PEMBAHASAN
ISO 14000 adalah desain dan implementasi dari kerangka kerja pengelolaan lingkungan
untuk meminimumkan dampak dari kegiatan operasional terhadap lingkungan yang bersifat
sukarela. Namun demikian beberapa konsumen mensyaratkannya. Singkatnya, aspek dari
pengelolaan lingkungan harus dimasukan dalam upaya memperoleh sertifikasi (Kuhre Lee,1995)
Menurut Sunu, (2001) ISO 14001 merupakan Standar Internasional yang merincikan
persyaratan bagi sebuah sistem manajemen lingkungan (SML), untuk memungkinkan sebuah
perusahaan merumuskan kebijakan dan sasaran dengan mengindahkan persyaratan legislatif dan
informasi tentang dampak lingkungan yang penting. Ia berlaku bagi aspek lingkungan yang
dapat dikendalikan oleh perusahaan, yang diharapkan mempunyai pengaruh terhadapnya. Ia pada
dirinya tidak menyatakan kriteria kinerja lingkungan yang spesifik. Semua persyaratan dalam
ISO 14001 dimaksudkan untuk dipadukan dalam SML manapun. ISO 14001 merupakan standar
internasional yang berlaku bagi perusahaan manapun yang ingin :
Tujuan utama dari sertifikasi ISO 14001 adalah untuk menjaga kelangsungan hidup
tumbuhan dan binatang dalam kondisi terbaik yang paling memungkinkan. Pengelolaan
lingkungan dalam sertifikasi ISO mungkin hanya merupakan satu langkah kecil, namun
demikian proses ini akan berkembang dan meningkat sejalan dengan bertambahnya pengalaman,
penciptaan, pencatatan, dan pemeliharaan dari sistem yang diperlukan untuk sertifikasi yang
diharapkan dapat membantu kondisi lingkungan.
Dampak positif terbesar terhadap lingkungan adalah pengurangan limbah berbahaya. Sertifikasi
ISO mensyaratkan program-program yang akan menurunkan penggunaan bahan-bahan kimia
berbahaya dan limbah berbahaya.
Gambar 2.1
Model Sistem Manajemen Lingkungan
Sumber : SNI 19-14001-2005
Sistem Manajemen Lingkungan sesuai standar SNI 19-14001-2005 berdasarkan pada metodologi
yang dikenal sebagai :
Rencanakan – Lakukan – Periksa – Tindaki ( Plan – Do – Check – Act atau PDCA). PDCA
dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut :
Sistem manajemen lingkungan ISO 14001 mempunyai lima prinsip yang saling terkait,
bertujuan untuk melakukan penyempurnaan berkelanjutan. Kelima prinsip tersebut adalah :
Standar internasional ISO 14001 dapat diterapkan oleh setiap organisasi yang menginginkan :
1. Menetapkan, menerapkan, memelihara dan meningkatkan Sistem Manajemen Lingkungan
2. Memastikan kesesuaian organisasi dengan kebijakan lingkungannya
3. Menunjukan kesesuaian dengan standar ini melalui :
1. Sesuai dengan sifat,ukuran, dan dampak lingkungan dari kegiatan produk jasanya
2. Mencakup komitmen pada perbaikan berkelanjutan dan pencegahan pencemaran
3. Mencakup suatu komitmen untuk menaati peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
persyaratan lain yang diikuti organisasi yang terkait dengan aspek lingkungannya
4. Menyediakan kerangka untuk menentukan dan mengkaji tujuan dan sasaran lingkungan.
5. Didokumentasikan, diterpakan, dan dipelihara
6. Dikomunikasikan kepada semua orang yang bekerja pada atau atas nama organisasi
7. Tersedia untuk masyarakat
Kebijakan lingkungan adalah jiwa dari SML karena memuat nilai atau komitmen dari
pimpinan puncak secara resmi dan sebagai penggerak berlangsung dan berkembangnya sistem
manajemen lingkungan. Sangat penting bagi perusahaan untuk menjamin bahwa komitmen-
komitmen dalam kebijakan lingkungan ditemui dalam bentuk penerapan klausa- klausa lain dari
standar oleh semua karyawan.
2.7.3 Perencanaan
2.7.3.1 Aspek Lingkungan
Dalam materi pelatihan audit Lingkungan oleh kementrian lingkungan Hidup (2006)
menyatakan bahwa ada delapan aspek lingkungan yang dipertimbangkan dalam melakukan
identifikasi aspek lingkungan adalah :
1 Emisi ke udara
3 Buangan ke tanah
5 Penggunaan energi
8 Atribut fisik
Adapun prosedur yang perlu diterapkan dalam mengidentifikasi peraturan persyaratan yang telah
ditetapkan adalah:
1. Membuat dampak lingkungan dari daerah – daerah utama dan jenis limbah yang dihasilkan.
2. Memeriksa daftar badan atau tingkatan pemerintahan yang mengeluarkan peraturan
3. Memeriksa sumber- sumber bahan cetakan lainnya
4. Menghubungi badan yang bersangkutan dan meminta salinan peraturan yang mereka miliki
5. Memeriksa dokumen awal, mulai dari daftar isi, pembukaan peraturan, dan kebagian lain yang
relevan
6. Memeriksa dokumen secara rinci dan menganalisis peraturan yang ada
Sasaran dapat mencakup komitmen untuk mengurangi limbah dan penurunan sumber daya,
mengurangi atau meniadakan pelepasan polutan ke lingkungan, mendesain produk untuk
meminimumkan dampak lingkungan pada produksi, penggunaan dan pembuangan,
mengendalikan dampak lingkungan sumber bahan baku, meminimumkan tiap dampak
lingkungan penting yang merugikan dari pengembangan baru, dan meningkatkan kepedulian
kepedulian lingkungan pada karyawan dan masyarakat. Kemajuan menuju sasaran pada umunya
dapat diukur dengan memakai indikator kinerja lingkungan seperti jumlah bahan baku dan energi
yang digunakan, jumlah emisi, dan lain- lain (Sunu,2001).
Menurut Lee Kuhre (1995), suatu perbedaan yang jelas harus dibuat antara kebijakan,
tujuan dan sasaran. Yang dimaksud dengan kebijakan adalah suatu komitmen pada tingkat yang
lebih tinggi dan bersifat umum dan dapat mencakup hal- hal seperti perlindungan lingkungan.
Tujuan adalah suatu rencana yang luas yang dapat membantu pencapaian kebijakan seperti
minimisasi limbah. Sasaran adalah sesuatu yang bersifat kuantitatif yang dipakai mengukur
keberhasilan tujuan, seperti 50 ton/tahun dari limbah yang didaur ulang.Tujuan dan sasaran harus
disusun bersamaan dengan jadwal waktu untuk pencapainnya dan direferensikan pada laporan
pra penilaian . Manajemen perlu memperhatikan batas waktu penyelesaian untuk tiap masalah.
Jika ditemui masalah, rencana tindakan harus disesuaikan agar sasaran dapat tercapai.
Dalam pencapaian tujuan dan sasaran, hal yang lebih penting untuk dilaksanakan adalah
bagaimana mencapai pelaksanaan kebijakan, tujuan, dan sasaran secara sinkron. Oleh karena itu
dibutuhkan kreativitas, energi, dan kemauan untuk mencapainya. Salah satu saran yang diberikan
adalah menetapkan rencana tindakan( action plan).
Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara program untuk mencapai tujuan dan
sasarannya. Program ini harus mencakup :
1. Pemberian tanggung jawab untuk mencapai tujuan dan sasaran pada fungsi dan tingkatan
yang sesuai dalam organisasi tersebut
2. Cara dan jangka waktu untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut.
Sebagai bagian dari komitmen untuk menerapkan SML ini, pimpinan puncak hendaknya
menunjuk wakil manaejemn tertentu dengan tanggung jawab dan wewenang yang ditetapkan.
Pimpinan puncak hendaknya juga menjamin bahwa sumber daya yang memadai disediakan
untuk menjamin bahwa sistem manajemen lingkungannya diterapkan dan dipelihara. Juga
penting bahwa tanggung jawab kunci dari SML ditetapkan dengan baik dan dikomunikasikan
kepada personel yang relevan.
Berdasarkan hasil identifikasi dan evaluasi , konsultan membimbing tim ISO untuk
membuat dan menyelesaikan prosedur yang dibutuhkan, kebijakan, sasaran, target serta program
manajemen lingkungan. Pimpinan puncak berpartisipasi dengan jalan memberikan persetujuan
pada setiap prosedur yang dibuat serta terlibat aktif dalam proses penyusunan kebijakan, sasaran,
target serta program manajemen lingkungan (Metasari,Nur).
Organisasi harus memastikan setiap orang yang bertugas untuk atau atas nama organisasi
yang berpotensi menyebabkan satu atau lebih dampak lingkungan penting yang diidentifikasi
oleh organisasi, mempunyai kompetensi yang berasal dari pendidikan, pelatihan atau
pengalaman yang memadai dan organisasi harus menyimpan rekaman yang terkait dengan
kompetensi tersebut (SNI 19-14001-2005).
Perusahaan harus menetapkan dan memelihara prosedur untuk membuat karyawan dan anggota
tiap fungsi dan tingkatan yang relevan menyadari :
1. Pentingnya kesesuaian dengan kebijakan dan prosedur lingkungan dan dengan persyaratan
SML
2. Dampak penting terhadap lingkungan yang actual, atau potensial dari kegiatan kerja mereka
dan manfaat lingkungan dari kinerja pribadi yang ditingkatkan.
3. Peran dan tanggung jawab mereka dalam mencapai kesesuaian dengan kebijakan dan
prosedur lingkungan dengan persyaratan SML, termasuk persyaratan tanggap darurat.
Untuk mencapai sasaran lingkungan, maka program pelatihan secara khas mempunyai unsure-
unsure seperti:
2.7.4.3 Komunikasi
Berkaitan dengan aspek lingkungan dan sistem manajemen lingkungan organisasi harus
menetapkan, menerapkan, dan memelihara prosedur untuk:
a. Komunikasi internal antara tingkatan dan fungsi yang beragam di organisasi tersebut
b. Menerima, mendokumentasikan dan menanggapi komunikasi yang terkait dari pihak eksternal
yang berkepentingan.
Hasil pemantauan, audit dan tinjauan manajemen sistem manajemen lingkungan sebaiknya
dikomunikasikan ke seluruh bagian perusahaan yang bertanggung jawab atas kinerja. Pemberian
informasi kepada karyawan dan pihak terkait memberikan cara untuk memotivasi karyawan dan
mendorong pemahaman masyarakat atas usaha- usaha perusahaan untuk menyempurnakan
kinerja lingkungan (Sunu,2001).
Lee Kuhre (1995) juga menyatakan bahwa tidak ada organisasi yang beroperasi dalam
suatu system yang tertutup, karena organisasi harus berkomuniakasi dengan dunia luar,
komponen dunia luar tersebut adalah konsumen, media, dan masyarakat umum.
2.7.4.4 Dokumentasi
Bentuk dari SML yaotu berupa dokumentasi yang harus memenuhi persyaratan ISO 14001
dan kebutuhan sesuai kondisi perusahaan.perpaduan keduanya harus didesain menjadi alat bantu
dan alat kendali yang efektif. Proses dan prosedur operasional sebaiknya didokumentasikan dan
dimutakhirkan (updated)bila perlu. Adanya dokumentasi SML membantu kepedulian karyawan
tentang apa yang diperlukan untuk mencapai sasaran lingkungan perusahaan dan memungkinkan
evaluasi kinerja system dan lingkungan (Sunu, 2001)
Sunu (2001), menyatakan bahwa dokumen yang telah ditetapkan harus dikendalikan untuk
menjamin bahwa hanya dokumen yang berlaku (sah) yang digunakan dalam menjalankan
aktivitasnya sesuai dengan SML. Perusahaan dapat menetapkan dan memeilhara prosedur untuk
mengendalikan semua dokumen yang dimintaoleh standar ISO 14001 untuk menjamin bahwa :
3. Versi terakhir dari dokumen yang relevan tersedia disemua tempat dilaksanakannya operasi
yang perlu demi berfungsinya SML secara efektif.
4. Dokumen kadaluarsa segera disingkirkan dari semua tempat penerbitan dan tempat
penggunaan.
5. Dokumen kadaluarsa manapun yang disimpan untuk keperluan hukum dan /atau pemeliharaan
pengetahuan teridentifikasi dengan sesuai.
Dokumen yang diperlukan oleh Sistem Manajemen Lingkungan dan standar ini harus
dikendalikan. Rekaman adalah jenis dokumen khusus dan harus dikendalikan mengikuti
persyaratan dokumentasi Sistem Manajemen Lingkungan. Organisasi harus menetapkan,
menerapkan, dan memelihara prosedur untuk (SNI 19-14001-2005) :
2. Kegiatan manajemen sehari- hari untuk menjamin kesesuaian dengan persyaratan internal dan
eksternal dan untuk menjamin efisiensi dan efektifitas
1. Tumpahan
2. Kebocoran
3. Kebakaran
4. Kesalahan operasional
5. dll
2.7.5 Pemeriksaan
2.7.5.1 Pemantauan dan Pengukuran
Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur untuk secara berkala
memantau dan mengukur karakteristik pokok operasinya yang dapat menimbulkan dampak
lingkungan penting. Prosedur tersebut harus termasuk pendokumentasian informasi untuk
memantau kinerja, pengendalian operasional yang berlaku dan pemenuhan tujuan dan sasaran
lingkungan organisasi.
Organisasi harus memastikan agar peralatan pemantauan dan pengukuran dikalibrasi atau
diverifikasi, digunakan dan dipelihara serta organisasi harus menyimpan rekaman yang terkait
(SNI19-14001-2005).
Menurut Hadiwiardjo 1997 dalam Anggraeni, 2009 menyatakan bahwa sistem pemantauan dan
pengukuran sebaiknya mencakup :
1. Prosedur untuk memantau dan mengukur karakteristik operasi dan kegiatan secara berkala
yang dapat mempunyai dampak penting terhadap lingkungan
2. Mekanisme untuk merekam informasi yang menelusuri kinerja, pengendalian operasional
yang relevan, dan kesesuaian dengan tujuan dan sasaran
3. Prosedur untuk mengkalibrasi peralatan pemantauan, metode untuk menjamin bahwa
rekaman kalibrasi disimpan untuk jangka waktu tertentu yang sudah ditentukan
4. Prosedur untuk melakukan evaluasi secara berkala sesuai dengan perundang-ndangan dan
peraturan lingkungan.
2.7.5.2 Evaluasi Penataan
Organisasi harus mengevaluasi penataan terhadap ketentuan lain yang diikuti organisasi.
Organisasi dapat menggabungkan evaluasi tersebut dengan evaluasi terhadap penataan peraturan
perundang-undangan, atau menetapkan prosedur yang terpisah (SNI-19-14001-2005).
Rekaman adalah sebagai bukti (evidence) dari operasi yang sedang berjalan dari SML
dan sebaiknya mencakup :
Dengan demikian akan diperoleh rentang informasi yang rumit. Manajemen rekaman ini
yang efektif sangat penting untuk keberhasilan penerapan SML. Sifat kunci dari manajemen
informasi lingkungan yang baik mencakup cara identifikasi, pengumpulan, pengarsipan,
penyimpanan, pemeliharaan, pencarian kembali, umur penyimpanan, dan pemusnahan dokumen
dan rekaman SML terkait (Sunu,2001).
1. Hasil audit internal dan evaluasi penaatan terhadap persyaratan peraturan dan perundang-
undangan dan persyaratan lain yang diikuti organisasi
2. Komunikasi dari pihak eksternal yang berkepentingan termasuk keluhan
3. Kinerja lingkungan organisasi
4. Tingkat pencapaian tujuan dan sasaran
5. Status tindak perbaikan dan pencegahan
6. Tindak lanjut tinjauan manajemen sebelumnya
7. Situasi yang berubah, termasuk perkembangan pada persyaratan perundang-undangan dan
persyaratan lain yang terkait dengan aspek lingkungan
8. Rekomendasi perbaikan
Hasil tinjauan manajemen harus termasuk setiap keputusan dan tindakan terkait dengan
perubahan pada kebijakan, tujuan, dan sasaran lingkungan serta unsur lain sistem manajemen
lingkungan, sesuai dengan komitmen pada perbaikan berkelanjutan (SNI-19-14001-2005).
Proses tinjauan manajemen harus menjamin bahwa informasi yang berlaku terkumpulkan
untuk memungkinkan manajemen melakukan evaluasinya. Tinjauan ini harus didokumentasikan.
Tinjauan manajemen harus menanggapi kemungkinan kebutuhan akan perubahan pada
kebijakan, sasaran, dan unsure lain dari SML, dipandang dari sudut hasil audit SML, keadaan
yang berubah dan komitmennya pada peningkatan yang berkelanjutan (Sunu,2001).