Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Edema merupakan pembengkakan lokal yang dihasilkan oleh cairan dan

beberapa sel yang berpindah dari aliran darah ke jaringan interstitial (Robbins et

al, 2015). Edema adalah salah satu tanda adanya inflamasi. Inflamasi merupakan

reaksi pertahanan organisme dan jaringan terhadap kerusakan, tujuannya adalah

memperbaiki kerusakan atau paling tidak membatasinya serta menghilangkan

penyebab kerusakan, seperti bakteri atau benda asing (Silbernagl dan Florian,

2013).

Di Indonesia saat ini penatalaksaan edema masih menggunakan obat

golongan Anti Inflamasi Non Steroid (AINS) maupun Anti Inflamasi Steroid

(AIS) (Gunawan, 2009). Setiap harinya, AINS digunakan lebih dari 30 juta orang

di seluruh dunia. Akan tetapi, dilaporkan bahwa AINS menyebabkan luka

permukaan dengan mempengaruhi integritas membran mukosa saluran cerna. Di

Indonesia, prevalensi penyakit yang berkaitan dengan kerusakan mukosa

lambung akibat efek samping penggunaan AINS cukup tinggi sekitar 15%-

30% (Schellack, 2012).

Seiring dengan slogan back to nature, penggunaan obat tradisional

dikalangan masyarakat sebagai alternatif pengobatan semakin meningkat. WHO

menyatakan sekitar 80% penduduk di dunia menggunakan obat tradisional yang

1
2

berasal dari tanaman (Verma et al, 2011). Banyak tanaman obat tradisional yang

telah dipasarkan antara lain sebagai pencegahan ataupun pengobatan suatu

penyakit. Salah satu tanaman yang berkhasiat digunakan untuk pengobatan

tradisional adalah manggis (Garcinia mangostana Linn), terutama pemanfaatan

kulit buahnya (Nugroho, 2011).

Kulit buah manggis mengandung beberapa senyawa yang menurut literatur

memiliki aktivitas farmakologis seperti antiinflamasi, antihistamin, antibakteri,

anti penyakit jantung, anti jamur, bahkan untuk terapi HIV (Chaverri et al, 2008).

Khasiat antiinflamasi (edema) buah manggis diduga berasal dari senyawa

golongan xanton yang termasuk didalamnya α-mangostin dan γ-mangostin (Chin

et al, 2008). Berdasarkan penelitian lebih dari 200 xanton diketahui ditemukan

pada buah-buahan dan 50 xanton ditemukan dalam kulit buah manggis (Chaverri

et al, 2008). Komponen xanton pada kulit buah manggis yakni 70-75%

(107,76mg/100gr), sedangkan daging buah hanya mengandung 10-15% dan

bijinya 15-20% (Iswari, 2011). Sebuah catatan menarik adalah xanton tidak

menyebabkan ulkus lambung karena aktivitas antiulcer (Sidahmed et al, 2013).

Senyawa lain yang terkandung pada kulit buah manggis yaitu saponin, polifenol,

tanin, dan flavonoid yang juga memiliki efek antiinflamasi (Windarini dkk,

2011).

Sampai saat ini, manggis telah banyak menarik perhatian para peneliti.

Namun kebanyakan diantara penelitian ini masih belum ada yang melakukan

penelitian komponen ekstrak secara keseluruhan (polifenol, flavonoid, tanin,

saponin, dan xanton) sebagai antiinflamasi, jadi masih sering menggunakan fraksi
3

dari xanton. Penelitian terdahulu pun masih bertujuan sebagai pencegahan bukan

pengobatan dan masih sering menggunkan pengekstrak etanol, padahal dengan

pengekstrak etanol pada dosis rendah (mulai dosis 200 mg/kgBB) sudah

mengakibatkan jejas degenerasi parenkim dan hidropik terhadap sel hepar dan

pada dosis tinggi (mulai dosis 1600 mg/kgBB) mengakibatkan jejas nekrosis

terhadap sel hepar (Reanmongkol et al, 2008 ; Nirwana, 2015).

Bahan yang digunakan sebagai induksi edema pada penelitian adalah

karagenan. Dibandingkan dengan penginduksi lainnya seperti formalin dan putih

telur, karagenan lebih sering digunakan karena onset kerjanya lebih cepat dan

lebih sensitif terhadap zat-zat antiinflamasi (Necas dan Bartosikova, 2013).

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang efek anti edema ekstrak metanol kulit buah manggis secara

keseluruhan pada subplantar pedis tikus putih jantan (Rattus norvegicus Strain

Wistar) yang diinduksi karagenan.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana efek anti edema ekstrak kulit buah manggis (Garcinia

mangostana Linn) pada subplantar pedis tikus putih jantan (Rattus norvegicus

Strain Wistar) yang diinduksi karagenan?


4

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum


Mengetahui efek anti edema ekstrak kulit buah manggis (Garcinia

mangostana Linn) pada subplantar pedis tikus putih jantan (Rattus norvegicus

Strain Wistar) yang diinduksi karagenan.

1.3.2 Tujuan Khusus


Mengetahui dosis efektif ektrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana

Linn) dalam menurunkan edema kaki tikus yang diinduksi karagenan.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Akademis
Sebagai dasar pengembangan penelitian lebih lanjut dalam hal anti edema.

1.4.2 Klinis
Mengetahui manfaat ekstrak kulit mangis sebagai anti edema yang lebih

ekonomis dan aman.

Anda mungkin juga menyukai