antara petugas Adanya koordinasi
muda, kader dan kader dan tokoh kader,dan beserta kegiatan puskesmas kesling, dokter dengan petugas kesling,
tokoh masyarakat masyarakat untuk tokoh dokter muda penyuluhan muda, kader dan kader dan tokoh
setempat sosialisasi jamban masyarakat masyarakat masyarakat setempat
sehat setempat setempat untuk
kegiatan penialaian Tolak ukur hasil
sekaligus Peran aktif dari dokter
sosialisasi jamban muda, kader dan tokoh
sehat masyarakat dalam
melakukan sosialisasi
jamban sehat
b.Pembinaan dan Menciptakan kader Kader Balai desa Petugas Setiap 2 kali Dana Pembinaan kader Tolok Ukur proses
pelatihan kader kesehatan posyandu Kebonrejo kesling dalam operasional tentang jamban
Terlaksananya
58
secara berkala lingkungan dan setahun. Puskesmas sehat pembinaan kader 2x
meningkatkan dalam satu tahun
pengetahuan Dimulai
mengenai jamban pada bulan Tolak ukur hasil
sehat sehingga April
dapat Meningkatya
mensosialisasi kan pengetahuan kader
nya ke masyarakat tentang jamban sehat
III Memberikan -Memotivasi -Seluruh Balai desa Petugas April 2012 Dana Diskusi Tolak ukur proses
usulan strategi masyarakat untuk warga Dusun Kebonrejo, kesling operasional Terhimpunnya dana
pembangunan membangun Kateki desa Rumah puskesmas untuk pembangunan
jamban umum. jamban umum Kebonrejo kepala jamban umum
dusun
-Pembangunan -Kepala Kateki Tolak ukur hasil
jamban umum yang Desa Terlaksananya
sehat Kebonrejo pembangunan jamban
umum yang sehat
59
VI.4. Gantt Chart
Tabel 16. Gantt Chart kegiatan usaha peningkatan cakupan masyarakat yang memanfaatkan jamban sehat di Dusun Kateki Desa Kebonrejo
KEGIAT April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Maret
AN 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
I
II a
II b
III
Keterangan:
60
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
VII.1. Kesimpulan
Setelah melakukan analisis kemungkinan penyebab masalah rendahnya
cakupan penduduk yang menggunakan jamban sehat di Dusun Kateki Desa Kebonrejo
periode Januari-Februari 2012 dengan menggunakan metode pendekatan masalah dan
juga melakukan konfirmasi ke bagian Program Kesehatan Lingkungan, maka
didapatkan penyebab masalah yang paling mungkin, antara lain hanya terdapat 1 kader
kesehatan lingkungan sehingga mengakibatkan belum optimalnya dalam melakukan
penyuluhan mengenai jamban sehat, terbatasnya dana untuk membangun jamban dan
septik tank sendiri ataupun umum di dusun tersebut, sehingga kurangnya pengetahuan
masyarakat mengenai jamban sehat, tidak mengetahui dampak yang dapat timbul jika
BAB di jamban yang tidak memenuhi syarat sanitasi, dan kurangnya pengetahuan
masyarakat mengenai cara membangun jamban sehat sederhana. Selain itu tidak
adanya penyuluhan terjadwal mengenai jamban sehat mengakibatkan sosialisasi ke
masyarakat sangat kurang.
Alternatif pemecahan penyebab masalah antara lain dengan melakukan
penyuluhan mengenai syarat-syarat jamban sehat, pentingnya BAB di jamban sehat,
dan dampak yang dapat ditimbulkan jika BAB di jamban yang tidak memenuhi syarat
sanitasi dan penyuluhan mengenai cara membangun jamban sehat yang sederhana.
Cara penyuluhan dibuat lebih menarik dengan mengajak masyarakat berinteraksi
mentotalkan jumlah kotoran dalam satu tahun yang dapat mencemari lingkungan,
sehingga masyarakat dapat tergugah untuk membangun jamban.
61
VII.2. Saran
1. Bagi Masyarakat Dusun Kateki
Hendaknya bergotong royong dalam kegiatan pembangunan jamban
sehat sehingga biaya dapat lebih minimal. Selain itu disarankan mengadakan
arisan warga untuk pembangunan jamban sehat pribadi ataupun umum.
2. Bagi Puskesmas Salaman 1
a. Meningkatkan kerjasama dengan dokter muda, meningkatkan
pembinaan kader agar lebih optimal dalam hal kegiatan pendataan dan
penyuluhan untuk meningkatkan cakupan penduduk yang
menggunakan jamban sehat khususnya di Dusun Kateki Desa
Kebonrejo
b. Melakukan pendekatan dengan tokoh masyarakat di Dusun Kateki
untuk menggalakan program jambanisasi. Diharapkan dengan
pendekatan ke tokoh masyarakat, program jambanisasi ini akan
berjalan dengan lancar.
3. Bagi Peneliti
Perlunya penelitian lebih lanjut dan mendalam terutama hubungan
antar penyebab yang dapat mempengaruhi cakupan penduduk yang
menggunakan jamban sehat di Dusun Kateki Desa Kebonrejo.
62
DAFTAR PUSTAKA
1. Nyar. Definisi Jamban Sehat dan Tujuh Syarat Membuat Jamban Seha. Available at:
http://puskesmaskelay.blogspot.com/2011/03/definisi-jamban-sehat-dan-
tujuhsyarat.html. Accessed on, April 8 2012.
63
LAMPIRAN
Lampiran 1
Kuesioner Evaluasi Perilaku Rumah Tangga yang Memanfaatkan Jamban Sehat di Dusun Kateki, Desa
Kebonrejo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang
Evaluasi Manajemen Program Promosi Kesehatan Puskesmas Salaman 1
Periode Januari – Februari 2012
C. Ya C. 12 C. 100
D. Tidak D. 0 D. 0
2. Pengetahuan Apakah anda tahu jika BAB di sungai/kolam/kebun
dapat mencemari lingkungan dan menimbulkan
penyakit? C. 12 C. 100
D. 0 D. 0
C. Ya
D. Tidak tahu
3. Pengetahuan Apakah anda tahu cara membangun jamban sehat?
C. Ya C. 6 C. 50
D. Tidak D. 6 D. 50
4. Pengetahuan Apakah pernah ada penyuluhan bagaimana membangun
jamban sehat yang sederhana?
C. Ya
D. Tidak C. 9 C. 75
D. 3 D. 25
5. Pengetahuan Apakah anda tahu berapa jarak ideal antara sumber air
dan Jamban?
C. Ya C. 6 C. 50
D. Tidak Tahu D. 6 D. 50
8. Pengetahuan Apakah menurut anda jamban itu perlu
C. Ya D. 0 D. 0
D. Tidak
10. Fisik Apakah jamban Anda menggunakan penutup?
C. Ya C. 7 C. 58,33
D. Tidak D. 5 D. 41,67
11. Fisik Berapa jarak jamban anda ke sumber air (sumur, PAM,
dll)?
C. 8 C. 66,67
C. <10 meter D. 4 D. 33,33
D. >10 meter
12. Fisik Apakah jamban anda diplester?
C. Ya C. 4 C. 33,33
D. Tidak D. 8 D. 66,67
13. Fisik Apakah jamban Anda memiliki dinding, atap dan pintu? A. 8 A. 66,67
A. Ya B. 4 B. 33,33
B. Tidak
14. Tingkat ekonomi Berapakah perkiraan pendapatan Anda per bulan? A. 5 A. 41,67
F. SD B. 4 B. 33,33
G. SMP
H. SMA C. 5 C. 41,67
I. Perguruan Tinggi
D. 0 D. 0
J. Lainnya..
Lampiran 2
Tabulasi Kuesioner Evaluasi Perilaku Rumah Tangga yang Memanfaatkan Jamban Sehat di Dusun
Kateki, Desa Kebonrejo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang
Evaluasi Manajemen Program Promosi Kesehatan Puskesmas Salaman 1
Periode Januari – Februari 2012
PERTANYAAN
KRITERIA PENGETAHUAN
RESPONDEN Pengetahuan Fisik Ekonomi Pendidikan
PERSEN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 BENAR KRITERIA
(%)
R1 A A B B C A B A A A A A A A A 4 50% KURANG
R2 A A A A C B A B A A A A A C B 5 63% CUKUP
R3 A A A A A B B A A A A B A A C 6 75% BAIK
R4 A A B A A B A A A B A B A B C 6 75% BAIK
R5 A A A A B A A B A A B B A A A 6 75% BAIK
R6 A A B B C B A A A A B B B B C 4 50% KURANG
R7 A A A A C B B B A B B B A A A 4 50% KURANG
R8 A A A B C A B B A A A B B C B 4 50% KURANG
R9 A A B A A A B A A A A A A A B 6 75% BAIK
NO DIAGNOSA YA TIDAK
1 Apakah penampungan akhir kotoran/jamban berjarak kurang dari 10
meter dengan sumber air?
Nilai Ya = 3, Tidak = 0
2 Apakah penutup sumur resapan jamban (penampungan akhir kotoran)
tidak kedap air?
Nilai Ya = 3, Tidak = 0
3 Apakah konstruksi jamban memungkinkan binatang penyebar penyakit
menjamah kotoran dalam jamban?
Nilai Ya = 3, Tidak = 0
4 Apakah jamban menimbulkan bau?
Nilai Ya = 1, Tidak = 0
5 Apakah jamban tidak selalu terjaga kebersihannya?
Nilai Ya = 2, Tidak = 0
JUMLAH NILAI
Mengetahui, Pemeriksa
Pemilik Jamban
Lampiran 4
Tabulasi Inspeksi Sanitasi Jamban
Dusun Kateki, Desa Kebonrejo, Kabupaten Magelang
7 April 2012
SKOR 7 3 6 12 5 6 6 3 4 4 3 12
TINGKAT PENCEMARAN T S T AT T T T S S S S AT
Keterangan:
Tingkat pencemaran lingkungan
R : Ringan
S : Sedang
T : Tinggi
AT : Amat tinggi