Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Bila seorang penjahat dalam aksi kriminalnya dilakukan dengan keji, kejam dan
tidak berprikemanusian maka orang itu pasti akan memvonis sebagai psikopat. Tetapi
sebenarnya tidak semua pembunuh adalah psikopat dan tidak semua psikopat pembunuh.
Sebenarnya lebih banyak psikopat yang berkeliaran dan hidup di tengah-tengah masyarakat,
bukan sebagai pelaku kriminal. Selama ini mungkin kita tidak menyadari psikopat ada disekitar
kita. Apakah tetangga, teman kerja atau pasangan serta anggota keluarga mengalaminya.
Penyimpangan perilaku itu adalah sikap egois, tidak pernah mengakui kesalahan, tidak memilik
empati dan tidak punya hati nurani. Bila itu semua ada, kecurigaan psikopat layak diberikan.
Psikopat adalah suatu gejala kelainan yang sejak dulu dianggap berbahaya dan
mengganggu masyarakat. Istilah psikopat yang sudah sangat dikenal masyarakat justru tidak
ditemukan dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder ( DSM ) IV. Artinya,
psikopat tidak tercantum dalam daftar penyakit, gangguan atau kelainan jiwa di lingkungan ahli
kedokteran jiwa Amerika Serikat. Psikopat dalam kedokteran jiwa masuk dalam klasifikasi
gangguan kepribadian dissosial.
Psikopat ditemukan diberbagai profesi dan kelas sosial, laki-laki dan perempuan. Karena
yang dirugikan oleh kejahatanya tak hanya individu tetapi juga masyarakat luas, pengidap ini
sulit dideteksi karena sebanyak 80% lebih yang berkeliaran dari pada yang mendekam di penjara
atau di rumah sakit jiwa, pengidapnya juga sukar disembuhkan. Dalam kasus kriminal, psikopat
dikenali sebagai pembunuh, pemerkosa, pemabuk, penjudi, penipu, pelaku kekerasan dalam
rumah tangga, pelaku bunuh diri dan koruptor. Namun, kasus kriminal itu hanya terjadi pada
sekitar 15-20 persen dari semua penderita psikopat.
Selebihnya adalah pribadi yang berpenampilan sempurna, pandai betutur kata,
mempesona, mempunyai daya tarik luar biasa dan menyenangkan.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu pengertian psikopat?


2. Apa saja penyebab psikopat?
3. Apa bahaya psikopat?
4. Apa saja gejala psikopat?
5. Apa saja ciri-ciri psikopat?
6. Bagaimana cara mendiagnosis psikopat?
7. Bagaimana menangani dan mencegah psikopat?

1.3 Tujuan Masalah

1. Menjelaskan informasi seputar psikopat.


2. Menginformasikan penyebab, bahaya, gejala, dan ciri-ciri psikopat.
3. Menginformasikan bagaimana cara mendiagnosis, menghindari, menangani dan mencegah
psikopat.

1.4 Manfaat Penulisan


Karya tulis ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada seluruh pembaca karya
tulis ini, sehingga pembaca tersebut dapat mengenali psikopat, mengetahui bahaya psikopat serta
dapat meningkatkan kewaspadaan dan kepekaan dilingkungan masyarakat.
BAB II

LANDASAN TEORI

Gangguan adalah kondisi mental yang tidak menyenangkan yang ditandai dengan
efek seperti iritasi dan gangguan dari pemikiran sadar seseorang. Hal ini dapat menyebabkan
emosi seperti frustasi dan kemarahan.
Kepribadian merupakan suatu susunan sistem psikofisik (psikis dan fisik yang
berpadu dan saling berinteraksi dalam mengarahkan tingkah laku) yang kompleks dan dinamis
dalam diri seseorang individu, yang menentukan penyesuaian diri individu tersebut terhadap
lingkungannya, sehingga akan tampak dalam tingkah lakunya yang unik dan berbeda dengan
orang lain.
Jadi gangguan kepribadian adalah suatu jenis penyakit mental dimana
penderitanya mengalami kesulitan memahami dan berhubungan dengan situasi dan orang-orang,
termasuk diri sendiri. Ada banyak jenis spesifik gangguan kepribadian berarti anda memiliki
pola yang kaku dan tidak sehat dalam berpikir dan berperilaku, tidak peduli apa pun situasinya.
Hal ini menyebabkan maslah yang signifikan dan keterbatasan dalam hubungan, pergaulan
sosial, pekerjaan dan sekolah.
Menurut Hare dalam bukunya Without Conscience (1993) menyebutan secara
eksplisit bahwa psikopat adalah jenis gangguan kepribadian yang ditunjukkan dengan perilaku
khas tertentu dan perilaku khas tersebut dipandang buruk oleh masyarakat.
Dalam artikel seorang psikiater, Dr. Limas Susanto, mengatakan bahwa psikopat
merupakan gejala seseorang yang mengalami gangguan kepribadian antisosial. Hal ini ditandai
dengan adanya keengganan untuk mentaati norma-norma sosial umum yang biasanya ditaati
orang dewasa ditengah kehidupan sehari-hari.
Sedangkan gangguan kepriadian psikopat merupakan bentuk gangguan
kepribadian, dimana penderita bertendensi narsistis dan juga antisosial. Seorang psikopat tidak
pernah mengakui atau merasakan bahwa dirinya sakit atau memiliki gangguan, mereka memiliki
kepercayaan diri berlebih (narsistis) sehingga mampu mempengaruhi orang lain, tidak merasa
bersalah atau menyesal atas setip tindakannya karena memiliki rasionalisasi pembenaran
terhadap prilakunya.
Korban-korban psikopat juga bukanlah orang bodoh yang cenderung bodoh,
dalam buku without conscience, Robert Hare, seorang yang mengabdikan sebgaian hidupnya
untuk studi tentang psikopat, menyebutkan bahwa yang merupakan seorang psikolog pernah
menjadi korban dari teror seorang psikopat saat dirinya sedang bertugas sebagai psikolog di
penjara. Hal tersebut dilakukan oleh seorang napi yang menjadi pasiennya.
Para psikopat memang sulit untuk diperkirakan dan juga tidak mudah untuk
ditebak tindak-tanduknya, berbeda dengan jenis penyakit kejiwaan lain seperti skizofrenia yang
cenderung terlihat dengan jelas ciri-cirinya pada seorang penderita seperti menarik diri dari
lingkungan sosial, mengalami waham, halusinasi. Sedangkan para psikopat, mereka terlihat baik
dan normal sehingga mereka dapat diterima oleh masyarakat bahkan hingga dilapisan tingkat
sosial yang paling tinggi sekalipun seperti menduduki suatu jabatan penting dalam pemerintahan.
Dalam hal emosi seorang psikopat diibaratkan seperti manusia yang buta warna
sedang mengendarai mobil dijalan dan kemudian bertemu dengan lampu merah, mungkin ia
mampu mengetahui dimana letak lampu hijau, kuning atau merah walaupun ia tidak mengetahui
apa warnanya. Letak lampu merah mewakili pikiran dan lampu hijau mewakili emosi, dengan
kata lain mereka adalah pribadi yang tidak mampu merasakan penderitaan orang lain yang
menjadi korbannya. Mereka tidak bisa mencerna nada emosi dalam suatu pembicaraan, sehingga
setiap kata apa yang mereka dengar selalu berupa dengan artia kamus dangkal.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Pengertian Psikopat

Psikopat berasal dari kata psyche yang berarti jiwa dan pathos yang berarti
penyakit. Psikopat tidak sama dengan gila ( skizofrenia/psikosis ) karena seorang psikopat sadar
sepenuhnya atas perbuatannya. Gejalanya sering disebut dengan psikopatic, pengidapnya
seringkali disebut “ orang gila tanpa gangguan mental “. Menurut penelitian sekitar 1% dari total
populasi dunia mengidap psikopat. Beberapa orang ahli memprediksi tiga dari 10 laki-laki di
Amerika Serikat dan satu dari 30 laki-laki di Inggris adalah psikopat. prediksi ini didasarkan
pada penelitian besar respondennya adalah laki-laki. Pengidap ini sulit dideteksi karena sebanyak
80% lebih banyak yang berkeliaran dariada yang mendekam di penjara atau di rumah sakit jiwa.
Pengidapnya juga sukar disembuhkan.

Psikopat adalah perilaku psikologis dimana pelaku terus mencari gratifikasi (


pembenaran diri ) atas tindakan-tindakan keliru yang dilakukannya. Seorang psikopat tidak
memiliki kemampuan untuk mengenali dan belajar dari kesalahan. Namun dia memiliki daya
analisa yang tinggi dan seringkali tergolong orang yang sangat cerdas.

Seorang psikopat adalah orang yang selalu sukses di dalam dan jenis pekerjaan
apapun. Hal ini disebabkan dirinya cepat beradaptasi dengan kondisi apapun. Terutama kondisi
ekstrim. Kecerdasannya membuat dia memiliki kemampuan luar biasa untuk berpikir kreatif
tanpa perlu mengikuti aturan-aturan baku yang berlaku.
Seorang psikopat punya kecenderungan untuk melakukan tindakan kekerasan,
seksual, memiliki keinginan agresif yang berlebihan. Walau demikian, mereka memiliki
kemampuan kendali diri ( impulsive control abilites ) yang sangat baik dan mampu mengekang
agresivitas mereka, sehingga tampak luar mereka adalah orang kalem, tenang, dan punya tata
krama kesopanan yang baik. Tidak sedikit pula karena sikapnya yang demikian, mereka dipilih
sebagai pemimpin.
3.2 Penyebab Seseorang Menjadi Psikopat

Sampai saat ini masih belum diketahui secara pasti penyebab psikopat. Berbagai
teori dikemukakan oleh para peneliti. Teori kelainan struktural otak seperti penurunan intensitas
bagian otak di daerah prefrontal grey matter dan penurunan volume otak di bagian “posterior
hippocampal” dan peningkatan intensitas otak bagian “callosal white matter”. Teori lain adalah
gangguan metabolisme serotonin, gangguan fungsi otak dan genetik yang diduga ikut
menciptakan karakter monster seorang psikopat.
Mungkin tidak terdapat kerusakan otak sebagai penyebab psikopatik. Tetapi
terdapat anomali dalam cara psikopat memproses informasi. Dalam penelitian menggunkan MRI
melalui pengenalan gambar-gambar kasus bunuh diri yang tidak menyeramkan. Pada organ non-
psikopat terlihat banyak sekali aktivitas di amigdala sedangkan pada psikopat tidak ada
perbedaan sama sekali. Namun ada peningkatan aktivitas di area lain pada otak yaitu area ekstra-
limbik. Tampaknya psikopat menganalisis materi emosional diarea otak tersebut.
Selain ada anomali di otak, faktor genetik dan lingkungan juga berperan besar
melahirkan karakter psikopat. Stres atau tekanan hidup yang besar bisa pula merubah perilaku
seseorang menjadi brutal. Namun bila sifatnya sementara, karena ada pemicu yang masuk akal,
maka tidak bisa dikatakan psikopat. Untuk mengenal lebih jelas lagi berikut ada beberap faktor
penyebab psikopat:

1. Biologis
Faktor biologis terjadi karena adanya perubahan pada psikis kimiawi tubuh yang
disebabkan oleh ketakutan, rasa cemas, frustasi pada seseorang. Rasa cemas itu muncul karena
ada kegagalan dalam struktur kepribadian yang bernama super-ego.
Tetapi menurut seorang dokter kelainan jiwa bernama Hare yang memeriksa
seorang pasien pria, berusia 46 tahun bernama Al yang menunjukkan semua gejala psikopat.
Hasilnya adalah bahwa pada Al ditemukan kelainan di otak, yaitu bahwa Al tidak dapat
memisahkan stimulus yang bersifat rasional dari yang emosional. Semua stimulus diolah
sekaligus oleh belahan otak kiri ( pusat rasio ) dan otak kanannya ( pusat emosi ). Karena itu
menurut Hare seorang psikopat bukan sekedar berbohong atau hipokrit ( munafik ), tetapi ada
sesuatu yang lebih serius di balik itu, yaitu ada kelainan di otaknya ( Hare, 1999 ).

2. Psikis
Menurut Kirkman, mereka yang berkepribadian psikopat mempunyai latar
belakang masa kecil yang tidak memberi peluang untuk perkembangan emosinya secara optimal.
Anak-anak yang tidak dididik dan diasuh sedemikian rupa sehingga emosinya berkembang
dengan tidak baik, akan tumbuh menjadi orang-orang yang tidak berempati dan tidak
mempunyai kata hati ( consceince ). Dengan kata lain, mereka akan menjadi orang dengan
kepribadian psikopat.

3. Sosial
seorang psikopat biasanya cuek pada norma-norma sosial, tidak peduli pada
aturan, pemberontak. Kepribadiannya yang sulit ditebak, isa terlihat dari ketidak setabilannya,
citra diri, serta selalu bertindak menuruti kehendak hati. Tanpa peduli perbuatannya itu salah
atau benar, mengganggu orang atau tidak. Orang seperti ini cenderung imulsif ( melakukan
sesuatu tanpa pikir panjang ), dan berpikiran negatif serta memiliki sifat pendendam.

4. Spiritual
Adanya sikap dan perilaku yang menampakkan suatu yang dipandang baik oleh
orang lain, padahal di dalam hatinya tersembunyi kebusukan, keburukan, dan kebobrokan. Apa
yang ditampakkan tidak sama dengan apa yang dirasakan didalam kalbunya. Indikator gangguan
kepribadian antara lain adalah suka menipu ( QS An-Nisa : 142 ), menyembunyikan kejelekan
didalam hatinya ( QS. AT-Taubah : 64 ), perbuatannya dalam kefasikan atau dosa ( QS. At-
Taubah : 67 ), sikapnya suka berdusta.
5. Psikososial
Faktor psikososial diantaranya berbentuk rasa takut seseorang untuk menjalin
hubungan yang dekat dengan sesama manusia yang berakibat munculnya perasaan cemas, takut
dan khawatir secara berlebihan.
3.3. Bahaya Psikopat

Sejatinya psikopat memang sangat berbahaya bagi lingkungan sekitarnya juga orang-orang
terdekatnya. Ia sering melakukan hal-hal berbahaya yang dapat mengancam kehidupan orang
terdekatnya.
Berikut beberapa bahaya psikopat :
1. memanifulasi orang lain untuk kepentingan dan kepuasan diri sendiri.
2. mereka memanfaatkan kelemahan orang lain untuk mengendalikan orang itu sehingga
korban merasa hancur dan putus asa.
3. menyiksa orang terdekatnya secara fisik maupun mental.
4. melakukan tindak kriminal seperti korupsi, merampok, membunuh bahkan memperkosa.
5. sering menipu dan mengkhianati orang yang mempercayainya.
6. sangat posesif, bahkan menyebabkan orang kehilangan kebebasannya.
7. suka meneror kehidupan korbannya sehingga korbannya tidak pernah bisa hidup tenang.
8. agresif dalam melakukan apa yang dia inginkan tanpa paduli dampaknya pada orang lain.
9. menebar fitnah dan memutar balikkan fakta.
10. munafik.
11. suka menyiksa pasangan hidupnya secara batin maupun fisik.
12. sering melakukan kekerasan dalam rumah tangga.
13. menghancurkan orang lain secara perlahan
3.4. Gejala-Gejala Psikopat

Terdapat tiga gejala utama yang biasanya melekat pada seorang psikopat, yakni
egosentris, tidak punya empati, dan tidak pernah menyesal.

Terdapat sepuluh karakter psikopat spesifik psikopat. Dia antaranya adalah tidak
memiliki empati, emosi dangkal, manifulatif, pembohong, egosentris, pintar bicara, toleransi
yang rendah pada frustasi, membangun relasi yang singkat dan episodik, gaya hidup parasitik,
dan melanggar norma sosial yang persisten. Seorang psikopat selalu membuat kamuflase yang
rumit, memutar balik fakta, menebar fitnah, dan kebohongan untuk mendapatkan kepuasan dan
keuntungan dirinya sendiri.

Sejumlah penelitian menunjukkan, psikopat lebih suka menyiksa pasangan


daripada membunuhnya. Dari sekian banyak pembunuhan dalam rumah tangga, hanya 2% yang
pelakunya benar-benar seorang psikopat. Para psikopat umumnya tidak menyesal setelah
melakukan aksinya. Hanya sedikit psikopat yang menyesal lalu memutuskan bunuh diri. Dari 2%
psikopat yang melakukan pembunuhan, seperempatnya melakukan bunuh diri.

Selengkapnya gejala psikopat adalah sebagai berikut :


1. Impulsif dan sulit mengendalikan diri
Bagi psikopat tidak ada waktu untuk menimbang baik-buruknya tindakan yang
akan mereka lakukan dan mereka tidak peduli ada apa yang telah diperbuatnya atau memikirkan
tentang masa depan. Pengidap juga mudah terpicu amarahnya akan hal-hal kecil, mudah bereaksi
terhadap kekecewaan, kegagalan, kritik, dan mudah menyerang orang hanya karena hal sepele.

2. Sering berbohong, fasih dan dangkal


Psikopat seringkali andai melucu dan pintar bicara, secara khas berusaha tampil
dengan pengetahuan dibidang sosiologi, psikiatri, kedokteraan, psikologi, filsafat, puisi, sastra,
dan lain-lain. Seringkali pandai mengarang cerita yang membuatnya positif, dan bila ketahuan
berbohong mereka tidak peduli dan akan menutupinya dengan mengarang kebohongan lainnya
dan mengolahnya seakan-akan itu fakta.
3. Manifulatif dan curang
Psikopat juga sering menunjukkan emosi dramatis walaupun sebenarnya mereka
tidak sungguh-sungguh. Mereka juga tidak memiliki respon fisiologi yang secara normal
diasosiasikan dengan rasa takut seperti tangan berkeringat, jantung berdebar, mulut kering,
tegang, gemetar. Bagi psikopat hal ini tidak berlaku. Karena itu psikopat seringkali disebut
dengan istilah “ dingin “.
4. Egosentris dan menganggap dirinya hebat

5. Tidak punya rasa sesal dan rasa bersalah


Meski kadang psikopat mengakui perbuatannya namun ia sangat meremehkan
atau menyangkal akibat tindakannya dan tidak memiliki alasan untuk peduli.

6. Senang melakukan pelanggaran dan bermasalah perilaku di masa kecil.

7. Kurang empati
bagi seorang psikopat memotong kepala ayam dan memotong kepala orang, tidak
ada bedanya.

8. Psikopat juga teguh dalam bertindak agresif, menantang nyali dan perkelahian, jam tidur larut
dan sering keluar rumah.

9. Tidak mampu bertanggung jawab dan melakukan hal-hal demi kesenangan belaka.

10. sikapnya anti sosial diusia dewasa.

11. Hidup sebagai parasit karena memanfaaatkan orang lain untuk kesenangan dan kepuasannya
sendiri.

12. Biasanya sangat cerdas dan mungkin paling cerdas dari anak-anak lain
13. Biasanya mengetahui sesuatu yang tidak diketahuinya dan marah jika orang lain
menyalahkanya. ( merasa paling benar, dan biasanya anggapanya itu benar ).

14. Mengetahui sesuatu yag tidak diketahui biasanya banyak yang benar dan sangat sedikit sekali
yang salah.

15. Memiliki perkiraan dengan akurasi yang tinggi ( perkiraanya jarang salah dan kebanyakan
adalah benar atau benar semuanya ).

3.5. Ciri-Ciri Psikopat

Berikut ini beberapa ciri yang mungkin dapat menjadi isyarat adanya gangguan kepribadian
psikopat :
1. Pada awalnya menampilkan sikap yang menarik, cenderung dibuat-buat , mempesona, dan
menebarkan sikap hangat. Inilah yang membuat orang mudah mempercayainya, dan dengan
kepercayaan itu mereka mencelakai atau menipu korbannya.

2. Beranggapan dirinya yang paling penting dan harus diistimewakan.


Semuanya berpusat pada dirinya, pokoknya untuk saya, pokoknya milik saya, pokoknya saya
dan saya.

3. Sering memerlihatkan perlakuan yang impulsif ( meledak-ledak ).


Sulit menunda dan mengendalikan emosi. Jika punya keinginan harus sekarang, jika tidak akan
marah dan mengamuk.

4. Hubungan pertemanan atau hubungan sosial yang singkat.


Sering ganti-ganti pasangan asmara atau ganti-ganti pekerjaan.

5. Sering berbohong, menipu, dan mengkhianti.


6. kurang tanggung jawab atas perbuatannya.
Berani mengambil keputusan beresiko dan tidak dapat belajar dari pengalaman, selalu diulang
terus, meskipun telah diberi hukuman atau peringatan.

7. Kurang mampu merasakan perasaan orang lain.


Tidak peduli orang lain menderita.

8.cenderung menyalahkan orang lain untuk apa yang telah dilakukannya.

3.6. Mendiagnosis psikopat

1. Mencocokkan kepribadian pasien dengan 20 kriteria yang ditetapkan prof. Hare.


Pencocokan ini dilakukan dengan cara mewawancar keluarga dan orang-orang terdekat pasien,
pengaduan korban, atau pengamatn perilaku pasien dari waktu ke waktu.

2 Memeriksa kesehatan otak dan tubuh lewat pemindaian menggunakan elektroensefalogram,


MRI, dan pemeriksaan kesehatan secara lengkap.
Hal ini dilakukan karena menurut penelitian gambar hasil PET ( positron emission tomography )
perbandingan orang normal, pembunuh terencana berdarah dingin menunjukkan perbedaan
aktivitas otak di bagian prefrontal cortex yang rendah. Bagian otak lobus frontal dipercaya
sebagai bagian yang membentuk kepribadian.

3. Wawancara menggunakan metode DSM ( Diagnostic and Statistical Manual of Mental


Disorder )IV ( The America Psychiatric Association Diagnostic Versi IV ) yang dianggap
berhasil untuk menentukan kepribadian antisosial.

4. Memperhatikan gejala kepribadian pasien. Biasanya sejak usia pasien 15 tahun mulai
menunjukkan tanda-tanda gangguan kejiwaan.

5. Melakukan psikotes. Psikopat biasanya memiliki IQ tinggi.


6. melakukan tes pengetahuan. Psikopat biasanya memiliki pengetahuan yang luas.

7. Jika anda memiliki anak berumur 3 tahun yang terlalu jenius, dan seharusnya anak tersebut
tidak mungkin sejenius itu maka bisa jadi anak anda psikopat.

3.7. Penanganan dan Pencegahan Psikopat


Pada dasarnya, psikopat tidak bisa diterapi secara sempurna tetapi hanya bisa
terobservasi dan terdeteksi. Untuk tahap pengobatan dan rehabilitas psikopat saat ini baru dalam
tahap kopleksitas pemahaman gejala. Terapi yang paling mungk Namun melihat
kompleksitas masalahnya, terapi psikopat bisa dikatakan sulit bahkan tidak mungkin.

Seorang psikopat tidak merasa ada yang salah pada dirinya sehingga memintanya datang teratur
untuk terapi adalah hal yang mustahil. Yang bisa dilakukan manusia adalah menghindari orang-
orang psikopat, memberikan terapi pada korbannya, mencegah timbul korban lebih banyak dan
mencegah psikopat agar tidak berubah menjadi seorang kriminal.
Psikopat salah satu perilaku menyimpang yang banyak ditakuti masyarakat sebenarnya selama
ini banyak terdapat disekitar kita. Sekitar 1 dari 100 orang di dalam masyarakat adalah psikopat.
Hampir seperlimanya akan berperilaku kriminal seperti koruptor, pemabuk, atau
penjudi. Mungkin salah satunya akan berpotensi menjadi “ monster penjagal manusia “. Bila
deteksi dini gangguan perilaku pada anak dan pendekatan lingkungan dilakukan dengan baik,
maka idealnya psikopat tidak akan berubah menjadi kriminal.
Beberapa penelitian faktor lingkungan juga sangat berpengaruh. Lingkungan
tersebut sbisa berupa fisik, biologis dan sosial. Tetapi kebanyakan orang-orang beresiko biasanya
memasuki lingkungan yang sama yang berpotensi terjadinya kejahatan tersebut. Faktor
lingkungan fisik dan sosial yang beresiko berkembangnya seorang psikopat menjadi kriminal
adalah tekanan ekonomi yang buruk, perlakuan kasar dan keras sejak usia anak, penelantaran
anak, perceraian orang tua, kesibukan orang tua, faktor pemberian nutrisi tertentu, dan kehidupan
keluarga yang tidak mematuhi etika hukum, agama dan sosial.
Lingkungan yang beresiko lainnya adalah hidup ditengah masyarakat yang dekat
dengan perbuatan kriminal seperti pembunuhan, penyiksaan, kekerasan, dan lain sebagainya.
Sedangkan lingkungan biologis salah satunya yang saat ini banyak diteliti adalah pola makan
apakah berpengaruh terhadap tindak kriminal tersebut. Adanya penelitian yang dilakukan Peter C
dkk tahun 1997 cukup mengejutkan. Didapatkan kaitan diet, alergi makanan, intoleransi
makanan dan perilaku kriminal di usia muda cukup menjadi informasi dan fakta ilmiah yang
menarik dan sangat penting, meskipun demikian masih belum dapat dijelaskan mengapa
beberapa faktor tersebut berkaitan.
Terdapat beberapa faktor resiko untuk terjadi tindak kekerasan dan kriminal
tersebut seperti agresifitas, emosi, impulsifitas, hiperaktif, gangguan tidur dan sebagainya.
Ternyata banyak faktor resiko tersebut juga terjadi pada penderita alergi. Belakangan terungkap
bahwa alergi menimbulkan komlikasi yang cukup berbahaya, karena alergi dapat mengganggu
semua organ atau sistem tubuh kita termasuk gangguan fungsi otak.
Gangguan fungsi otak itulah maka timbul gangguan perkembangan dan perilaku pada anak seerti
gangguan konsentrasi, gangguan emosi, gangguan tidur, impulsifitas hingga memperberat gejala
penderita Autism dan ADHD. Bila faktor genetik, gangguan fungsi otak, dan diikuti oleh fisik,
biologis dan sosial yang negatif maka tindak kriminal pada penderita psikopat lebih gampang
terjadi.
Seseorang psikopat cenderung sangat sulit untuk disembuhkan bahkan beberapa
ahli mengatakan bahwa hal itu adalah mustahil untuk bisa dilakukan. Walaupun ada yang pernah
memberikan terapi kelompok dalam menyelesaikan masalah ini, ternyata hal tersebut dapat
dikatakan sia-sia, bahkan membuat mereka menjadi berbahaya dikarenakan mereka mempelajari
trik-trik baru dalam bersosialisasi melalui terapi kelompok yang diberikan.
Yang menjadi kekuatan psikopat terhadap korbannya adalah dengan
memanfaatkan kelemahan-kelemahan, entah itu rasa percaya diri, harga diri, dan juga
kelemahan-kelemahan lain yang terdapat dalam diri korban, mereka memanfaatkannya untuk
dapat mengendalikan korban secara fisik dan mental, sehingga korban merasa hancur dan putus
asa dalam menjalani kehidupannyatanpa disadari.
Cara yang terbaik untuk menyikapi hal ini adalah dengan pengenalan diri yang
baik pada calon korban, ketika seseorang mengetahui apa saja titik lemah yang ada dalam
kepribadiannya maka ia dapat mewaspadai setiap usaha psikopat untuk mengambil keuntungan
darinya. Mungkin mereka datang dengan berbagai macam carayang telah mereka manipulasi dan
palsukan, namun jika seseorang lebih mengenal siapa dirinya dan ditunjang dengan kekuatan
mental yang baik maka para psikopat tidak memiliki kesempatan untuk melakukan kejahatan
terhadap sang calon korban.
BAB IV

PENUTUP

4.1. KESIMPULAN
. Psikopat adalah perilaku psikologis dimana pelaku terus mencari gratifikasi (
pembenaran diri ) atas tindakan-tindakan keliru yang dilakukannya. Penyebab seseorang menjadi
psikopat ada beberapa faktor seperti biologis, psikis, sosial, dll. Sejatinya psikopat memang
sangat berbahaya bagi lingkungan maupun orang-orang terdekatnya, berikut beberapa bahaya
psikopat antara lain memanifulasi orang lain untuk kepentingan dan kepuasan diri sendiri,
mereka memanfaatkan kelemahan orang lain untuk mengendalikan orang itu sehingga korban
merasa hancur dan putus asa dll. Selain itu psikopat juga memiliki beberapa gejala antara lain:
impulsif dan sulit mengendalikan diri, sering berbohong, fasih dan dangkal, manifulatif dan
curang dll. Selain itu psikopat juga memiliki ciri-ciri diantaranya pada awalnya menampilkan
sikap menarik, cenderung dibuat-buat, mempesona, dan menebarkan sikap hangat, beranggapan
dirinya yang paling penting dan harus di istimewakan sering memperlihatkan perlakuan yang
impulsif dll. Ada beberapa cara untuk mendiagnosis psikopat yaitu mencocokkan keribadian
pasien dengan 20 kriteria yang ditetapkan Prof. Hare.memerikasa kesehatan otak dan tubuh lewat
pemindaian menggunakan elektroensefalogram, MRI, dan pemeriksaan kesehatan secara lengkap
dll. Pada dasarnya, psikopat tidak bisa diterapi secara sempurna tetapi hanya bisa terobservasi
dan terdeteksi Cara terbaik untuk menyikapi hal ini adalah dengan pengenalan diri yang baik
pada calon korban .
4.2. SARAN
Dari penulisan karya ilmiah ini penulis berharap agar pembaca memberikan saran
atas karya ilmiah ini.
1. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya ilmiah ini masih banyak terdapat
kekurangan itu sebabnya penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca
Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka penulis merekomendasikan berupa saran
sebagai berikut :
2. kita sebaiknya lebih peka dan lebih jeli didalam lingkungan untuk memperhatikan perilaku
orang-orang disekitar kita agar kita dapat mencegah terjadinya hal-hal yang tidak
diinginkan.(konseling)
“MAKALAH STUDY KASUS PERILAKU ABNORMAL (GANGGUAN
PSIKOPAT”

OLEH

NAMA KELOMPOK 3(TIGA)

1. YESAYA KORO LULU


2. AURELIA SAKUNAB
3. ZELIA PREITAS
4. ARIS ALUNAT
5. YOHANES BABA

AKADEMIK PEKERJAAN SOSIAL


KUPANG
2016

Anda mungkin juga menyukai