OLEH
Dari hasil pengujian didapatkan hasil data untuk perhitungan presentase sebagai
berikut:
0,808 𝑚𝑚 𝑥 73445 𝑚𝑚
% Luas Perm. Beton Retak = x 100 % = 0,098 %
60600000
Diketahui data yang memiliki retak yang lebar yaitu pada retakan nomor 11, 46,
54, dan 55 dengan data panjang dan lebar seperti pada Tabel di bawah ini:
Elevasi lantai ditinjau pada lantai yang ditinjau yaitu 0 m, sehingga menetukan
disposisi retakan digunakan tabel untuk elevasi 0 - 6 ft. Lalu karena lebar retakan
yang ditinjau > 0,028 inchi dan % luas permukaan retak pada beton 0,098 % maka
hasil disposisi retakan untuk nomor retakan 11, 46, 54, dan 55 bahwa retak harus
di recject and replace dengan environment category yaitu slightly agressive (SA).
` LAB STRUKTUR GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. GegerkalongHilir Ds. Ciwaruga KotakPos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Fax. (022) 2016150 Ext. 266 Bandung
I. REFERENSI
ASTM 1997 C 597 – 83 (1991) “Standard Test Method For Pulse Velocity
Through Concrete”
II. TUJUAN
Tujuan dilakukan pengujian pundit pada permukaan beton pelat lantai yaitu untuk
menentukan kedalam retakan yang terjadi permukaan beton.
Alat pundit perlu dilakukan kalibrasi ( mencari angka koreksi dari suatu benda
uji dan menjadikannya sesuai standar untuk alat benda ujiitu sendiri ) terlebih
dahulu adapun nilai dari kaliberasi untuk pundit adalah ( 2,5 x 10² ).
Dimana : Rx = receptor
Tx = transistor
V. HASIL PENGUJIAN
Nomor 1
Komponen Struktur Pelat lantai
4 71,90
Kedalaman Retakan Rata-Rata, d (mm) 55,69
` LAB STRUKTUR GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. GegerkalongHilir Ds. Ciwaruga KotakPos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Fax. (022) 2016150 Ext. 266 Bandung
Retak 2
Retak 3
Retak 4
` LAB STRUKTUR GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. GegerkalongHilir Ds. Ciwaruga KotakPos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Fax. (022) 2016150 Ext. 266 Bandung
I. REFERNSI
1. SNI 03-4430-1997, Metoda uji elemen beton dengan palu beton tipe N &
NR
2. ASTM C.805-96 “Standard Test Method for Rebound Number of Hardened
Concrete”
3. Peraturan Beton Indonesia-1971
II. TUJUAN
Tujuan dari pengujian ini adalah dapat “memperkirakan” besarnya nilai kuat
tekan beton pada suatu elemen struktur, yang diukur besarnya pantulan suatu
alat (Hammer) terhadap permukaan beton yang diuji serta dapat melakukan
pengujian kuat tekan beton yang diuji serta dapat melakukan pengujian kuat
tekan beton dengan palu beton beton (Hammer Test).
Hammer test merupakan salah satu cara yang umum dilakukan untuk
mengetahui kekuatan tekan beton yang tidak merusak adalah dengan
menggunakan alat palu beton. Hammer test yaitu suatu alat pemeriksaan
mutu beton tanpa merusak beton. Disamping itu dengan menggunakan
metoda ini akan diperoleh cukup banyak data dalam waktu yang relatif
singkat dengan biaya yang murah.
Metoda pengujian ini dilakukan dengan memberikan beban intact (tumbukan)
pada permukaan beton dengan menggunakan suatu massa yang diaktifkan
dengan menggunakan energi yang besarnya tertentu. Jarak pantulan yang
timbul dari massa tersebut pada saat terjadi tumbukan dengan permukaan
beton benda uji dapat memberikan indikasi kekerasan juga setelah dikalibrasi,
dapat memberikan pengujian ini adalah jenis ‘Hammer”. Alat ini sangat
berguna untuk mengetahui keseragaman material beton pada struktur. Karena
penggunakan alat ini sangat cepat, sehingga dapat mencakup area pengujian
yang luas dalam waktu yang singkat. Alat ini sangat peka terhadap variasi
yang ada pada permukaan beton,misalnya keberadaan partikel batu pada
bagian-bagian dekat permukaan. Oleh karena itu, diperlukan pengambilan
beberapa kali pengukuran disekitar setiap lokasi pengukuran,yang hasilnya
kemudian di rata-ratakan.
Bitish standars (BS) mengisyaratkan pengambilan antara 9 sampai 25 kali
pengukuran untuk setiap daerah pengujian seluas maksimum 300m². Secara
umum alat ini bisa digunakan untuk memeriksa keseragaman kualitas beton
pada struktur dan mendapatkan perkiraan kuat tekan beton.
Cara uji mengunakan alat hammer test ini mempunyai keuntungan dan
kerugian, yaitu:
` LAB STRUKTUR GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. GegerkalongHilir Ds. Ciwaruga KotakPos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Fax. (022) 2016150 Ext. 266 Bandung
a. Keuntungan
1. Sangat mudah dilakukan dilapangan
2. Alatnya sangat ringan dan dapat dipakai berulang-ulang
3. Dapat dilakukan dengan cepat
b. Kerugiannya
1. Hanya memberikan indikasi pada permukaaan beton, sehingga terbatas
cakupannya.
2. Cara pemakaian alat harus mengikuti aturan yang berlaku, seperti : cara
pemukulannya,perawatan dan penerapannya.
3. Beton yang diuji harus dalam keaadan kering udara.
4. Tempat (titik) yang akan dipukul, harus rata dan tidak terkena butiran
agregat ataupun rongga.
Kontruksi atau beton yang diuji dengan menggunakan alat ini dianggap
memenuhi syarat, bila hasil evaluasinya mencapai angka minimum 80% dari
kuat tekan karakteristik (fc) yang direncanakan (PBI-71).
Besarnya pantulan dari masa baja tersebut sangat dipengaruhi oleh sudut
penekanan terhadap permukaan beton yang diuji. Hal ini dikarenakan energi
pukulan yang terjadi akan tidak sama/berubah, sehingga pembacaan pantulan
yang terjadi harus dikoreksi.
Beberapa sudut penekanan yang terdapat pada alat hammer test:
α = -45 α = 45
α = -90 α = 90 α=0
` LAB STRUKTUR GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. GegerkalongHilir Ds. Ciwaruga KotakPos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Fax. (022) 2016150 Ext. 266 Bandung
Sebelum digunakan, alat hammer test harus dikalibrasi terlebih dahulu. Dimana
fungsi dari kalibrasi tersebut adalah untuk mencari nilai angka koreksi dari suatu
alat tersebut menjadi standar.
Dari pengujian hammer test kita dapat memperkirakan nilai kuat tekan beton
dengan menggunakan rumus-rumus perhitungan sebagai berikut:
Kuat tekan beton rata-rata
n
fci
fcr i
n
Menghitung Standar Deviasi
n
( fcr fci) 2
sd i
n 1
` LAB STRUKTUR GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. GegerkalongHilir Ds. Ciwaruga KotakPos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Fax. (022) 2016150 Ext. 266 Bandung
a. Jumlah Benda uji (n) = 4 buah b. Konstanta Stat. 5% Cacat (k2) = 1.64
c. Konstanta Statistik n<20 bh (k1) = 1.62
d. Kuat Tekan Rata-Rata (fcr ) e. Standar Deviasi (sd )
fci n
( fcr fci ) 2
fcr i
= 424 kg/cm2 sd i = 61.82 kg/cm2
n n 1
f. Kuat Tekan Karakteristik (fc' ) fc' fcr (k1 * sd * k2 ) = 261 kg/cm 2
` LAB STRUKTUR GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. GegerkalongHilir Ds. Ciwaruga KotakPos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Fax. (022) 2016150 Ext. 266 Bandung
V. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian yang dilakukan di lapangan diperoleh nilai kuat tekan
karakterisik (fc’) sebesar 88 % sedangkan kuat tekan karakteristik harus lebih
besar atau sama dengan 80% dan dari hasil pengujian diperoleh nilai 88% > 80%
sehingga perkiraan kuat tekan beton tersebut dapat diterima.