PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pada dasarnya sistem pada tambang bawah tanah adalah suatu sistem
yang unik, Karena mengkombinasikan berbagai metode penambangan,
ventilasisupporting hingga kegiatan yang kompleks. Pembuatan ventilasi ini
bertujuan agarpara pekerja di dalam tambang tidak kehabisan udara
segar. Karena dapat menyebabkan hilangnya nyawa para pekerja, oleh
karena itu perlunya pengaturan ventilasi yang sesuai dengan kebutuhan yang
memberikan jaminan suplai udara yangmemadai dan dapat bekerja dengan
optimal. Ventilasi tambang merupakan salah satu aspek penunjang bagi
peningkatanproduktivitas para pekerja tambang bawah tanah.
A. Dasar teori
Dalam teknologi penambangan bawah tanah ada dua masalah pokok
yang menjadi kendala pada saat pelaksanaan, yaitu :
a. Segi Mekanika Batuan
B. Udara tambang
1. Pengertian udara tambang
Komposisi Udara Segar
C. Gas-Gas Pengotor
Gas-gas pengotor sebagai berikut
Karbondioksida (CO2)
Methan (CH4)
Karbon Monoksida (CO)
Hidrogen Sulfida (H2S)
Sulfur Dioksida (SO2)
Nitrogen Oksida (NOX)
Gas Pengotor Lain
1. Karbondioksida (CO2)
Gas ini tidak berwarna dan tidak berbau dan tidak mendukung
nyala api dan bukan merupakan gas racun. Gas ini lebih berat dari pada
udara, karenanya selalu terdapat pada bagian bawah dari suatu jalan
udara. Dalam tambang bawah tanah sering terkumpul pada bagian bekas-
bekas penambangan terutama yang tidak terkena aliran ventilasi, juga
pada dasar sumur-sumur tua. Sumber dari CO2 berasal dari hasil
pembakaran, hasil peledakan atau dari lapisan batuan dan dari hasil
pernafasan manusia.
2. Methan (CH4)
Merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak ada
rasa, dapat terbakar dan sangat beracun. Gas ini banyak dihasilkan pada
saat terjadi kebakaran pada tambang bawah tanah dan menyebabkan
tingkat kematian yang tinggi.Gas ini mempunyai afinitas yang tinggi
terhadap haemoglobin darah, sehingga sedikit saja kandungan gas CO
dalam udara akan segera bersenyawa dengan butir-butir haemoglobin
(COHb) yang akan meracuni tubuh lewat darah. Afinitas CO terhadap
haemoglobin menurut penelitian (Forbes and Grove, 1954) mempunyai
kekuatan 300 kali lebih besar dari pada oksigen dengan haemoglobin. Gas
CO dihasilkan dari hasil pembakaran, operasi motor bakar, proses
peledakan dan oksidasi lapisan batubara
Gas ini disebut ‘stinkdamp’ (gas busuk) karena baunya seperti bau
telur busuk. Gas ini tidak berwarna, merupakan gas racun dan dapat
meledak, merupakan hasil dekomposisi dari senyawa belerang. Gas ini
mempunyai berat jenis yang sedikit lebih berat dari udara, dan sangat
beracun. Walaupun gas H2S mempunyai bau yang sangat jelas, namun
kepekaan terhadap bau ini akan dapat rusak akibat reaksi gas H2S
terhadap syaraf penciuman. Pada kandungan H2S = 0,01 % untuk selama
waktu 15 menit, maka kepekaan manusia akan bau ini sudah akan hilang.
1. Anemometer
2. Alat tulis
3. Kalkulator
4. Penyangga
Langkah kerja
Diameter =0,35
0,35
Jari-jari(r)= =0,175m
2
,35
Luas = 𝜋𝑟 2
= 3,14 × 0,1752
=0,0961m2
Perhitungan
1. Penampang 1
A=0,09
v=5,2
v=5,2 v=4,7
222 v=4,5 d
v=5,4
5,2+5,2+4,5+5,4+4,7
Vmax= = 5𝑚/𝑑t
5
Qmax= 𝑣𝑚𝑎𝑥 × 𝐴
=5𝑚⁄𝑑𝑡 × 0,09 m2
=0,45m3/dt
2. Penampang 2
A= 0,16
V=2,7
V=4,3 D V=3,3
D V=3,0 D
D
V=2,3
2,7+4,3+3,0+2,3+3,3
𝑉𝑚𝑎𝑥 = =3,12m/dt
5
𝑄𝑚𝑎𝑥 = 𝑣𝑚𝑎𝑥 × 𝐴
=3,12m/dt × 0,16m2
=0,499 m3/dt
D
3. Penampang 3
A=0,16 m2
V=3,3
V=3,3
2,6+3,1+3,3+3,3+3,3
𝑣𝑚𝑎𝑥 = =3,12 m/dt
5
𝑄 = 𝑣𝑚𝑎𝑥 × 𝐴
=3,12m/dt × 0,16m2
=0,499 m3/dt
4. Penampang 4
A=0,096m2
V=3,5
V=4
4+4+4,7+3,7+3,5
𝑣𝑚𝑎𝑥 = =3,98 m/dt
5
𝑄 = 𝑣𝑚𝑎𝑥 × 𝐴
=3,98m/dt× 0,096 m2
=0,38m3/dt
BAB V
KESIMPULAN
DISUSUN OLEH
Iwani Salsabila
BP/Nim:2017/17080033
Dosen pengampu :
Drs,Bambang Heriyadi, M.T
D3 TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG