TESIS
Oleh :
BARINGIN SARAGI
097006028/KIM
TESIS
Oleh :
BARINGIN SARAGI
097006028/KIM
Menyetujui
Komisi Pembimbing
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali disebutkan sumbernya dalam daftar
pustaka.
Baringin Saragi
NIM. 097006028
Sebagai sivitas akademika Universitas Sumatera Utara, saya yang bertanda tangan
dibawah ini :
Baringin Saragi
NIM. 097006028
DATA PRIBADI
Email : Baringinsaragi@yahoo.co.id
DATA PENDIDIKAN
ABSTRAK
Pencemaran udara yang disebabkan oleh Gas Rumah Kaca (GRK) yaitu
CO2, CFC, CH4, O3, NO2, dan N2O, telah diketahui sebagai penyebab naiknya suhu
bumi atau yang lebih tren pemanasan bumi global. .Penelitian ini dilakukan untuk
menentukan kadar gas CO2 . Metoda yang digunakan untuk menentukan kadar gas
CO2 melalui sensor gas semi konduktor jenis TGS 4160 keluaran Figaro.
Standarisasi gas digunakan Sensor Instrumen AQ 5000 Pro. Untuk proses ADC
dan pengambilan data digunakan mikrokontroler jenis AT Mega 8535 yang
dikirim ke Laptop, selanjutnya pengolahan data dilakukan pada Laptop. Penelitian
dilakukan dengan mengukur kadar gas CO2 yang diperoleh dari reaksi natrium
bikarbonat dengan asam klorida pekat . Tegangan keluaran sensor diperoleh
melalui variasi konsentrasi gas CO2 melalui program yang telah dipersiapkan.
Dalam penelitian ini diperoleh semakin meningkatnya konsentrasi gas CO2
mengakibatkan nilai tegangan keluaran sensor semakin meningkat. Dari penelitian
ini dapat disimpulkan bahwa konsentrasi gas CO2 dapat diukur dengan Sensor
Instrumen AQ 5000 Pro dan sensor TGS 4160.
Kata kunci : Gas CO2, , Kadar, Sensor Instrumen AQ 5000 Pro dan sensor TGS
TGS 4160 keluaran Figaro.
ABSTRACT
The contamination of air is caused of the Green hause efect that are CO2,
CFC, CH4, O3, NO2, and N2O, have been known as cause of global warming. This
research to determine the rate of CO2 gase . The method that used to determine
the rate of CO2 gase is by gas censor of type semiconductor of TGS 4160 output of
Figaro. For the gas standaritation is used censor Instrument of AQ 5000 Pro. For
the ADC process and data intake is used by mikrocontroler of AT Mega 8535
which sent to computer, Than data processing at computer. The concentratios of
CO2 gas is measured from the reaction of Na-bicarbonate with high concentration
chloride acid . The output voltage of censor to through the variation of
concentrations CO2 gase by the program . In this research is obtained the growing
of concentration of CO2 gas caused the result output voltage of censor progressively
mount. From this research is concluded that concentration of CO2 gase can be
measured with Censor Instrument of AQ 5000 Pros and censor of TGS 4160.
Keyword Contents : CO2 gas, concentration, Sensor IAQ 5000 Pro ,TGS 4160
sensor Figaro
Tiada kata yang pantas terucap selain Puji syukur dan terimakasih kehadirat
Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkat dan kasihNya kepada penulis
sehingga tesis dengan judul “Penentuan Kadar Gas CO2 Menggunakan Sensor
Semikonduktor TGS 4160” dapat diselesaikan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Gubernur
Sumatera Utara c.q Ketua Bappeda Provinsi Sumatera Utara yang memprogramkan
bantuan dana untuk guru-guru tingkat SMA untuk melanjutkan studi ke strata dua
(S2) sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan pada Program Studi
Magister Ilmu Kimia Pascasarjana FMIPA Universitas Sumatera Utara.
Dengan selesainya tesis ini, penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Rektor Universitas Sumatara Utara Prof. Dr.Syahril Pasaribu DTM & H.
MSc (CTM).Sp.A (K) atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada
penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan pada Program
Magister Ilmu Kimia.
2. Dekan FMIPA Universitas Sumatera Utara Dr. Sutarman MSc atas
kesempatan menjadi mahasiswa Program Magister Sains pada Program
Pascasarjana FMIPA Universitas Sumatera Utara .
3. Ketua Program Studi Magister Kimia Prof. Basuki Wirjosentono, MS, Ph.D.
4. Sekretaris Program Studi Dr.Hamonangan Nainggolan, MSc beserta seluruh
Staf Pengajar pada Program Studi Magister Ilmu Kimia.
5. Prof. Dr. Harlem Marpaung selaku pembimbing utama dan kepada Henry
Hasian Lumbantoruan ST, MT, selaku pembimbing dua yang memberikan
semangat ,memberi arahan, penuh kesabaran dan membimbing penulis
hingga selesainya penelitian dan tesis ini.
Baringin Saragi
NIM . 097006028
Halaman
ABSTRAK i
ABSTRACT ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR LAMPIRAN x
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Permasalahan 2
1.3 Pembatasan Masalah 2
1.4 Tujuan Penelitian 2
1.5 Manfaat Penelitian 3
1.6 Metodologi Penelitian 3
1.7 Lokasi Penelitian 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4
2.1 Udara Bersih 4
2.2 Gas-gas Rumah Kaca 4
2.3 Mekanisme terjadinya efak rumah kaca 5
2.4 Karbon dioksida dan karakteristiknya 6
2.5 Kristal karbondioksida 7
2.6 Sumber karbondioksida 7
2.7 Peranan gas CO2 pada biologis 8
2.8 Toksisitas gas CO2 8
ABSTRAK
Pencemaran udara yang disebabkan oleh Gas Rumah Kaca (GRK) yaitu
CO2, CFC, CH4, O3, NO2, dan N2O, telah diketahui sebagai penyebab naiknya suhu
bumi atau yang lebih tren pemanasan bumi global. .Penelitian ini dilakukan untuk
menentukan kadar gas CO2 . Metoda yang digunakan untuk menentukan kadar gas
CO2 melalui sensor gas semi konduktor jenis TGS 4160 keluaran Figaro.
Standarisasi gas digunakan Sensor Instrumen AQ 5000 Pro. Untuk proses ADC
dan pengambilan data digunakan mikrokontroler jenis AT Mega 8535 yang
dikirim ke Laptop, selanjutnya pengolahan data dilakukan pada Laptop. Penelitian
dilakukan dengan mengukur kadar gas CO2 yang diperoleh dari reaksi natrium
bikarbonat dengan asam klorida pekat . Tegangan keluaran sensor diperoleh
melalui variasi konsentrasi gas CO2 melalui program yang telah dipersiapkan.
Dalam penelitian ini diperoleh semakin meningkatnya konsentrasi gas CO2
mengakibatkan nilai tegangan keluaran sensor semakin meningkat. Dari penelitian
ini dapat disimpulkan bahwa konsentrasi gas CO2 dapat diukur dengan Sensor
Instrumen AQ 5000 Pro dan sensor TGS 4160.
Kata kunci : Gas CO2, , Kadar, Sensor Instrumen AQ 5000 Pro dan sensor TGS
TGS 4160 keluaran Figaro.
ABSTRACT
The contamination of air is caused of the Green hause efect that are CO2,
CFC, CH4, O3, NO2, and N2O, have been known as cause of global warming. This
research to determine the rate of CO2 gase . The method that used to determine
the rate of CO2 gase is by gas censor of type semiconductor of TGS 4160 output of
Figaro. For the gas standaritation is used censor Instrument of AQ 5000 Pro. For
the ADC process and data intake is used by mikrocontroler of AT Mega 8535
which sent to computer, Than data processing at computer. The concentratios of
CO2 gas is measured from the reaction of Na-bicarbonate with high concentration
chloride acid . The output voltage of censor to through the variation of
concentrations CO2 gase by the program . In this research is obtained the growing
of concentration of CO2 gas caused the result output voltage of censor progressively
mount. From this research is concluded that concentration of CO2 gase can be
measured with Censor Instrument of AQ 5000 Pros and censor of TGS 4160.
Keyword Contents : CO2 gas, concentration, Sensor IAQ 5000 Pro ,TGS 4160
sensor Figaro
BAB I
PENDAHULUAN
1
Universitas Sumatera Utara
2
1.2 PERMASALAHAN
Permasalahan yang dapat dirumuskan dari penelitian ini adalah:
1. Bagaimana alat Sensor Semikonduktor langsung mengukur konsentrasi gas
CO2.
2. Berapa besar batas deteksi konsentrasi gas CO2 yang dapat diukur dengan alat
sensor gas semikonduktor TGS 4160
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
Universitas Sumatera Utara
5
Tabel 2.1. Gas rumah kaca dan kontribusinya terhadap Pemanasan Global
No Gas Rumah Kaca Rumus Kimia Kontribusi (%)
1 Karbon dioksida CO2 50
2 Metana CH4 13
3 Klorofluro karbon R-12 CFC R-12 12
4 Ozon O3 7
5 Kloro fluro karbon R-11 CFC R-11 5
6 Nitro oksida N2 O 5
Sumber : http//www.student unimess/a.andano/global warming.
Tabel. 2.2. Lama waktu tinggal di atmosfer dan nilai Green House Warning
Potensial ( GWP ) gas rumah kaca.
No Gas Rumah Kaca Lama Waktu GWP(Relative)
tinggal (tahun)
1 Karbon dioksida 50 – 200 1
2 Metana 10 21
3 Klorofluro karbon R-12 130 15.800
4 Ozon 0,1 2000
5 Kloro fluro karbon R-11 65 12.400
6 Nitro oksida 150 206
Pada keadaan STP, rapatan karbon dioksida berkisar sekitar 1,98 kg/m³, kira
kira 1,5 kali lebih berat dari udara. Molekul karbon dioksida (O=C=O)
mengandung dua ikatan rangkap yang berbentuk linear. Senyawa ini tidak begitu
reaktif dan tidak mudah terbakar, namun bisa membantu pembakaran logam seperti
magnesium, karbon dioksida adalah gas yang tidak berwarna , tidak berbau, titik
leleh −57 °C (216 K) (di bawah tekanan), Titik didih −78 °C (195 K)
(menyublim), kelarutan dalam air 1,45 g/L, Keasaman (pKa) 6,35 dan 10,33 ,
Viskositas 0,07 cP pada −78 °C, dan Momen dipol nol.
a b
Gambar 2.1. (a) Pelet kecil dari es kering yang menyublim di udara
(b) Struktur kristal es kering
UV
CO2 (g) + H2O (g) C6H12O6 + O2 (g)
Klorofil
Daerah Sambungan
Elektron
Rs =A C -α
dengan α = Rs/Ro
pengukuran analitik terhadap zat tertentu dengan cepat, halus dan dalam beberapa
kasus dilakukan secara terus menerus. Karena sifat-sifat fisika dari gas dan cairan
itu berhubungan erat dengan konsentrasi senyawa kimia, sensor untuk penentuan
sifat fisika, seperti viskositas dan kerapatan terus mengalami peningkatan.
Sensor kimia diajukan untuk berbagai kondisi lingkungan – terutama dalam
pengolahan makanan atau sistem pembuangan dimana konsentrasi berbagai
senyawa dinyatakan pada sensor. Masalah penting dalam sensor kimia adalah
mendapatkan beberapa tingkat selektivitas yang ideal dan tertinggi. Rata-rata
selektivitas ideal, respon terhadap senyawa spesifik dan juga respon nol terhadap
senyawa lain.
2.10.2.1 Perkembangan Sensor Kimia
Sensor Kimia eletrolit padat yang bekerja berdasarkan prinsip elektrokimia,
merupakan prinsip sensor yang paling tua yang telah berkembang. Pengembangan
yang cukup pesat tentang membran sensor dari elektrolit padat telah terjadi sejak
tahun 1930 an. Sensor elektrolit padat adalah sensor yang menggunakan
lempengan sel elektrolit yang disekat dengan dua elektroda dan biasanya
ditambahkan dengan pengatur temperatur. Sensor komersial jenis ini yang sangat
populer adalah sensor oksigen yang menggunakan lempengan Yttria-doped zirconia
dan biasanya digunakan pada temperatur tinggi untuk mengontrol aliran zat buang
pada suatu mesin. Pengembangan berikutnya juga terus terjadi pada sensor jenis ini
yang pada decade belakangan dikenal dengan sebuat NASICON sensor. Dengan
usianya yang relatif lebih tua dibandingkan dengam moteode sensor lainnya,
elektrolit padat merupakan sensor kimia yang paling banyak diproduksi dalam
dunia sensor komersial dibandingkan dengan jenis sensor lainnya.
1. Sensor Kimia Optik, Metode sensor ini adalah dengan berdasarkan pada
teknologi optik dimana penyerapan suatu gas atau cairan kimia tertentu pada suatu
bahan akan mengakibatkan perubahan pada fenomena optik seperti daya pantul
ataupun daya absorpsi suatu cahaya. Meskipun metode ini juga menjanjikan sistem
sensor yang akurat, pengembangan yang relatif lebih sulit disamping instrumen
yang lebih mahal membuat sensor optik pada kenyataannya tidak terlalu banyak
dilirik oleh para peneliti.
2. Sensor kimia model sensitif berat. Sensor tipe ini bekerja dengan
berdasarkan bahan sensor yang mampu menghasilkan gelombang akustik sehingga
saat suatu zat kimia melewatinya bahan ini mampu mengkonfersi informasi kimia
dari zat tersebut menjadi informasi fisik yaitu dalam bentuk berat (meskipun sangat
kecil perubahannya).
3. Waktu respon dan waktu recovery, yaitu waktu yang dibutuhkan sensor
untuk mengenali zat yang dideteksinya. Semakin cepat waktu respon dan waktu
recoveri maka semakin baik sensor tersebut. Beberapa gas berbahaya bahkan dapat
sangat cepat bereaksi dengan tubuh manusia yang dapat berakibat sangat fatal
seperti gas CO2 atau NO2 yang dalam hitungan dibawah 5 menit dapat
mengakibatkan kematian. Karenanya kemampuan mendeteksi gas seperti ini
harulah lebih cepat dari kemampuan gas tersebut beraksi dengan tubuh manusia.
4. Stabilitas dan daya tahan, yaitu sejauh mana sensor dapat secara konsisten
memberikan besar sensitifitas yang sama untuk suatu gas, serta seberapa lama
sensor tersebut dapat terus digunakan. Keempat sifat sensor ini merupakan sifat
yang senantiasa diidentifikasi oleh para peneliti untuk mendapatkan sensor yang
berkualitas baik.
O2 + 2e 2O-ad
Berikut gambar pelat tipis sensor gas :
Gas
Elek. Au Elek. Au
SnO2
SiO2
RuO2
Elek. Au
Elek. Au
Gambar 2.5. Pelat Tipis
reaksi dipermukaan dengan oksigen, gas oksigen menyerap elektron dari dari SnO2
memiliki kelebihan elektron. Reaksi ini mengarah pada konduktivitas listrik yang
diukur sebagai resistensi listrik yang tinggi. Setelah kontak dengan gas , maka
reaksi permukaan diperlihatkan dalam persamaan :
dalam hal ini, gas menyerap oksigen secara kimia dan teroksidasi. Gas teroksidasi
dapat bertindak sebagai zat pereduksi yang dirasakan dengan tipe sensor , melalui
reaksi diatas mengarah pada oksidasi dan reduksi yang melibatkan tranfer elektron.
Reaksi Gas + O-ad GasO + e, apabila konsentrasi gas meningkat maka
“O-ad” yang diadsorbsi semakin banyak. Elektron yang lepas dari permukaan
lapisan SnO2 meningkat mengakibatkan peningkatan konduktivitas listrik pada
lapisan SnO2 dan pengurangan resistensi listrik. Dalam hal ini, gas dapat dianggap
sebagai donor elektron. Karena jumlah elektron yang dimiliki setiap gas tidak sama
maka pembacaan sensor kimia secara spesifik untuk setiap gas yang akan disensing
dengan konsentrasi tertentu.
Dimana: PCO2 adalah tekanan parsial CO2; Ec adalah konstan; R adalah konstanta
gas; T adalah suhu (K); F adalah konstanta Faraday.
Dilihat dari rumus di atas, dengan memantau tegangan yang dihasilkan antara dua
elektroda yakni nilai potensial dari EMF, nilai konsentrasi CO2 dapat diukur. Untuk
menjaga sensitifitas dari sensor ,temperatur perlu diperhatikan, sehingga pemanasan
tegangan harus stabil, ruang lingkup harus 5,0 ± 0.2VDC. Untuk menjamin
pengukuran konsentrasi gas CO2 yang akurat sekaligus untuk memastikan stabilitas
tegangan pemanasan dan perubahan suhu lingkungan.
Berikut ini dapat dilihat gambar karakteristik sensitivitas dari emisi gas
buang kenderaan bermotor berbahan bakar bensin diperoleh untuk TGS 4160 lebih
sensitif terhadap gas CO2 :
Karakteristik Sensitivitas
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Kelebihan dari alat ini, bentuknya kecil, ringan, dan dapat diketahui dengan
cepat konsentrasi gas CO2 dengan memasukkan gas CO2 dan setelah melewati
sensor. Salah satu kelemahan alat ini tidak langsung menunjukkan angka
konsentrasi gas CO2 .
Akurasi Pengukuran Instrumen AQ 5000 Pro
Rentang 0 - 5000 ppm : kesalahan ±3 % atau keterbacaan ± 50 ppm
Rentang 0 - 20.000 ppm : kesalahan ±3 % atau keterbacaan ± 300 ppm
Gambar 2.9. Sensor IAQ 5000 Pro Gambar 2.10. Diagram IAQ 5000
BAB III
METODE PENELITIAN
20
21
22
Start
….. ppm
.......ppm
Pengambilan data Dengan
sensor TGS
Selesai/belum
selesai
BAB IV
Gas CO2 yang terbentuk ditampung didalam gelas kimia dan selanjutnya dilakukan
pengukuran konsentrasi melalui alat Sensor Intrumen AQ 5000 Pro.
23
24
Dari data tabel 4.1 diperoleh rata-rata kadar gas CO2 222 ppm dalam wadah 4200
mL. Sehingga melalui persamaan pengenceran diperoleh kadar gas CO2 awal
adalah :
V1 x N1 = V2 x N2
25 mL x N1 = 4200 mL x 222 ppm
N1 = 37.296 ppm
25
Tabel 4.2. Data Hasil Pengukuran Tegangan Keluaran Sensor TGS 4160
Volume Gas CO2 Kadar Gas CO2 Tegangan Keluaran Sensor
No.
(mL) (ppm) (Volt)
1 0 0 0,2549
2 5 44 0,2549
3 10 89 0,2549
4 20 178 0,2549
5 40 355 0,2549
6 50 444 0,3464
7 55 488 0,4314
8 60 533 0,4902
9 65 577 0,5490
10 70 622 0,6131
11 75 666 0,6850
12 80 710 0,7320
13 90 799 0,8431
14 100 888 0,9804
15 125 1110 1,3007
16 150 1332 1,8235
17 175 1554 2,6988
18 200 1776 3,7059
19 225 1998 4,5258
20 227 2016 4,5223
21 228 2025 4,5258
22 229 2007 4,5312
23 230 2042 4,5241
24 240 2131 4,5294
25 265 2353 4,5241
26 290 2575 4,5241
Dari tabel 4.2 ternyata diperoleh, dengan bertambahnya konsentrasi gas CO2 maka
tegangan keluaran sensor bertambah.
26
∑(Xi – ) x ( Yi – Y)
a =
∑ (Xi – )2
36940,4553
a =
a = 0,0022
16621864,55
a = 0,002
b = -a
b = 2,0262- (0,0022) (1127,42)
b = -0,482
27
28
Gambar 4.2 : Kurva Kalibrasi Tegangan Keluaran Sensor Vs Konsentrasi Gas CO2
Dari kurva kalibrasi ternyata diperoleh persamaan garis linier Y = 0,002X - 0,482
dan nilai R2 = 0,938 artinya terdapat korelasi yang sangat kuat antara pertambahan
konsentrasi gas CO2 dengan peningkatan tegangan keluaran sensor.
Y + 0,482
X =
0,002
29
Tabel 4.4 Konsentrasi Gas CO2 Hasil Pembacaan Sensor TGS 4160
dan Pembacaan Sensor IAQ 5000 Pro
Jumlah Selisih Pembacaan Sensor TGS 4160 dan IAQ 5000 Pro 705,06
Rata-rata Selisih Pembacaan Sensor TGS 4160 dan IAQ 5000 Pro 70,51
BAB V
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut ;
1. Sensor semikonduktor TGS 4160 dapat digunakan untuk mengukur konsentrasi
gas CO2.
2. Sensor semikonduktor TGS 4160 dengan menggunakan Mikrokontroler AT
Mega-8535 dapat mengukur konsentrasi gas CO2 dengan batas 368,45 ppm
sampai 2506,60 ppm.
5.2 Saran
1. Diharapkan dari penelitian ini dapat dilakukan penelitian lebih lanjut
penggunaan sensor TGS 4160 untuk mendeteksi emisi gas CO2 yang dibuang
ke udara sehingga lebih sensitif dan rentang konsentrasi CO2 yang terukur lebih
besar.
2. Diharapkan dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan hasil yang
lebih presisi yaitu dengan digunakannya Mikorokontroler AT Mega 8535
dengan Analog to Digital Converter (ADC) beresolusi lebih tinggi yaitu 10 bit
dan memasukkan faktor koreksi pada program pada saat proses kalibrasinya
menggunakan alat komersil yang telah dikalibrasi dengan baik.
3. Diharapkan sensor TGS 4160 digunakan oleh pemerintah mengontrol emisi gas
CO2 yang dibuang ke udara .
4. Diharapkan Lab Kimia-USU memiliki gas standar sehingga peneliti selanjutnya
dapat menstandarisasi instrumen komersil yang akan digunakan dalam
penelitian selanjutnya.
5. Diharapkan setiap kenderaan yang memakai bahan bakar minyak seperti ;
premium dan solar memakai alat penyaring gas buang.
30
31
DAFTAR KEPUSTAKAAN
32
L-3
GAMBAR GAMBAR PENELITIAN
Gambar 1 : Pembuatan Gas CO2
Gambar 4 : Pengarahan Penggunaan Sensor IAQ 5000 Pro dari Bpk Faisal
Gambar 9 : Susunan Paralel antara TGS 4160 dengan IAQ 5000 Pro
Gambar 11 : Tampilan Pengukuran Langsung Kadar gas CO2
melalui IAQ 5000 Pro