Anda di halaman 1dari 14

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1. Uraian Umum

Penelitian ini dimulai dengan melakukan tinjauan pustaka untuk mencari


bahan referensi tentang beton berpori. Dalam hal ini, referensi tentang beton
berpori di Universitas Sebelas Maret ternyata sangat jarang sehingga
referensi yang dipakai lebih banyak berdasarkan hasil penelitian dari luar
universitas sebelas maret, yang berupa jurnal-jurnal dan penelitian yang
dilakukan oleh beberapa institusi di Amerika serikat. Bahan-bahan
referensi yang didapat antara lain berupa:

· Pedoman tata cara pembuatan beton berpori yang berasal dari


aplikasi beton berpori di lapangan.
· Kisaran proporsi campuran beton berpori yang digunakan seperti
jumlah semen, jumlah agregat dan nilai faktor air semen.

Permasalahan yang ditinjau pada penelitian ini diutamakan pada faktor air
semen dan ukuran agregat yang digunakan yang sangat berpengaruh
terhadap hasil kuat tekan dari beton berpori. Gambaran umum penelitian ini
adalah pembuatan beton berpori dari mulai menentukan komposisi campuran,
pengujian kuat tekan, kuat tarik lentur, porositas dan permeabilitas.

3.2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium bahan dan Laboratorium jalan raya


Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret.

commit to user

26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilaksanakan dengan metode eksperimen terhadap


beberapa benda uji dari berbagai klasifikasi yang diuji di laboratorium. Untuk
beberapa hal pada pengujian bahan, digunakan data sekunder yang dikarenakan
penggunaan bahan dan sumber yang sama.

3.4. Bahan dan Peralatan Penelitian

3.4.1. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :

a. Agregat kasar dan halus


Agregat yang digunakan berasal dari Laboratorium Bahan Bangunan Jurusan
Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Meret Surakarta dan jika
tidak tersedia maka akan dicari agregat lokal yang memenuhi syarat.

b. Air
Air yang digunakan berasal dari Laboratorium Bahan Bangunan Jurusan
Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Meret Surakarta.

c. Semen
Semen yang digunakan adalah semen PPC.

3.4.2. Peralatan Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Bahan dan Struktur Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret, sehingga menggunakan alat-alat yang
ada di laboratorium tersebut. Alat-alat yang dipakai dalam penelitian ini adalah :

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28

a. Timbangan.
1) Neraca merk Murayana Seisakusho Ltd Japan dengan kapasitas 5 kg,
ketelitian sampai 0,1 gram, digunakan mengukur berat material yang
berada dibawah kapasitas.
2) Timbangan bascule merk DSN Bola Dunia dengan kapasitas 150 kg
dengan ketelitian 0,1 kg.
b. Ayakan.
Ayakan yang digunakan adalah ayakan dengan merk Control Italy. Bentuk
lubang ayakan adalah bujur sangkar dengan ukuran 75 mm; 50 mm; 38 mm;
12,5 mm; 9,5 mm; 4,75 mm; 2,36 mm; 1,18 mm; 0,85 mm; 0,35 mm; 0,15
mm dan pan.

c. Mesin penggetar ayakan.


Mesin pengetar ayakan yang digunakan adalah mesin penggetar dengan merk
Control Italy, mesin ini digunakan sebagi dudukan sekaligus penggetar
ayakan. Alat ini digunakan untuk uji gradasi agregat halus maupun kasar.

Gambar 3.1. Mesin Pengetar Ayakan.

d. Oven merk binder.


Oven berkapasitas 3000C, 2200 Watt yang digunakan untuk mengeringkan
material (pasir dan kerikil).

e. Corong konik.
Corong konik dengan ukuran diameter atas 3,8 mm; diameter bawah 20 cm
dan tinggi 7,6 cm lengkap dengan alat penumbuk. Alat ini digunakan untuk
commit to user
mengukur keadaan SSD agregat halus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29

f. Corong/kerucut abrams.
Kerucut abrams terbuat dari baja dengan ukuran diameter atas 10 cm, diameter
bawah 20 cm dan tinggi 30 cm. alat ini dilengkapi dengan tongkat baja yang
diujungnya ditumpulkan dengan panjang 60 cm dan diameter 16 mm. Alat ini
dapat digunakan untuk mengukur nilai slump adukan beton.

Gambar 3.2. Kerucut Abrams.

g. Compression Testing Machine (CTM).


CTM yang digunakan berkapasitas 200 ton untuk pengujian kuat tekan
silinder 150 mm dengan tinggi 300 mm.

Gambar 3.3. Mesin Compression Testing Machine (CTM).


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30

h. Alat Uji Kuat Lentur

i. Vacuum pump
Digunakan untuk pengujian porositas yang berfungsi untuk memvacumkan
kondisi di dalam desicator sehingga diharapkan sampel yang berada di dalam
desicator benar-benar dalam kondisi vacuum udara. Tekanan yang diberikan
vacuum pump ke dalam desicator sebesar 76 cmHg.

j. Desicator
Digunakan untuk penempatan sampel porositas yang akan divacuumkan
dengan vacuum pump yang ada.

Gambar 3.4. Mesin Desicator

k. Alat uji permeabilitas (Falling head water permeability test).


Peralatan yang dipakai untuk uji permeabilitas antara lain:
1) Tabung dengan diameter 10,16 cm dan tinggi 80 cm
2) Bak air untuk menjaga agar tekanan tetap
3) 2 buah statif,untuk menjaga agar tabung tetap tegak.
4) Klem permeabilitas vertikal dan klem permeabilitas horisontal
5) Stopwatch

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31

3.5. Tahap dan Prosedur Penelitian

Tahapan-tahapan pelaksanaan penelitian sebagai berikut :


a. Tahap I ( Tahap persiapan)
Tahapan ini meliputi studi literatur, mempersiapkan bahan, form data
pengujian dan alat uji penelitian.

b. Tahap II.
Tahapan melakukan pengujian bahan (pasir, kerikil, dan lain-lain)

c. Tahap III.
Tahapan ini meliputi hal-hal sebagai berikut :

1) Melakukan uji pendahuluan untuk mencari komposisi beton berpori.


2) Pembuatan beton berpori dengan gradasi agregat seragam. Rencana
proporsi komposisi beton berpori berdasarkan FAS 0,3; 0,35; dan 0,4 .
3) Membuat adukan beton.
4) Membuat benda uji tekan,lentur, porositas dan benda uji permeabilitas.
5) Perawatan benda uji.
6) Melakukan pengujian kuat tekan dan kuat tarik lentur
7) Melakukan pengujian permeabilitas.dan porositas

d. Tahap IV.
1) Melakukan analisis data hasil pengujian untuk mendapatkan kesimpulan
hubungan antara variabel-variabel yang diteliti pada penelitian.
2) Melakukan pengambilan kesimpulan dan saran dari analisis pengujian
yang berhubungan dengan tujuan penelitian.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32

Tahapan penelitian ini dapat dilihat secara skematis dalam bagan alir pada
Gambar 3.5.

· Tinjauan pustaka
Tahap I
· Mempersiapkan bahan, form data pengujian dan
alat uji penelitian.

pengujian bahan:

· Agregat kasar dengan ukuran 1-2 cm

· Agregat halus Tahap II


· Air dan semen

Tahapan ini meliputi hal-hal sebagai berikut :


1) uji pendahuluan untuk komposisi beton berpori
2) Pembuatan beton berpori. Rencana proporsi
campuran adukan beton berpori berdasarkan FAS
0,3;0,35; dan 0,4.
3) Membuat adukan beton.
Tahap III
4) Membuat benda uji tekan beton,uji lentur dan benda
uji permeabilitas
5) Perawatan benda uji
6) Melakukan pengujian kuat tekan dan kuat
lentur,porositas dan pengujian permeabilitas

Tahapan ini meliputi hal-hal sebagai berikut : Tahap IV


1) Analisis data dan pembahasan

2) Kesimpulan dan saran


commit to user
Gambar 3.5. Tahap Penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33

3.6. Pengujian Bahan Dasar Beton

Pengujian material pembentuk beton dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat dan


karakteristik material-material tersebut. Pengujian dilakukan terhadap agregat
halus, agregat kasar dan baja tulangan.

3.6.1. Pengujian Agregat Halus


Pengujian agregat halus dilakukan berdasarkan ASTM (American Society for
Testing and Material) dan disesuaikan dengan spesifikasi bahan menurut ASTM
antara lain:
a. Pengujian Kadar Lumpur Agregat Halus
b. Pengujian Kadar Zat Organik Agregat Halus
c. Pengujian Spesific Gravity
d. Pengujian Gradasi Agregat Halus

3.6.2. Pengujian Agregat Kasar


Pengujian agregat kasar dilakukan berdasarkan ASTM (American Society for
Testing and Material) dan disesuaikan dengan spesifikasi bahan menurut ASTM
antara lain:
a. Pengujian Spesific Gravity
b. Pengujian Gradasi

3.7. Perencanaan Campuran Beton

Perencanaan campuran beton berpori yang tepat dan sesuai dengan proporsi
campuran adukan beton berpori sangat diperlukan untuk mendapatkan kualitas
beton berpori yang baik. Dalam penelitian ini perencanaan campuran beton
berpori menggunakan standar Dinas Pekerjaan Umum (SK SNI T-15-1990-03)
sebagai bahan reverensi dalam mix desain beton berpori, karena beton berpori
belum ada peraturan yang mengatur standar pembuatan beton berpori.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
34

3.8. Perencanaan Pembuatan Benda Uji


Dalam penelitian ini gunakan benda uji silinder beton dengan diameter 15 cm dan
tinggi 30 cm,balok 10cm x 10cmx 50 cm, porositas 5cm x 5 cm x 5 cm dan untuk
permebilitas diameter 4 inch dan tinggi 6,5 cm.
Tabel 3.1. Rencana Spesifikasi Uji dan Jumlah Benda Uji
FAS Uji 3 hari 14 hari 28 hari Total
Kuat Tekan 3 3 3
Kuat Lentur - - 3
0,3 22
Porositas 7
Permeabilitas 3
Kuat Tekan 3 3 3
Kuat lentur - - 3
0,35 22
Porositas 7
Permeabilitas 3
Kuat Tekan 3 3 3
0,4 Kuat Lentur - - 3
22
Porositas 7
Permeabilitas 3

3.9. Pengujian Kuat Tekan Beton

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kuat tekan beton. Benda uji yang
digunakan adalah silinder beton dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm.
Pengujian dilakukan sampai umur beton 28 hari. Pengujian ini menggunakan alat
uji CTM (Compression Testing Machine) yang berada di Laboratorium Bahan
Fakultas Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret. Langkah-langkah pengujian
sebagai berikut :
1. Mengukur tinggi dan diameter serta menimbang sampel beton, kemudian
diamati apakah terdapat cacat pada beton sebagai bahan laporan.
2. Meletakkan sampel beton padacommit
alat benda uji CTM secara sentris.
to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
35

3. Menjalankan mesin kuat tekan dengan penambahan konstan berkisar antara 2


sampai 4 kg/m2 per detik.
4. Melakukan pembebanan sampai benda uji hancur dan mencatat regangan
beton yang terjadi setiap penambahan beban.
5. Mencatat hasil kuat tekan beton untuk tiap sampel.

3.10. Pengujian Kuat Tarik Lentur (modulus of rupture)


Pengujian dilakukan bertujuan untuk mengetahui nilai modulus of rupture pada
benda uji beton berpori dengan ukuran 100 mm x 100 mm x 500 mm dengan
panjang bentang digunakan ASTM C-78, yaitu metode pengujian kuat lentur
(modulus of rupture) beton dengan bentang tumpuan terbagi dua akibat adanya
tumpuan yang bekerja pada tiap jarak 1/3 bentang (Third Point Loading). Pada
pengujian inipembebanan dilakukan menggunakan suatu mesin pengujian
compressive, beban telah diterapkan pada suatu tingkat tetap 0.2 kN/sec.
Adapun langkah-langkah pengujian kuat lentur dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Balok beton yang akan di uji diambil dari tempat perawatan kemudian diukur
dimensinya.

2. Mesin diatur jarak perletakannya yaitu 300mm dan balok beton diletakkan di
tumpuan.

3. Meletakkan sebuah alat pembagi beton berupa plat baja yang mempunyai dua
buah roda dengan jarak antar as roda pembagi 100 mm.

4. Mesin dijalankan secara elektrik dengan peningakatan beban konstan.

5. Pembebanan dilakukan hingga balok beton patah dan dicatatnya besarnya


beban tertinggi yang telah mematahkan balok benda uji dengan cara membaca di
manometer (dial).

6. Menghitung besarnya modulus of rupture

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36

3.11. Pengujian Permeabilitas Vertikal


Langkah pengujian permeabilitas vertikal :
1) Meletakkan benda uji pada pipa bagian bawah.
2) Untuk menjaga agar benda uji selalu menempel pada pipa dan mencegah
kebocoran, harus mengencangkan klem untuk permeabilitas vertikal.
3) Mengukur luas permukaan benda uji.
4) Meletakkan pipa dan benda uji yang sudah diklem pada bak air yang sudah
terisi penuh dengan air, dan permukaan sampel bagian atas sama dengan
tinggi permukaan air pada bak untuk menjaga tekanan agar tetap konstan.
5) Menjepit tabung dengan statif untuk menjaga posisi tabung tetap tegak
6) Mengisi tabung dengan air sampai mencapai ketinggian tertentu (h1)
7) Mencatat waktu saat air dalam pipa mencapai ketinggian h1 sampai air turun
mencapai ketinggian 20 cm diatas permukaan benda uji (h2)

3.12. Pengujian Permeabilitas Horisontal


Langkah pengujian permeabilitas vertikal :
1) Meletakkan benda uji pada pipa bagian bawah.
2) Untuk menjaga agar benda uji selalu menempel pada pipa dan mencegah
kebocoran, harus mengencangkan klem untuk permeabilitas horisontal.
3) Menutup bagian bawah benda uji dengan bahan kedap air(menutupnya
dengan paraffin) sehingga air kesamping benda uji.
4) Mengukur tinggi permukaan benda uji yang terlihat dan kelilingnya,akan
diperoleh luas permukan benda uji.
5) Meletakkan pipa dan benda uji yang sudah diklem pada bak air yang sudah
terisi penuh dengan air, dan permukaan sampel bagian atas sama dengan
tinggi permukaan air pada bak untuk menjaga tekanan agar tetap konstan.
6) Menjepit tabung dengan statif untuk menjaga posisi tabung tetap tegak
7) Mengisi tabung dengan air sampai mencapai ketinggian tertentu (h1)
8) Mencatat waktu saat air dalam pipa mencapai ketinggian h1 sampai air turun
mencapai ketinggian 20 cm diatas permukaan benda uji (h2)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37

3.13. Pengujian Porositas.


a. Pengujian porositas metode beton normal

Pengujian porositas dilakukan pada sampel berbentuk kubus dengan ukuran


50x50x50 mm. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui besarnya
prosentase pori-pori beton berpori terhadap volume. Adapun langkah-langkah
pengujiannya adalah sebagai berikut:

1) Melepas benda uji dari cetakan setelah berumur 1 hari kemudian dirawat di
bak curing.
2) Sampel masing-masing umur benda uji diangkat dari bak curing dan diangin-
anginkan.
3) Menyiapkan benda uji lalu dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 100oC
selam 24 jam.
4) Benda uji dikeluarkan dari oven dan diangin-anginkan pada suhu kamar
(25oC) kemudian ditimbang dan didapatkan berat beton berpori kondisi
kering oven (C).
5) Benda uji dimasukkan ke dalam desicator guna proses pemvacuuman benda
uji dengan vacuum pump. Proses pemvacuuman benda uji dilakukan selama
24 jam. Setelah divacuumkan, benda uji dialiri air sampai semua benda uji
benar-benar terendam air. Perendaman benda uji juga dalam kondisi vacuum
dan dilakukan selama 24 jam. Setelah perendaman selama 24 jam kemudian
ditimbang dalam air dan didapatkan berat beton berpori dalam air (A).
6) Benda uji dikeluarkan dari dalam air dan dilap permukaannya untuk
mendapatkan kondisi SSD kemudian sampel ditimbang dan didapatkan berat
beton berpori kondisi SSD setelah perendaman (B).
Dari hasil pengujian diatas kemudian dihitung besarnya porositas benda uji
dengan rumus sebagai berikut:

Porositas = 100%

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
38

Dengan, A : berat sampel dalam air, W water (gram)


B : berat sampel kodisi SSD, W saturation (gram)
C : berat sampel kering oven, W dry (gram)
b. Pengujian porositas metode Void in Mix (VIM):

Pengujian porositas dilakukan pada sampel berbentuk silinder dengan ukuran 4’


dan tinggi 6,5 cm. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui besarnya
prosentase pori-pori beton berpori terhadap volume dengan pengujian seperti pada
perkerasan aspal. Adapun langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut:

1) Melepas benda uji dari cetakan setelah berumur 1 hari kemudian dirawat di
bak curing.
2) Sampel masing-masing umur benda uji diangkat dari bak curing dan diangin-
anginkan.
3) Menyiapkan benda uji lalu dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 100oC
selam 24 jam.
4) Menimbang benda uji (Ma)
5) Menghitung volume benda uji (V)

Dari hasil pengujian diatas kemudian dihitung besarnya porositas benda uji
dengan rumus sebagai berikut:

Ma
Densitas (D) =
V

100
Spesific gravity campuran ( SG mix ) =
%Wag .k %Wag .h %Ws
+ +
SGag.k SGag.h SGs

é D ù
Porositas(VIM ) = ê1 - ú.x 100 %.
ë SGmix û

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
39

3.14. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian disusun untuk memperlancar kegiatan penelitian sehingga dapat


memberikan arahan dan gambaran penelitian yang sistematis. Jadwal kegiatan
penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut:

Tabel 3.2. Jadwal Kegiatan Penelitian


Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4
No Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Persiapan alat dan bahan

2. Pembuatan benda uji

4. Pengujian benda uji

5. Analisis hasil penelitian

6. Kesimpulan

commit to user

Anda mungkin juga menyukai