MAKALAH HUKUM DAN HAM Bariudin PDF
MAKALAH HUKUM DAN HAM Bariudin PDF
PENDAHULUAN
langsung. Pemilihan kepala daerah secara langsung ini telah berlangsung sejak
tahun 2005, yang didasarkan pada ketentuan UU No. 32 Tahun 2004 dengan
berlandaskan pada ketentuan Pasal 18 ayat (4) UUD 1945 yang menentukan bahwa
tersebut tidak menegaskan keharusan bahwa Gubernur, Bupati dan Walikota harus
dipilih melalui suatu pemilihan yang dilaksanakan secara langsung. Akan tetapi,
menurut Rozali Abdullah, oleh karena Daerah merupakan bagian tak terpisahkan
dari Negara Republik Indonesia, maka dalam melakukan pemilihan kepala daerah
dan wakil kepala daerah seharusnya sinkron dengan pemilihan presiden dan wakil
kurang lebih lima tahun terhitung dari 1 Juni 2005, ternyata masih juga
langsung pun juga berkontribusi menambah beban politik, sosial bahkan beban
finansial republik ini. Pemilihan kepala daerah secara langsung terlalu boros, dan
1
Rozali Abdullah, Pelaksanaan Otonomi Luas dengan Pemilihan Kepala Daerah Secara
Langsung, Rajawali Pers, Jakarta, 2005, hlm. 53.
Kenyataan yang tak terhindarkan dalam pemilihan kepala daerah secara
Dengan munculnya kapitalisasi ini maka pemilihan kepala daerah secara langsung
jauh lebih mahal dibandingkan dengan model pemilihan kepala daerah lewat
perwakilan DPRD.3
ini, nuansa yang paling menonjol adalah maraknya sengketa pemilihan kepala
Selain itu juga maraknya kepala daerah yang terpilih dalam pemilihan
kepala daerah secara langsung yang terjerat kasus korupsi. Kabar tentang kepala
daerah yang tersandung kasus korupsi tak pernah berhenti mengalir. Ironisnya,
setiap minggu selalu ada kepala daerah yang ditetapkan sebagai tersangka dalam
kasus korupsi. Umumnya, terjeratnya para kepala daerah itu terkait erat dengan
proses pemilihan kepala daerah yang sudah menelan biaya cukup banyak.
2
Amirudin dan A. Zaini Bisri, Pilkada Langsung: Problem dan Prospek, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta, 2006, Hlm. 59
3
Ibid
4
Menurut Kepala Bagian Administrasi Perkara, Muhidin, selama tahun 2010 sengketa pemilihan
kepala daerah yang teregistrasi di Mahkamah Konstitusi sebanyak 230 perkara, sedangkan
pengujiaan UU (PUU) 120 perkara, serta sengketa kewenangan lembaga Negara (SKLN) hanya
dua perkara., http://www.antaranews.com/berita/1293630961/sengketa-pilkadapaling-banyak-
diperkarakan, unduh 15 Mei 2019
Pemilihan Kepala Daerah tersebut diatur bahwa Pemilihan Gubernur dan Wakil
menunjukkan bahwa pilihan akan bentuk pemilihan kepala daerah belumlah tuntas.
Pasal 18 ayat (4) UUD 1945 yang merupakan landasan konstitusional pemilihan
5
Pemilihan Oleh DPRD Untungkan Parpol Besar, KOMPAS, edisi 11 Februari 2011
BAB II
PEMBAHASAN
Perlindungan HAM
K.M Smith, dkk, 2008: 11). Meskipun manusia terlahir dalam kondisi dan
dimana hak tersebut bersifat universal dan tidak dapat dicaput oleh siapa
bahwa hak asasi manusia merupakan hak yang dimiliki setiap manusia
yang melekat atau inheren padanya karena dia adalah manusia. Hak ini
manusia merupakan hak dasar yang secara kodrati melekat pada diri
manusia, bersifat universal dan langgeng, oleh karena itu harus dilindungi,
dihormati, dipertahankan, dan tidak boleh diabaikan, dikurangi, atau
asasi manusia sebagai seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
Yang Maha Esa, meskipun manusia dilahirkan dalam keadaan dan kondisi
yang beraneka ragam. Oleh karena itu, hak tersebut tidak boleh dicabut
suatu hak asasi, dalam hak itu disertai pembebanan yaitu kewajiban asasi
a. Hak personal (personal rights), hak legal dan hak sipil dan politik
derajat kemanusiaan;
pribadi;
sewenang-wenang;
(c) Hak atas upah yang sama untuk pekerjaan yang sama;
(f) Hak atas standar hidup yang pantas di bidang kesehatan dan
kesejahteraan;
masyarakat.
prinsip yang telah disepakati oleh masyarakat internasional. Hal ini untuk
sama harus diperlakukan dengan sama, dan pada situasi yang berbeda
di atas.
(Muhammad A.S Hikam, 1999: 11), yaitu struktur dan format politik harus
2. Hak Politik
sebagai acuan dalam penegakan dan penghormatan hak asasi manusia baik
yurisdiksinya.
tentang Hak-hak Sipil dan Politik mulai berlaku pada tanggal 23 Maret
pemerintahan negaranya;
dilaksanakan secara berkala dan murni, dengan hak pilih yang bersifat
dengan hak pilih yang universal dan sederajat, dan dilakukan dengan
tersebut adalah hak setiap warga negara untuk ikut serta dalam
Tahun 1945 juga memuat ketentuan tentang hak pilih, yaitu hak setiap
warga negara untuk memilih dan dipilih dalam rangka lembaga perwakilan
rakyat.
beberapa hak yang termasuk dalam hak politik, yaitu hak kebebasan
bertindak atas nama rakyat, maka wakil rakyat harus ditentukan sendiri
oleh rakyat, yaitu melalui pemilihan umum (Jimly Asshiddiqie, 2006: 169-
170).
dalam suatu negara. diantara ciri negara hukum yang berkaitan dengan
depan hukum dan pemerintahan serta adanya pemilihan umum yang bebas.
Dengan adanya pemilu, hak asasi rakyat yang berkaitan dengan bidang
politik dapat disalurkan, hak untuk sama depan hukum dan pemerintahan
juga mendapat saluran, dan dengan adanya pemilu yang bebas maka
maksud pemilu sebagai sarana penyaluran hak demokratis atau hak politik
memberikan hak pilihnya untuk memilih pemimpin daerah kepada DPRD yang
1945, Pasal 18 ayat (4) mengatakan “Gubernur, Bupati, dan Walikota masing-
musyawarah mufakat tanpa oposisi, Hal ini sudah Dalam prinsip demokrasi
berbagai ide dan cara untuk menyelesaikan masalah, ide-ide yang paling baik
1903 yang dikenal dengan decentralisatie wet 1903. Decentralisatie wet 1903
syuu (2602) dan undang-undang nomor 30 tentang mengubah nama negeri dan
kepala daerah yang diangkat adalah kepala daerah pada masa sebelumnya, hal
itu dilakukan karena situasi politik, keamanan, dan hukum ketatanegaraan pada
UU nomor 1 tahun 1945 hanya berusia 3 tahun saja, karena pada tahun
pemerintahan daerah adalah propinsi, kabupaten (kota besar), dan desa (kota
oleh presiden atau menteri dalam negeri melalui calon-calon yang diajukan oleh
DPRD.
dan Pancasila secara murni dan konsekuen, kekuasaan atau kewenangan daerah
dibatasi dan dikontrol oleh rezim Soeharto ketika itu, termasuk terhadap
pemilihan kepala daerah. kepala daerah diangkat oleh presiden dari calon yang
memenuhi syarat, tata cara seleksi calon yang dianggap patut diangkat oleh
bukanlah hasil pemilihan dari DPRD, karena jumlah dukungan suara dalam
mengangkat siapa saja diantara para calon itu. Aturan tersebut terkait dengan
daerah yang dipilih bukanlah pilihan nomor 1 yang diusulkan DPRD setempat.
Pasca lengsernya Rezim Orde Baru, ditetapkanlah undang-undang
nomor 22 tahun 1999 tentang otonomi daerah pada tanggal 7 Mei 1999.
pemerintah daerah terdiri dari kepala daerah dan perangkat daerah lainnya, di
mana DPRD di luar pemerintah daerah yang berfungsi sebagai badan legislatif
walikota dari pemilihan langsung oleh rakyat menjadi pemilihan oleh DPRD.
6
Janedjri M. Gaffar, Politik Hukum Pemilu, (Jakarta: Konstitusi Press, 2012), Hlm. 134
oleh negara melalui penyelenggara pemilukada, maupun biaya yang
dengan politik uang, mulai dari yang besifat sporadis hingga yang bersifat
dapat dilakukan dengan cara mengubah pemilihan oleh rakyat secara langsung
karena prosedur tidak dilakukan secara konsisten dan terbuka, maka pemilihan
di daerah. Ada dua hal penting kenapa pemilukada oleh DPRD akan
7
Ibid, Hlm. 13-135
8
Mustafa Lutfi, Hukum Sengketa Pemilukada di Indonesia; Gagasan Perluasan Kewenangan
Konstitusional Mahkamah Konstitusi, Yogyakarta: UII Press, 2010, Hlm. 127
partisipasi langsung akan berakibat menjauhnya hubungan antara kepala
demokratis.
Dalam dunia demokrasi setiap orang atau individu diberikan kesempatan untuk
hal ini terkategorisasi sebagai bagian dari Hak Asasi Manusia yang dikenal
dengan hak pilih yang universal dan sederajat, dan dilakukan dengan
pemungutan suara yang rahasia yang menjamin kebebasan para
tersebut adalah hak setiap warga negara untuk ikut serta dalam
Tahun 1945 juga memuat ketentuan tentang hak pilih, yaitu hak setiap
warga negara untuk memilih dan dipilih dalam rangka lembaga perwakilan
rakyat.
beberapa hak yang termasuk dalam hak politik, yaitu hak kebebasan
benar dapat bertindak atas nama rakyat, maka wakil rakyat harus ditentukan
sendiri oleh rakyat, yaitu melalui pemilihan umum (Jimly Asshiddiqie, 2006:
169-170).
Daerah melaui DPRD (Pilkada tidak lansung) tidak sejalan dengan prinsip-
PENUTUP
perlindungan Hak Asasi Manusia hal tersebut tidak bersesuaian dengan prinsip-