PENDAHULUAN
Kanker merupakan suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan
mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak
terkendali, serta mengancam nyawa individu penderitanya (Baradero, 2008). Menurut WHO
(2004), angka kematian akibat kanker diperkirakan mencapai 7 juta orang, dua kali lebih
banyak dari angka kematian yang disebabkan HIV/AIDS, bahkan UICC (Union
berkembang pada tahun 2020 bisa mencapai 10 juta orang, dengan 16 kasus baru tiap
tahunnya. Kanker payudara merupakan penyakit keganasan yang paling sering dijumpai pada
perempuan, yakni mencapai 18% dari semua kanker yang terjadi pada perempuan. Setiap
tahun terjadi 1 juta kasus baru kanker payudara di seluruh dunia. (McPherson et al., 2000).
tidak pernah melahirkan, kehamilan pertama aterm yang terlambat, menarke atau menstruasi
pertama pada usia dini, serta menopause terlambat (McPherson et al., 2000).
peningkatan risiko kanker payudara selama 10 tahun setelah kelahiran. Namun setelah waktu
10 tahun tersebut, risiko kanker payudara yang berhubungan dengan kelahiran menurun
apabila kelahiran terjadi sebelum usia 32 tahun. Tetapi jika kelahiran pertama terjadi setelah
usia 32 tahun, penurunan risiko tersebut tidak terjadi dan perempuan tersebut akan memiliki
risiko sepanjang hidup yang lebih besar dibandingkan dengan perempuan yang belum
faktor-faktor reproduksi adalah insidensi kanker payudara seratus kali lebih banyak terjadi
kejadian tertinggi nomor 2 setelah kanker leher rahim pada wanita di Indonesia dan terdapat
mempunyai angka kejadian minimal 20 ribu kasus baru pertahun, dengan kenyataan 50%
antara lain :
c. Bagaimana perawatan medis yang harus dilalui oleh penderita kanker payudara ?
b. Untuk memberikan informasi mengenai penyebab seseorang dapat mengidap kanker payu
dara
c. Mengetahui cara perawatan medis untuk penderita kanker payudara
d. Dapat memberi penanganan & pengobatan pada pasien yang menderita penyakit kanker
payudara
f. Untuk menjelaskan mengenai tanda-tanda dan juga stadium-stadium pada penyakit kanker
payudara
kesehatan khususnya pemberian pelayanan dan informasi tentang penyakit kanker payudara
payudara.
Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman bagi penulis dalam menerapkan ilmu
Agar dapat menjadi acuan materi perbandingan dimasa yang akan datang. Secara
umum dapat memberikan pengertian kepada semua orang agar bisa memahami dan mengerti
tentang tanda-tanda ciri dan bahaya kanker payudara, khususnya bagi para remaja wanita.
Dalam bahasan ini diuraikan bagaimana tanda-tanda dari kemungkinan menderita kanker
payudara, dengan begitu kita dapat mengetahui sedini mungkin gejala kanker payudara dan
melakukan tindakan medis apabila diketahui adanya kemungkinan sel kanker pada payudara,
sehingga potensi perkembangan sel kanker tersebut tidak terus menjalar dan meningkat
menjadi stadium selanjutnya dan menjadi ganas yang dapat berakibat pada kemungkinan
paling buruk yaitu kematian. Kanker payudara terbagi dalam beberapa stadium, dengan
adanya penjelasan mengenai pengertian, gejala atau tanda-tanda, determinan dan frekwensi,
stadium kanker, dan juga cara pencegahan, maka akan sangat membantu dalam menekan
studi pustaka.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
saluran kelenjar (saluran air susu), dan jaringan penunjang payudara. Oleh Word Health
Organization (WHO) penyakit ini dimasukkan ke dalam International Classification of
Kanker payudara terjadi karena adanya kerusakan pada gen yang mengatur
pertumbuhan dan diffrensiasi sehingga sel itu tumbuh dan berkembang biak tanpa dapat
dikendalikan. Penyebaran kanker payudara terjadi melalui pembuluh getah bening dan
tumbuh di kelenjar getah bening, sehingga kelenjar getah bening aksila ataupun
supraklavikula membesar. Kemudian melalui pembuluh darah kanker menyebar ke organ lain
Secara fisiologi anatomi payudara terdiri dari alveolusi, duktus laktiferus, sinus
laktiferus, ampulla, pori pailla, dan tepi alveolan. Pengaliran limfa dari payudara kurang lebih
75% ke aksila. Sebagian lagi ke kelenjar parasternal terutama dari bagian yang sentral dan
ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas, sampai ke
klimakterium dan menopause. Sejak pubertas pengaruh ekstrogen dan progesteron yang
diproduksi ovarium dan juga hormon hipofise, telah menyebabkan duktus berkembang dan
timbulnya asinus. Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar
hari kedelapan menstruasi payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum
nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari menjelang menstruasi payudara menjadi tegang
dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan. Pada waktu
itu pemeriksaan foto mammogram tidak berguna karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu
menstruasi mulai, semuanya berkurang. Perubahan ketiga terjadi waktu hamil dan menyusui.
Pada kehamilan payudara menjadi besar karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus
berproliferasi, dan tumbuh duktus baru. Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior
memicu laktasi. Air susu diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian
menyerang pria dengan perbandingan 1 : 100 antara pria dengan wanita. Kanker payudara
ditemukan di seluruh dunia. Tahun 2003, insidens kanker payudara di Belanda 91 per
100.000 penduduk, Amerika 71,7 per 100.000 penduduk, Swiss 70 per 100.000 wanita,
Australia 83,2 per 100.000 penduduk, Kanada 84,7, Indonesia 26 per 100.000 wanita pada
tahun 2002 dan Jepang 16 per 100.000 penduduk. Kanker payudara lebih sering dijumpai
pada umur 40-49 tahun yaitu sebesar 30,35%. Menurut Sukardja yang dikutip oleh Arlinda
(2002) di Amerika frekuensi kanker payudara tertinggi ditemukan pada umur 40-50 tahun.21
Demikian juga di Jepang yaitu sebesar 40,6% kanker payudara ditemukan pada umur 40-49
2.3.2 Determinan
Penyebab pasti kanker payudara sampai saat ini belum diketahui. Penyebab kanker
payudara termasuk multifaktorial yaitu banyak faktor yang terkait satu dengan yang lainnya.
a. Usia
Risiko utama kanker payudara adalah bertambahnya usia. Berdasarkan penelitian
American Cancer Society tahun 2006 diketahui usia lebih dari 40 tahun mempunyai risiko
yang lebih besar untuk mendapatkan kanker payudara yakni 1 per 68 penduduk dan risiko ini
akan bertambah seiring dengan pertambahan usia yakni menjadi 1 per 37 penduduk usia 50
tahun, 1 per 26 penduduk usia 60 tahun dan 1 per 24 penduduk usia 70 tahun. Kanker
payudara juga ditemukan pada usia <40 tahun namun jumlahnya lebih sedikit yakni 1 per
1.985 penduduk usia 20 tahun dan 1 per 225 penduduk usia 30 tahun.22 Data American
Cancer Society (2007) melaporkan 70% perempuan didiagnosa menderita kanker payudara di
b. Jenis Kelamin
Kanker payudara lebih banyak ditemukan pada wanita. Pada pria juga dapat terjadi
kanker payudara, namun frekuensinya jarang hanya kira-kira 1% dari kanker payudara pada
wanita.
c. Riwayat Reproduksi
Riwayat reproduksi dihubungkan dengan banyak paritas, umur melahirkan anak
pertama dan riwayat menyusui anak. Wanita yang tidak mempunyai anak atau yang
melahirkan anak pertama di usia lebih dari 30 tahun berisik 2-4 kali lebih tinggi daripada
wanita yang melahirkan pertama di bawah usia 30 tahun. Wanita yang tidak menyusui
anaknya mempunyai risiko kanker payudara 2 kali lebih besar. Kehamilan dan menyusui
mengurangi risiko wanita untuk terpapar dengan hormon estrogen terus. Pada wanita
menyusui, kelenjar payudara dapat berfungsi secara normal dalam proses laktasi dan
menstimulir sekresi hormon progesteron yang bersifat melindungi wanita dari kanker
payudara.
3-9 kali lebih besar untuk menderita kanker payudara. Penderita tumor jinak payudara seperti
kelainan fibrokistik berisiko 11 kali dan penderita yang mengalami operasi tumor ovarium
sudah memiliki sifat sebagai embrio terjadinya sel kanker. Menurut sutjipto (2000) yang
dikutip oleh Elisabet T, kemungkinan terkena kanker payudara lebih besar 2 hingga 4 kali
pada wanita yang ibu dan saudara perempuannya mengidap penyakit kanker payudara.
tahun berisiko 1,7 hingga 3,4 kali lebih tinggi daripada wanita dengan menstruasi yang
datang pada usia normal atau lebih dari 12 tahun dan wanita yang mengalami masa
menopausenya terlambat lebih dari 55 tahun berisiko 2,5 hingga 5 kali lebih tinggi. Wanita
yang menstruasi pertama di usia kurang dari 12 tahun dan wanita yang mengalami masa
menopause terlambat akan mengalami siklus menstruasi lebih lama sepanjang mengakibatkan
g. Pajanan Radiasi
Wanita yang terpapar penyinaran (radiasi) dengan dosis tinggi di dinding dada
konsumsi tinggi lemak berisiko 2 kali lebih tinggi dari yang tidak obesitas dan yang tidak
sering mengkonsumsi makanan tinggi lemak. Risiko ini terjadi karena jumlah lemak yang
berlebihan dapat meningkatkan kadar estrogen dalam darah sehingga akan memicu
pasien datang ke dokter pada stadium yang sudah lanjut dengan berbagai bentuk luka, antara
lain tumor melekat pada kulit dan jaringan dibawahnya serta penyebaran pada kelenjar getah
bening regional. Gejala lain yang mungkin timbul adalah batuk dan sesak nafas karena
metastasis tumor pada paru, sakit di punggung akibat metastasis pada tulang belakang, berat
paling umum adalah benjolan dan penebalan payudara. Kebanyakan kira-kira 90%
ditemukan oleh penderita sendiri. Kanker payudara pada stadium dini biasanya tidak
menimbulkan keluhan.
2. Fase lanjut :
Luka pada payudara sudah lama tidak sembuh walau sudah diobati.
Eksim pada puting susu dan sekitarnya sudah lama tidak sembuh walau diobati.
Puting sakit, keluar darah, nanah atau cairan encer dari puting atau keluar air susu pada wanita
c. Peningkatan alkali fosfatase atau nyeri tulang berkaitan dengan penyebaran ke tulang.
klinik :
Stadium I :
Tumor terbatas dalam payudara, jaringan infiltrasi sekitarnya, berkulit tidak dan
jaringan bebas dari klasifikas/ dibawahnya. Besar tumor 1-2 cm. KGB (Kelenjar Getah
Stadium II :
Sama dengan stadium I, besar tumor 2-5 cm, sudah ada KGB aksila (+), tetapi masih
Stadium IIIA :
Tumor berukuran 5-10 cm, tetapi masih bebas dari jaringan sekitarnya, KGB aksila
Stadium IIIB :
Tumor meluas dalam jaringan payudara ukuran 5-10 cm, fiksasi pada kulit/ dinding
dada, kulit merah dan ada edema (lebih dari 1/3 permukaan kulit payudara), ulserasi, nodul
satelit, KGB aksila melekat satu sama lain atau ke jaringan sekitarnya dengan diameter 2-5
Stadium IV :
Tumor seperti stadium I, II atau III tetapi sudah disertai dengan KGB aksila
Selain itu, Bagian Patologi Anatomi FK UI membagi stadium klinik kanker payudara
atas stadium dini dan lanjut. Yang termasuk stadium dini adalah stadium I, stadium II dan
stadium IIIA, sedangkan yang termasuk stadium lanjut adalah stadium IIIB dan stadium IV.
kanker payudara dan secara tidak langsung akan menurunkan angka kematian akibat kanker
payudara.
yang belum memiliki faktor risiko. Upaya ini dimaksudkan dengan menciptakan kondisi pada
masyarakat yang memungkinkan kanker payudara tidak mendapat dukungan dasar dari
kebiasaan, gaya hidup dan faktor risiko lainnya. Pencegahan primordial dilakukan melalui
promosi kesehatan yang ditujukan pada orang sehat melalui upaya pola hidup sehat.
memiliki faktor risiko untuk terkena kanker payudara. Pencegahan primer dilakukan melalui
upaya menghindarkan diri dari keterpaparan berbagai faktor risiko dan melaksanakan pola
hidup sehat.
Konsep dasar dari pencegahan primer adalah menurunkan insidens kanker payudara
d. Mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak serat. Serat akan menyerap zat-zat yang
bersifat karsinogen dan lemak, yang kemudian membawanya keluar melalui feses.
e. Mengkonsumsi produk kedelai serta produk olahannya seperti tahu atau tempe. Kedelai
mengandung flonoid yang berguna untuk mencegah kanker dan genestein yang berfungsi
sebagai estrogen nabati (fitoestrogen). Estrogen nabati ini akan menempel pada reseptor
estrogen sel-sel epitel saluran kelenjar susu, sehingga akan menghalangi estrogen asli untuk
menempel pada saluran susu yang akan merangsang tumbuhnya sel kanker.
vitamin C, zat antioksidan dan fitokimia seperti jeruk, wortel, tomat, labu, pepaya, mangga,
brokoli, lobak, kangkung, kacang-kacangan dan biji-bijian. Hampir setiap kanker payudara
Karena itu, wanita harus mewaspadai setiap perubahan yang terjadi pada payudara.
disebut pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). SADARI sebaiknya dilakukan setiap bulan
secara teratur. Cara ini sangat efektif di Indonesia karena tidak semua rumah sakit
menyediakan fasilitas pemeriksaan memadai. Kebiasaan ini memudahkan kita untuk
menemukan perubahan pada payudara dari bulan ke bulan. Pemeriksaan optimum dilakukan
pada sekitar 7- 14 hari setelah awal siklus menstruasi karena pada masa itu retensi cairan
minimal dan payudara dalam keadaan lembut dan tidak membengkak sehingga jika ada
pembengkakan akan lebih mudah ditemukan. Jika sudah menopause maka pilihlah satu hari
tertentu, misalnya hari pertama untuk mengingatkan melakukan SADARI setiap bulan.
Langkah 1 :
Berdirilah di depan cermin, pandanglah kedua payudara. Letakkan kedua tangan di
pinggang dan dorong siku ke depan agar otot-otot dada menegang. Perhatikan kemungkinan
adanya perubahan yang tidak biasa seperti cairan dari puting, pengerutan, penarikan atau
pengelupasan kulit.
Langkah 2 :
Lebih arahkan perhatian ke cermin, tangkupkan kedua tangan di belakang kepala dan
Langkah 3 :
Angkatlah lengan kanan. Pergunakan 3-4 jari tangan kiri untuk memeriksa payudara
kanan secara lembut, hati-hati dan secara menyeluruh. Dimulai dari bagian tepi sisi luar,
tekankan ujung jari tangan membentuk lingkaran-lingkaran kecil dan pindahkan lingkaran itu
secara lambat seputar payudara. Secara bertahap lakukan ke arah puting. Pastikan mencakup
seluruh payudara. Berikan perhatian khusus di daerah antara payudara dengan ketiak,
termasuk bagian ketiak sendiri. Rasakan untuk setiap ganjalan yang tidak biasa atau benjolan
di bawah kulit.
Langkah 4 :
Dengan lembut, pijit puting susu dan lihat jika ada cairan yang keluar. Tidak normal
Langkah 5 :
Ulangi langkah (3) dan (4) dengan posisi berbaring. Berbaringlah di tempat dengan
permukaan rata. Berbaringlah dengan lengan kanan di belakang kepala dan bantal kecil atau
lipatan handuk diletakkan di bawah pundak. Posisi menyebabkan payudara menjadi rata dan
membuat pemeriksaan lebih mudah. Lakukan gerakan melingkar yang sama seperti pada
akibat-akibat yang lebih serius dari penyakit kanker payudara melalui diagnosa dan deteksi
A. Anamnesa
a. Anamnesa terhadap keluhan di payudara atau ketiak apakah ada benjolan, rasa sakit, edema
b. Anamnesa terhadap keluhan di tempat lain berhubungan dengan metastasis seperti nyeri
c. Anamnesa terhadap faktor-faktor risiko (usia, riwayat keluarga, riwayat kanker individu dan
konsumsi lemak).
B. Pemeriksaan Fisik
Ketepatan mendiagnosa kanker payudara dengan pemeriksaan fisik sekitar 70%.
Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap status lokalis payudara kanan atau kiri atau bilateral
dan penderita harus diperiksa dalam posisi duduk dan terlentang. Kemudian payudara
diperiksa sehubungan dengan perubahan kulit, perubahan puting susu, status kelenjar getah
Biopsi jarum halus dilakukan dengan menusuk tumor dengan jarum halus dan disedot dengan
spuit 10 cc sampai jaringan tumor lepas dan masuk ke dalam jarum. Kemudian jaringan
tumor diperiksa di laboratorium oleh ahli Patologi Anatomi untuk mengetahui apakah
D. Pemeriksaan Radiologik
Pemeriksaan radiologik dilakukan dengan menggunakan Mammografi dan USG
pemeriksaan ini adalah untuk melihat ada tidaknya benjolan pada (Ultrasonografi) payudara.
perempuan dengan keluhan perihal payudara, baik setelah ditemukan maupun sebelum
ditemukan adanya benjolan dan sebagai check up kanker payudara. American Cancer Society
a. Untuk perempuan berumur 35-39 tahun, cukup dilakukan 1 kali mammografi dasar (Baseline
Mammogram).
b. Untuk perempuan berumur 40-50 tahun, mammografi silakukan 1 atau 2 tahun sekali.
c. Untuk perempuan berumur di atas 50 tahun, mammografi dilakukan setahun sekali. USG
sangat bermanfaat jika digunakan bersamaan dengan mammografi untuk tujuan diagnostik
untuk membantu membedakan kista berisi cairan atau solid. Untuk menentukan stadium
dapat menggunakan foto thoraks, USG abdomen, Bone Scanning (Scan tulang) dan CT Scan.
2. Pengobatan
Ada beberapa pengobatan kanker payudara yang penerapannya banyak tergantung
A. Pembedahan (Operasi)
merekonstruksi efek yang ada melalui operasi. Namun tidak semua stadium kanker dapat
disembuhkan atau dihilangkan dengan cara ini. Semakin dini kanker payudara ditemukan
kemungkinan sembuh dengan operasi semakin besar. Jenis-jenis operasi yang dilakukan
1. Mastektomi
payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan disekitar ketiak.
b. Total (Simple) Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja, tanpa kelenjar
di ketiak.
c. Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara. Biasanya disebut
Lumpectomy, yaitu pengangkatan hanya pada jaringan yang mengandung sel kanker, bukan
seluruh payudara. Biasanya lumpectomy direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya
B. Terapi Radiasi
Radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan
menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih
tersisa di payudara setelah operasi. Efek pengobatan ini adalah tubuh menjadi lemah, nafsu
makan berkurang, warna kulit di sekitar payudara menjadi hitam serta Hb dan leukosit
C. Kemoterapi
Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil cair
atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker. Obat –obatan ini tidak
hanya membunuh sel kanker pada payudara , tetapi juga seluruh sel dalam tubuh
D. Terapi Hormon
Pemberian hormon dilakukan apabila penyakit telah sistemik berupa metastasis jauh.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pemahaman Tentang Kanker Payudara
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus
tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk bejolan di payudara. Jika
benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase)
pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe)
ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-
paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik T, 2005, hal : 39-40)
Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang
maupun tidak nyeri, keluar cairan dari puting, ada perlengketan dan lekukan pada kulit dan
terjadinya luka yang tidak sembuh dalam waktu yang lama, rasa tidak enak dan tegang,
retraksi putting, pembengkakan lokal. Gejala lain yang ditemukan yaitu konsistensi payudara
yang keras dan padat, benjolan tersebut berbatas tegas dengan ukuran kurang dari 5 cm,
biasanya dalam stadium ini belum ada penyebaran sel-sel kanker di luar payudara. (Erik T,
Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker payudara karena
pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat adanya perubahan struktur
genetik (DNA) pada sel tubuh yang diantaranya berubah ke arah sel ganas.
Lebih lama terpapar dengan hormon estrogen relatif lebih lama dibandingkan wanita yang
Wanita gemuk
Dengan menurunkan berat badan, level estrogen tubuh akan turun pula.
Faktor genetic
Kemungkinan untuk menderita kanker payudara 2 – 3 x lebih besar pada wanita yang ibunya
atau saudara kandungnya menderita kanker payudara. (Erik T, 2005, hal : 43-46)
sampai dimana penyebarannya, sejauh mana pengaruhnya terhadap organ tubuh yang lain.
Dokter menggunakan test-test untuk menentukan stadium dari kanker. Jadi stadium belum
bisa ditentukan apabila test-test itu belum komplit / selesai. Dengan mengetahui stadium, ini
adalah salah satu cara yang membantu dokter untuk menentukan pengobatan apa yang cocok
untuk pasien.
Salah satu cara yang dokter gunakan untuk menggambarkan stadium dari kanker adalah
system TNM. System ini menggunakan tiga criteria untuk menentukan stadium kanker. Yaitu :
1. Tumor itu sendiri. Seberapa besar ukuran tumornya dan dimana lokasinya ( T, Tumor
2. Kelenjar getah bening di sekitar tumor. Apakah tumor telah menyebar kekelenjar
STADIUM 0 :
Disebut Ductal Carsinoma In Situ atau Noninvasive Cancer. Yaitu kanker tidak
menyebar keluar dari pembuluh / saluran payudara dan kelenjar-kelenjar (lobules) susu pada
payudara.
STADIUM I
Tumor masih sangat kecil dan tidak menyebar serta tidak ada titik pada pembuluh
STADIUM IIa :
Diameter tumor lebih kecil atau sama dengan 2 cm dan telah ditemukan pada titik-
Diameter tumor lebih lebar dari 2 cm tapi tidak lebih dari 5 cm. Belum menyebar ke
Tidak ada tanda-tanda tumor pada payudara, tapi ditemukan pada titik-titik di
STADIUM IIB :
Pasien pada kondisi ini :
STADIUM III A :
Diameter tumor lebih kecil dari 5 cm dan telah menyebar ke titik-titik pada pembuluh
Diameter tumor lebih besar dari 5 cm dan telah menyebar ke titik-titik pada pembuluh
STADIUM III B :
Tumor telah menyebar ke dinding dada atau menyebabkan pembengkakan bisa juga
luka bernanah di payudara. Atau didiagnosis sebagai Inflammatory Breast Cancer. Bisa sudah
atau bisa juga belum menyebar ke titik-titik pada pembuluh getah bening di ketiak dan lengan
atas, tapi tidak menyebar ke bagian lain dari organ tubuh. (Zaviera Pamungkas,2012, hal :72-
121)
STADIUM IIIC :
Sebagaimana stadium IIIB, tetapi telah menyebar ke titik-titik pada pembuluh getah
bening dalam group N3 ( Kanker telah menyebar lebih dari 10 titik disaluran getah bening
STADIUM IV :
Ukuran tumor bisa berapa saja, tetapi telah menyebar ke lokasi yang jauh, yaitu :
dilakukan sehabis selesai masa menstruasi. Sebelum menstruasi, payudara agak membengkak
a. Berdirilah di depan cermin dan perhatikan apakah ada kelainan pada payudara. Biasanya
kedua payudara tidak sama, putingnya juga tidak terletak pada ketinggian yang sama.
Perhatikan apakah terdapat keriput, lekukan, atau puting susu tertarik ke dalam. Bila terdapat
kelainan itu atau keluar cairan atau darah dari puting susu, segeralah pergi ke dokter.
b. Letakkan kedua lengan di atas kepala dan perhatikan kembali kedua payudara.
d. Berbaringlah di tempat tidur dan letakkan tangan kiri di belakang kepala, dan sebuah bantal
di bawah bahu kiri. Rabalah payudara kiri dengan telapak jari-jari kanan. Periksalah apakah
ada benjolan pada payudara. Kemudian periksa juga apakah ada benjolan atau pembengkakan
e. Periksa dan rabalah puting susu dan sekitarnya. Pada umumnya kelenjar susu bila diraba
dengan telapak jari-jari tangan akan terasa kenyal dan mudah digerakkan. Bila ada tumor,
maka akan terasa keras dan tidak dapat digerakkan (tidak dapat dipindahkan dari tempatnya).
Bila terasa ada sebuah benjolan sebesar 1 cm atau lebih, segeralah pergi ke dokter. Makin
f. Lakukan hal yang sama untuk payudara dan ketiak kanan. (dr. Monty P Soemitro, 2012, hal:
32-37)
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Di Indonesia, kanker payudara masih menjadi masalah besar karena lebih dari 70%
pasien datang ke dokter pada stadium yang sudah lanjut dengan berbagai bentuk luka, antara
lain tumor melekat pada kulit dan jaringan dibawahnya serta penyebaran pada kelenjar getah
bening regional. Gejala lain yang mungkin timbul adalah batuk dan sesak nafas karena
metastasis tumor pada paru, sakit di punggung akibat metastasis pada tulang belakang, berat
Kanker payudara terjadi karena adanya kerusakan pada gen yang mengatur
pertumbuhan dan diffrensiasi sehingga sel itu tumbuh dan berkembang biak tanpa dapat
dikendalikan. Penyebaran kanker payudara terjadi melalui pembuluh getah bening dan
tumbuh di kelenjar getah bening, sehingga kelenjar getah bening aksila ataupun
supraklavikula membesar. Kemudian melalui pembuluh darah kanker menyebar ke organ lain
atas stadium dini dan lanjut. Yang termasuk stadium dini adalah stadium I, stadium II dan
stadium IIIA, sedangkan yang termasuk stadium lanjut adalah stadium IIIB dan stadium IV.
Stadium I : Tumor terbatas dalam payudara, jaringan infiltrasi sekitarnya, berkulit tidak dan
jaringan bebas dari klasifikas/ dibawahnya. Besar tumor 1-2 cm. KGB (Kelenjar Getah
Stadium II : Sama dengan stadium I, besar tumor 2-5 cm, sudah ada KGB aksila (+), tetapi
Stadium IIIA : Tumor berukuran 5-10 cm, tetapi masih bebas dari jaringan sekitarnya, KGB
Stadium IIIB : Tumor meluas dalam jaringan payudara ukuran 5-10 cm, fiksasi pada kulit/
dinding dada, kulit merah dan ada edema (lebih dari 1/3 permukaan kulit payudara), ulserasi,
nodul satelit, KGB aksila melekat satu sama lain atau ke jaringan sekitarnya dengan diameter
Stadium IV : Tumor seperti stadium I, II atau III tetapi sudah disertai dengan KGB aksila
Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor resiko
Lebih lama terpapar dengan hormon estrogen relatif lebih lama dibandingkan wanita yang
Wanita gemuk
Dengan menurunkan berat badan, level estrogen tubuh akan turun pula.
Faktor genetic
dilakukan sehabis selesai masa menstruasi. Sebelum menstruasi, payudara agak membengkak
a. Berdirilah di depan cermin dan perhatikan apakah ada kelainan pada payudara. Biasanya
kedua payudara tidak sama, putingnya juga tidak terletak pada ketinggian yang sama.
Perhatikan apakah terdapat keriput, lekukan, atau puting susu tertarik ke dalam. Bila terdapat
kelainan itu atau keluar cairan atau darah dari puting susu, segeralah pergi ke dokter.
b. Letakkan kedua lengan di atas kepala dan perhatikan kembali kedua payudara.
d. Berbaringlah di tempat tidur dan letakkan tangan kiri di belakang kepala, dan sebuah bantal
di bawah bahu kiri. Rabalah payudara kiri dengan telapak jari-jari kanan. Periksalah apakah
ada benjolan pada payudara. Kemudian periksa juga apakah ada benjolan atau pembengkakan
e. Periksa dan rabalah puting susu dan sekitarnya. Pada umumnya kelenjar susu bila diraba
dengan telapak jari-jari tangan akan terasa kenyal dan mudah digerakkan. Bila ada tumor,
maka akan terasa keras dan tidak dapat digerakkan (tidak dapat dipindahkan dari tempatnya).
Bila terasa ada sebuah benjolan sebesar 1 cm atau lebih, segeralah pergi ke dokter. Makin
kanker payudara dan secara tidak langsung akan menurunkan angka kematian akibat kanker
payudara.
1. Pencegahan Primordial
Pencegahan primordial yaitu upaya pencegahan yang ditujukan kepada orang sehat
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder ditujukan untuk mengobati para penderita dan mengurangi
akibat-akibat yang lebih serius dari penyakit kanker payudara melalui diagnosa dan deteksi
3. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier bertujuan untuk mengurangi terjadinya komplikasi yang lebih
berat dan memberikan penanganan yang tepat pada penderita kanker payudara sesuai dengan
DAFTAR PUSTAKA
Baradero, M. Dkk. (2008). Seri Asuhan Keperawatan pada Klien Kanker. Jakarta: EGC.
Bulechek, GM., Butcher, HK., & Dochterman, JM. (2008). Nursing Intervention Classification (NIC).
Daniele Gale., (1999), Rencana asuhan keperawatan onkologi (Onkologi Nursing Care Plans), Jakarta:
EGC.
Dongoes, Marylinn E., (2000), Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Penerbit Buku
Monty P Soemitro., (2012), Blak-blakan Kanker Payudara, Cetakan 1, Bandung: Mizan Pustaka
Sjamsuhidajat R., (1997), Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, Jakarta: EGC
Tapan., (2005), Kanker Anti Oksidan dan Terapi Komplementer, Jakarta: Elex Media Komputindo
Zaviera P., 2011, Deteksi Dini Kanker Payudara, Cetak 1, Jakarta: Buku Biru