Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

STRATIGRAFI ANALISIS

OLEH :

LUTHFIYYAH MOHAMAD DIN

411218103

DEPARTEMEN TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
nikmat kesehatan serta rahmat-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan
praktikum “Stratigrafi Analisis”

Saya sangat bersyukur karena telah menyelesaikan laporan. Adapun


kekurangan dalam penulisan laporan ini saya mohon maaf karena masih dalam tahap
pembelajaran dan pembimbingan. Tentunya dalam penulisan laporan ini penulis
mendapatkan bimbingan dan arahan sehingga Laporan ini dapat tersusun dengan lancar
tanpa kendala yang berarti.

Terima kasih kepada yang telah meluangkan waktu dan tenaga dalam
mengarahkan maupun membimbing saya secara baik. Laporan ini mempunyai titik
kelemahan maupun kekurangan, untuk itu saya mengharapkan kritik serta saran yang
membangun sebagai referensi untuk pembuatan laporan - laporan berikutnya.

Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi yang membaca dan menjadi
referensi yang baik.

Yogyakarta, 27 November 2019

Luthfiyyah Mohamad Din


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Geologi Regional

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Deskripsi Fosil Plangtonik

2.2 Deskripsi Fosil Bentonik

2.3 Zonasi Penarikan Umur

2.4 Fosil Jejak (Tabel Hasil Penarikan Umur dan Lingkungan Pengendapan)

BAB III KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR

Geologi Regional …………………………………………………………………….1

Stratigrafi Regional …………………………………………………………………..4


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Geologi Regional

Zona Pegunungan Selatan adalah daerah pegunungan yang berada pada bagian
selatan Jawa Tengah, daerahnya melampar dimulai dari bagian tenggara provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta, memanjang ke arah timur sepanjang pantai selatan
Jawa Timur. Jika dilihat dari reliefnya, daerah ini pegunungan selatan terdiri dari
dua relief secara umum, yakni relief yang kasar di sisi timur, dan yang cenderung
lebih halus di sisi barat, pada bagian utaranya terdapat gawir-gawir yang
memanjang relatif barat-timur, pembentukannya terjadi karena adanya evolusi
tektonik yang terjadi di Pulau Jawa pada zaman Kapur hingga sekarang.

Geomorfologi Regional
morfologis daerah Pegunungan Selatan merupakan pegunungan yang dapat
dibedakan menjadi 3 satuan morfologi utama, yaitu:

Satuan perbukitan berelief sedang sampai kuat, yakni daerah mulai dari
sekitar Imogiri di bagian barat, memanjang ke utara hingga Prambanan,
membelok ke timur (Pegunungan Baturagung) dan terus ke arah timur melewati
Perbukitan Panggung, Plopoh, Kambengan hingga di kawasan yang terpotong
oleh jalan raya antara Pacitan-Slahung, daerah ini didominasi oleh keberadaan
litologi batupasir, breksi vulkanik dan batuan beku dari Formasi Semilir,
Nglanggran atau Wuni dan Besole.

Satuan dataran tinggi terdapat di daerah Gading, Wonosari, Playen hingga


Semanu. Memiliki ketinggian 400 m di atas muka laut, dengan topografi yang
hampir rata dan pada umumnya ditempati oleh batugamping.

Daerah ini tersusun oleh bukit-bukit kecil maupun berbentuk kerucut, tersusun oleh
batugamping klastik maupun jenis batugamping yang lain.

Satuan dataran rendah, berada pada daerah mulai dari Wonogiri di utara hingga
Giritrontro-Pracimantoro di selatan. Dataran rendah ini terdiri oleh batugamping
Formasi Kepek yang tertutup oleh endapan Kuarter. Dataran rendah ini disebut sebagai
Depresi Wonogiri-Baturetno, yang saat ini sebagian besar merupakan daerah genangan
Waduk Gajahmungkur.

Kemudian pada daerah Bayat, Kabupaten Klaten, yang merupakan suatu daerah yang
terletak pada kaki perbukitan rendah yakni Perbukitan Jiwo, perbukitan Jiwo terdiri
dari Jiwo Barat dan Jiwo Timur yang dipisahkan oleh Sungai Dengkeng. Prebukitan
ini tersusun oleh batuan Pra Tersier dan Tersier, dikelilingi oleh dataran yang tersusun
oleh endapan Kuarter. Perbukitan Jiwo tersusun oleh batuan yang kompleks yakni
batuan beku: khususnya diorit dan gabbro , batuan sedimen: batugamping , dan batuan
metamorf: sekis, filit, dan marmer .
Secara lebih rinci lagi, morfologi daerah Pegunungan Selatan dapat dibagi menjadi:

1. Morfologi Fluvial : Morfologi ini cukup mendominasi pada daerah


Pegunungan Selatan kenampakan yang dapat ditemui dapat berupa bar, dataran
banjir, dan lembah sungai dengan stadium erosi pada sungai dewasa-tua, seperti
Sungai Opak dan Sungai Oyo.
2. Morfologi Vulkanik : Morfologi vulkanik yang mempengaruhi daerah Sungai
Opak-Parangtritis adalah berasal dari Gunung Merapi, sehingga daerah
kawasan Sungai Opak tertutup oleh endapan Gunung Merapi.
3. Morfologi Struktural : Morfologi Struktural yang berada di sekitar Sungai
Opak adalah perbukitan bergelombang yang mendominasi di bagian Barat
Bantul, dengan kondisi telah mengalami perlipatan dan tersesarkan, struktur
yang paling mencolok dari kawasan ini adalah terdapatnya perlipatan, dan sesar
utama adalah sesar opak yang sejajar dan melalui Sungai Opak.
4. Morfologi Denudasional/Aluvial: Dataran alluvial sungai Opak banyak
mengandung pasir, karena merupkan kelanjutan foot plain yang bersifat
andesitis yang berasal dari Gunung Merapi, sedangkan pada daerah
selatan/muara sungai Opak menuju Parangtritis lebih bersifat lempung, karena
terpengaruh material alluvial yang berasal dari pegunungan sebelah timur yang
diendapkan banjir, lembah sungai
5. Morfologi Karst: Daerah Karst yang terdapat pada kawasan Sungai Opak
adalah Karst Gunung Sewu, Pegunungan Sewu merupakan hasil proses
pengikisan dan pengangkatan, ditandai dengan adanya diaklas-diaklas pada
lapisan batuan kapur, air hujan yang jatuh dipermukaan bumi menghilang
dalam lubang ponor ( penghujung sungai bawah tanah menuju laut ), dan
meresap melalui diaklas-diaklas yang kemudian melarutkan dinding kapur.
Wilayah Karst juga terdapat di tepian Pantai Parangtritis ditandai dengan
perbukitan batugamping yang berjejer sepanjang pantai di arah timur.
6. Morfologi Eolian: Bentuk lahan ini terbentuk karena dua faktor utama yaitu
adanya kekuatan tiupan angin dan adanya endapan material pasir yang
membentuk dune. Bukit pasir di parangtritis membujur kearah barat pantai
selatan Jawa Tengah sampai daerah Cilacap. Sifat materialnya hampir homogen
dengan bahan dasarnya dari batuan andesitis.
7. Morfologi Pantai: Pantai parangtritis sebenarnya tergolong
pantai emergence ( pantai terangkat ), kemudian tenggelam sebagian,namun
masih tergolong pantai emergence ( khususnya bagian timur) sedang bagian
barat lebih mencirikan sub emergence yang telah terendapi oleh hasil erosi
berupa dataran alluvial serta gumuk-gumuk pasir.

Stratigrafi Regional
Pegunungan Selatan secara umum tersusun oleh batuan sedimen volkaniklastik dan
batuan karbonat.
Formasi Sambipitu

Lokasi tipe formasi ini terletak di Desa Sambipitu pada jalan raya Yogyakarta-Patuk-
Wonosari dengan ketebalan mencapai 230 meter. Batuan penyusun formasi ini di
bagian bawah terdiri dari batupasir kasar, kemudian ke atas berangsur menjadi
batupasir halus yang berselang-seling dengan serpih, batulanau dan batulempung. Pada
bagian bawah kelompok batuan ini tidak mengandung bahan karbonat. Namun di
bagian atasnya, terutama batupasir, mengandung bahan karbonat.
2.3 Zonasi Penarikan Umur Plangtonik

Paleobathymetry
2.4 Fosil Jejak (Tabel Hasil Penarikan Umur dan Lingkungan Pengendapan)
BAB III

KESIMPULAN

Pada formasi sambipitu, Lokasi tipe formasi ini terletak di Desa Sambipitu pada jalan
raya Yogyakarta-Patuk-Wonosari dengan ketebalan mencapai 230 meter. Batuan
penyusun formasi ini di bagian bawah terdiri dari batupasir kasar, kemudian ke atas
berangsur menjadi batupasir halus yang berselang-seling dengan serpih, batulanau dan
batulempung. Pada bagian bawah kelompok batuan ini tidak mengandung bahan
karbonat. Namun di bagian atasnya, terutama batupasir, mengandung bahan karbonat.

Berdasarkan hasil analisa fosil mikro didapatkan zonasi umur Miosen Tengah dengan
zonasi umur N9 – N12 dan berdasarkan paleobathtmetri didapatkan lingkungan
pengendapannya Middle Neritik dan berdasarkan klasifikasi fosil jejak didapatkan
Thalassinoides dengan lingkungan pengendapan Semiconsolidated Substrate –
Sandyshore.
DAFTAR PUSTAKA

http://sm-iagi.ft.ugm.ac.id/geologi-regional-pegunungan-selatan/ pada tanggal 26

November 2019

Walker, R.G., 1979, Facies Models, Geological Association Of Canada, Toronto.

Van Bemmelen, R.W., 1970, The Geology of Indonesia, vol. 1A, General Geology of
Indonesia and Adjacent Archipelagoes, 2nd ed., Martinus Nijhoff, The Haque.
AAPG UGM-SC., 2013, Guidebook Volcanic Petroleum Play AAPG UGM-
SC. Tidak dipublikasikan.
Pannekoek, A. J., 1949, Outline of The Geomorphology of Java, reprint
from Tijdschrift Van Het Koninklijk Nederlandsch Aardrijkskundig
Genoottschap, vol. LXVI, part 3, E. J. Brill, Leiden. Trisnawati D.
2009. Analisis Indeks Geomorfik dalam Menentukan Pengaruh Tektonik
terhadap Sub-Daerah Aliran Sungai Oyo Kec. Playen, Gunung Kidul dan Kec.
Dlingo, Bantul DIY. Semarang, Indoesia. UNDIP Press, e.print.undip.ac.id
Anonim.2006.” Panduan Ekskursi Geologi Regional, Cekungan Pegunungan Selatan,
Mandala Rembang, Mandala Kendeng” (karyailmiah.trisakti.ac.id/dosen)

Anda mungkin juga menyukai