Anda di halaman 1dari 24

PEDOMAN PELAYANAN UNIT KERJA

KOMITE PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT


RK. CHARITAS PALEMBANG

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara
menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu
dan mengerti tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya
dengan kesehatan. Dengan kata lain pendekatan melalui aspek pendidikan termasuk
kegiatan penyuluhan kesehatan masyarakat dan memberi pendidikan kepada pasien dan
keluarga,yang bertujuan untuk mengubah perilaku pasien, keluarga dan masyarakat
kearah perilaku hidup sehat, bukan hanya sekedar mengetahuinya tetapi pasien, keluarga
dan masyarakat dapat melaksanakan pola hidup sehat di kehidupan sehari – hari.
Dalam Permenkes 142/Menkes/SK/XII/2006 tentang petunjuk teknis promosi
kesehatan rumah sakit dan salah satu misi Kementerian Kesehatan adalah meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan
masyarakat madani. Dalam mewujudkan misi tersebut, Kementerian Kesehatan
menugaskan Pusat Promosi Kesehatan sebagai unit yang bertanggungjawab dalam
pemberian pendidikan kepada pasien dan keluarga serta melaksanakan promosi
kesehatan kepada masyarakat dengan tujuan memudahkan individu, keluarga, dan
masyarakat untuk ber-perilaku hidup sehat.
Dengan meningkatnya pengetahuan pasien, keluarga dan masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan yang optimal dan terjangkau, maka sumber daya
kesehatan bidang kesehatan dituntut untuk lebih bekerja secara profesional yang
menjamin outcome yang akan dirasakan langsung oleh pasien, keluarga dan masyarakat.
Hal tersebut terdapat dalam Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan yang
menyatakan bahwa setiap orang memiliki hak yang sama dalam memperoleh akses atas
sumber daya di bidang kesehatan serta memperoleh pelayanan kesehatan yang aman,
bermutu, dan terjangkau. Sejalan dengan Undang-Undang tersebut, visi Kementerian
Kesehatan yaitu masyarakat sehat yang mandiri dengan misi meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan
masyarakat madani.

1
Sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1114/MENKES/SK/VII/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di
Daerah, prinsip dasar promosi kesehatan rumah sakit adalah upaya untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat,
agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang
bersumberdaya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung kebijakan publik
yang berwawasan kesehatan.

Menolong diri sendiri artinya masyarakat mampu menghadapi masalah-masalah


kesehatan potensial (yang mengancam) dengan cara mencegahnya, dan mengatasi
masalah-masalah kesehatan yang sudah terjadi dengan cara menanganinya secara efektif
serta efesien. Dengan kata lain, masyarakat mampu berperilaku hidup bersih dan sehat
dalam rangka memecahkan masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya (problem
solving), baik masalah-masalah kesehatan yang sudah diderita maupun yang potensial
(mengancam), secara mandiri (dalam batas-batas tertentu).

Jika definisi itu diterapkan di rumah sakit, maka dapat dibuat rumusan sebagai
berikut: Promosi Kesehatan oleh Rumah Sakit (PKRS) adalah upaya untuk meningkatkan
kemampuan pasien, klien, dan kelompok-kelompok masyrakat, agar pasien dapat mandiri
dalam memperepat kesembuhan dan rehabilitasinya, klien dan kelompok-kelompok
masyarakat dapat mandiri dalam meningkatkan kesehatan, mencegah maslaah-maslaah
kesehatan, dan mengembangkan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat,melalui
pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama mereka, sesuai sosial budaya mereka, serta
didukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.

B. TUJUAN PEDOMAN
2
1. Tujuan Umum
Pedoman pelayanan unit PKRS secara umum adalah sebagai dasar pegangan, arahan
serta pengendalian bagi setiap orang yang terlibat dalam proses pendidikan pasien dan
keluarga di lingkungan Rumah Sakit RK. Charitas dan juga lingkungan diluar Rumah
Sakit yang terkait dengan penyuluhan dan pendidikan masyarakat tentang kesehatan.
2. Tujuan Khusus :
a. Terciptanya proses pendidikan secara konsisten
b. Terciptanya pelayanan yang memuaskan bagi setiap orang yang terlibat dalam
proses pendidikan pasien dan keluarga serta masyarakat
c. Terciptanya efisiensi dan efektifitas dalam sumberdaya dan tatakelola yang baik
di unit PKRS

C. RUANG LINGKUP PELAYANAN


Pada dasarnya banyak tersedia peluang untuk melaksanakan promosi kesehatan di RS.
Secara umum peluang itu dapat dikategorikan sebagai berikut :

a. Di dalam gedung

Di dalam gedung RS, PKRS dilaksanakan seiring dengan pelayanan yang


diselenggarakan rumah sakit, Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa didalam gedung,
terdapat peluang-peluang:

- Di ruang pendaftaran/adminsitrasi, yaitu di ruang dimana pasien/klien harus


melapor/mendaftar sebelum mendapatkan pelayanan RS.

- PKRS dalam pelayanan Rawat Jalan bagi pasien,yaitu di poliklinik-poliklinik seperti


poliklinik kebidanan dan kandungan, poliklinik anak, poliklinik mata, poliklinik
bedah, poliklinik penyakit dalam dan lain-lain.

- PKRS dalam pelayanan Rawat Inap bagi pasien, yaitu di ruang-ruang gawat darurat,
rawat intensif dan rawat inap.

- PKRS dalam pelayanan Penunjang Medik bagi pasien yaitu pelayanan obat/apotik,
pelayanan laboratorium, dan pelayanan rehabilitasi medik.

- PKRS dalam pelayanan bagi klien (Orang sehat), yaitu seperti di pelayanan KB,
konseling gizi, bimbingan senam, pemeriksaan kesehatan jiwa, konseling kesehatan
remaja, dan lain-lain.

- PKRS di ruang Pembayaran rawat inap, yaitu di ruang di mana pasien rawat inap
harsu menyelesaikan pembayaranrawat inap, sebelum meninggalkan RS.

3
Promosi kesehatan oleh PKRS dalam pelayanan-pelayanan diatas ditangani oleh unit
unit Panitia PKRS yaitu: medical information, keperawatan (bidan dan perawat),
rehabilitasi medik, psikologi, pastoral care, Customer service, gizi, farmasi dan rekam
medis.

b. Di luar gedung

Kawasan luar gedung RS yang dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk PKRS,
yaitu:

- PKRS di tempat parkir, yaitu pemanfaatan ruang yang ada di lapangan/gedung parkir
sejak dari bangunan gardu parkir sampai ke sudut-sudut lapangan/ gedung parkir.

- PKRS di taman RS, yaitu baik taman-taman yang ada di sdepan, samping/sekitar
maupun di dalam/halaman dalam RS.

- PKRS di kantin/warung-warung/kios-kios yang ada di kawasan RS

- PKRS di tempat ibadah yang tersedia di sekitar RS

- PKRS di pagar pembatas kawasan RS

- PKRS di dinding luar RS

PKRS berada dibawah naungan pelayanan medis RS RK Charitas dan berkoordinasi


dengan DPJP, dokter ruangan dan seluruh jajaran unit pelayanan Rumah Sakit dalam
menyampaikan informasi medis kepada pasien. Informasi medis tertulis yang
diberikan meliputi 10 penyakit terbanyak di RS RK Charitas yaitu: gastroenteritis,
demam berdarah, diabetes melitus, hipertensi,demam tiphoid, dispepsia,
TBC,gastritis,ISPA,Infeksi perinatal, Fever unspesifik dan diare. Pemberian promosi
kesehatan dapat dilaksanakan di setiap instalasi rumah sakit dan oleh personil medis
yang berkompetensi di bidang tersebut terutama rawat inap, rawat jalan, penunjang
medis, fisioterapi, farmasi dan lain-lain. Informasi diluar kategori 10 penyakit
terbanyak disampaikan secara lisan oleh subunit PKRS baik di seluruh instalasi rumah
sakit maupun di suatu ruangan PKRS khusus.

D. BATASAN OPERASIONAL
1. Hak dan batasan pemberi pelayanan pendidikan pasien dan keluarga di Rumah Sakit

4
a.Petugas kesehatan yang mempunyai wewenang untuk memberikan pendidikan
pasien dan keluarga adalah semua petugas kesehatan yang melakukan pelayanan
pendidikan kepada pasien dan keluarga :
1. Dokter DPJP sebagai penanggung jawab dalam pemberian pendidikan pasien
dan keluarga yang menjelaskan tentang proses penyakit, perjalanan penyakit
dan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
2. Bagian Farmasi sebagai penanggung jawab dalam pemberian pendidikan
pasien dan keluarga yang menjelaskan tentang penggunaan obat secara
efektif dan aman
3. Bagian gizi sebagai penanggung jawab dalam pemberian pendidikan pasien
dan keluarga yang menjelaskan tentang nutrisi dan diit pasien ketika di
Rumah sakit dan dirumah ketika pulang
4. Bagian Rehab Medik penanggung jawab dalam pemberian pendidikan
pasien dan keluarga yang menjelaskan tentang Rehabilitasi Medik
5. Perawat sebagai penanggung jawab dalam pemberian pendidikan pasien
dan keluarga yang menjelaskan tentang proses keperawatan
6. Bidan sebagai penanggung jawab dalam pemberian pendidikan pasien dan
keluarga yang menjelaskan tentang kebidanan
7. Bagian laboratorium sebagai pemberi pendidikan pasien dan keluarga
tentang proses pelaksanaan dalam pelayanan laboratorium
8. Bagian Radiologi sebagai penanggung jawab dalam pemberian pendidikan
pasien dan keluarga tentang proses pelaksanaan dalam pelayanan radiologi

b. Pemberi pendidikan pasien dan keluarga diluar praktisi kesehatan yang mempunyai
wewenang untuk memberikan pendidikan pasien dan keluarga adalah semua petugas
yang melakukan pelayanan pendidikan kepada pasien dan keluarga :
1. Petugas Custumer service memberikan pendidikan pasien dan keluarga
dalam pelayanan customer service
2. Petugas Administrasi bertanggung jawab dalam pemberian pendidikan
pasien dan keluarga dalam pelayanan administrasi pasien
3. Psikologi bertanggung jawab dalam pemberian pendidikan pasien dan
keluarga dalam pelayanan psikologi pasien
4. Pastoral Care bertanggung jawab dalam pemberian pendidikan pasien dan
keluarga dalam pelayanan pastoral care di Rumah Sakit

5
E. LANDASAN HUKUM
1.Undang-undang RI nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan :

a.Pasal 7
Setiap orang berhak untuk mendapatkan informasi dan edukasi tentang kesehatan
yang seimbang dan bertanggungjawab.
b.Pasal 8

Setiap orang berhak memperoleh informasi tentang data kesehatan dirinya


termasuk tindakan dan pengobatan yang telah maupun yang akan diterimanya dari
tenaga kesehatan

c.Pasal 10

Setiap orang berkewajiban menghormati hak orang lain dalam upara memperoleh
lingkungan yang sehat baik fisik, biologi, maupun sosial.

d.Pasal 11

Setiap orang berkewajiban berperilaku hidup sehat untuk mewujudkan,


mempertahankan, dan memajukan kesehatan yang setinggi-tingginya.

e.Pasal 17

Pemerintah bertanggungjawab atas ketersediaan akses terhadap informasi, edukasi,


dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan dan memelihara derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya.

f.Pasal 18

Pemerintah bertanggungjawab memberdayakan dan mendorong peran aktif


masyarakat dalam segala bentuk upaya kesehatan.

g.Pasal 47

Upaya kesehatan diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan


promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu,
meyeluruh dan berkesinambungan.

Pasal 55

1.Pemerintah wajib menentapkan standar mutu pelayana kesehatan

6
2.Standar mutu pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) diatur
dengan peraturan Peraturan Pemerintah

a.Pasal 62

A. Peningkatan kesehatan merupakan segala bentuk upaya yang dilakukan oleh


pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat untuk mengoptimalkan
kesehatan melalui kegiatan penyuluhan, penyebarluasan informasi, atau kegiatan lain
untuk menunjang tercapainya hidup sehat.

B. Pencegahan penyakit merupakan segala bentuk upaya yang dilakukan oleh


pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat untuk menghindari atau
mengurangi resiko, masalah dan dampak buruk akibat penyakit

C. Pemerintah dan pemerintah daerah menjamin dan menyediakan fasilitas untuk


kelangsungan upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit

D. Ketentuan berlanjut tentang upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit


diatur dengan peraturan Menteri.

b. Pasal 115

A. Kawasan Tanpa Rokok (KTR) pada fasilitas pelayanan kesehatan

B. Pemerintah Daerah wajib menetapkan Kawasan Tanpa Rokok di wilayahnya

c. Pasal 168

A. Untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan efesien diperlukan


informasi kesehatan

B. Informasi kesehatan sebagaimana dimaksudkan ayat (1) dilakukan melalui sistem


informasi dan melalui lintas sektor

C. Ketentuan lebih lanjut mengenai sistem informasi sebagaimana dimaksudkan pada


ayat (2) diatur oleh Peraturan Pemerintah

2. Undang-undang RI nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

7
a. Pasal 1

Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan


kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayana rawat inap, rawat
jalan, dan gawat darurat.

b. Pasal 4

Rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara


paripurna

c. Pasal 10, ayat 2

Bangunan Rumah Sakit paling sedikit terdiri atas ruang , butir m) ruang penyuluhan
kesehatan masyarakat rumah sakit

d. Pasal 29

Setiap Rumah Sakit mempunyai kewajiban; butir a)memberikan informasi yang benar
tentang pelayanan Rumah sakit kepada masyarakat.

e. Pasal 32

Setiap pasien mempunyai hak, butir d) memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu
sesuai dengan stadar profesi dan standar prosedur operasional.

3. Surat Keputusan Menteri kesehatan Nomor 267/MENKES/SK II/2010 tentang Penetapan


Road Map Reformasi Kesehatan Masyarakat,dimana hal ini tidak terpisahkan dengan
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2010-2014. Salah satu Prioritas Reformasi
Kesehatan yang dimaksud adalah Rumah Sakit Indonesia Kelas Dunia (World Class
Hospital).

4. Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan( Lembaran negara Tahun 1992
nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495)

5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kehatan (Lembaran Negara
Tahun 1996 nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3637)

6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 159b/MENKES/PER/ II/ 1988


tentang Rumah Sakit.

7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 574/MENKES/SK/ VI/2000


tentang Kebijakan Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010.

8
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 004/MENKES/ SK/ I/2003
tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi bidang Kesehatan.

9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1547/MENKES/SK/X/2004


tentang Standard Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/kota.

10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1114/MENKES/SK/VIIX/2004 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di
Daerah

11. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1193/MENKES/SK/X/2004


tentang Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan

12. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor1426/MENKES/SK/XII/2006


tentang Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan Rumah Sakit

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

9
A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA KMK 004 Tahun 2012
Sumber daya utama yang diperlukan untuk penyelenggaraan PKRS adalah tenaga (Sumber
Daya Manusia atau SDM), SDM utama untuk PKRS meliputi:
(1) Semua petugas rumah sakit yang melayani pasien (dokter, perawat, bidan, dan lain-
lain)
(2) Tenaga khusus promosi kesehatan (yaitu para pejabat fungsional Penyuluh Kesehatan
Masyarakat).
Semua petugas rumah sakit yang melayani pasien hendaknya memiliki pengetahuan dan
keterampilan dalam konseling. Jika keterampilan ini ternyata belum dimiliki oleh para
petugas rumah sakit, maka harus diselenggarakan program pelatihan/kursus
Standar tenaga khusus promosi kesehatan untuk umah sakit adalah sebagai berikut :

Kualifikasi Kompetensi Umum


• S1 Kesehatan/ Kesehatan Masyarakat - Membantu petugas rumah sakit lain
merancang pemberdayaan
• D3 Kesehatan ditambah minat & - Membantu/fasilitasi pelaksanaan
bakat di bidang promosi kesehatan pemberdayaan, bina suasana dan
B. D
advokasi
I
STRIBUSI KETENAGAAN
1. Dokter umum : 1 orang
2. Dokter gigi : 1 orang
3. Perawat / D3 : 1 orang
4. Petugas Administrasi : 1 orang

C. PENGATURAN JAGA
Jadwal Dinas Waktu
1 Shift Pkl. 07.00 – 14.00 WIB

BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANG
Lokasi ruangan dilantai 7 gedung rawat jalan.
Ruang penyuluhan PKRS dapat digunakan oleh setiap unit PKRS dan terletak di sebelah
admission rawat jalan dan customer service unit. Suasana dalam ruang PKRS dibina

10
sedemikian rupa sehingga tenang dan kondusif dalam menyampaikan informasi dan promosi
kesehatan bagi pasien dan klien.

kursi meja lemari materi edukasi

Ruang penyuluhan PKRS Admission rawat


jalan

e
x
i
t
Kasir Customer service

B. STANDAR FASILITAS KMK 004 TAHUN 2012


Beberapa sarana/peralatan yang dipakai dalam kegiatan promosi kesehatan
rumah sakit diantaranya :

• TV, LCD

• VCD/DVD player

• Amplifire dan Wireless Microphone

• Computer dan laptop

• Pointer

• Public Address System (PSA)/Megaphone

• Plypchart Besar/Kecil

• Cassette recorder/player

• Kamera foto

11
C. FASILITAS YANG DIGUNAKAN PKRS

No Fasilitas Banyak
1. Meja 3 Buah

2. Kursi 4 Buah

3. Meja Komputer 3 Buah

4. Komputer 4 Set

5. Pengeras suara komputer 2 set

6. Laptop 1 Unit

7. Pesawat telephone 1 Set

8. IC. Recorder 1 Buah

9. Handycamp 1 Unit

10. Lemari / Rak arsip 1 Buah

11. Papan tulis 1 Buah

12
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. PELAKSANAAN PROMOSI KESEHATAN BAGI PASIEN RUMAH SAKIT
Promosi kesehatan Rumah sakit adalah suatu tim rumah sakit yang terdiri dari tim medis
dan non medis yang berperan dalam menyediakan, menyampaikan informasi medis serta
mengedukasi pasien rumah sakit mengenai kondisi yang berhubungan dengan penyakit
pasien di area rumah sakit yaitu rawat inap (saat dirawat dan sebelum pasien pulang),
rawat jalan, IGD dan penunjang medis. Tim tersebut merupakan titik akhir pelayanan tim
medis RS RK Charitas. Pelayanan PKRS terdiri dari pelayanan promosi kesehatan dan
informasi yang berhubungan dengan pasien dari sembilan (9) subunit panitia PKRS
yang terintegrasi. Unit- unit tersebut adalah Customer Service (CS), Medical Information
for Patient Care (MIPC), Gizi, Keperawatan ( perawatan dan bidan), Fisioterapi (Ft),
Farmasi, Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI), Psikologi, Pastoral Care dan
Rekam Medis (RM).

Tujuan:
Memberikan edukasi dan informasi kepada pasien yang perlu penjelasan lebih dalam
tentang penyakitnya secara holistik
Tujuan Khusus

 Rawat inap : memberikan edukasi dan informasi kepada pasien yang perlu penjelasan
lebih dalam mengenai penyakitnya pada saat awal perawatan, selama perawatan dan
ketika pasien akan pulang

 Rawat jalan :

 Memberikan edukasi dan informasi kepada pasien mengenai kondisi penyakitnya


dan memberikan saran medis dan pemeriksaan diagnostik (laboratorium atau
radiologi) yang menunjang ketepatan diagnosis pada pasien tersebut

 Merujuk pasien kepada dokter spesialis yang berkompeten menangani penyakit


pasien tersebut

13
 Membuatkan resume medis pasien

a. Rawat Inap

2. Apabila pasien baru masuk kedalam kategori 10 penyakit terbanyak di ruang rawat
inap RS RK Charitas yang berdasarkan data Rekam Medis Rumah Sakit dan dari
analisa penyakit pasien yang memiliki tingkat resiko tinggi menyebabkan
kematian, perawat mengidentifikasi kebutuhan informasi dan edukasi yang
dibutuhkan oleh pasien sebagai edukasi kolaboratif yaitu pemberian edukasi
kepada pasien yang membutuhkan informasi lebih dari satu sub unit PKRS yaitu
Customer service, Medical Informasi, farmasi, Rehab medik,
keperawatan/kebidanan, PPI, pastoral care dan Gizi. Hal ini dimaksudkan untuk
memastikan informasi dan edukasi yang diberikan kepada pasien baik di rawat inap
maupun rawat jalan, sesuai dengan kondisi penyakitnya dan diberikan secara
holistik. Maka perawat memberikan edukasi sesuai SPO pemberian edukasi
kolaboratif.
3. Apabila pasien baru tidak masuk kedalam kategori 10 penyakit terbanyak maka
edukasi diserahkan kepada DPJP atau dokter ruangan atau subunit PKRS yang
terkait.
4. Apabila pasien dan/ keluarga yang sedang dirawat di ruang rawat inap
membutuhkan informasi yang lebih dalam mengenai perjalanan penyakit, evaluasi,
rencana terapi dan lain-lain, maka perawat dapat meminta bantuan DPJP/ dokter
jaga ruangan atau subunit PKRS yang terkait.
5. Apabila pasien sudah diperbolehkan pulang oleh DPJP, maka pemberian informasi
akan diberikan sesuai dengan poin 1-3 diatas ( apabila masih membutuhkan).
6. Pemberi informasi medis dan edukasi yang berhubungan dengan Clinical pathway
adalah dokter ruangan/ DPJP dan informasi pulang pasien dapat diberikan oleh
perawat.
7. Setiap pasien yang diedukasi wajib di catat nama, tanggal lahir, no rekam medik,
DPJP, diagnosa dan kode leaflet pemberian edukasi (bila tersedia) atau ringkasan
poin-poin edukasi secara tertulis apabila tidak terdapat dalam pamflet yang
tersedia.
8. Pemberian edukasi dan informasi dilaksanakan sesuai dengan SPO pemberian
edukasi dan SPO pemberian edukasi kolaboratif.
9. Pencatatan pasien yang teredukasi sesuai dengan SPO pencatatan LOGBOOK
10. Pemberian edukasi harus dilakukan selambat-lambatnya 1 x 24 jam dari waktu
DPJP mendiagnosis pasien
14
11. Apabila ada pertanyaan pasien yang tidak dapat dijawab saat itu juga oleh DPJP,
PPJP, dokter ruangan atau subunit PKRS terkait, maka jawaban standard yang akan
diberikan adalah sebagai berikut: “Saya belum ada jawaban mengenai
pertanyaan tersebut namun akan saya konfirmasikan kepada dokter spesialis
yang merawat anda dan akan saya sampaikan jawaban pertanyaan anda
secepatnya. Mohon memberikan nomor telepon yang dapat dihubungi”.
12. Disetiap unit terkait akan disediakan 1 folder berisi lembar materi edukasi dari unit
yang bersangkutan, dijaga agar tetap tersedia ( 50 lembar per materi/bulan)
13.
ALUR PELAYANAN PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT

Pasien masuk

Pasien masuk

10 penyakit terbanyak Penyakit lainnya

Diagnosis DPJP Diagnosis DPJP

PROMOSI KESEHATAN

Dokter ruangan Unit PKRS terkait Unit PKRS


DPJP Dokter ruangan
terkait

Clinical
pathway Materi Edukasi
Formulir pemberian
edukasi pulang
edukasi

Formulir edukasi
LOGBOOK
kolaboratif
Unit terkait

LOGBOOK

b. Rawat Jalan Edukasi kolaboratif

1. Apabila pasien rawat jalan yang datang berobat masuk kedalam kategori 10
LAPORAN BULANAN
penyakit terbanyak, maka di ruang rawat jalan RS RK Charitas, perawat

15
mengidentifikasi kebutuhan informasi dan edukasi yang dibutuhkan oleh pasien
sebagai edukasi kolaboratif yaitu pemberian edukasi kepada pasien yang
membutuhkan informasi dari lebih dari satu subunit PKRS yaitu Customer
service, Medical Informasi, farmasi, fisiotererapi, keperawatan, PPI, pastoral care
dan Gizi. Hal ini dimaksudkan untuk memastikan informasi dan edukasi yang
diberikan kepada pasien baik di rawat inap maupun rawat jalan, sesuai dengan
kondisi penyakitnya dan diberikan secara holistik. Maka perawat memberikan
edukasi sesuai SPO pemberian edukasi kolaboratif.
2. Apabila pasien datang pada saat jam kerja (Senin- sabtu, pkl 08.00-17.00) maka
pasien dapat dijelaskan verbal dan diberikan leaflet edukasi sesuai dengan
penyakitnya oleh subunit PKRS terkait.
3. Apabila pasien datang diluar jam kerja seperti tertera diatas, maka pasien akan
mendapatkan informasi tertulis (leaflet) dan verbal oleh perawat unit terkait.
4. Apabila pasien ingin penjelasan lebih dalam mengenai informasi terkait
penyakitnya oleh subunit tertentu, maka pasien diharuskan membuat perjanjian
pada hari kerja berikutnya. Apabila pasien tidak masuk kedalam 10 penyakit
terbanyak maka informasi akan diberikan oleh DPJP terkait/ dokter jaga atau
dokter medical information (pada jam kerja)
5. Apabila pasien rawat jalan datang untuk menanyakan rencana diagnosis atau
konsulatasi awal mengenai kondisi penyakitnya tanpa berobat, maka informasi
akan diberikan oleh dokter medical information sesuai dengan SPO pemberian
edukasi.

B. DI DALAM GEDUNG
a. PKRS di ruang pendaftaran/administrasi, yaitu di ruang di mana pasien/klien
harus melapor/mendaftar sebelum mendapatkan pelayanan rumah sakit.

16
b. PKRS dalam pelayanan rawat jalan bagi pasien, yaitu di poliklinik-poliklinik
seperti' poliklinik kebidanan dan kandungan, poliklinik anak, poliklinik mata,
poliklinik bedah, poliklinik penyakit dalam, poliklinik THT, dan lain-lain.
c. PKRS dalam pelayanan rawat inap bagi pasien, yaitu di ruang-ruang rawat
darurat, rawat intensif, dan rawat inap.
d. PKRS dalam pelayanan penunjang medik bagi pasien, yaitu terutama di
pelayanan farmasi, pelayanan laboratorium, dan pelayanan rehabilitasi medik,
bahkan juga kamar mayat.
e. PKRS dalam pelayanan bagi klien (orang sehat), yaitu seperti di pelayanan KB,
konseling gizi, bimbingan senam, pemeriksaan kesehatan (check up), konseling
kesehatan jiwa, konseling kesehatan remaja, dan lain-lain.
f. PKRS di ruang pembayaran rawat inap, yaitu di ruang di mana pasien rawat inap
harus menyelesaikan pembayaran biaya rawat inap, sebelum meninggalkan
rumah sakit.
C. DI LUAR GEDUNG
a. PKRS di Tempat Parkir, yaitu pemanfaatan ruang yang ada di lapangan/gedung
parkir sejak dari bangunan gardu parkir sampai ke sudut-sudut lapangan gedung
parkir.
b. PKRS di Taman Rumah Sakit, yaitu baik taman-taman yang ada di depan,
samping/sekitar maupun di dalam/halaman dalam rumah sakit.
c. PKRS di dinding luar rumah sakit.
d. PKRS di tempat-tempat umum di lingkungan rumah sakit misalnya tempat ibadah
yang tersedia di rumah sakit (misalnya masjid atau musholla) dan di kantin/toko-
toko.
e. PKRS di pagar pembatas kawasan rumah sakit.

D. PENDUKUNG DALAM PELAKSANAAN PKRS


1. Metode dan Media

17
Metode yang dimaksud di sini adalah metode komunikasi. Memang, baik
pemberdayaan, bina suasana, maupun advokasi pada prinsipnya adalah proses
komunikasi. Oleh sebab itu perlu ditentukan metode yang tepat dalam proses tersebut.
Pemilihan metode harus dilakukan secara cermat dengan memperhatikan kemasan
informasinya, keadaan penerima informasi (termasuk sosial budayanya), dan hal-hal
lain seperti ruang dan waktu.
Media atau sarana informasi juga perlu dipilih dengan cermat mengikuti
metode yang telah ditetapkan. Selain itu juga harus memperhatikan sasaran atau
penerima informasi. Bila penerima informasi tidak bisa membaca misalnya, maka
komunikasi tidak akan efektif jika digunakan media yang penuh tulisan. Atau bila
penerima informasi hanya memiliki waktu yang sangat singkat, maka tidak akan
efektif jika dipasang poster yang berisi kalimat terlalu panjang.
Untuk pendistribusian leaflet dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-
masing bagian, leaflet disediakan ditempat umum (Ruang Tunggu : Registrasi,
Farmasi rawat jalan, Radiologi, Rawat jalan dll.) dan individual ( Dapat dilakukan
dengan cara pada saat pemberian edukasi langsung kepada pasien dan keluarga sesuai
dengan kebutuhanya ).

2. Sumber Daya
Sumber daya utama yang diperlukan untuk penyelenggaraan PKRS adalah tenaga
(Sumber Daya Manusia atau SDM), sarana/ peralatan termasuk media komunikasi,
dan dana atau anggaran SDM utama untuk PKRS meliputi:
a. Semua petugas rumah sakit yang melayani pasien (dokter, perawat, bidan,
dan lain-lain)
b. Tenaga khusus promosi kesehatan (yaitu para pejabat fungsional dan sruktural
Penyuluh Kesehatan Masyarakat). Semua petugas rumah sakit yang melayani
pasien hendaknya memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam konseling. Jika
keterampilan ini ternyata belum dimiliki oleh para petugas rumah sakit, maka harus
diselenggarakan program pelatihan/kursus tentang : PKRS / Komunikasi Efektif /
Service Exellent, Public Speaking, dan lain - lain.

BAB V
LOGISTIK

18
Logistik adalah segala sesuatu baik sarana maupun prasarana dan semua barang yang
diperlukan untuk PKRS dalam rangka pelaksanaan kegiatan PKRS :
1. PKRS berada di gedung Rawat jalan lantai 7 yang telah disediakan Rumah Sakit dalam
pelaksanakan kegiatan PKRS
2. Meja dan kursi telah disediakan serta komputer dan peralatan tulis sesuai dengan
kebutuhan untuk menunjang kegiatan PKRS.
3. Lemari arsip untuk dokumen ditempatkan dibagian belakang.
4. Penyediaan map, kertas dan alat tulis lainya diatur dalam peraturan Rumah Sakit
5. Penyedian format secara komputerisasi untuk keperluan masing-masing unit
dilaksanakan oleh masing-masing unit tersebut.

BAB VI.
KESELAMATAN KERJA

19
1. Kewaspadaan, upaya pencegahan dan pengendalian bencana meliputi :
a. Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran
b. Keamanan pasien, pengunjung dan petugas
2. Keselamatan dan Kesehatan kerja Pegawai Melakukan pemeriksaan kesehatan
meliputi :
a. Pemeriksaan kesehatan prakerja
b. Pemeriksaan kesehatan berkala
c. Pemeriksaan kesehatan khusus
d. Pencegahan dan penanganan kecelakaan kerja
e. Pencegahan dan penangan penyakit akibat kerja
f. Penanganan dan pelaporan kontaminasi bahan berbahaya
g. Monitoring ketersediaan dan kepatuhan pemakaian APD bagi petugas
3. Pengelolaan bahan dan barang berbahaya
a. Monitoring kerjasama pengendalian hama.
b. Monitoring ketentuan pengadaan jasa dan barang berbahaya.
c. Memantau pengadaan, penyimpanan dan pemakaian B3
4. Kesehatan lingkungan kerja Melakukan monitoring kegiatan :
a. Penyehatan ruang bangunan dan halaman rumah sakit
b. Penyehatan hygiene dan sanitasi makanan dan minuman
c. Penyehatan air
d. Pengelolaan limbah
e. Pengelolaan tempat pencucian
f. Pengendalian serangga, tikus dan binatang pengganggu
g. Disinfeksi dan sterilisasi
h. Kawasan Tanpa Rokok
5. Sanitasi rumah sakit Melakukan monitoring terhadap kegiatan ;
a. Penatalaksanaan Ergonomi
b. Pencahayaan
c. Penghawaan dan pengaturan udara
d. Suhu dan kelembaban
e. Penyehatan hygiene dan sanitasi makanan dan minuman
f. Penyehatan air
g. Penyehatan tempat pencucian

20
6. Sertifikasi/kalibrasi sarana, prasarana dan peralatan Melakukan pemantauan
terhadap :
a. Program pemeliharaan dan perbaikan peralatan medis dan nonmedis
b. Sertifikasi dan kalibrasi peralatan medis dan nonmedis
7. Pengelolaan limbah padat, cair dan gas
a. Limbah padat yang meliputi
i. Limbah medis/klinis
ii. Limbah domestik/sampah non medis
iii. Limbah infeksius
b. Limbah cair
c. Limbah gas
8. Pendidikan dan pelatihan K3
a. Mengadakan sosialisasi dan pelatihan internal meliputi :
- Sosialisasi sistem tanggap darurat bencana.
- Pelatihan penanggulangan bencana.
- Simulasi penanggulangan bencana
- Pelatihan AK 3
- Pelatihan pemadaman api dengan APAR.
- Pelatihan bagi regu pemadam.
- Pelatihan komunikasi menggunakan HT.
- Pelatihan ( training of trainer )spseialis penanggulangan kebakaran
- Sosialisasi dan pelatihan penanggulangan kontaminasi B3.
- Simulasi penanggulangan bencana dan evakuasi terpadu.
b. Mengikut sertakan pelatihan K3 yang dilakukan oleh Perusahaan Jasa atau Intansi
lain bagi personil K3.
9. Pengumpulan, pengelolaan dokumentasi data dan pelaporan
Meliputi :
a. Mengagendakan laporan dan rencana kerja K3.
b. Mengarsipkan surat keluar dan surat masuk.
c. Mengarsipkan semua dokumen berkaitan dengan kegiatan K3.
d. Mendokumentasikan setiap kegiatan.
e. Memberikan rekomendasi berkaitan dengan K3 kepada Direksi baik diminta atau
tidak.
BAB VII.
KESELAMATAN PASIEN
21
Upaya keselamatan pasien melalui kegiatan PKRS adalah dengan melakukan pendidikan
pasien dan keluarga :
1. Indentifikasi pasien dan keluarga yang akan diberi pendidikan
2. Melakukan komunikasi secara efektif sesuai materi edukasi yang diberikan
3. Kewaspadaan pasien jatuh sesuai dengan program kewaspadaan pasien jatuh Rumah
Sakit dalam pengadaan media informasi pencegahan pasien jatuh
4. Mengurangi infeksi terkait pelayanan Rumah Sakit dalam hal pengadaan media
informasi Hand Hygiene
5. Penjelasan penyakit, diagnosa, hasil pemeriksaan dilakukan oleh DPJP
6. Penjelasan pendidikan sesuai dengan materi yang diberikan
7. Materi yang diberikan sesuai dengan ilmu terkini dan terbukti secara empiris

BAB VIII.
PENGENDALIAN MUTU

22
1. Terlaksananya PKRS internal
a. Setiap pasien masuk Rumah Sakit sampai pulang pasien harus dikaji dan
diedukasi disesuikan dengan kebutuhan dan kondisi pasien
b. Tersedianya media informasi disetiap bagian/unit dalam pelayanan
c. Pasien Poli Rawat Jalan diedukasi oleh dokter di poli masing-masing
tempat pasien berobat
d. Tersedianya Penyuluhan Kesehatan lewat operator Rumah Sakit sesuai
dengan wabah isu-isu terkini
e. Edukasi dapat diberikan secara tatap muka atau media- media yang tepat
spt : di Farmasi rawat jalan, laboratorium, radiologi, dll.

2. Terlaksanya PKRS eksternal


a. Terlaksananya seminar awam setiap 3 bulan sesuai dengan topik dan isu
terkini
b. Terlaksananya penyuluhan kesehatan disekolah sesuai dengan topik yang
ditentukan
c. Terbentuknya klub kesehatan seperti klub Asma dan klub DM
3. Survei kepuasan pasien akan edukasi yang diberikan

BAB IX. PENUTUP

23
Sebagai penutup kiranya dapat diingatkan kembali bahwa PKRS bukanlah urusan
mereka yang bertugas di unit PKRS saja. PKRS adalah tanggung jawab dari Direksi rumah
sakit, dan menjadi urusan (tugas) bagi hampir seluruh jajaran rumah sakit.
Yang paling penting dilaksanakan dalam rangka PKRS adalah upaya-upaya
pemberdayaan, baik pemberdayaan terhadap pasien (rawat jalan dan rawat inap) maupun
terhadap klien sehat.
Namun demikian, upaya-upaya pemberdayaan ini akan lebih berhasil, jika didukung
oleh upaya-upaya bina suasana dan advokasi. Bina suasana dilakukan terhadap mereka yang
paling berpengaruh terhadap pasien/klien. Sedangkan advokasi dilakukan terhadap mereka
yang dapat mendukung/membantu rumah sakit dari segi kebijakan (peraturan perundang-
undangan) dan sumber daya, dalam rangka memberdayakan pasien/klien.
Banyak sekali peluang untuk melaksanakan PKRS, dan peluang-peluang tersebut
harus dapat dimanfaatkan dengan baik, sesuai dengan fungsi dari peluang yang bersangkutan.

24

Anda mungkin juga menyukai