Anda di halaman 1dari 57

PENENTUAN KADAR GAS KARBON DIOKSIDA (CO2)

MENGGUNAKAN SENSOR GAS SEMIKONDUKTOR


TGS 4160

TESIS

Oleh :

BARINGIN SARAGI
097006028/KIM

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011

Universitas Sumatera Utara


PENENTUAN KADAR GAS KARBON DIOKSIDA (CO2)
MENGGUNAKAN SENSOR GAS SEMIKONDUKTOR
TGS 4160

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister


Sains Dalam Program Studi Ilmu Kimia pada Fakultas Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara

Oleh :

BARINGIN SARAGI
097006028/KIM

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011

Universitas Sumatera Utara


Judul Tesis : PENENTUAN KADAR GAS KARBON
DIOKSIDA (CO2) MENGGUNAKAN
SENSOR GAS SEMIKONDUKTOR
TGS 4160
Nama Mahasiswa : BARINGIN SARAGI
Nomor Pokok : 097006028
Program Studi : Ilmu Kimia

Menyetujui
Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Harlem Marpaung) (Henry Hasian Lumbantoruan, ST, MT)


Ketua Anggota

Ketua Program Studi Dekan,

(Prof. Basuki Wirjosentono, MS, Ph.D) (Dr. Sutarman, MSc)

Tanggal lulus : 22 Juni 2011

Universitas Sumatera Utara


PERNYATAAN ORISINALITAS

PENENTUAN KADAR GAS KARBON DIOKSIDA (CO2)


MENGGUNAKAN SENSOR GAS SEMIKONDUKTOR TGS 4160

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali disebutkan sumbernya dalam daftar
pustaka.

Medan, Juni 2011


Penulis

Baringin Saragi
NIM. 097006028

Universitas Sumatera Utara


PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademika Universitas Sumatera Utara, saya yang bertanda tangan
dibawah ini :

Nama : Baringin Saragi


Nomor Pokok : 097006028
Program Studi : Ilmu Kimia
Jenis Karya Ilmiah : Tesis

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non – Eksklusif (Nonexclusif
Royalty Free Right) atas Tesis saya yang berjudul :
PENENTUAN KADAR GAS KARBON DIOKSIDA (CO2)
MENGGUNAKAN SENSOR GAS SEMIKONDUKTOR TGS 4160
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non-
Eksklusif ini, Universitas Sumatera Utara berhak menyimpan mengalih media,
memformat, mengelola dalam bentuk data-base, merawat dan mempublikasikan
Tesis saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis dan sebagai pemegang dan atau sebagai pemilik hak cipta.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.

Medan, Juni 2011


Penulis,

Baringin Saragi
NIM. 097006028

Universitas Sumatera Utara


Telah diuji pada

Tanggal : 22 Juni 2011

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof . Dr. Halem Marpaung

Anggota : 1. Henry Hasian Lumbantoruan, ST, MT

2. Prof. Basuki Wirjosentono, MS,Ph.D

3. Jamahir Gultom, Ph.D

4. Dr. Hamonangan Nainggolan, MSc

5. Prof.Dr. Yunazar Manjang

Universitas Sumatera Utara


RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama lengkap berikut gelar : Baringin Saragi, S.Pd

Tempat dan Tanggal Lahir : Panggualan, 17 Juli 1971

Alamat Rumah : Naga Imbul III Parbaju Julu Kecamatan


Tarutung - Tapanuli Utara
Telepon/ Faks/ HP : 081397030498

Email : Baringinsaragi@yahoo.co.id

Instansi Tempat Bekerja : SMA Negeri 2 Tarutung

Alamat Kantor : Jln. A.E. Situmorang

Telepon/Faks/HP : (0623) 21838

DATA PENDIDIKAN

SD : SD Negeri Aek Tarum Tamat : 1985

SMP : SMP Sw PGRI 75 Aek Tarum Tamat : 1988

SMA : SMA Negeri 1 Kisaran Tamat : 1991

Strata-I : IKIP Negeri Medan Tamat : 1996

Strata-2 : Pasca Sarjana Jurusan Kimia FMIPA USU Tamat : 2011

Universitas Sumatera Utara


PENENTUAN KADAR GAS CO2 MENGGUNAKAN SENSOR
GAS SEMIKONDUKTOR 4160

ABSTRAK

Pencemaran udara yang disebabkan oleh Gas Rumah Kaca (GRK) yaitu
CO2, CFC, CH4, O3, NO2, dan N2O, telah diketahui sebagai penyebab naiknya suhu
bumi atau yang lebih tren pemanasan bumi global. .Penelitian ini dilakukan untuk
menentukan kadar gas CO2 . Metoda yang digunakan untuk menentukan kadar gas
CO2 melalui sensor gas semi konduktor jenis TGS 4160 keluaran Figaro.
Standarisasi gas digunakan Sensor Instrumen AQ 5000 Pro. Untuk proses ADC
dan pengambilan data digunakan mikrokontroler jenis AT Mega 8535 yang
dikirim ke Laptop, selanjutnya pengolahan data dilakukan pada Laptop. Penelitian
dilakukan dengan mengukur kadar gas CO2 yang diperoleh dari reaksi natrium
bikarbonat dengan asam klorida pekat . Tegangan keluaran sensor diperoleh
melalui variasi konsentrasi gas CO2 melalui program yang telah dipersiapkan.
Dalam penelitian ini diperoleh semakin meningkatnya konsentrasi gas CO2
mengakibatkan nilai tegangan keluaran sensor semakin meningkat. Dari penelitian
ini dapat disimpulkan bahwa konsentrasi gas CO2 dapat diukur dengan Sensor
Instrumen AQ 5000 Pro dan sensor TGS 4160.

Kata kunci : Gas CO2, , Kadar, Sensor Instrumen AQ 5000 Pro dan sensor TGS
TGS 4160 keluaran Figaro.

Universitas Sumatera Utara


DETERMINATION THE RATE OF CARBON DIOKSIDE (CO2)
USING SEMIKONDUKTOR TGS 4160 GAS CENSOR

ABSTRACT

The contamination of air is caused of the Green hause efect that are CO2,
CFC, CH4, O3, NO2, and N2O, have been known as cause of global warming. This
research to determine the rate of CO2 gase . The method that used to determine
the rate of CO2 gase is by gas censor of type semiconductor of TGS 4160 output of
Figaro. For the gas standaritation is used censor Instrument of AQ 5000 Pro. For
the ADC process and data intake is used by mikrocontroler of AT Mega 8535
which sent to computer, Than data processing at computer. The concentratios of
CO2 gas is measured from the reaction of Na-bicarbonate with high concentration
chloride acid . The output voltage of censor to through the variation of
concentrations CO2 gase by the program . In this research is obtained the growing
of concentration of CO2 gas caused the result output voltage of censor progressively
mount. From this research is concluded that concentration of CO2 gase can be
measured with Censor Instrument of AQ 5000 Pros and censor of TGS 4160.

Keyword Contents : CO2 gas, concentration, Sensor IAQ 5000 Pro ,TGS 4160
sensor Figaro

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Tiada kata yang pantas terucap selain Puji syukur dan terimakasih kehadirat
Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkat dan kasihNya kepada penulis
sehingga tesis dengan judul “Penentuan Kadar Gas CO2 Menggunakan Sensor
Semikonduktor TGS 4160” dapat diselesaikan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Gubernur
Sumatera Utara c.q Ketua Bappeda Provinsi Sumatera Utara yang memprogramkan
bantuan dana untuk guru-guru tingkat SMA untuk melanjutkan studi ke strata dua
(S2) sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan pada Program Studi
Magister Ilmu Kimia Pascasarjana FMIPA Universitas Sumatera Utara.
Dengan selesainya tesis ini, penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Rektor Universitas Sumatara Utara Prof. Dr.Syahril Pasaribu DTM & H.
MSc (CTM).Sp.A (K) atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada
penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan pada Program
Magister Ilmu Kimia.
2. Dekan FMIPA Universitas Sumatera Utara Dr. Sutarman MSc atas
kesempatan menjadi mahasiswa Program Magister Sains pada Program
Pascasarjana FMIPA Universitas Sumatera Utara .
3. Ketua Program Studi Magister Kimia Prof. Basuki Wirjosentono, MS, Ph.D.
4. Sekretaris Program Studi Dr.Hamonangan Nainggolan, MSc beserta seluruh
Staf Pengajar pada Program Studi Magister Ilmu Kimia.
5. Prof. Dr. Harlem Marpaung selaku pembimbing utama dan kepada Henry
Hasian Lumbantoruan ST, MT, selaku pembimbing dua yang memberikan
semangat ,memberi arahan, penuh kesabaran dan membimbing penulis
hingga selesainya penelitian dan tesis ini.

Universitas Sumatera Utara


6. Bapak Faisal selaku Kepala Laboratorium Fisika di Balai Teknik Kesehatan
Lingkungan (BTKL) Depkes Medan yang telah memberikan kemudahan
untuk menggunakan alat serta memberikan petunjuk cara pengoperasian alat
sehingga penelitian ini dapat diselesaikan.
7. Drs.Mangiring Manalu dan Drs. Jon Dey Rasman Saragih beserta guru dan
pegawai atas dukungan dan bantuan doa hingga tesis ini diselesiakan.
8. Kepada keluarga penulis yakni Istri tercinta Elprida Simanjuntak dan
kepada kedua anakku terkasih Gamaliel Parsaoran Saragi dan Giovani Ariel
Saragi, dan BapaKu, terimakasih atas segala pengorbanan dan doa kalian
baik berupa moril maupun materil, hanya Tuhanlah yang dapat membalas
budi baik kalian.

Medan, Juni 2011


Penulis,

Baringin Saragi
NIM . 097006028

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK i
ABSTRACT ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR LAMPIRAN x
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Permasalahan 2
1.3 Pembatasan Masalah 2
1.4 Tujuan Penelitian 2
1.5 Manfaat Penelitian 3
1.6 Metodologi Penelitian 3
1.7 Lokasi Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
2.1 Udara Bersih 4
2.2 Gas-gas Rumah Kaca 4
2.3 Mekanisme terjadinya efak rumah kaca 5
2.4 Karbon dioksida dan karakteristiknya 6
2.5 Kristal karbondioksida 7
2.6 Sumber karbondioksida 7
2.7 Peranan gas CO2 pada biologis 8
2.8 Toksisitas gas CO2 8

Universitas Sumatera Utara


2.9 Gas CO2 dan fisiologis manusia 8
2.10 Sensor Gas Semikonduktor 9
2.10.1 Prinsip Kerja Sensor semikonduktor 9
2.10.2 Sensor kimia 11
2.10.2.1 Perkembangan sensor kimia 12
2.10.2.2 Sifat sensor kimia 13
2.10.2.3 Dasar teoritis sensor kimia 14
2.11 Sensor TGS 4160 16
2.12 Mikrokontroler AT Mega-8535 18
2.13 Sensor Instrumen AQ 5000 Pro 18
BAB 3 METODE PENELITIAN 20
3.1 Alat Dan Bahan 20
3.2.1 Alat – alat yang digunakan 20
3.2.2 Bahan – bahan yang digunakan 20
3.2 Prosedur Penelitian 21
3.2.1 Penyediaan Sampel Gas CO2 21
3.2.2 Uji Kadar Sampel Gas CO2 21
3.2.3 Uji Tegangan dan Resistensi Sensor 21
3.2.4 Pembuatan Grafik 21
3.2.5 Pembuatan persamaan garis linier 21
3.2.6 Program Keluaran langsung 21
3.2.7 Penentuan kadar gas CO2 secara langsung 22
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 23
4.1 Hasil Penelitian 23
4.1.1 Proses pembuatan gas CO2 23
4.1.2 Pengukuran Konsentrasi gas CO2 24
4.1.3 Pengukuran Tegangan keluaran sensor 24
4.1.4 Penentuan Persamaan Garis Linier 26

Universitas Sumatera Utara


4.1.5 Pembuatan Kurva Kalibrasi gas CO2 27
4.1.6 Program Keluaran Langsung 28
4.1.7 Data Program Keluaran Langsung Kadar gas CO2 29
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 30
5.1 Kesimpulan 30
5.2 Saran 30
DAFTAR PUSTAKA 31
LAMPIRAN 33

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1 Gas rumah kaca dan kontribusinya terhadap Pemanasan


Global 5
2.2 Lama waktu tinggal di atmosfer dan nilai Green House
Warning Potensial ( GWP ) gas rumah kaca 6
4.1 Data hasil pengukuran konsentrasi gas CO2 Melalui Alat
Sensor IAQ 5000 Pro 24

4.2 Data hasil pengukuran Tegangan Keluaran Sensor TGS


4160 25
4.3 Penentuan Persamaan Garis Linier 27

4.4 Data hasil pengukuran Kadar gas CO2 29

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1 (a) Pelet kecil dari es kering yang menyublim di udara


(b) Struktur kristal es kering 7
2.2 Struktur sensor gas semikonduktor 9
2.3 Pembentukan tegangan barrier saat tanpa gas pereduksi 10
2.4 Penurunan tegangan barrier saat adanya gas pereduksi 11
2.5 Pelat Tipis Sensor Gas 15
2.6 Sensor TGS 4160 17
2.7 Karakteristik Sensitifitas sensor dari beberapa bahan sensing
dengan TGS 4160 17
2.8 Alat Mikrokontoler AT Mega 8535 18
2.9 Sensor Instrumen AQ 5000 Pro 19
2.10 Diagram Sensor AQ 5000 Pro 19
4.1 Proses Pembuatan gas CO2 23
4.2 Kurva Kalibrasi Tegangan Keluaran Sensor dengan
konsentrasi gas CO2 28

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

A. Surat keterangan izin penelitian dari BTKL Depkes RI L-1

B. Surat keterangan selesai penelitian dari BTKL Depkes RI L-2

C. Gambar Kegiatan Penelitian L-3

Universitas Sumatera Utara


PENENTUAN KADAR GAS CO2 MENGGUNAKAN SENSOR
GAS SEMIKONDUKTOR 4160

ABSTRAK

Pencemaran udara yang disebabkan oleh Gas Rumah Kaca (GRK) yaitu
CO2, CFC, CH4, O3, NO2, dan N2O, telah diketahui sebagai penyebab naiknya suhu
bumi atau yang lebih tren pemanasan bumi global. .Penelitian ini dilakukan untuk
menentukan kadar gas CO2 . Metoda yang digunakan untuk menentukan kadar gas
CO2 melalui sensor gas semi konduktor jenis TGS 4160 keluaran Figaro.
Standarisasi gas digunakan Sensor Instrumen AQ 5000 Pro. Untuk proses ADC
dan pengambilan data digunakan mikrokontroler jenis AT Mega 8535 yang
dikirim ke Laptop, selanjutnya pengolahan data dilakukan pada Laptop. Penelitian
dilakukan dengan mengukur kadar gas CO2 yang diperoleh dari reaksi natrium
bikarbonat dengan asam klorida pekat . Tegangan keluaran sensor diperoleh
melalui variasi konsentrasi gas CO2 melalui program yang telah dipersiapkan.
Dalam penelitian ini diperoleh semakin meningkatnya konsentrasi gas CO2
mengakibatkan nilai tegangan keluaran sensor semakin meningkat. Dari penelitian
ini dapat disimpulkan bahwa konsentrasi gas CO2 dapat diukur dengan Sensor
Instrumen AQ 5000 Pro dan sensor TGS 4160.

Kata kunci : Gas CO2, , Kadar, Sensor Instrumen AQ 5000 Pro dan sensor TGS
TGS 4160 keluaran Figaro.

Universitas Sumatera Utara


DETERMINATION THE RATE OF CARBON DIOKSIDE (CO2)
USING SEMIKONDUKTOR TGS 4160 GAS CENSOR

ABSTRACT

The contamination of air is caused of the Green hause efect that are CO2,
CFC, CH4, O3, NO2, and N2O, have been known as cause of global warming. This
research to determine the rate of CO2 gase . The method that used to determine
the rate of CO2 gase is by gas censor of type semiconductor of TGS 4160 output of
Figaro. For the gas standaritation is used censor Instrument of AQ 5000 Pro. For
the ADC process and data intake is used by mikrocontroler of AT Mega 8535
which sent to computer, Than data processing at computer. The concentratios of
CO2 gas is measured from the reaction of Na-bicarbonate with high concentration
chloride acid . The output voltage of censor to through the variation of
concentrations CO2 gase by the program . In this research is obtained the growing
of concentration of CO2 gas caused the result output voltage of censor progressively
mount. From this research is concluded that concentration of CO2 gase can be
measured with Censor Instrument of AQ 5000 Pros and censor of TGS 4160.

Keyword Contents : CO2 gas, concentration, Sensor IAQ 5000 Pro ,TGS 4160
sensor Figaro

Universitas Sumatera Utara


 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Permasalahan global dalam pencemaran udara yang disebabkan oleh Gas
Rumah Kaca (GRK) yaitu CO2, CFC, CH4, O3, NO2, dan N2O, telah diketahui
sebagai penyebab naiknya suhu bumi atau yang lebih tren pemanasan bumi global,
maka timbul suatu sikap untuk mengendalikan GRK ini yang dilepas/dibuang ke
udara melalui kegiatan industri, pertanian, dan asap buangan kenderaan bermotor.
Untuk mengendalikan GRK ini diperlukan tehnik pengukuran kadar GRK tersebut
melalui tehnik kimia yang lebih murah dan efisien.
Pengukuran gas umumnya telah lama dilaksanakan secara laboratorium,
secara klasik telah lama dilakukan. Dengan perkembangan tehnologi dalam
instrumentasi kimia analitik maka pemakaian tehnik gas kromatografi banyak
digunakan juga spektrometer IR, dan Transpektrometri.
Pemakaian tehnik ini membutuhkan biaya yang mahal maka timbul tehnik
yang terus berkembang antara lain dengan sensor gas. Sensor gas ada berbagai jenis
tetapi yang terbanyak digunakan adalah sensor gas semikonduktor. Sensor gas
semikondutor adalah sejumlah komponen elektronik yang menggunakaan sifat-sifat
materi semikonduktor, yaitu Silikon, Germanium dan Gallium Arsenide. Laporan
pertama seperti sensor adalah di tahun 1962 ketika terlihat bahwa lapisan tipis,
sensor oksida seng yang bekerja pada 400oC akan digunakan untuk mendeteksi CO2
dan juga uap organik toluene, benzene, diethyl ether, ethyl alkohol dan propane
hingga 1 – 50 ppm.
Terutama, sensor kimia untuk perlindungan lingkungan akan terlibat di
dalam legislasi karena keterlibatan secara sosial, pengaruh menembus ke dalam
masyarakat, dan sensor kimia harus mampu memenuhi standar pemerintah untuk

1
Universitas Sumatera Utara

perlindungan hidup dan lingkungan. Untuk itu, penelitian dan pengembangan


dalam sensor kimia untuk kontrol pembuangan gas emisi kendaran bermotor untuk
mendapatkan emisi nol telah mendapatkan banyak perhatian.
Dalam penelitian terdahulu telah dipelajari pembacaan Analisis Respon Gas
Semikonduktor terhadap kadar CO2 dalam asap rokok menggunakan sensor gas
semikonduktor Takoguchi Gas Sensor (TGS) 4160 dimana alat ini sangat sensitif
terhadap Gas Rumah Kaca (GRK) yaitu gas CO2. Pada penelitian itu perubahan
konsentrasi mengakibatkan perubahan resistansi yang kemudian dikalibrasi dengan
konsentrasi standar. Jadi pengukuran yang dilakukan tidak langsung. Maka dalam
penelitian timbul keinginan untuk pengukuran langsung mengetahui konsentrasi gas
CO2 dan batas deteksi sensor gas semikonduktor TGS 4160.

1.2 PERMASALAHAN
Permasalahan yang dapat dirumuskan dari penelitian ini adalah:
1. Bagaimana alat Sensor Semikonduktor langsung mengukur konsentrasi gas
CO2.
2. Berapa besar batas deteksi konsentrasi gas CO2 yang dapat diukur dengan alat
sensor gas semikonduktor TGS 4160

1.3 PEMBATASAN MASALAH


Penelitian ini dilakukan penentuan kadar gas CO2 dengan alat sensor gas
semikonduktor TGS 4160.

1.4 TUJUAN PENELITIAN


1. Untuk mengetahui apakah sensor gas semikonduktor dapat digunakan langsung
mengukur konsentrasi gas CO2.
2. Untuk menentukan batas deteksi konsentrasi gas CO2 yang dapat diukur dengan
alat sensor gas semikonduktor TGS 4160

Universitas Sumatera Utara


3

1.5 MANFAAT PENELITIAN


Dari penelitian ini diharapkan dapat:

1. Memberi informasi kepada masyarakat bahwa sensor semikonduktor dapat


digunakan untuk mengukur konsentrasi gas CO2 pada batas deteksi tertentu.

2. Memberi informasi tentang konsentrasi gas CO2 pada konsentrasi tertentu


dapat menimbulkan efek kesehatan yang kurang baik bagi manusia dan
merupakan pemicu terjadinya efek rumah kaca dan pemanasan global.

1.6 METODOLOGI PENELITIAN


Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen dengan variabel terikat
adalah tegangan keluaran sensor hasil perubahan konsentrasi gas CO2. Sebagai
variabel bebas adalah perubahan konsentrasi gas CO2.
Sebelum sensor gas semikonduktor TGS 4160 digunakan untuk menentukan
konsentrasi gas CO2 secara langsung dengan batas deteksi tertentu, konsentrasi gas
CO2 yang dihasilkan melalui reaksi Natrium bikarbonat dengan asam klorida pekat
ditentukan melalui sensor instrumen AQ 5000 Pro. Kemudian dilakukan penentuan
tegangan keluaran TGS 4160 dengan melewatkan konsentrasi gas CO2 yang
berbeda. Dalam penelitian ini TGS 4160 dihubungkan dengan Mikrokontroler AT
Mega 8535 dengan Analog to Digital Converter (ADC) beresolusi 8 bit.
Untuk pengolahan data, dilakukan pada komputer menggunakan program
excel sampai diperoleh kurva kalibrasi sensor. Kurva kalibrasi yang memuat
persamaan linier yang telah diperoleh dimasukkan ke program untuk penentuan
langsung konsentrasi gas CO2.

1.7 LOKASI PENELITIAN


Penelitian ini dilakukan di Laboratorium FMIPA dan Laboratorium Badan Tehnik
Kesehatan Lingkungan ( BTKL ) Medan.

Universitas Sumatera Utara


 

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. UDARA BERSIH


Udara yang bersih dari zat pencemar mempunyai arti yang sangat penting di
dalam kehidupan manusia, hewan, tumbuhan dan keberadaan benda lainnya.
Sehingga udara merupakan sumber daya alam yang harus dilindungi untuk
kehidupan manusia dan makluk hidup lainnya. Hal ini bahwa pembuangan zat ke
udara harus dilakukan secara bijaksana dengan memperhitungkan kepentingan
generasi sekarang dan yang akan datang. Untuk mendapatkan udara sesuai dengan
tingkat kualitas yang diinginkan, maka pengendalian udara menjadi sangat penting
untuk dilakukan. Kandungan karbon dioksida di udara segar bervariasi antara
0,03% (300ppm) sampai dengan 0,06% (600 ppm) bergantung pada lokasi.

2.2. GAS-GAS RUMAH KACA


Adanya zat pencemar yang dibuang ke udara akibat aktivitas manusia,
industri, kenderaan bermotor telah mencemari udara. Dari sekian banyak jenis gas
yang terbuang ke udara, gas-gas rumah kaca (GRK) seperti CO2, CFC, CH4, O3,
NO2, dan N2O , telah diketahui sebagai penyebab naiknya suhu bumi atau yang
lebih tren pemanasan bumi global. Dari jenis gas rumah kaca, maka gas CO2
merupakan gas yang terbanyak memberikan konstribusi dalam pemanasan global.


Universitas Sumatera Utara
5

Tabel 2.1. Gas rumah kaca dan kontribusinya terhadap Pemanasan Global
No Gas Rumah Kaca Rumus Kimia Kontribusi (%)
1 Karbon dioksida CO2 50
2 Metana CH4 13
3 Klorofluro karbon R-12 CFC R-12 12
4 Ozon O3 7
5 Kloro fluro karbon R-11 CFC R-11 5
6 Nitro oksida N2 O 5
Sumber : http//www.student unimess/a.andano/global warming.

2.3. MEKANISME TERJADINNYA EFEK RUMAH KACA


Sebagian panas sinar matahari yang diterima permukaan bumi dipantulkan kembali
sebagai radiasi sinar infra merah ke angkasa. Karena adanya gas-gas rumah kaca
dilapisan atmosfer bawah maka sinar matahari yang dipantulkan akan tertahan.
Akibatnya, panas yang timbul di dalam lapisan atmosfer bawah, dekat dengan
permukaan bumi, akan terperangkap. Keseimbangan energi antara energi yang
masuk dan energi yang keluar terganggu. Akibatnya meningkatkan temperatur
rata-rata di permukaan bumi dan menimbulkan pemanasan Global (fenomena
rumah kaca). Fenomena rumah kaca sudah berlangsung sejak lama di lapisan
troposfer.
Pengaruh Gas-gas Rumah Kaca terhadap terjadinya pemanasan Global.
tergantung pada besarnya kadar gas rumah kaca di atmosfer, waktu tinggal di
atmosfer dan kemampuan penyerapan energi.

Universitas Sumatera Utara


Tabel. 2.2. Lama waktu tinggal di atmosfer dan nilai Green House Warning
Potensial ( GWP ) gas rumah kaca.
No Gas Rumah Kaca Lama Waktu GWP(Relative)
tinggal (tahun)
1 Karbon dioksida 50 – 200 1
2 Metana 10 21
3 Klorofluro karbon R-12 130 15.800
4 Ozon 0,1 2000
5 Kloro fluro karbon R-11 65 12.400
6 Nitro oksida 150 206

Sumber : http//www.student unimess/a.andano/global warming.

2.4. KARBON DIOKSIDA DAN KARAKTERISTIKNYA


Karbon dioksida (rumus kimia: CO2) atau zat asam arang merupakan
senyawa kimia yang terdiri dari dua atom oksigen yang terikat secara kovalen
dengan sebuah atom karbon. Struktur dan gambar molekul sebagai berikut :

Pada keadaan STP, rapatan karbon dioksida berkisar sekitar 1,98 kg/m³, kira
kira 1,5 kali lebih berat dari udara. Molekul karbon dioksida (O=C=O)
mengandung dua ikatan rangkap yang berbentuk linear. Senyawa ini tidak begitu
reaktif dan tidak mudah terbakar, namun bisa membantu pembakaran logam seperti
magnesium, karbon dioksida adalah gas yang tidak berwarna , tidak berbau, titik
leleh −57 °C (216 K) (di bawah tekanan), Titik didih −78 °C (195 K)
(menyublim), kelarutan dalam air 1,45 g/L, Keasaman (pKa) 6,35 dan 10,33 ,
Viskositas 0,07 cP pada −78 °C, dan Momen dipol nol.

Universitas Sumatera Utara


2.5. KRISTAL KARBON DIOKSIDA (DRY ES)


Karbon dioksida tidak mempunyai bentuk cair pada tekanan di bawah 5,1
atm namun langsung menjadi padat pada temperatur di bawah -78 °C. Dalam
bentuk padat, karbon dioksida umumnya disebut sebagai es kering.

a  b

Gambar 2.1. (a) Pelet kecil dari es kering yang menyublim di udara
(b) Struktur kristal es kering 

2.6. SUMBER KARBON DIOKSIDA


Karbon dioksida secara garis besar dihasilkan dari enam proses:
1. Sebagai hasil samping dari pengilangan ammonia dan hidrogen, di mana
metana dikonversikan menjadi CO2.
2. Dari pembakaran kayu dan bahan bakar fosil;
3. Sebagai hasil samping dari fermentasi gula pada proses peragian bir, wiski, dan
minuman beralkohol lainnya;
4. Dari proses penguraian termal batu kapur, CaCO3;
5. Sebagai produk samping dari pembuatan natrium fosfat;
6. Secara langsung di ambil dari mata air yang karbon dioksidanya dihasilkan dari
pengasaman air pada batu kapur atau dolomit.

Universitas Sumatera Utara


2.7. PERANAN GAS CO2 PADA BIOLOGIS


Tumbuh-tumbuhan mengurangi kadar karbon dioksida di atomosfer dengan
melakukan fotosintesis, disebut juga sebagai asimilasi karbon, yang menggunakan
energi cahaya untuk memproduksi materi organik dengan mengkombinasi karbon
dioksida dengan air dengan reaksi berikut :

UV
CO2 (g) + H2O (g) C6H12O6 + O2 (g)
Klorofil

2.8. TOKSISITAS GAS CO2


Menurut Otoritas Keselamatan Maritim Australia, "Paparan berkepanjangan
terhadap konsentrasi karbon dioksida dapat menyebabkan asidosis dan efek-efek
merugikan pada metabolisme kalsium fosforus yang menyebabkan peningkatan
endapan kalsium pada jaringan lunak. Karbon dioksida beracun kepada jantung dan
menyebabkan menurunnya gaya kontraktil. Pada konsentrasi tiga persen
berdasarkan volume di udara, ia bersifat narkotik ringan dan menyebabkan
peningkatan tekanan darah dan denyut nadi, dan menyebabkan penurunan daya
dengar. Pada konsentrasi sekitar lima persen berdasarkan volume, ia menyebabkan
stimulasi pusat pernapasan, pusing-pusing, kebingungan, dan kesulitan pernapasan
yang diikuti sakit kepala dan sesak napas. Pada konsentrasi delapan persen, ia
menyebabkan sakit kepala, keringatan, penglihatan buram, tremor, dan kehilangan
kesadaran setelah paparan selama lima sampai sepuluh menit.

2.9. GAS CO2 DAN FISIOLGI MANUSIA


Gas CO2 diangkut di darah dengan tiga cara yang berbeda:
 Kebanyakan (sekitar 70% – 80%) dikonversikan menjadi ion bikarbonat HCO3−
oleh enzim karbonat anhidrase di sel-sel darah merah, dengan reaksi :
CO2 + H2O → H2CO3 → H+ + HCO3−.
 5% – 10% larut di plasma
 5% – 10% diikat oleh hemoglobin sebagai senyawa karbamino

Universitas Sumatera Utara


2.10. SENSOR GAS SEMIKONDUKTOR


Sensor gas semikondutor adalah sejumlah komponen elektronik yang
menggunakaan sifat-sifat materi semikonduktor, yaitu Silikon, Germanium dan
Gallium Arsenide. Alat-alat semikonduktor ini menggunakan konduksi elektronik
dalam bentuk padat (solid state), bukannya bentuk hampa (vacuum state) atau
bentuk gas (gaseous state). Bahan detektor yang digunakan adalah material Tin
oksida (SnO2). Sensor ini tidak mahal, kecil, sudah tersedia luas dan memiliki
sensitifitas tinggi.
Mekanisme utama untuk reaksi gas dengan metal oksida terjadi pada
temperatur tinggi yaitu 2000C – 6000C. Mikrosensor kimia yaitu sensor yang dibuat
dalam bentuk miniatur untuk penggantian alat penginderaan yang mahal,
menunjukkan penciptan teknologi analitik yang memiliki kemampuan dan
mengkuantifiaksi zat kimia dalam waktu real termasuk penyediaan analisis online
dari perubahan tingkat atau kadar zat.
2.10.1 Prinsip Kerja Sensor Gas Semikonduktor
Sensor Gas Semikonduktor terdiri dari elemen sensor yang dilengkapi
bahan pemanas, bahan elemen sensor yang terbuat dari oksida metal (seperti :
SnO2, WO3, ZnO,RuO2, dll, sesuai gas yang disensor) dan bahan pemanas yang
berfungsi untuk memanaskan elemen. Struktur sensor ini dapat dilihat pada gambar
berikut :

Gambar 2.2. Struktur sensor gas semikonduktor

Universitas Sumatera Utara


10

Prinsip Kerja sensor semikonduktor, ketika bahan detektor seperti kristal


SnO2 dipanaskan pada temperatur tertentu, oksigen akan diserap pada permukaan
kristal dan oksigen di udara akan terionisasi dan terikat pada SnO2 dalam bentuk
ion-ion negatif. Kemudian elektron donor pada permukaan kristal SnO2 akan
ditransfer ke oksigen penyerap, sehingga dihasilkan listrik . Didalam sensor, arus
listrik mengalir melewati daerah sambungan (grain boundary) dari kristal SnO2.
Pada daerah sambungan penyerapan oksigen mencegah muatan untuk bergerak
bebas. Jika konsentrasi gas menurun, proses deoksidasi akan terjadi, kerapatan
permukaan dan muatan negatif oksigen akan berkurang dan mengakibatkan
menurunnya ketinggian penghalang dari daerah sambungan, misalnya terdapat
adanya gas CO2 yang terdeteksi. Ilustrasi gambar ketika terjadi penyerapan gas O2
oleh sensor, dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar 2.3. Pembentukan tegangan barrier saat tanpa gas pereduksi


Persamaan reaksi kimia yang terjadi adalah sebagai berikut:
½ O2 + ( SnO2 x) *  O-ad (SnO2x)
CO2 + O-ad (SnO2x)  CO2O + ( SnO2x)*
* = elektron bebas
Dengan menurunnya penghalang maka resistansi sensor juga akan turut menurun.
Skema reaksi antara gas CO2 dan oksigen penyerapan pada permukaan SnO2
sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara


11 

Gas Pereduksi CO2

eVs didalam gas pereduksi

Daerah Sambungan
 Elektron

Gambar 2.4 Penurunan tegangan barrier saat adanya gas pereduksi


Untuk mengukur karakteristik sensitivitas dari gas sensing, semua data diuji pada
kondisi standar. Hubungan antara tahanan dalam sensor dengan konsentrasi gas
pereduksi dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :

Rs =A C -α
dengan α = Rs/Ro 

Rs = Resistansi Keluaran sensor dari berbagai konsentrasi gas.


R0 = Resistansi sensor dalam udara bersih
A = Konstanta
C = Konsentrasi gas pereduksi
α = Kemiringan dari kurva Rs (rasio resistansi sensor (Rs/R0)

2.10.2 Sensor Kimia


Sensor kimia adalah alat yang mampu menangkap fenomena berupa zat
kimia (baik gas maupun cairan) untuk kemudian diubah menjadi sinyal elektrik.
Sensor kimia terutama digunakan untuk mengukur konsentrasi senyawa khusus
dalam lingkungan gas dan cair, dimana sensor secara khusus merubah informasi
kimia ke dalam sinyal listrik. Ada peningkatan permintaan untuk melakukan

Universitas Sumatera Utara


12 

pengukuran analitik terhadap zat tertentu dengan cepat, halus dan dalam beberapa
kasus dilakukan secara terus menerus. Karena sifat-sifat fisika dari gas dan cairan
itu berhubungan erat dengan konsentrasi senyawa kimia, sensor untuk penentuan
sifat fisika, seperti viskositas dan kerapatan terus mengalami peningkatan.
Sensor kimia diajukan untuk berbagai kondisi lingkungan – terutama dalam
pengolahan makanan atau sistem pembuangan dimana konsentrasi berbagai
senyawa dinyatakan pada sensor. Masalah penting dalam sensor kimia adalah
mendapatkan beberapa tingkat selektivitas yang ideal dan tertinggi. Rata-rata
selektivitas ideal, respon terhadap senyawa spesifik dan juga respon nol terhadap
senyawa lain.
2.10.2.1 Perkembangan Sensor Kimia
Sensor Kimia eletrolit padat yang bekerja berdasarkan prinsip elektrokimia,
merupakan prinsip sensor yang paling tua yang telah berkembang. Pengembangan
yang cukup pesat tentang membran sensor dari elektrolit padat telah terjadi sejak
tahun 1930 an. Sensor elektrolit padat adalah sensor yang menggunakan
lempengan sel elektrolit yang disekat dengan dua elektroda dan biasanya
ditambahkan dengan pengatur temperatur. Sensor komersial jenis ini yang sangat
populer adalah sensor oksigen yang menggunakan lempengan Yttria-doped zirconia
dan biasanya digunakan pada temperatur tinggi untuk mengontrol aliran zat buang
pada suatu mesin. Pengembangan berikutnya juga terus terjadi pada sensor jenis ini
yang pada decade belakangan dikenal dengan sebuat NASICON sensor. Dengan
usianya yang relatif lebih tua dibandingkan dengam moteode sensor lainnya,
elektrolit padat merupakan sensor kimia yang paling banyak diproduksi dalam
dunia sensor komersial dibandingkan dengan jenis sensor lainnya.
1. Sensor Kimia Optik, Metode sensor ini adalah dengan berdasarkan pada
teknologi optik dimana penyerapan suatu gas atau cairan kimia tertentu pada suatu
bahan akan mengakibatkan perubahan pada fenomena optik seperti daya pantul
ataupun daya absorpsi suatu cahaya. Meskipun metode ini juga menjanjikan sistem

Universitas Sumatera Utara


13

sensor yang akurat, pengembangan yang relatif lebih sulit disamping instrumen
yang lebih mahal membuat sensor optik pada kenyataannya tidak terlalu banyak
dilirik oleh para peneliti.

2. Sensor kimia model sensitif berat. Sensor tipe ini bekerja dengan
berdasarkan bahan sensor yang mampu menghasilkan gelombang akustik sehingga
saat suatu zat kimia melewatinya bahan ini mampu mengkonfersi informasi kimia
dari zat tersebut menjadi informasi fisik yaitu dalam bentuk berat (meskipun sangat
kecil perubahannya).

3. Sensor Kimia Semikonduktor adalah sensor yang berdasarkan metal oksida.


Teknologi yang memanfaatkan keunggulan sifat semikonduktor suatu bahan
merupakan teknologi yang cukup menjanjikan bagi masa depan mengingat
harganya yang murah, bentuknya yang lebih kecil, serta lebih tahan lama. Tidak
mengherankan jika dunia sensor masa depan diprekdisikan akan didominasi oleh
jenis sensor tipe metal oksida ini. Penelitian tentang pengembangan sensor yang
ada saat ini pun banyak dialakukan seputar semikonduktor sensor ini. Teknologi
semikonduktor memiliki peran yang siginifikan dalam teknologi sensor mengingat
kemampuan konduktifitas dari semikonduktor yang dapat berubah ubah. Sensor
jenis semikonduktor ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1953 setelah
seorang peneliti Amerika yaitu John Bardeen dan Walter H Brattain menemukan
perubahan konduktifitas suatu bahan semikonduktor setelah terjadi penyerapan gas
kimia pada bahan semikonduktor tersebut.
Pada perkembangan berikutnya dari sensor semikonduktor ini, sentuhan teknologi
nano yang pada kenyataannya mampu menghasilkan bahan semikonduktor yang
lebih baik membuat daya tarik lebih besar bagi para peneliti sensor semikonduktor.
2.10.2.2 Sifat Sensor Kimia
Empat sifat sensor kimia yang harus dipenuhi agar berkualitas baik yaitu :

Universitas Sumatera Utara


14 

1. Sensitifitas, yaitu ukuran seberapa sensitif sensor mengenali zat yang


dideteksinya. Sensor yang baik akan mampu mendeteksi zat meskipun jumlah zat
tersebut sangat sedikit dibandingkan gas disekelilingnya. Sebagai gambaran sebuah
riset dengan menggunakan material nano porous terhadap gas O2 sudah mampu
mendeteksi gas NO2 hanya dengan jumlah 300 ppb (part per billion), artinya
sejumlah 300 partikel NO2 yang ada dalam 1 milyar partikel udara sudah bisa
membuat sensor ini mendeteksi keberadaannya .

2. Selektifitas, yaitu sejauh mana sensor memiliki kemampuan menyeleksi gas


atau cairan yang ingin dideteksinya. Sifat ini tidak kalah penting dengan sensitifitas
mengingat gas atau cairan yang dideteksi tentunya akan bercampur dengan zat lain
yang ada disekelilingnya.

3. Waktu respon dan waktu recovery, yaitu waktu yang dibutuhkan sensor
untuk mengenali zat yang dideteksinya. Semakin cepat waktu respon dan waktu
recoveri maka semakin baik sensor tersebut. Beberapa gas berbahaya bahkan dapat
sangat cepat bereaksi dengan tubuh manusia yang dapat berakibat sangat fatal
seperti gas CO2 atau NO2 yang dalam hitungan dibawah 5 menit dapat
mengakibatkan kematian. Karenanya kemampuan mendeteksi gas seperti ini
harulah lebih cepat dari kemampuan gas tersebut beraksi dengan tubuh manusia.

4. Stabilitas dan daya tahan, yaitu sejauh mana sensor dapat secara konsisten
memberikan besar sensitifitas yang sama untuk suatu gas, serta seberapa lama
sensor tersebut dapat terus digunakan. Keempat sifat sensor ini merupakan sifat
yang senantiasa diidentifikasi oleh para peneliti untuk mendapatkan sensor yang
berkualitas baik.

2.10.2.3Dasar Teoritis Sensor Kimia


Struktur Kristal dari semikonduktor tipe-n seperti SnO2 mengandung
elektron berlebihan dan saat sensor kontak dengan di udara, oksigen diserap secara
kimia pada permukaan dengan reaksi berikut :

Universitas Sumatera Utara


15

O2 + 2e 2O-ad
Berikut gambar pelat tipis sensor gas :
Gas
Elek. Au Elek. Au

SnO2

SiO2

RuO2

Elek. Au
Elek. Au
Gambar 2.5. Pelat Tipis

reaksi dipermukaan dengan oksigen, gas oksigen menyerap elektron dari dari SnO2
memiliki kelebihan elektron. Reaksi ini mengarah pada konduktivitas listrik yang
diukur sebagai resistensi listrik yang tinggi. Setelah kontak dengan gas , maka
reaksi permukaan diperlihatkan dalam persamaan :

Gas + O-ad GasO + e

dalam hal ini, gas menyerap oksigen secara kimia dan teroksidasi. Gas teroksidasi
dapat bertindak sebagai zat pereduksi yang dirasakan dengan tipe sensor , melalui
reaksi diatas mengarah pada oksidasi dan reduksi yang melibatkan tranfer elektron.
Reaksi Gas + O-ad GasO + e, apabila konsentrasi gas meningkat maka
“O-ad” yang diadsorbsi semakin banyak. Elektron yang lepas dari permukaan
lapisan SnO2 meningkat mengakibatkan peningkatan konduktivitas listrik pada
lapisan SnO2 dan pengurangan resistensi listrik. Dalam hal ini, gas dapat dianggap
sebagai donor elektron. Karena jumlah elektron yang dimiliki setiap gas tidak sama
maka pembacaan sensor kimia secara spesifik untuk setiap gas yang akan disensing
dengan konsentrasi tertentu.

Universitas Sumatera Utara


16 

2.11. SENSOR TGS 4160


Taguci Gas Sensor (TGS) 4160 adalah Fujia logika menghasilkan model
solid-state elektrokimia untuk sensor gas karbon dioksida (CO2). TGS 4160
memiliki karakteristik ukuran kecil, umur panjang, selektivitas yang baik, stabilitas
tinggi, tahan terhadap kelembapan tinggi dan temperatur rendah. TGS 4160 dapat
digunakan dalam sistem ventilasi otomatis atau pemantauan jangka panjang dari
aplikasi gas CO2 (www.8085 project.info).
Sensor gas CO2 tipe semikonduktor TGS 4160 , sensor yang bekerja secara
elektrokimia, saat terkena material di lingkungan gas CO2, maka akan memiliki
reaksi elektrokimia sesuai reaksi berikut :
Reaksi katodik : 4Li + 2 CO2 + O2 +4 e 2Li2CO3
Reaksi Anodik : 4Na + O2 +4 e 2Na2O
Reaksi Redoks : Li2CO3 +2 Na Na2O +2 Li + CO2
Sebagai hasil reaksi elektrokimia, persamaan menurut Neste (Nernst),
proses ini akan menghasilkan potensial berikut (EMF) :

EMF = Ec-(RF) / (2F) ln (P.CO2)

Dimana: PCO2 adalah tekanan parsial CO2; Ec adalah konstan; R adalah konstanta
gas; T adalah suhu (K); F adalah konstanta Faraday.
Dilihat dari rumus di atas, dengan memantau tegangan yang dihasilkan antara dua
elektroda yakni nilai potensial dari EMF, nilai konsentrasi CO2 dapat diukur. Untuk
menjaga sensitifitas dari sensor ,temperatur perlu diperhatikan, sehingga pemanasan
tegangan harus stabil, ruang lingkup harus 5,0 ± 0.2VDC. Untuk menjamin
pengukuran konsentrasi gas CO2 yang akurat sekaligus untuk memastikan stabilitas
tegangan pemanasan dan perubahan suhu lingkungan.

Universitas Sumatera Utara


17

Gambar 2.6 : Sensor TGS 4160

Berikut ini dapat dilihat gambar karakteristik sensitivitas dari emisi gas
buang kenderaan bermotor berbahan bakar bensin diperoleh untuk TGS 4160 lebih
sensitif terhadap gas CO2 :
Karakteristik Sensitivitas

Konsentrasi Gas ( ppm )


Gambar 2.7 Karakteristik Sensitifitas sensor dari
beberapa bahan sensing dengan TGS 4160

Universitas Sumatera Utara


18

2.12 MIKROKONTROLER AT MEGA - 8535.


Mikrokontroler adalah suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan dan
keluaran serta kendali dengan program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara
khusus. Alat ini dihubungkan ke rangkaian sensor untuk mengambil data yang akan
dikirim ke komputer. (htpp://Mikrokontroler.Tripod.com/6805 bab1.html).
Mikrokontroler adalah versi mini atau mikro dari sebuah komputer yang berfungsi
sebagai Analog to Digital Converter (ADC) yakni mengubah data sinyal analog
menjadi signal digital, karena mengandung beberapa peripheral yang langsung
dimanfaatkan.
Gambar mikrokontroler ATMega 8535 dapat dilihat dibawah ini:

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 2.8 Alat Mikrokontoler AT Mega 8535 

2.13 SENSOR INSTRUMEN AQ 5000 PRO


Sensor Instrumen AQ 5000 Pro merupakan sensor yang secara khusus untuk
mendeteksi kadar gas CO2 di udara. Alat ini dilengkapi dengan infrared, A/D
Converter dan Displey. Alat sensor Instrumen AQ 5000 Pro dapat mengukur
konsentrasi Gas CO2 di udara sangat akurat pada level tertentu.

Universitas Sumatera Utara


19

Kelebihan dari alat ini, bentuknya kecil, ringan, dan dapat diketahui dengan
cepat konsentrasi gas CO2 dengan memasukkan gas CO2 dan setelah melewati
sensor. Salah satu kelemahan alat ini tidak langsung menunjukkan angka
konsentrasi gas CO2 .
Akurasi Pengukuran Instrumen AQ 5000 Pro
 Rentang 0 - 5000 ppm : kesalahan ±3 % atau keterbacaan ± 50 ppm
 Rentang 0 - 20.000 ppm : kesalahan ±3 % atau keterbacaan ± 300 ppm

 
 

Gambar 2.9. Sensor IAQ 5000 Pro  Gambar 2.10. Diagram IAQ 5000

Universitas Sumatera Utara


   
 

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Alat dan Bahan


3.1.1. Alat-alat yang digunakan:
 Note Book (Lap Top)
 Sensor gas semikonduktor TGS 4160
 Mikrokontroler ATMega 8535
 Sensor Instrumen AQ 5000 Pro
 Erlenmeyer Vacum dengan satu pipa saluran (Pyrex)
 Tutup Erlenmeyer dari bahan karet
 Pipa kaca
 Selang plastik tahan panas
 Lem PIC
 Solatip kaca
 Alat Vakum
 Sirin
 Manometer
 Statif dan Klem
 Wash Botol 250 mL
 Toples Gelas

3.1.2 Bahan-bahan yang digunakan


Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. HCl (pekat)
2. Natrium bikarbonat ( NaHCO3 )

  20
 
21 
 
 

3.2. Prosedur Penelitian


Prosedur penelitia yang dilakukan :
3.2.1. Penyediaan Sampel gas CO2
Sampel gas CO2 dipersiapkan dengan konsentrasi yang berbeda
3.2.2. Uji Kadar Sampel gas CO2
Pengujian konsentrasi sampel gas CO2 dilakukan melalui alat Sensor
Instrumen AQ 5000 Pro.
3.2.3. Uji Tegangan dan Resistensi Sensor
1. Sampel gas CO2 yang diketahui konsentrasinya dilewatkan melalui alat
TGS 4160, kemudian diukur Tegangan Keluaran Sensor dengan cara
menghubungkan alat TGS 4160 dengan mikrokontroler AT Mega 8535.
Tegangan Keluaran Sensor gas hasil pembacaan mikrokontroler AT
Mega 8535 dianalogkan dan selanjutnya diolah di Laptop menggunakan
Software dan ditampilkan berupa angka.
2. Langkah 1 diulang dengan konsentrasi gas CO2 yang berbeda,
demikian seterusnya sampai sampel selesai diuji.
3.2.4. Pembuatan Grafik
Pembuatan grafik antara Tegangan Keluaran sensor versus konsentrasi gas
CO2 dilakukan pada Laptop dengan Program.
3.2.5. Pembuatan Persamaaan Garis Linier
Pembuatan persamaan garis liniear (Y = aX + b) yang mana Y=Tegangan
Keluaran Sensor, X = konsentrasi CO2, a = gradien dan b = perpotongan
garis dengan sumbu Y, dilakukan pada Laptop dengan Program.
3.2.6. Program Keluaran Langsung
Aplikasi persamaan garis linier untuk menentukan konsentrasi gas
dilakukan melalui program.

 
 
22
 
 

3.2.7. Penentuan Kadar Gas CO2 secara Langsung


Penentuan kadar gas CO2 diukur melalui hasil program keluaran langsung dan
dinyatakan dengan angka.
Bagan Penelitian Penentuan Konsentrasi Gas CO2

    Start 

Sampel gas CO2

….. ppm
.......ppm
Pengambilan data Dengan
sensor TGS 

Proses data Dengan mikrokontroler


AT Mega8535 

Ambil data dan simpan data pada


komputer/laptop

Selesai/belum

Buat Grafik Tegangan Keluaran


dengan konsentrasi gas CO2
Dengan batas min dan max

Buat persamaan garis linear

Buat program keluaran langsung

Penentuan konsentrasi gas CO2

selesai

 
 
 
 
 

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. HASIL PENELITIAN


4.1.1. Proses Pembuatan gas CO2
Gas CO2 dibuat dengan mereaksikan natrium bikarbonat dengan asam
klorida pekat sesuai dengan reaksi :

NaHCO3 (s) + HCl (p) NaCl (aq) + H2O(l) + CO2(g)

Gas CO2 yang terbentuk ditampung didalam gelas kimia dan selanjutnya dilakukan
pengukuran konsentrasi melalui alat Sensor Intrumen AQ 5000 Pro.

Gambar 4.1 : Proses Pembuatan gas CO2

  23
 
24 

 
 

4.1.2. Pengukuran konsentrasi gas CO2


Pengukuran konsentrasi gas CO2 dilakukan melalui alat uji emisi Sensor
Instrumen AQ 5000 Pro. Pengukuran dilakukan sebagai berikut :
Sebanyak 25 mL volume gas CO2 hasil reaksi dimasukkan kedalam tabung
bervolume 4200 mL diperoleh data pada tabel 4.2 berikut ini:
Tabel 4.1. Data hasil pengukuran konsentrasi gas CO2 melui IAQ 5000 Pro
No Volume Gas CO2 (mL) Konsentrasi gas CO2 ( ppm)
1 25,00  227,00 
2 25,00  222,00 
3 25,00 217,00

Dari data tabel 4.1 diperoleh rata-rata kadar gas CO2 222 ppm dalam wadah 4200
mL. Sehingga melalui persamaan pengenceran diperoleh kadar gas CO2 awal
adalah :
V1 x N1 = V2 x N2
25 mL x N1 = 4200 mL x 222 ppm
N1 = 37.296 ppm

Kadar gas CO2 yang ditampung dalam wadah 37.296 ppm.

4.1.3. Pengukuran Tegangan Keluaran Sensor


Gas CO2 dengan konsentrasi tertentu dilewatkan melalui sensor
semikonduktor TGS 4160 yang telah terhubung ke Mikrokontroler AT Mega 8535
yang menggunakan Analog to Digital Converter (ADC) 8 bit . Melaui program Lap
top yang telah terhubung ke Mikrokontroler AT Mega 8535 akan membaca
perubahan resisitensi sensor berupa data analog yang diolah menjadi data tegangan
sensor berupa data angka terbaca di Lap top. Hasil yang diperoleh dari pengujian
tersebut dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini:

 
 
25
 
 

Tabel 4.2. Data Hasil Pengukuran Tegangan Keluaran Sensor TGS 4160
Volume Gas CO2 Kadar Gas CO2 Tegangan Keluaran Sensor
No.
(mL) (ppm) (Volt)
1 0 0 0,2549
2 5 44 0,2549
3 10 89 0,2549
4 20 178 0,2549
5 40 355 0,2549
6 50 444 0,3464
7 55 488 0,4314
8 60 533 0,4902
9 65 577 0,5490
10 70 622 0,6131
11 75 666 0,6850
12 80 710 0,7320
13 90 799 0,8431
14 100 888 0,9804
15 125 1110 1,3007
16 150 1332 1,8235
17 175 1554 2,6988
18 200 1776 3,7059
19 225 1998 4,5258
20 227 2016 4,5223
21 228 2025 4,5258
22 229 2007 4,5312
23 230 2042 4,5241
24 240 2131 4,5294
25 265 2353 4,5241
26 290 2575 4,5241
Dari tabel 4.2 ternyata diperoleh, dengan bertambahnya konsentrasi gas CO2 maka
tegangan keluaran sensor bertambah.

 
 
  26 
 

4.1.4. Penentuan Persamaan Garis Linier


Proses pembuatan grafik antara Tegangan Keluaran (volt) dengan
konsentrasi gas CO2 (ppm) dilakukan pada program excel 2007 , pengolahan data
dapat dilihat pada Tabel 4.3 dibawah ini. Bila konsentrasi gas CO2 (ppm) sebagai
absis ( X ) diplot dengan besarnya tegangan keluaran sensor sebagai ordinat ( Y )
diperoleh garis liniear Y = aX + b sebagai berikut :
Keterangan :
Xi = Konsentrasi gas CO2 (ppm)
Yi = Tegangan Keluaran Sensor ( Volt)
Y = aX + b (a =Kemiringan garis, b = perpotongan garis dengan sumbu Y)
Dengan memasukkan data pada Tabel 4.3 diperoleh nilai :

   ∑(Xi – ) x ( Yi – Y)
a =
∑ (Xi – )2

   36940,4553
a =
a = 0,0022
16621864,55
a = 0,002
b = -a
b = 2,0262- (0,0022) (1127,42)
b = -0,482

Dengan mensubstitusi nilai a= 0,002 dan b=-0,0482 ke persamaan regresi linier Y


= aX + b diperoleh persamaan garis liniear melalui perhitungan Program Exel : Y
= 0,002X - 0,482
Persamaan ini selanjutnya dimasukkan kedalam program komputer berupa
software sehingga dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi gas CO2 secara
langsung.

 
 
27

 
 

Tabel 4.3 Pengolahan Data Penentuan Persamaan Garis Linier


Konsentrasi V
No. ( Xi - ) x
gas CO2 Keluar Xi - Yi - ( Xi - )2 ( Yi - )2
Data ( Yi - )
(Xi) (Yi)
1  0  0,2549  ‐1128,44  ‐1,77  1273376,834  3,137  1998,8036 
2  44  0,2549  ‐1084,04  ‐1,77  1175142,722  3,137  1920,1579 
3  89  0,2549  ‐1039,64  ‐1,77  1080851,330  3,137  1841,5123 
4  178  0,2549  ‐950,84  ‐1,77  904096,706  3,137  1684,2210 
5  355  0,2549  ‐773,24  ‐1,77  597900,098  3,137  1369,6385 
6  444  0,3464  ‐684,44  ‐1,68  468458,114  2,822  1149,7187 
7  488  0,4314  ‐640,04  ‐1,59  409651,202  2,543  1020,7534 
8  533  0,4902  ‐595,64  ‐1,54  354787,010  2,359  914,9054 
9  577  0,5490  ‐551,24  ‐1,48  303865,538  2,182  814,2809 
10  622  0,6131  ‐506,84  ‐1,41  256886,786  1,997  716,2298 
11  666  0,6850  ‐462,44  ‐1,34  213850,754  1,799  620,2396 
12  710  0,7320  ‐418,04  ‐1,29  174757,442  1,675  541,0164 
13  799  0,8431  ‐329,24  ‐1,18  108398,978  1,400  389,5116 
14  888  0,9804  ‐240,44  ‐1,05  57811,394  1,094  251,4540 
15  1110  1,3007  ‐18,44  ‐0,73  340,034  0,526  13,3791 
16  1332  1,8235  203,56  ‐0,20  41436,674  0,041  ‐41,2556 
17  1554  2,6988  425,56  0,67  181101,314  0,452  286,2113 
18  1776  3,7059  647,56  1,68  419333,954  2,821  1087,6951 
19  1998  4,5258  869,56  2,50  756134,594  6,248  2173,5928 
20  2016  4,5223  887,32  2,50  787336,782  6,230  2214,8232 
21  2025  4,5258  896,20  2,50  803174,440  6,248  2240,1834 
22  2034  4,5312  905,08  2,50  819169,806  6,275  2267,2202 
23  2042  4,5241  913,96  2,50  835322,882  6,239  2282,9479 
24  2131  4,5294  1002,76  2,50  1005527,618  6,266  2510,1206 
25  2353  4,5241  1224,76  2,50  1500037,058  6,239  3059,2841 
26  2575  4,5241  1446,76  2,50  2093114,498  6,239  3613,8100 
 ∑  1128,44  2,0262  0,08  0,00  16621864,55  87,39  36940,4553 

4.1.5. Pembuatan Kurva Kalibrasi Gas CO2


Melalui data-data pada Tabel 4.3 grafik Tegangan Keluaran Sensor dengan
konsentrasi gas CO2 diperoleh Gambar 4.2 dibawah ini :

 
 
28 

 
 

Gambar 4.2 : Kurva Kalibrasi Tegangan Keluaran Sensor Vs Konsentrasi Gas CO2

Dari kurva kalibrasi ternyata diperoleh persamaan garis linier Y = 0,002X - 0,482
dan nilai R2 = 0,938 artinya terdapat korelasi yang sangat kuat antara pertambahan
konsentrasi gas CO2 dengan peningkatan tegangan keluaran sensor.

4.1.6. Program Keluaran Langsung Penentuan Kadar Gas CO2


Pada layar komputer terdapat program menu utama terdiri dari penentuan
gas CO2 dan NO2 . Penentuan konsentrasi gas CO2 secara langsung dibuat melalui
program persamaan garis linier Y = 0,002X - 0,482 dimana Y = Tegangan
Keluaran Sensor dan X = Kadar gas CO2.
Program keluaran langsung penentuan kadar CO2 dilakukan dengan
mengubah persamaan garis linier menjadi :

Y + 0,482
X =
0,002

 
 
29

 
 

Persamaan ini dimasukkan kedalam program, melalui alat mikrokontroler AT Mega


8535 yang berfungsi sebagai ADC maka pembacaan tegangan sensor akan
menampilkan kadar gas CO2 dalam satuan ppm.

4.1.7. Data Program Keluaran Langsung Penentuan Kadar Gas CO2


Sebanyak volume tertentu gas CO2 hasil reaksi dimasukkan kedalam tabung
bervolume 4200 mL di ukur melalui sensor TGS 4160 dan sensor Instrumen
AQ 5000 Pro, diperoleh data pada tabel 4.4 berikut ini:

Tabel 4.4 Konsentrasi Gas CO2 Hasil Pembacaan Sensor TGS 4160
dan Pembacaan Sensor IAQ 5000 Pro

Konsentrasi gas CO2 Konsentrasi gas CO2 Selisih


No Pembacaan Sensor Pembacaan Sensor IAQ 5000 Pembacaan
TGS 4160 (ppm) Pro (ppm) (ppm)
1 368,45 355 13,25
2 414,20 444 -29,80
3 583,48 660 -76,52
4 731,20 894 -162,80
5 891,33 1116 -224,67
6 1152,76 1336 -183,24
7 1590,38 1550 40,38
8 2093,94 1780 313,94
9 2503,92 1989 514,92
10 2506,60 2007 499,60

Jumlah Selisih Pembacaan Sensor TGS 4160 dan IAQ 5000 Pro 705,06
Rata-rata Selisih Pembacaan Sensor TGS 4160 dan IAQ 5000 Pro 70,51

 
 
 
 
 

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut ;
1. Sensor semikonduktor TGS 4160 dapat digunakan untuk mengukur konsentrasi
gas CO2.
2. Sensor semikonduktor TGS 4160 dengan menggunakan Mikrokontroler AT
Mega-8535 dapat mengukur konsentrasi gas CO2 dengan batas 368,45 ppm
sampai 2506,60 ppm.

5.2 Saran
1. Diharapkan dari penelitian ini dapat dilakukan penelitian lebih lanjut
penggunaan sensor TGS 4160 untuk mendeteksi emisi gas CO2 yang dibuang
ke udara sehingga lebih sensitif dan rentang konsentrasi CO2 yang terukur lebih
besar.
2. Diharapkan dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan hasil yang
lebih presisi yaitu dengan digunakannya Mikorokontroler AT Mega 8535
dengan Analog to Digital Converter (ADC) beresolusi lebih tinggi yaitu 10 bit
dan memasukkan faktor koreksi pada program pada saat proses kalibrasinya
menggunakan alat komersil yang telah dikalibrasi dengan baik.
3. Diharapkan sensor TGS 4160 digunakan oleh pemerintah mengontrol emisi gas
CO2 yang dibuang ke udara .
4. Diharapkan Lab Kimia-USU memiliki gas standar sehingga peneliti selanjutnya
dapat menstandarisasi instrumen komersil yang akan digunakan dalam
penelitian selanjutnya.
5. Diharapkan setiap kenderaan yang memakai bahan bakar minyak seperti ;
premium dan solar memakai alat penyaring gas buang.

  30 
 
31
 
 

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Ahmad Nurdin dan Adrian F.N. Venema.2004.Sensor Tehnology.Institut Tehnologi


Bandung.
Darmono. 2001. Lingkungan Hidup dan Pencemaran Hubungannya dengan
Toksikologi Senyawa Logam. Jakarta: UI Press.
Dampak Pemanasan Global dapat Menyebabkan Bencana di Bumi pada tahun
2012. Bertindaklah Sekarang. 2009. http//www.Idonbik.com.html
( 10 Maret 2010 ).
Edmonds, T.E. 1987. Chemical Sensor. New York : Chapman and Hall.
Erikson.B.H, Nosanchuk.T.A. Understanding Data. Alih Bahasa ; Sembiring. R.K.
1987. ITB
Figaro.G. 2009. Technical Information for Volatile Organic Compound
(VOC)Sensors. USA: Figaro USA Inc.
Gunawan Budi. Mawas Juni 2010. Staf pengajar pada Program Studi Teknik
Elektro Universitas Muria Kudus.
Iwan Setiawan. 2009. Sensor dan Transduser. Bahan Ajar Universitas Diponegoro.
Instrumen AQ 5000 Pro. 2002. Indoor Air Quality Monitor. Quest Tehnologies.
Lumbantoruan, Henry Hasian.2008.Analisis Pengaruh Pemodulasian Terhadap
Sensifitas dan Seletifitas Sensor Gas Semikonduktor. Tesis Institut Teknologi
Sepuluh November Surabaya.
Mulyono HAM.2005. Membuat Reagen Kimia di Laboratorium. Bandung. Bumi
Aksara.
Marlianto Eddy, dkk. 2010. Edisi I. Pedoman Umum Penulisan Tesis & Disertasi.
FMIPA-USU Medan.
Robert W. Cattrall.1997.Chemical Sensor.Oxford University Press.
Rukaesih Achmad. 2004. Pemanasan Global. Andi Yogyakarta.
Suyantoro, Fl. Sigit (ed). 2007. Pemrograman Mikrokontroler AT MEGA 8535
dengan C/C++ dan Assembler. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

Stanley E. Manahan.1984. Environmental Chemistry. University Of Missouri.


Fourth Edition. PWS Publisers.

 
 
32

 
 

Hadi Sutrisno. 2000. Statistik. Penerbit Andi. Edisi II. Yogyakarta.


Treadwell F.P. . Enlarge and Revised by William T. Hall. Analytical Chemistry.
Ninth English Edition. Jhon Wiley & Sons, Inc. New York-London.
WWW.8085projects.info/.../Carbon-dioxide-sensor-circuit-using-TGS4160-
Principle-and-Application.aspx
WWW. Wikipedia, the free encyclopedia

 
 
 
 

L-3
GAMBAR GAMBAR PENELITIAN

 
Gambar 1 : Pembuatan Gas CO2

Gambar 2 : Pengukuran Tegangan Keluaran Sensor Gas CO2

 
 
 
 

Gambar 3 : Sensor IAQ 5000 Pro

 
Gambar 4 : Pengarahan Penggunaan Sensor IAQ 5000 Pro dari Bpk Faisal

 
 
 
 

Gambar 5 : Pengamatan Kadar Gas CO2 Melalui IAQ 5000 Pro

Gambar 6 : Pengamatan Kadar Gas CO2 Melalui IAQ 5000 Pro

 
 
 
 

Gambar 7: Pengukuran Langsung Kadar gas CO2 Mikrokontroler

 
 
 

  Gambar 8 : Pengamatan Pengukuran Langsung Kadar gas CO2 melalui


TGS 4160

 
 
 
 

 
 
 
Gambar 9 : Susunan Paralel antara TGS 4160 dengan IAQ 5000 Pro
 

Gambar 10 : Pengamatan Pengukuran Langsung Kadar gas CO2


melalui IAQ 5000 Pro
 
 
 
 

   

 
 
  Gambar 11 : Tampilan Pengukuran Langsung Kadar gas CO2
  melalui IAQ 5000 Pro

 
 

Gambar 12 : Foto setelah Selesai Penelitian di LAB


BTKL Medan bersama pak Faisal
 
 

Anda mungkin juga menyukai