Stratigrafi Analisis Daerah Ngalanggran
Stratigrafi Analisis Daerah Ngalanggran
STRATIGRAFI ANALISIS
OLEH :
411218103
DEPARTEMEN TEKNIK
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
nikmat kesehatan serta rahmat-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan
praktikum “Stratigrafi Analisis”
Terima kasih kepada yang telah meluangkan waktu dan tenaga dalam
mengarahkan maupun membimbing saya secara baik. Laporan ini mempunyai titik
kelemahan maupun kekurangan, untuk itu saya mengharapkan kritik serta saran yang
membangun sebagai referensi untuk pembuatan laporan - laporan berikutnya.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi yang membaca dan menjadi
referensi yang baik.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.4 Fosil Jejak (Tabel Hasil Penarikan Umur dan Lingkungan Pengendapan)
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
Zona Pegunungan Selatan adalah daerah pegunungan yang berada pada bagian
selatan Jawa Tengah, daerahnya melampar dimulai dari bagian tenggara provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta, memanjang ke arah timur sepanjang pantai selatan
Jawa Timur. Jika dilihat dari reliefnya, daerah ini pegunungan selatan terdiri dari
dua relief secara umum, yakni relief yang kasar di sisi timur, dan yang cenderung
lebih halus di sisi barat, pada bagian utaranya terdapat gawir-gawir yang
memanjang relatif barat-timur, pembentukannya terjadi karena adanya evolusi
tektonik yang terjadi di Pulau Jawa pada zaman Kapur hingga sekarang.
Geomorfologi Regional
morfologis daerah Pegunungan Selatan merupakan pegunungan yang dapat
dibedakan menjadi 3 satuan morfologi utama, yaitu:
Satuan perbukitan berelief sedang sampai kuat, yakni daerah mulai dari
sekitar Imogiri di bagian barat, memanjang ke utara hingga Prambanan,
membelok ke timur (Pegunungan Baturagung) dan terus ke arah timur melewati
Perbukitan Panggung, Plopoh, Kambengan hingga di kawasan yang terpotong
oleh jalan raya antara Pacitan-Slahung, daerah ini didominasi oleh keberadaan
litologi batupasir, breksi vulkanik dan batuan beku dari Formasi Semilir,
Nglanggran atau Wuni dan Besole.
Daerah ini tersusun oleh bukit-bukit kecil maupun berbentuk kerucut, tersusun oleh
batugamping klastik maupun jenis batugamping yang lain.
Satuan dataran rendah, berada pada daerah mulai dari Wonogiri di utara hingga
Giritrontro-Pracimantoro di selatan. Dataran rendah ini terdiri oleh batugamping
Formasi Kepek yang tertutup oleh endapan Kuarter. Dataran rendah ini disebut sebagai
Depresi Wonogiri-Baturetno, yang saat ini sebagian besar merupakan daerah genangan
Waduk Gajahmungkur.
Kemudian pada daerah Bayat, Kabupaten Klaten, yang merupakan suatu daerah yang
terletak pada kaki perbukitan rendah yakni Perbukitan Jiwo, perbukitan Jiwo terdiri
dari Jiwo Barat dan Jiwo Timur yang dipisahkan oleh Sungai Dengkeng. Prebukitan
ini tersusun oleh batuan Pra Tersier dan Tersier, dikelilingi oleh dataran yang tersusun
oleh endapan Kuarter. Perbukitan Jiwo tersusun oleh batuan yang kompleks yakni
batuan beku: khususnya diorit dan gabbro , batuan sedimen: batugamping , dan batuan
metamorf: sekis, filit, dan marmer .
Secara lebih rinci lagi, morfologi daerah Pegunungan Selatan dapat dibagi menjadi:
Stratigrafi Regional
Pegunungan Selatan secara umum tersusun oleh batuan sedimen volkaniklastik dan
batuan karbonat.
Formasi Sambipitu
Lokasi tipe formasi ini terletak di Desa Sambipitu pada jalan raya Yogyakarta-Patuk-
Wonosari dengan ketebalan mencapai 230 meter. Batuan penyusun formasi ini di
bagian bawah terdiri dari batupasir kasar, kemudian ke atas berangsur menjadi
batupasir halus yang berselang-seling dengan serpih, batulanau dan batulempung. Pada
bagian bawah kelompok batuan ini tidak mengandung bahan karbonat. Namun di
bagian atasnya, terutama batupasir, mengandung bahan karbonat.
2.3 Zonasi Penarikan Umur Plangtonik
Paleobathymetry
2.4 Fosil Jejak (Tabel Hasil Penarikan Umur dan Lingkungan Pengendapan)
BAB III
KESIMPULAN
Pada formasi sambipitu, Lokasi tipe formasi ini terletak di Desa Sambipitu pada jalan
raya Yogyakarta-Patuk-Wonosari dengan ketebalan mencapai 230 meter. Batuan
penyusun formasi ini di bagian bawah terdiri dari batupasir kasar, kemudian ke atas
berangsur menjadi batupasir halus yang berselang-seling dengan serpih, batulanau dan
batulempung. Pada bagian bawah kelompok batuan ini tidak mengandung bahan
karbonat. Namun di bagian atasnya, terutama batupasir, mengandung bahan karbonat.
Berdasarkan hasil analisa fosil mikro didapatkan zonasi umur Miosen Tengah dengan
zonasi umur N9 – N12 dan berdasarkan paleobathtmetri didapatkan lingkungan
pengendapannya Middle Neritik dan berdasarkan klasifikasi fosil jejak didapatkan
Thalassinoides dengan lingkungan pengendapan Semiconsolidated Substrate –
Sandyshore.
DAFTAR PUSTAKA
November 2019
Van Bemmelen, R.W., 1970, The Geology of Indonesia, vol. 1A, General Geology of
Indonesia and Adjacent Archipelagoes, 2nd ed., Martinus Nijhoff, The Haque.
AAPG UGM-SC., 2013, Guidebook Volcanic Petroleum Play AAPG UGM-
SC. Tidak dipublikasikan.
Pannekoek, A. J., 1949, Outline of The Geomorphology of Java, reprint
from Tijdschrift Van Het Koninklijk Nederlandsch Aardrijkskundig
Genoottschap, vol. LXVI, part 3, E. J. Brill, Leiden. Trisnawati D.
2009. Analisis Indeks Geomorfik dalam Menentukan Pengaruh Tektonik
terhadap Sub-Daerah Aliran Sungai Oyo Kec. Playen, Gunung Kidul dan Kec.
Dlingo, Bantul DIY. Semarang, Indoesia. UNDIP Press, e.print.undip.ac.id
Anonim.2006.” Panduan Ekskursi Geologi Regional, Cekungan Pegunungan Selatan,
Mandala Rembang, Mandala Kendeng” (karyailmiah.trisakti.ac.id/dosen)