Anda di halaman 1dari 5

BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 TINJAUAN KASUS PRECEPTOR


1. Kasus
Pengelolaan kehamilan trimester pertama dengan hyperemesis gravidarum
2. Pentalaksanaan
a. Memberi kesempatan mahasiswa DIII untuk menyampaikan laporan asuhan kebidanan ibu hamil
dengan hyperemesis gravidarum
b. Menanyakan pada mahasiwa DIII adakah yang kekurangan saat melakuakan pemeriksaan,
pemberian konseling dan pelaporan kasus
c. Menanyakan pada mahasiswa apa tanda-tanda dari hyperemesis gravidarum
d. Memberi kesempatan D III untuk menjawab pertanyaan
e. Menayakan pada mahasiswa D III bagaimana prosedur yang benar untuk paseien tersebut
f. Memberi kesempatan D III untuk menjawab pertanyaan
g. Menanyakan pada mahasiswa D III mengenai diagnose yang dibuat berdasarkan dari data apa
h. Memberi kesempatan D III untuk menjawab pertanyaan
i. Menganjurkan mahasiswa untuk menambah ilmu pengetahuan dengan mencari informasi-informasi
terbaru mengenai kebidanan dari penelitian yang sudah terbukti kebenarannya sehingga mahasiswa
D III dapat memberi informasi kepada pada pasien dengan informasi terbaru.
j. Memuji mahasiswa D III karna melakukan pemeriksaan dengan benar seperti menjaga privasi
pasien, melakukan palpasi abdomen dengan sangat hati hati
k. Memberi mahasiswa dukungan untuk meningkatkan kompetensinya deengan cara lebih percaya diri
dalam memberi konseling dan tetap mempertahankan pelaksanaan pemeriksaan pada pasien dengan
benar.
l. Memberi masukan pada mahasiswa D III untuk melakukan cuci tangan sebelum dan sesudan
tindakan karana PI sangat penting untuk tenaga kesehatan dan untuk pasien
m. Memberi masukan pada mahasiswa D III mengenai pemberian konseling harus lebih percaya diri,
sehingga pasien percaya dan mau melakukan anjuran yang kita katakan.
n. Mempersilakan mahasiswa D III untuk bertanya jika ada yang ingin ditanyakan dan merencanakan
belajar bersama untuk kasus berikutnya
3. Masalah preceptor
a. Kurang lengkapnya job sheet atau daftar tilik, sehingga mahasiswa tidak ada acuan dalam
memberikan asuhan yang mengakibatkan mahasiswa tidak memberikan pelayanan secara
menyeleluruh dan berurutan.
b. Kurangnya alat peraga sehingga mahasiswa D III sulit memahami materi yang disampaikan.
4. Penatalaksanaan
a. Menganjurkan mahasiswa D III untuk melengkapi daftar tilik nya, selalu membawa semua daftar
tilik setiap praktek dimanapun dan menganjurkan mahasiswa D III untuk selalu mempelajari daftar
tilik untuk pembelajaran dan mengingatkan kembali apa yang telah dipelajari sehingga dapat
memberikan pelayanan kebidanan secara maksimal.
b. Menerapkan model pembelajaran role model, sehingga mahasiswa dapat belajar bergantian dengan
temannya
3.2 TINJAUAN KASUS COACHING
1. Kasus
Ny. R datang ke Puskesmas ingin memeriksakan kehamilannya. Ibu mengatakan hamil anak ke dua
dan tidak pernah keguguran. Dengan keluhan sering pusing, mual sampai muntah-muntah sampai
mengganggu kegiatan sehari-hari.
2. Penatalaksanaan
a. Membimbing mahasiswa D III melakukan informed consent Menganjurkan D III untuk
melakukan pemeriksaan TTV dengan hasil K/U: Baik, Kesadaran : Composmentis Tanda-tanda
vital : tekanan darah : 90/70 mmHg, nadi 80 kali/menit, respirasi 20 kali/menit, suhu 36,0 0C
b. Membantu mahasiswa D III memberi konseling secara menyeluruh untuk menunjang diagnosa
Membimbing mahasiswa D III melakukan pemeriksaan palpasi head toetoe dengan hasil : kepala
Bulat, rambut tidak rontok dan bersih. Mata : konjungtiva pucat, sklera tidak ikterik. Leher : tidak
ada pembesaran dan pembengkakan pada kelenjar tyroid dan kelenjar getah bening. Payudara :
simetris, bersih, puting susu menonjol, aerola hiperpigmentasi, tidak ada benjolan dan tidak ada
nyeri tekan. Abdomen : Inspeksi : tidak ada luka bekas operasi, pembesaran perut sesuai usia
kehamilan, tidak terdapat striae gravidarum dan terdapat linea nigra. Palpasi : Belum teraba.
Auskultasi : DJJ belum terdeteksi.. Ektremitas : Oedema (-) / (-) , varises (-), refleks patella
(+) / (+)
c. Membantu mahasiswa D III memberi konseling secara menyeluruh untuk menunjang diagnosa.
Melakukan informed consent
Memberikan penjelasan kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu
dan bayi baik, dan umur kehamilannya 12 minggu 1 hari. Menjelaskan kepada ibu tentang
Hiperemesis Gravidarum, biasanya dikenal dengan morning sickness karena meningkatnya kadar
hormone esterogen pada ibu yang sedang hamil. Pada morning sickness, mual dan muntah
biasanya hanya berlangsung dalam 14 minggu pertama periode kehamilan dan umumnya dialami
di pagi hari. Namun pada kasus hiperemesis gravidarum, mual atau muntah bisa terus
berlangsung lebih dari 14 minggu atau bahkan hingga bayi lahir. Gejalanya pun bisa muncul
sepanjang hari dan bukan di pagi hari saja. Memberikan penkes tentang cara penanganan
hyperemesis gravidarum Menyarankan ibu agar mempertahankan kecukupan nutrisi ibu,
termasuk suplementasi vitamin dan asam folat di awal kehamilan. Menganjurkan ibu untuk
istirahat yang cukup dan hindari kelelahan. Jika ibu sulit makan, menganjurkan ibu untuk makan
sedikit tapi sering. Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan hidrasi.
Menjelaskan tanda-tanda bahaya pada kehamilan trimester I: perdarahan pervaginam, mual dan
muntah berlebihan, sakit kepala yang hebat, penglihatan kabur, nyeri perut yang hebat, bengkak
pada kaki dan tangan, demam tinggi, kejang. Memberikan ibu tablet Fe dengan dosis 2x60 mg
dan kalsium dengan dosis 3x500 mg dan menjelaskan cara meminumnya yaitu menggunakan air
putih. Jangan dibarengi dengan air the, susu dan kopi, karena akan menghambat penyerapan obat.
Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang satu bulan kemudian atau bila ada keluhan.
3. Masalah Coaching
Kurangnya pengetahuan mahasiswa D III mengenai evidence based kebidanan, sehingga asuhan yang
diberi pada pasien masih memakai teori yang dulu.
4. Penatalaksanaan
Menganjurkan mahasiswa D III untuk mencari informasi lebih banyak lagi mengenai evidence based
kebidanan

DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN

PADA IBU HAMIL NY. “R” DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM

DI PUSKESMAS CIASEM

Nama ibu : Ny. “R” Tempat : Puskesmas Ciasem

No Kartu : 9749

Usia : 27 Tahun Tanggal : 12 Desember 2019

Hari/Tanggal/Jam Catatan Perkembangan

Kamis, 12 S : Ny. R datang ke Puskesmas ingin memeriksakan


Desember 2019 kehamilannya. Ibu mengatakan ini kehamilan yang kedua,
belum pernah keguguran. Ibu mengatakan sering pusing, mual
Pukul 08.45 WIB dan muntah-muntah yang mengganggu kegiatan sehari-hari.

O :

K/U: Baik Kesadaran : Composmentis

Tanda-tanda vital : tekanan darah : 90/70 mmHg, nadi 80


kali/menit, respirasi 20 kali/menit, suhu 36,0 0C

HPHT : 18-09-2019 TP: 25-06-2020

Kepala : Bulat, rambut tidak rontok dan bersih. Mata :


konjungtiva pucat, sklera tidak ikterik. Leher : tidak ada
pembesaran dan pembengkakan pada kelenjar tyroid dan
kelenjar getah bening. Payudara : simetris, bersih, puting
susu menonjol, aerola hiperpigmentasi, tidak ada benjolan
dan tidak ada nyeri tekan. Abdomen : Inspeksi : tidak ada
luka bekas operasi, pembesaran perut sesuai usia kehamilan,
tidak terdapat striae gravidarum dan terdapat linea nigra.
Palpasi : Belum teraba. Auskultasi : DJJ belum terdeteksi..
Ektremitas : Oedema (-) / (-) , varises (-), refleks patella
(+) / (+)

A : Ny. R umur 27 tahun G2P1A0 hamil 12 minggu 1 hari


dengan hyperemesis gravidarum.

P :

 Melakukan informed consent


 Memberikan penjelasan kepada ibu dan keluarga tentang
hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan bayi baik, dan
umur kehamilannya 12 minggu 1 hari.
 Memberitahu bahwa taksiran persalinan ibu tanggal 25-06-
2020
 Menjelaskan kepada ibu tentang Hiperemesis Gravidarum,
biasanya dikenal dengan morning sickness karena
meningkatnya kadar hormone esterogen pada ibu yang
sedang hamil. Pada morning sickness, mual dan muntah
biasanya hanya berlangsung dalam 14 minggu pertama
periode kehamilan dan umumnya dialami di pagi hari.
Namun pada kasus hiperemesis gravidarum, mual atau
muntah bisa terus berlangsung lebih dari 14 minggu atau
bahkan hingga bayi lahir. Gejalanya pun bisa muncul
sepanjang hari dan bukan di pagi hari saja.
 Memberikan penkes tentang cara penanganan hyperemesis
gravidarum
 Menyarankan ibu agar mempertahankan kecukupan nutrisi
ibu, termasuk suplementasi vitamin dan asam folat di awal
kehamilan.
 Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan hindari
kelelahan.
 Jika ibu sulit makan, menganjurkan ibu untuk makan sedikit
tapi sering.
 Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan hidrasi.
 Menjelaskan tanda-tanda bahaya pada kehamilan trimester I:
perdarahan pervaginam, mual dan muntah berlebihan, sakit
kepala yang hebat, penglihatan kabur, nyeri perut yang
hebat, bengkak pada kaki dan tangan, demam tinggi, kejang.
 Memberikan ibu tablet Fe dengan dosis 2x60 mg dan
kalsium dengan dosis 3x500 mg dan menjelaskan cara
meminumnya yaitu menggunakan air putih. Jangan
dibarengi dengan air the, susu dan kopi, karena akan
Pukul: 09.00 menghambat penyerapan obat.
WIB
 Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang satu
bulan kemudian atau bila ada keluhan.

Ibu mengerti tentang apa yang dijelaskan oleh bidan dan mau
melaksanakan anjuran yang telah diberikan.

Ttd

( )

3.3 URAIAN KASUS PELAPORAN PWS KIA

Kasus komplikasi pada kehamilan pada bulan September yang terdapat dipuskesmas ciasem, ada beberapa
kasus yang terjadi diantaranya kasus Hyperemesis Gravidarum.

Anda mungkin juga menyukai