Anda di halaman 1dari 21

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001

ISO 14000 adalah desain dan implementasi dari kerangka kerja pengelolaan lingkungan
untuk meminimumkan dampak dari kegiatan operasional terhadap lingkungan yang bersifat
sukarela. Namun demikian beberapa konsumen mensyaratkannya. Singkatnya, aspek dari
pengelolaan lingkungan harus dimasukan dalam upaya memperoleh sertifikasi (Kuhre Lee,1995)

Menurut Sunu, (2001) ISO 14001 merupakan Standar Internasional yang merincikan
persyaratan bagi sebuah sistem manajemen lingkungan (SML), untuk memungkinkan sebuah
perusahaan merumuskan kebijakan dan sasaran dengan mengindahkan persyaratan legislatif dan
informasi tentang dampak lingkungan yang penting. Ia berlaku bagi aspek lingkungan yang
dapat dikendalikan oleh perusahaan, yang diharapkan mempunyai pengaruh terhadapnya. Ia pada
dirinya tidak menyatakan kriteria kinerja lingkungan yang spesifik. Semua persyaratan dalam
ISO 14001 dimaksudkan untuk dipadukan dalam SML manapun. ISO 14001 merupakan standar
internasional yang berlaku bagi perusahaan manapun yang ingin :

1. Menerapkan, memelihara dan meningkatkan suatu SML.


2. Meyakinkan dirinyannya tentang kesesuainnya dengan kebijakan lingkungan yang
dinyatakannya.
3. Memperagakan kesesuaiannya kepada pihak lain.
4. Mengusahakan sertifikasi/registrasi dari sistem manajemen lingkungannya oleh sebuah
organisasi eksternal.
5. Membuat ketetapan sendiri dan pernyataan sendiri tentang kesesuainnya dengan ISO 14001.

2.2 Karakteristik ISO 14001


Karekteristik ISO 14001 di antaranya adalah :
1. Generik :
- Dapat diterapkan untuk seluruh tipe dan ukuran organisasi
- Mengakomodir beragam kondisi geografis, sosial dan budaya
2. Sukarela
3. Tidak memuat persyaratan kinerja lingkungan (misal, kriteria untuk sarana pengolahan limbah
cair)
4. Sarana untuk segera sistematis mengendalikan dan mencapai organisasi kinerja lingkungan
yang dikehendaki
5. Memuat kinerja yang fundamental untuk dicapai :
- Menaati peraturan perundang-undangan dan ketentuan lingkungan yang relevan
- Komitmen untuk terus menerus memperbaiki sejalan dengan kebijakan organisasi
6. Didesain komplemen dengan standar seri Sistem Manajemen Mutu ISO 9000
7. Dapat digunakan untuk keperluan sertifikasi dan/atau deklarasi sendiri
8. Dinamis, terhadap :
- Perubahan di dalam organisasi : sumber daya yang digunakan kegiatan dan proses yang
berlangsung
- Perubahan di luar organisasi : peraturan, pengetahuan tentang dampak lingkungan dan
teknologi
9. Standar SML memuat persyaratan sistem manajemen yang berbasis pada siklus “plan,
implement, check and review”
10. Keterkaitan yang erat antar klausul atau elemen standar.

2.3 Tujuan Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001


Tujuan secara menyeluruh dari penerapan sistem manajemen lingkungan (SML) ISO
14001 sebagai standar internasional yaitu untuk mendukung perlindungan lingkungan dan
pencegahan pencemaran yang seimbang dengan kebutuhan sosial ekonomi. Manajemen
lingkungan mencakup suatu rentang isu yang lengkap meliputi hal-hal yang berkaitan dengan
strategi dan kompetisi. Peragaan penerapan yang berhasil dari ISO 14001 dapat digunakan
perusahaan untuk menjamin pihak yang berkepentingan bahwa SML yang sesuai tersedia
(Sunu,2001).

Tujuan utama dari sertifikasi ISO 14001 adalah untuk menjaga kelangsungan hidup
tumbuhan dan binatang dalam kondisi terbaik yang paling memungkinkan. Pengelolaan
lingkungan dalam sertifikasi ISO mungkin hanya merupakan satu langkah kecil, namun
demikian proses ini akan berkembang dan meningkat sejalan dengan bertambahnya pengalaman,
penciptaan, pencatatan, dan pemeliharaan dari sistem yang diperlukan untuk sertifikasi yang
diharapkan dapat membantu kondisi lingkungan.

Dampak positif terbesar terhadap lingkungan adalah pengurangan limbah berbahaya. Sertifikasi
ISO mensyaratkan program-program yang akan menurunkan penggunaan bahan-bahan kimia
berbahaya dan limbah berbahaya.

2.4 Manfaat Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001

Pelaksanaan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 mendatangkan banyak manfaat


bagi perusahaan, pegawai, maupun stakeholder lainnya. Manfaat tersebut adalah (Lee Kuhree,
1995) :

1. Perlindungan terhadap lingkungan


Tujuan utama dari sertifikasi ISO 14001 adalah untuk menjaga kelangsungan hidup tumbuhan
dan binatang dalam kondisi terbaik yang paling memungkinkan. Dampak positif terbesar
terhadap lingkungan adalah pengurangan limbah berbahaya. Sertifikasi ISO 14001 mensyaratkan
program-program yang akan menurunkan penggunaaan bahan-bahan kimia berbahaya dan
limbah berbahaya. Program-program seperti ini akan menghasilkan pembuangan limbah yang
tidak berbahaya.
Minimasi limbah yang tidak berbahaya juga akan mempunyai dampak positif yang penting dan
harus menjadi komponen utama. Hal ini akan berdampak pada reduce dan recycle yang akan
memaksimalkan penggunaan sumber daya alami.
2. Dasar persamaan kompetitif
Sampai saat ini belum ada keseragaman dalam jumlah waktu dan uang yang digunakan oleh
organisasi untuk melindungi dan menjaga lingkungan. Sangat tidak mungkin menyamaratakan
biaya pengawasan lingkungan, namun demikian sertifikasi ISO 14001 paling tidak akan
mengurangi perbedaan yang besar antara para pesaing dan karenanya memberikan kesempatan
yang lebih besar pada organisasi yang sadar lingkungan.
3. Menunjukkan kesesuaian dengan peraturan
Sebagian besar organissasi yang telah berdiri selama beberapa tahun, kemungkinan dapat
menyesuaikan diri dengan peraturan-peraturan yang diterapkan. Bila tidak, maka saat ini mereka
pasti telah keluar dari kegiatan bisnis karena tuntutan hukum, publisitas yang negative,
pemberian denda, dan lain-lain. Dengan demikian sertifikat ISO 14001 untuk pengelolaan
lingkungan besar kesempatannya untuk memperoleh dokumen tertulis yang diperlukan untuk
menunjukkan bahwa organisasi tersebut telah bertindak sesuai dengan peraturan yang berlaku.
4. Pembentukan sistem pengelolaan yang efektif
Pengelolaan yang efektif adalah bisnis yang baik, demikian juga dengan perencanaan,
dokumentasi, dan pelaksanaan dari sistem pengelolaan lingkungan. ISO 14001 menerapkan
teknik pengelolaan dengan baik. Pengelolaan personil lingkungan, akuntansi, dan pengawasan
penunjang, pengawasan dokumen, dan sistem lainnya adalah sistem pengelolaan umum dengan
suatu arahan ke bidang lingkungan.
5. Penurunan biaya
Sertifikasi akan memberikan penghematan biaya dalam jangka panjang terutama dalam hal
pembersihan dan pengawasan lingkungan. Biaya yang dikeluarkan akan ditutupi oleh
peningkatan kepuasan pelanggan, kepercayaan pada organisasi, dan meningkatnya moral
organisasi.
6. Penurunan kecelakaan kerja
Pencegahan kecelakaan akan berpengaruh pada penurunan tingkat kecelakaan kerja. Karena
pengelolaan lingkungan dan kesehatan serta keselamatan pekerja sangat berkaitan, maka ketika
yang satu memperoleh manfaat dari perubahan yang ada, hal lainnya juga akan memperoleh
manfaat yang sama. Pada dasarnya, pekerja adalah bagian dari lingkungan secara keseluruhan.
Penurunan tingkat kecelakaan dan penyakit yang diakibatkan oleh pekerja akan dapat terjadi jika
organisasi memasukkan unsur kesehatan dan keselamatan kerja dalam rangkaian usaha untuk
memperoleh sertifikasi ISO 14001 sebagai pelengkap dari usaha pengelolaan lingkungan.
7. Peningkatan hubungan masyarakat
Sebagian besar masyarakat peduli terhadap lingkungan saat ini. Ada beberapa kegiatan yang
berkaitan dengan lingkungan yang dapat dilakukan oleh organisasi untuk mempertahankan atau
meningkatkan kredibilitas dan hubungan dengan masyarakat. Salah satu hal yang dapat
dilakukan perusahaan adalah dengan tidak membuang limbah dalam jumlah besar, minimalisasi
limbah yang dihasilkan, dan kegiatan yang bersifat proaktif di bidang lingkungan.
8. Peningkatan kepercayaan dan kepuasan konsumen
Dengan melihat bahwa perusahaan memiliki sertifikat ISO 14001, konsumen akan merasa bahwa
lingkungan mereka telah terlindungi. Hal ini menunjukkan pihak produsen benar-benar peduli
pada lingkungan. Dengan ISO 14001, suatu organisasi dapat meyakinkan konsumen mereka dan
masyarakat luas bahwa mereka benar-benar melakukan kegiatan perlindungan terhadap
lingkungan dan mempunyai dokumen-dokumen yang cukup untuk mendukung pernyataan
tersebut.
9. Peningkatan perhatian menejemen puncak
Seluruh proses yang dilakukan untuk mendapatkan sertifikasi ISO 14001 akan berdampak pada
meningkatnya penghargaan positif yang diberikan oleh masyarakat terhadap pihak manajemen
puncak di hampir seluruh seluruh organisasi (Wortham, 1993). Dengan ISO 14001 maka bidang
lingkungan dalam organisasi akan lebih dihargai sebagai bagian positif dan penting dalam
kegiatan organisasi.

2.5 Model Sistem Manajemen Lingkungan

Gambar 2.1
Model Sistem Manajemen Lingkungan
Sumber : SNI 19-14001-2005
Sistem Manajemen Lingkungan sesuai standar SNI 19-14001-2005 berdasarkan pada metodologi
yang dikenal sebagai :
Rencanakan – Lakukan – Periksa – Tindaki ( Plan – Do – Check – Act atau PDCA). PDCA
dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut :

1. Rencanakan (Plan) : menetapkan tujuan dan proses yang diperlukan untuk


memberikan hasil yang sesuai dengan kebijakan lingkungan organisasi.
2. Lakukan (Do) : menerapkan proses tersebut
3. Periksa (Check) : memantau dan mengukur proses terhadap kebijakan lingkungan, tujuan,
sasaran, persyaratan peraturan perundangang – undangan dan ketentuan lain yang diikuti
organisasi, serta melaporkan hasilnya.
4. Tindaki (Act) : melaksanakan tindakan untuk menigkatkan kinerja sistem manajemen
lingkungan secara berkelanjutan

Sistem manajemen lingkungan ISO 14001 mempunyai lima prinsip yang saling terkait,
bertujuan untuk melakukan penyempurnaan berkelanjutan. Kelima prinsip tersebut adalah :

1. Prinsip 1 : Komitmen dan Kebijakan


Organisasi harus menetapkan kebijakan lingkungan dan memastikan memiliki komitmen
terhadap SML.
2. Prinsip 2 : Perencanaan
Organisasi harus menyusun rencana untuk menaati kebijakan lingkungan yang ditetapkannya
sendiri.
3. Prinsip 3 : Penerapan dan Operasi
Agar terlaksana dengan efektif, organisasi harus mengembangkan kemampuan dan
mekanisme pendukung yang diperlukan untuk mentaati kebijakan lingkungan, tujuan dan
sasaran manajemen.
4. Prinsip 4 : Pemeriksaan dan Koreksi
Organisasi harus memeriksa, memantau dan mengoreksi kinerja lingkungannya.
5. Prinsip 5 : Kaji Ulang Manajemen
Organisasi harus mengkaji ulang dan terus- menerus memperbaiki Standard Manajemen
Lingkungan dengan maksud untuk menyempurnakan kinerja lingkungan yang telah dicapai.

2.6 Ruang Lingkup Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001


Ruang ISO 14001 (SNI-14001-2005) menetapkan persyaratan Sistem Manajemen
Lingkungan untuk memungkinkan organisasi mengembangkan dan menerapkan kebijkan dan
tujuan yang mempertimbangkan persyaratan peraturan perundang- undangan dan ketentuan lain
yang diikuti organisasi dan informasi mengenai aspek lingkungan penting. Standar ini berlaku
untuk aspek lingkungan yang diidentifikasi oleh organisasi sebagai aspek yang dapat
dikendalikan dan aspek yang dapat dipengaruhi. Di dalam standard ini dinyatakan kriteria kinerja
lingkungan yang spesifik.

Standar internasional ISO 14001 dapat diterapkan oleh setiap organisasi yang menginginkan :
1. Menetapkan, menerapkan, memelihara dan meningkatkan Sistem Manajemen Lingkungan
2. Memastikan kesesuaian organisasi dengan kebijakan lingkungannya
3. Menunjukan kesesuaian dengan standar ini melalui :

1.Melakukan penetapan sendiri (self detemination) dan swa deklarasi (self


declaration); atau

2.Memperoleh konfirmasi kesesuaian dari pihak – pihak yang berkepentingan terhadap


organisasi tersebut, seperti pelangan; atau
3.Memperoleh konfirmasi terhadap swa deklarasi dari pihak eksternal; atau
4.Memperoleh sertifikasi/registrasi untuk Sistem Manajemen Lingkungannya dari organisasi lain

2.7 Persyaratan Sistem Manajemen Lingkungan


2.7.1 Persyaratan Umum

Sistem manajemen lingkungan memberikan proses terstruktur untuk mencapai peningkatan


yang berkelanjutan, yang laju dan jangkaunnya akan ditentukan oleh perusahaan, dilihat dari segi
ekonomi dan keadaaan lain. Walaupun beberapa peningkatan dalam kinerja lingkungan dapat
diharapkan dengan diadopsinya suatu pendekatan yang sistematis, hendaknya dipahami bahwa
Sistem Manajemen Lingkungan adalah sebuah alat yang memungkinkan perusahaan mencapai
dan mengendalikan secara sistematis tingkat kinerja lingkungan yang ditetapkan sendiri.
Penetapan dan pengoperasian sebuah Sisrem Manajemen Lingkungan, pada dirinya tidak selalu
menghasilkan penurunan seketika dari dampak lingkungan yang merugikan, bahkan biasanya
secara bertahap (Sunu,2001).
2.7.2 Kebijakan Lingkungan

Tanggung jawab untuk menetapkan kebijakan lingkungan biasanya terletak pada


manajemen puncak perusahaan. Manajemen perusahaan bertanggung jawab untuk menerapkan
kebijakan dan memberi masukan dalam perumusan dan perubahan kebijakan (Sunu, 2001).

Berdasarkan Standar ISO 14001 (SNI-19-14001-2005), Manajemen puncak harus


menentukan kebijakan lingkungan organisasi dan memastikan bahwa kebijakan dalam lingkup
sistem manajemen lingkungannya .

1. Sesuai dengan sifat,ukuran, dan dampak lingkungan dari kegiatan produk jasanya
2. Mencakup komitmen pada perbaikan berkelanjutan dan pencegahan pencemaran
3. Mencakup suatu komitmen untuk menaati peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
persyaratan lain yang diikuti organisasi yang terkait dengan aspek lingkungannya
4. Menyediakan kerangka untuk menentukan dan mengkaji tujuan dan sasaran lingkungan.
5. Didokumentasikan, diterpakan, dan dipelihara
6. Dikomunikasikan kepada semua orang yang bekerja pada atau atas nama organisasi
7. Tersedia untuk masyarakat

Kebijakan lingkungan adalah jiwa dari SML karena memuat nilai atau komitmen dari
pimpinan puncak secara resmi dan sebagai penggerak berlangsung dan berkembangnya sistem
manajemen lingkungan. Sangat penting bagi perusahaan untuk menjamin bahwa komitmen-
komitmen dalam kebijakan lingkungan ditemui dalam bentuk penerapan klausa- klausa lain dari
standar oleh semua karyawan.

2.7.3 Perencanaan
2.7.3.1 Aspek Lingkungan

Organisasi harus membuat dan memelihara prosedur untuk mengidentifikasi aspek


lingkungan dari kegiatan,produk, dan jasanya. Sehingga organisasi tersebut dapat mengendalikan
dan dengan prosedur ini diharapkan mempunyai suatu pengaruh, agar dapat menetukan hal- hal
yang mempunyai dampak penting pada lingkungan. Organisasi harus menjamin aspek- aspek
yang berkaitan dengan dampak penting ini dipertimbangkan dalam menyusun tujuan
lingkungannya. Organisasi harus mengemban informasi ini agar selalu mutakhir (Sunu,2001).

Dalam materi pelatihan audit Lingkungan oleh kementrian lingkungan Hidup (2006)
menyatakan bahwa ada delapan aspek lingkungan yang dipertimbangkan dalam melakukan
identifikasi aspek lingkungan adalah :

1 Emisi ke udara

2 Buangan ke badan air

3 Buangan ke tanah

4 Penggunaan bahan baku

5 Penggunaan energi

6 Pancaran radiasi energi

7 Limbah dan produk samping

8 Atribut fisik

2.7.3.2 Persyaratan Peraturan Perundang- Undangan dan Lainnya


Sesuai SNI 19-14001-2005, organisasi atau perusahaan harus menetapkan, menerapkan
dan memelihara prosedur untuk :
1. Mengidentifikasi dan memperoleh informasi tentang persayratan peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan persyaratan lainnya yang diikuti organisasi, yang terkait dengan
aspek lingkungannya.
2. Menentukan bagaimana persyaratan tersebut berlaku terhadap aspek lingkungannya.

Organisasi harus memastikan bahwa persyaratan peraturan perundang- undangan yang


berlaku dan persayratan lainnya yang diikuti organisasi atau perusahaan tersebut diperhitungkan
dalam penetapan, penerapan, dan pemeliharaan Sistem Manajemen Lingkungannya.

Sunu (2001) menyebutkan bahwa perusahaan seharusnya merumuskan dan memelihara


prosedur untuk mengidentifikasi, mempunyai akses dalam memahami semua persyaratan
perundang- undangan dan lainnya yang berlaku, yang secara langsung diakibatkan oleh aspek
lingkungan.
Jenis peraturan yang dituntut dalam peraturan yang perlu diidentifikasi ada pada semua
tingkatan pemerintahan dan berlaku untuk seluruh segmen lingkungan. Ini mencangkup
ketentuan yang meliputi proteksi terhadap, air, udara, lahan, kehidupan hewan- hewan liar,
sumberdaya kesehatan dan keselamatan kerja, kesadaran masyarakat, dan subyek- subyek
lainnya (Kuhre Lee, 1995).

Adapun prosedur yang perlu diterapkan dalam mengidentifikasi peraturan persyaratan yang telah
ditetapkan adalah:
1. Membuat dampak lingkungan dari daerah – daerah utama dan jenis limbah yang dihasilkan.
2. Memeriksa daftar badan atau tingkatan pemerintahan yang mengeluarkan peraturan
3. Memeriksa sumber- sumber bahan cetakan lainnya
4. Menghubungi badan yang bersangkutan dan meminta salinan peraturan yang mereka miliki
5. Memeriksa dokumen awal, mulai dari daftar isi, pembukaan peraturan, dan kebagian lain yang
relevan
6. Memeriksa dokumen secara rinci dan menganalisis peraturan yang ada

2.7.3.3 Tujuan, Sasaran, dan Program

Sasaran dapat mencakup komitmen untuk mengurangi limbah dan penurunan sumber daya,
mengurangi atau meniadakan pelepasan polutan ke lingkungan, mendesain produk untuk
meminimumkan dampak lingkungan pada produksi, penggunaan dan pembuangan,
mengendalikan dampak lingkungan sumber bahan baku, meminimumkan tiap dampak
lingkungan penting yang merugikan dari pengembangan baru, dan meningkatkan kepedulian
kepedulian lingkungan pada karyawan dan masyarakat. Kemajuan menuju sasaran pada umunya
dapat diukur dengan memakai indikator kinerja lingkungan seperti jumlah bahan baku dan energi
yang digunakan, jumlah emisi, dan lain- lain (Sunu,2001).

Menurut Lee Kuhre (1995), suatu perbedaan yang jelas harus dibuat antara kebijakan,
tujuan dan sasaran. Yang dimaksud dengan kebijakan adalah suatu komitmen pada tingkat yang
lebih tinggi dan bersifat umum dan dapat mencakup hal- hal seperti perlindungan lingkungan.
Tujuan adalah suatu rencana yang luas yang dapat membantu pencapaian kebijakan seperti
minimisasi limbah. Sasaran adalah sesuatu yang bersifat kuantitatif yang dipakai mengukur
keberhasilan tujuan, seperti 50 ton/tahun dari limbah yang didaur ulang.Tujuan dan sasaran harus
disusun bersamaan dengan jadwal waktu untuk pencapainnya dan direferensikan pada laporan
pra penilaian . Manajemen perlu memperhatikan batas waktu penyelesaian untuk tiap masalah.
Jika ditemui masalah, rencana tindakan harus disesuaikan agar sasaran dapat tercapai.

Dalam pencapaian tujuan dan sasaran, hal yang lebih penting untuk dilaksanakan adalah
bagaimana mencapai pelaksanaan kebijakan, tujuan, dan sasaran secara sinkron. Oleh karena itu
dibutuhkan kreativitas, energi, dan kemauan untuk mencapainya. Salah satu saran yang diberikan
adalah menetapkan rencana tindakan( action plan).

Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara program untuk mencapai tujuan dan
sasarannya. Program ini harus mencakup :
1. Pemberian tanggung jawab untuk mencapai tujuan dan sasaran pada fungsi dan tingkatan
yang sesuai dalam organisasi tersebut
2. Cara dan jangka waktu untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut.

2.7.4 Penerapan dan Operasi


2.7.4.1 Sumber Daya, Peran Tanggung Jawab, dan Kewenangan

Manajemen harus memastikan ketersediaan sumber daya yang diperlukan untuk


menetapkan, menerapkan, memelihara dan meningkatkan sistem manajemen lingkungan.
Sumber daya termasuk sumber daya manusia dan keterampilan khusus, sarana operasional,
teknologi, dan sumberdaya keuangan. Peranan, tanggung jawab, dan kewenangan harus
ditentukan, didokumentasikan dan dikomunikasikan guna memfasilitasi manajemen lingkungan
yang efektif . ( SNI 19-14001-2005).
Sunu (2001) menyatakan bahwa, manajemen puncak organisasi harus menunjuk satu orang
atau lebih wakil manajemen tertentu, yang tidak tergantung pada tanggung jawab lainnya, yang
harus mempunyai peran, tanggung jawab, dan kewenangan yang ditetapkan untuk :

1. Memastikan bahwa sistem manajemen lingkungan ditetapkan, diterapkan, dan dipelihara


sesuai dengan persyaratan standar ini.
2. Melapor kepada manajemen puncak mengenai kinerja sistem manajemen lingkungan untuk
kajian , termasuk rekomendasi perbaikan.

Sebagai bagian dari komitmen untuk menerapkan SML ini, pimpinan puncak hendaknya
menunjuk wakil manaejemn tertentu dengan tanggung jawab dan wewenang yang ditetapkan.
Pimpinan puncak hendaknya juga menjamin bahwa sumber daya yang memadai disediakan
untuk menjamin bahwa sistem manajemen lingkungannya diterapkan dan dipelihara. Juga
penting bahwa tanggung jawab kunci dari SML ditetapkan dengan baik dan dikomunikasikan
kepada personel yang relevan.

Berdasarkan hasil identifikasi dan evaluasi , konsultan membimbing tim ISO untuk
membuat dan menyelesaikan prosedur yang dibutuhkan, kebijakan, sasaran, target serta program
manajemen lingkungan. Pimpinan puncak berpartisipasi dengan jalan memberikan persetujuan
pada setiap prosedur yang dibuat serta terlibat aktif dalam proses penyusunan kebijakan, sasaran,
target serta program manajemen lingkungan (Metasari,Nur).

2.7.4.2 Kompetensi, Pelatihan, dan Kesadaran

Organisasi harus memastikan setiap orang yang bertugas untuk atau atas nama organisasi
yang berpotensi menyebabkan satu atau lebih dampak lingkungan penting yang diidentifikasi
oleh organisasi, mempunyai kompetensi yang berasal dari pendidikan, pelatihan atau
pengalaman yang memadai dan organisasi harus menyimpan rekaman yang terkait dengan
kompetensi tersebut (SNI 19-14001-2005).

Perusahaan harus mengidentifikasi kebutuhan pelatihannya dan harus meminta bahwa


semua personel yang pekerjaannya mungkin menciptakan dampak penting bagi lingkungan, telah
menerima pelatihan yang memadai. Perusahaan hendaknya menetapkan dan memelihara
prosedur untuk mengidentifikasi kebutuhan pelatihannya(Sunu,2001).

Perusahaan harus menetapkan dan memelihara prosedur untuk membuat karyawan dan anggota
tiap fungsi dan tingkatan yang relevan menyadari :

1. Pentingnya kesesuaian dengan kebijakan dan prosedur lingkungan dan dengan persyaratan
SML
2. Dampak penting terhadap lingkungan yang actual, atau potensial dari kegiatan kerja mereka
dan manfaat lingkungan dari kinerja pribadi yang ditingkatkan.

3. Peran dan tanggung jawab mereka dalam mencapai kesesuaian dengan kebijakan dan
prosedur lingkungan dengan persyaratan SML, termasuk persyaratan tanggap darurat.

4. Konsekuensi potensial terhadap penyimpangan dari prosedur operasi yang ditentukan.

Untuk mencapai sasaran lingkungan, maka program pelatihan secara khas mempunyai unsure-
unsure seperti:

1. Identifikasi kebutuhan pelatihan karyawan

2. Pengembangan rencana pelatihan untuk memenuhi kebutuhan tertentu

3. Verifikasi kesesuaian program pelatihan dengan persyaratan perusahaan atau perundang-


undangan.

4. Dokumentasi pelatihan yang diterima.

5. Evaluasi pelatihan yang diterima.

Dalam SNI 19- 14001-2005, dinyatakan bahwa organisasi harus mengidentifikasi


keperluan pelatihan yang terkait dengan aspek lingkungan dan Sistem Manajemen Lingkungan.
Organisasi harus memberikan pelatihan atau cara lain untuk memenuhi keperluan tersebut dan
menyimpan rekaman terkait.

2.7.4.3 Komunikasi

Berkaitan dengan aspek lingkungan dan sistem manajemen lingkungan organisasi harus
menetapkan, menerapkan, dan memelihara prosedur untuk:

a. Komunikasi internal antara tingkatan dan fungsi yang beragam di organisasi tersebut
b. Menerima, mendokumentasikan dan menanggapi komunikasi yang terkait dari pihak eksternal
yang berkepentingan.

Hasil pemantauan, audit dan tinjauan manajemen sistem manajemen lingkungan sebaiknya
dikomunikasikan ke seluruh bagian perusahaan yang bertanggung jawab atas kinerja. Pemberian
informasi kepada karyawan dan pihak terkait memberikan cara untuk memotivasi karyawan dan
mendorong pemahaman masyarakat atas usaha- usaha perusahaan untuk menyempurnakan
kinerja lingkungan (Sunu,2001).

Lee Kuhre (1995) juga menyatakan bahwa tidak ada organisasi yang beroperasi dalam
suatu system yang tertutup, karena organisasi harus berkomuniakasi dengan dunia luar,
komponen dunia luar tersebut adalah konsumen, media, dan masyarakat umum.

2.7.4.4 Dokumentasi

Bentuk dari SML yaotu berupa dokumentasi yang harus memenuhi persyaratan ISO 14001
dan kebutuhan sesuai kondisi perusahaan.perpaduan keduanya harus didesain menjadi alat bantu
dan alat kendali yang efektif. Proses dan prosedur operasional sebaiknya didokumentasikan dan
dimutakhirkan (updated)bila perlu. Adanya dokumentasi SML membantu kepedulian karyawan
tentang apa yang diperlukan untuk mencapai sasaran lingkungan perusahaan dan memungkinkan
evaluasi kinerja system dan lingkungan (Sunu, 2001)

Dokumentasi sistem manajemen lingkungan harus mencakup (SNI 19 -14001-2005) :


1. Kebijakan, tujuan dan sasaran lingkungan
2. Penjelasan lingkup sistem manajemen lingkungan
3. Penjelasan undur- unsur utama sistem manajemen lingkungan dan keterkaitannya serta
rujukan kepada dokumen terkait
4. Dokumen, termasuk rekaman, yang diisyaratkan oleh standar ini
5. Dokumen termasuk rekaman, yang ditentukan oleh organisasi sebagai dokumen penting untuk
memastikan perencanaan, operasi dan pengendalian proses secara efektif yang terkait dengan
aspek lingkungan penting.

2.7.4.5 Pengendalian Dokumen

Sunu (2001), menyatakan bahwa dokumen yang telah ditetapkan harus dikendalikan untuk
menjamin bahwa hanya dokumen yang berlaku (sah) yang digunakan dalam menjalankan
aktivitasnya sesuai dengan SML. Perusahaan dapat menetapkan dan memeilhara prosedur untuk
mengendalikan semua dokumen yang dimintaoleh standar ISO 14001 untuk menjamin bahwa :

1. Dokumen dapat ditemukan


2. Dokumen ditinjau secara berkala, direvisi bila perlu dan disetujui untuk kecukupannya oleh
pihak yang berwenang.

3. Versi terakhir dari dokumen yang relevan tersedia disemua tempat dilaksanakannya operasi
yang perlu demi berfungsinya SML secara efektif.

4. Dokumen kadaluarsa segera disingkirkan dari semua tempat penerbitan dan tempat
penggunaan.

5. Dokumen kadaluarsa manapun yang disimpan untuk keperluan hukum dan /atau pemeliharaan
pengetahuan teridentifikasi dengan sesuai.

Dokumen yang diperlukan oleh Sistem Manajemen Lingkungan dan standar ini harus
dikendalikan. Rekaman adalah jenis dokumen khusus dan harus dikendalikan mengikuti
persyaratan dokumentasi Sistem Manajemen Lingkungan. Organisasi harus menetapkan,
menerapkan, dan memelihara prosedur untuk (SNI 19-14001-2005) :

1. Menyetujui dokumen sebelum diterbitkan


2. Meninjau dan memutakhirkan seperlunya serta menyetujui ulang (reapprove)dokumen.
3. Memastikan agar perubahan dan status revisi dokumen terakhir dapat diidentifikasi
4. Memastikan agar versi dokumen yang berlaku tersedia ditempat penggunaan.
5. Memastikan agar dokumen tetap terbaca dan dapat segera diidentifikasi secara mudah
6. Memastikan agar dokumen yang berasal dari pihak eksternal yang ditetapkan oleh organisasi
sebagai dokumen penting untuk perencanaan dan operasi sistem manajemen lingkungan,
diidentifikasi dan penyebarannya dikendalikan.
7. Mencegah penggunaan dokumen kadaluarsa dan menerapkan identifikasi yang cocok pada
dokumen tersebut bila masih disimpan untuk maksud tertentu.

2.7.4.6 Pengendalian Operasional

Dalam penerapan pengendalian operasioanl dibuat prosedur yang dipelihara untuk


menjamin bahwa kebijakan,sasaran, dan target lingkungan terpenuhi. Kegiatan- kegiatan
pengendalian operasional dibagi menjadi tiga kategori (Sunu,2001):
1. Kegiatan untuk mencegah pencemaran dan pelestarian sumber daya dalam proyek modal baru,
perubahan proses dan manajemen sumber daya, dan produk baru serta pengemasan.

2. Kegiatan manajemen sehari- hari untuk menjamin kesesuaian dengan persyaratan internal dan
eksternal dan untuk menjamin efisiensi dan efektifitas

3. Kegiatan manajemen strategis untuk mengantisipasi dan menanggapi persyaratan lingkungan


yang berubah.

Dalam SNI 19-14001-2005, organisasi harus mengidentifikasi dan merencanakan operasi


yang terkait dengan aspek lingkungan penting yang telah diidentifikasi, sesuai dengan
kebijakan,tujuan dan sasaran lingkungan, agar operasi tersebut dilaksanakan pada kondisi
tertentu, dengan:

1. Menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur terdokumentasi untuk mengendalikan


situasi yang tidak sesuai dengan kebijakan, tujuan dan sasaran lingkungan apabila prosedur
tersebut tidak ada.
2. Menetapkan kriteria operasi dalam prosedur
3. Menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur yang terkait dengan aspek lingkungan
penting yang dapat diidentifikasi pada barang dan jasa yang digunakan oleh organisasi serta
mengkomunikasikan prosedur dan persyaratan yang berlaku kepada pemasok, termasuk
kontraktor

2.7.4.7 Kesiagaan dan Tanggap Darurat

Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur untuk


mengidentifikasi potensi situasi darurat dan kecelakaan, yang dapat menimbulkan dampak
lingkungan serta bagaimana organisasi akan menanggapinya. Organisasi harus melakukan
tindakan terhadap situasi darurat dan kecelakaan yang terjadi serta mencegah atau mengatasi
dampak lingkungan negatif yang ditimbulkan. Organisasi harus meninjau prosedur kesiagaan
dan tanggap darurat secara berkala dan apabila diperlukan organisasi menyempurnakan prosedur
tesbut, khususnya setelah terjadi kecelakaan atau situasi darurat. Organisasi juga harus menguji
prosedur tersebut secara berkala apabila dapat dilaksanakan (SNI 19-14001-2005).
Kesiagaan dan tanggap darurat harus dilakukan perusahaan untuk mengantisipasi agar
kemungkinan kejadian yang timbul tidak mengakibatkan dampak lingkungan seperti
(Sunu,2001) :

1. Tumpahan

2. Kebocoran

3. Kebakaran

4. Kesalahan operasional

5. dll

2.7.5 Pemeriksaan
2.7.5.1 Pemantauan dan Pengukuran

Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur untuk secara berkala
memantau dan mengukur karakteristik pokok operasinya yang dapat menimbulkan dampak
lingkungan penting. Prosedur tersebut harus termasuk pendokumentasian informasi untuk
memantau kinerja, pengendalian operasional yang berlaku dan pemenuhan tujuan dan sasaran
lingkungan organisasi.

Organisasi harus memastikan agar peralatan pemantauan dan pengukuran dikalibrasi atau
diverifikasi, digunakan dan dipelihara serta organisasi harus menyimpan rekaman yang terkait
(SNI19-14001-2005).

Menurut Hadiwiardjo 1997 dalam Anggraeni, 2009 menyatakan bahwa sistem pemantauan dan
pengukuran sebaiknya mencakup :

1. Prosedur untuk memantau dan mengukur karakteristik operasi dan kegiatan secara berkala
yang dapat mempunyai dampak penting terhadap lingkungan
2. Mekanisme untuk merekam informasi yang menelusuri kinerja, pengendalian operasional
yang relevan, dan kesesuaian dengan tujuan dan sasaran
3. Prosedur untuk mengkalibrasi peralatan pemantauan, metode untuk menjamin bahwa
rekaman kalibrasi disimpan untuk jangka waktu tertentu yang sudah ditentukan
4. Prosedur untuk melakukan evaluasi secara berkala sesuai dengan perundang-ndangan dan
peraturan lingkungan.
2.7.5.2 Evaluasi Penataan

Sesuai dengan komitmen terhadap penataan, organisasi harus menetapkan, menerapkan


dan memelihara prosedur untuk secara berkala mengevaluasi penataan terhadap persyaratan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Organisasi harus mengevaluasi penataan terhadap ketentuan lain yang diikuti organisasi.
Organisasi dapat menggabungkan evaluasi tersebut dengan evaluasi terhadap penataan peraturan
perundang-undangan, atau menetapkan prosedur yang terpisah (SNI-19-14001-2005).

2.7.5.3 Ketidaksesuaian, Tindakan Perbaikan dan Tindakan Pencegahan

Tindakan koreksi dan pencegahan ketidaksesuaian dilakukan untuk mengetahui penyebab


ketidaksesuaian dan menetapkan tindakan koreksi yang harus dilakukan serta melakukan
tindakan pencegahan agar ketidaksesuaian yang sama tidak terluang kembali.tindakan koreksi
dan pencegahan apapun yang dilakukan untuk mencegah penyebab ketidaksesuaian yang actual
dan potensial harus sesuai dengan besarnya masalah dan seimbang dengan dampak lingkungan
yang dijumpai (Sunu,2001).

Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur untuk menangani


ketidaksesuaian yang potensial maupun yang nyata terjadi serta melaksanakan tindakan
perbaikan dan tindakan pencegahan. Prosedur tersebut harus menjelaskan persyaratan untuk
(SNI-19-14001-2005) :

1. Mengidentifikasi dan melaksanakan koreksi terhadap ketidaksesuaian dan melaksanakan


tindakan untuk mengatasi dampak lingkungan yang timbul.
2. Menyelidiki ketidaksesuaian, menemukan penyebabnya dan melaksanakan tindakan untuk
menghindari terulangnya ketidaksesuaian.
3. Mengevaluasi keperluan untuk melaksanakan tindakan pencegahan ketidaksesuaian dan
menerapkan tindakan yang memadai untuk menghindari terjadinya ketidaksesuaian.
4. Merekam hasil tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan yang telah dilaksanakan, dan
5. Meninjau efektifitas tindakan perbaikan atau tindakan pencegahan yang telah dilaksanakan.
Tindakan yang memadai terkait dengan besarnya masalah dan dampak lingkungan yang
dihadapi. Organisasi harus memastikan agar dokumentasi sistem manajemen lingkungan
disesuaikan.

2.7.5.4 Pengendalian Rekaman

Organisasi harus menerapkan dan memelihara rekaman yang diperlukan untuk


menunjukkan pemenuhan persyaratan sistem manajemen lingkungannya serta hasil yang dicapai.

Organisasi harus menetapkan, menerapkan, dan memelihara prosedur untuk


pengindentifikasian, penyimpanan, perlindungan, pengambilan, penahanan (retention), dan
pembuangan rekaman. Rekaman harus tetap terbaca, teridentifikasi, dan terlacak (SNI-19-14001-
2005).

Rekaman adalah sebagai bukti (evidence) dari operasi yang sedang berjalan dari SML
dan sebaiknya mencakup :

1. Persyaratn peraturan perundang-undangan


2. Izin
3. Aspek lingkungan dan dampak yang terkait
4. Kegiatan pelatihan lingkungan
5. Data pemantauan
6. Rincian dari ketidaksesuaian peristiwa, keluhan, tindakan lanjut
7. Audit lingkungan dan tinjauan manajemen

Dengan demikian akan diperoleh rentang informasi yang rumit. Manajemen rekaman ini
yang efektif sangat penting untuk keberhasilan penerapan SML. Sifat kunci dari manajemen
informasi lingkungan yang baik mencakup cara identifikasi, pengumpulan, pengarsipan,
penyimpanan, pemeliharaan, pencarian kembali, umur penyimpanan, dan pemusnahan dokumen
dan rekaman SML terkait (Sunu,2001).

2.7.5.5 Audit Internal

Dalam SNI-19-14001-2005, organisasi harus memastikan bahwa audit internal terhadap


Sistem Manajemen Lingkungan dilaksanakan pada jangka waktu yang direncanakan untuk :
a) Menentukan apakah audit internal terhadap sistem manajemen lingkungan:
1. Memenuhi pengaturan yang direncanakan untuk manajemen lingkungan termasuk
persyaratan standar ini ; dan
2. Telah diterapkan dan dipelihara secara memadai, serta
b) Menyediakan informasi hasil audit bagi manajemen.
Program audit harus direncanakan, ditetapkan, dan dipelihara oleh organisasi dengan
mempertimbangkan tingkat kepentingan berbagai operasi dari sisi lingkungan serta hasil audit
sebelumnya.
Prosedur audit harus ditetapkan, diterapkan, dan dipelihara yang memuat :
1. Tanggung jawab dan persyaratan untuk perencanaan dan pelaksanaan audit, pelaporan hasil
dan penyimpanan rekaman terkait
2.Penentuan kriteria, lingkup, frekuensi, dan metode audit
Pemilihan auditor dan pelaksanaan audit harus memastikan objektivitas dan kenetralan proses
audit .
Manajemen audit mempunyai tujuan dan karakteristik sebagai berikut:
1. Untuk memberikan informasi kepada manajemen mengenai efektifitas suatu unit atau fungsi
2. Pengukuran efektifitas didasarkan pada bukti-bukti dan standar-standar.
standar-standar yang digunakan untuk evaluasi dikelompokkan sebagai berikut :
1) UU dan Peraturan Pemerintah
2) Standar perusahaan meliputi : strategi, rencana, dan program yang disetujui; kebijakan dan
prosedur yang ditetapkan; struktur organisasi yang sudah disetujui; anggaran perusahaan;
tujuan perusahaan yang ditetapkan
3. Standar dan praktek industri
4. Prinsip organisasi dan manajemen
5. Praktek manajemen yang sehat, proses dan teknik yang digunakan oleh perusahaan-
perusahaan maju. Kalau tidak ada perusahaan yang tertulis, pemikiran dan falsafah pimpinan
dapat digunakan sebagai standar untuk penilaian.
Perusahaan harus menetapkan dan memelihara program dan prosedur untuk menyelenggarakan
audit SML secara berkala, untuk (Sunu,2001) :
1. Menentukan apakah sistem manajemen lingkungannya :
 Memenuhi pengaturan yang direncanakan untuk manajemen lingkungan termasuk
persyaratan ISO 14001
 Telah diterapkan dan dipelihara dengan benar
2. Memberikan informasi hasil-hasil audit kepada manajemen

2.7.6 Tinjauan Manajemen

Manajemen puncak harus menunjang sistem manajemen lingkungan organisasi, pada


jangka waktu tertentu, untuk memelihara kesesuaian, kecukupan, dan efektifitas sistem yang
berkelanjutan. Tinjauan harus termasuk mengkaji kesempatan untuk perbaikan dan keperluan
untuk melakukan perubahan pada sistem manajemen lingkungan, termasuk kebijakan
lingkungan, tujuan dan sasaran lingkungan. Rekaman tinjauan manajemen harus disimpan.
Masukan kepada tinjauan manajemen harus temasuk :

1. Hasil audit internal dan evaluasi penaatan terhadap persyaratan peraturan dan perundang-
undangan dan persyaratan lain yang diikuti organisasi
2. Komunikasi dari pihak eksternal yang berkepentingan termasuk keluhan
3. Kinerja lingkungan organisasi
4. Tingkat pencapaian tujuan dan sasaran
5. Status tindak perbaikan dan pencegahan
6. Tindak lanjut tinjauan manajemen sebelumnya
7. Situasi yang berubah, termasuk perkembangan pada persyaratan perundang-undangan dan
persyaratan lain yang terkait dengan aspek lingkungan
8. Rekomendasi perbaikan

Hasil tinjauan manajemen harus termasuk setiap keputusan dan tindakan terkait dengan
perubahan pada kebijakan, tujuan, dan sasaran lingkungan serta unsur lain sistem manajemen
lingkungan, sesuai dengan komitmen pada perbaikan berkelanjutan (SNI-19-14001-2005).

Proses tinjauan manajemen harus menjamin bahwa informasi yang berlaku terkumpulkan
untuk memungkinkan manajemen melakukan evaluasinya. Tinjauan ini harus didokumentasikan.
Tinjauan manajemen harus menanggapi kemungkinan kebutuhan akan perubahan pada
kebijakan, sasaran, dan unsure lain dari SML, dipandang dari sudut hasil audit SML, keadaan
yang berubah dan komitmennya pada peningkatan yang berkelanjutan (Sunu,2001).

Anda mungkin juga menyukai