Anda di halaman 1dari 32

KEGAWATDARURATAN PADA BAYI PREMATUR

OLEH :
LAILATUZ ZAIDAH, S.ST.Ft.,M.OR
Tujuan pembelajaran

• Mampu memahami kegawatdaruratan pada bayi dengan


lahir prematur dan permasalahannya, serta dapat
mengaplikasikan treatment yang diberikan sesuai dengan
kebutuhan perkembangan anak.
An-Nahl 78
Definisi Prematur

• Bayi preterm atau bayi prematur atau BKB adalah bayi


yang dilahirkan ibu pada usia kehamilan kurang dari 37
minggu dengan variasi berat lahir, dapat di golongkan
kecil untuk masa kehamilan, sesuai untuk masa
kehamilan atau besar untuk masa kehamilan.

BKB BBLR kematian


Neonatus

• Pengertian Neonatus adalah masa kehidupan


pertama di luar rahim sampai dengan usia 28
hari, dimana terjadi perubahan yang sangat
besar dari kehidupan didalam rahim menjadi
diluar rahim. Pada masa ini terjadi pematangan
organ hampir pada semua system. Neonatus
bukanlah miniatur orang dewasa, bahkan bukan
pula miniatur anak.
Faktor-Faktor yang Menyebabkan Kegawatdaruratan
pada Neonatus
1. Faktor Kehamilan
• Kehamilan kurang bulan
• Kehamilan dengan penyakit DM
• Kehamilan dengn gawat janin
• Kehamilan dengan penyakit kronis ibu
• Kehamilan dengan pertumbuhan janin terhambat
• Kehamilan lebih bulan
• Infertilitas
2. Faktor pada Partus
• Partus dengan infeksi intrapartum
• Partus dengan penggunaan obat sedatif

3. Faktor pada Bayi


• Skor apgar yang rendah
• BBLR
• Bayi kurang bulan
• Berat lahir lebih dari 4000gr
• Cacat bawaan · Frekuensi pernafasan dengan 2x
observasi lebih dari 60/menit
Beberapa Kegawatdaruratan pada neonatus

• Hipotermia
• Hipoglikemia
• Ikterus
• Masalah Pemberian Air Minum
• Asfiksia BBL
• Gangguan Nafas pada BBL
• Kejang pada BBL
• Infeksi Neonatal
• Rujukan dan Transportasi BBL
• Perdarahan
• Syok/renjatan
Penilaian Cepat

Letakkan bayi pada permukaan yang hangat & cahaya cukup

• PERIKSA TANDA BAHAYA :

qMegap megap (merintih) / tidak bernapas / RR < 20 kali/mnt


qPerdarahan
qkejang
qSyok ( pucat, dingin, HR > 180 x/mnt
qpenurunan kesadaran
Hiportemia

• Hipotermia adalah kondisi dimana suhu tubuh < 36˚C


atau kedua kaki dan tangan teraba dingin. Akibat
hipotermia adalah meningkatnya konsumsi oksigen
(terjadi hipoksia), terjadinya metabolik asidosis sebagai
konsekuensi glikolisis anaerobik, dan menurunnya
simpanan glikogen dengan akibat hipoglikemia.
Tanda-tanda klinis hipotermia
a) Hipotermia sedang (suhu tubuh 32C - <36C ), tanda-tandanya
antara lain : kaki teraba dingin, kemampuan menghisap lemah,
tangisan lemah dan kulit berwarna tidak rata atau disebut kutis
marmorata.

b) Hipotermia berat (suhu tubuh < 32C ), tanda-tandanya antara


lain : sama dengan hipotermia sedang, dan disertai dengan
pernafasan lambat tidak teratur, bunyi jantung lambat, terkadang
disertai hipoglikemi dan asidosisi metabolik.

c) Stadium lanjut hipotermia, tanda-tandanya antara lain : muka,


ujung kaki dan tangan berwarna merah terang, bagian tubuh
lainnya pucat, kulit mengeras, merah dan timbul edema terutama
pada punggung, kaki dan tangan (sklerema)
Hipertermia

• Hipertermia adalah kondisi suhu tubuh tinggi karena


kegagalan termoregulasi. Hipertermia terjadi ketika tubuh
menghasilkan atau menyerap lebih banyak panas
daripada mengeluarkan panas.

• Tanda-tanda dan gejala bervariasi tergantung pada


penyebabnya. Dehidrasi yang terkait dengan serangan
panas dapat menghasilkan mual, muntah, sakit kepala,
dan tekanan darah rendah
Hiperglikemia

• Hiperglikemia disebabkan oleh diabetes mellitus.


Pada diabetes melitus, hiperglikemia biasanya
disebabkan karena kadar insulin yang rendah dan /
atau oleh resistensi insulin pada sel.

• Kadar insulin rendah dan / atau resistensi insulin


tubuh disebabkan karena kegagalan tubuh
mengkonversi glukosa menjadi glikogen, pada
akhirnyanya membuat sulit atau tidak mungkin
untuk menghilangkan kelebihan glukosa dari darah.
Gejala hiperglikemia

• polifagi (sering kelaparan)


• mulut kering
• polidipsi (sering haus)
• kulit kering atau gatal
• poliuri (sering buang air
• impotensi (pria)
kecil)
• infeksi berulang
• penglihatan kabur
• kussmaul hiperventilasi
• kelelahan
• arrhythmia, pingsan,
• berat badan menurun
koma
• sulit terjadi penyembuhan
luka
Tetanus
• Tetanus neonaturum adalah penyakit tetanus yang
diderita oleh bayi baru lahir yang disebabkan karena
basil klostridium tetani.

• Tanda-tanda klinis antara laian : bayi tiba-tiba panas


dan tidak mau minum, mulut mencucu seperti mulut
ikan, mudah terangsang, gelisah (kadang-kadang
menangis) dan sering kejang disertai sianosis, kaku
kuduk sampai opistotonus, ekstremitas terulur dan
kaku, dahi berkerut, alis mata terangkat, sudut mulut
tertarik ke bawah
Pemeriksaan / Kemungkinan
Anamnesis Pemeriksaan
diagnosis lain diagnosis
 Timbul saat lahir  Kejang, tremor, letargi Kadar glukose Hipoglikemia
sampai dengan hari ke atau tidak sadar darah kurang dari
3  Bayi kecil (< 2,500 g atau 45 mg/dL (2.6
 Riwayat ibu Diabetes umur kehamilan < 37 mg) mmol/L)
 Bayi sangat besar (berat
lahir > 4,000 g)

 Ibu tidak imunisasi  Spasme Infeksi tali pusat Tetanus


tetanus toksoid neonatorum
 Malas minum sebe-
lumnya normal
 Timbul hari ke 3-14
 Lahir di rumah dengan
lingkungan kurang
higienis
 Olesan bahan tidak
steril pada tali pusat
Pemeriksaan / Kemungkinan
Anamnesis Pemeriksaan
diagnosis lain diagnosis
 Timbul pada hari  Kejang atau tidak sadar Sepsis Curiga
ke 2 atau lebih  Ubun-ubun besar meningitis
membonjol (tangani
 Letargi meningitis dan
obati kejang)
 Riwayat resusitasi  Kejang atau tidak sadar Asfiksia
pada saat lahir  Layuh atau letargi neonatorum
atau bayi tidak  Gangguan napas dan/atau
bernapas minimal  Suhu tidak normal Trauma (obati
satu menit sesudah  Mengantuk atau kejang, dan
lahir aktivitas menurun tangani asfiksia
 Timbul pada hari  Iritabel atau rewel neonatorum)
ke 1 sampai ke 4
 Persalinan dengan
penyulit (misal
partus lama atau
gawat janin)
Pemeriksaan / Kemungkinan
Anamnesis Pemeriksaan
diagnosis lain diagnosis

 Timbul pada hari ke  Kejang atau tidak sadar Perdarahan


1 sampai 7  Bayi kecil (berat lahir < intraventrikular
 Kondisi bayi 2500 g atau umur (Nilai dan
mendadak kehamilan < 37 minggu) tangani
memburuk  Gangguan napas berat perdarahan dan
 Mendadak pucat juga asfiksia
neonatorum)
 Ikterus hebat timbul  Kejang Hasil tes Coombs Ensefalopati
pada hari ke 2  Opistotonus positif bilirubin (Kern-
 Ensefalopati timbul ikterus) (obati
pada hari ke 3 - 7 kejang dan
 Ikterus hebat yang tangani
tidak atau Ensefalopati
terlambat diobati bilirubin)
Sindrom Gawat Nafas Neonatus

• Sindrom gawat nafas neonatus merupakan kumpulan gejala yang


terdiri dari dispnea atau hiperapnea dengan frekuensi pernafasan
lebih dari 60 kali per menit, sianosis, merintih, waktu ekspirasi dan
retraksi di daerah epigastrium, interkostal pada saat inspirasi.

• Penyakit Membran Hialin (PMH) Penyebab kelainan ini adalah


kekurangan suatu zat aktif pada alveoli yang mencegah kolaps
paru. PMH sering kali mengenai bayi prematur, karena produksi
surfaktan yang di mulai sejak kehamilan minggu ke 22, baru
mencapai jumlah cukup menjelang cukup bulan.
Patofisiologi Penyebab PMH

• Patofisiologi Penyebab PMH adalah surfaktan paru. Surfaktan paru


adalah zat yang memegang peranan dalam pengembangan paru dan
merupakan suatu kompleks yang terdiri dari protein, karbohidrat, dan
lemak. Senyawa utama zat tersebut adalah lesitin.

• Zat ini mulai di bentuk pada kehamilan 22-24 minggu dan mencapai
maksimum pada minggu ke 35.

• Fungsi surfaktan adalah untuk merendahkan tegangan permukaan


alveolus akan kembali kolaps setiap akhir ekspirasi, sehingga untuk
bernafas berikutnya di butuhkan tekanan negatif intrathoraks yang lebih
besar dan di sertai usaha inspiarsi yang lebih kuat.
KEJANG PADA BAYI

• Kejang adalah perubahan secara tiba-tiba fungsi


neurologi, baik motorik maupun autonomik, karena
kelebihan pancaran listrik pada otak
PRINSIP DASAR

• Kejang yang berkepanjangan mengakibat-kan hipoksia otak


yang cukup berbahaya bagi ke langsungan hidup bayi atau
meng-akibatkan gejala sisa di kemudian hari.
• Dapat diakibatkan oleh asfiksia neonato-rum, hipoglikemia atau
merupakan tanda meningitis atau masalah susunan saraf.
• Kejang adalah salah satu Tanda Bahaya atau “Danger
sign“ pada neonatus
• Dapat diantisipasi dengan melakukan tindakan promotip atau
preventip
• Secara klinik kejang pada bayi diklasifikasikan tonik, klonik,
mioklonik dan ”subtle seizures”
Langkah Promotif / Preventif
• Mencegah persalinan prematur
• Melakukan pertolongan persalinan yang bersih dan aman
• Mencegah asfiksia neonatorum
• Melakukan resusitasi dengan benar
• Melakukan tindakan pencegahan Infeksi .
• Mengendalikan kadar glukosa darah ibu.
• Antisipasi setiap faktor kondisi (faktor predisposisi) dan
masalah dalam proses persalinan.
Langkah Promotif / Preventif

• Berikan pengobatan yang rasional dan efektif.


• Lanjutkan pengamatan dan pengobatan terhadap
masalah atau infeksi yang dikenali pada saat
kehamilan ataupun persalinan.
• Jangan pulangkan bila masa kritis belum
terlampaui.
• Beri instruksi tertulis untuk asuhan mandiri di rumah.
• Lakukan tindakan dan perawatan yang sesuai bagi
bayi baru lahir dari ibu yang infeksi saat persalinan.
• Berikan hidrasi oral / IV secukupnya.
Diagnosis
Anamnesis :
• Riwayat persalinan: bayi lahir prematur, lahir dengan tindakan, penolong persalinan,
asfiksia neonatorum.
• Riwayat imunisasi tetanus.
• Riwayat perawatan tali pusat dengan obat tradisional.
• Riwayat kejang, penurunan kesadaran, ada gerakan abnormal pada mata, mulut,
lidah dan ekstrimitas .
• Riwayat spasme atau kekakuan pada ekstremitas, otot mulut dan perut.
• Kejang dipicu kebisingan/prosedur/tindakan pengobatan.
• Riwayat bayi malas minum sesudah dapat minum normal.
• Adanya faktor risiko infeksi.
• Riwayat ibu mendapat obat mis. heroin, metadon, propoxypen, sekobarbital, alkohol.
• Riwayat perubahan warna kulit (kuning)
• Saat timbul dan lamanya terjadi kejang.
Diagnosis
Kejang:
• Gerakan abnormal pada wajah, mata, mulut, lidah dan
ekstrimitas
• Ekstensi atau fleksi tonik ekstremitas, gerakan seperti
mengayuh sepeda, mata berkedip, berputar, juling.
• Tangisan melingking dengan nada tinggi, sukar berhenti.
• Perubahan status kesadaran, apnea, ikterus, ubun-ubun
besar membonjol, suhu tubuh tidak normal.
KELAINAN GANGGUAN NAFAS NEONATUS
Frekuensi napas
Gejala tambahan gangguan napas Klasifikasi

> 60 kali/menit DENGAN Sianosis sentral DAN tarikan dinding dada atau merintih Gangguan napas
saat ekspirasi. berat
ATAU > 90 kali/ DENGAN Sianosis sentral ATAU tarikan dinding dada ATAU merintih
menit saat ekspirasi.
ATAU < 30 kali/ DENGAN atau Gejala lain dari gangguan napas.
menit TANPA

60-90 kali/menit DENGAN Tarikan dinding dada ATAU merintih saat ekspirasi Gangguan napas
sedang
tetapi Sianosis sentral
TANPA
ATAU > 90 kali/ TANPA Tarikan dinding dada atau merintih saat ekspirasi atau
menit sianosis sentral.
60-90 kali/menit TANPA Tarikan dinding dada atau merintih saat ekspirasi atau Gangguan napas
sianosis sentral. ringan
60-90 kali/menit DENGAN Sianosis sentral Kelainan jantung
kongenital
tetapi Tarikan dinding dada atau merintih.
TANPA
SKOR APGAR

• Penilaian klinis menit 1-5-10 sebagai penilaian klasifikasi


asfiksia
• Bernilai prognositik
• Menilai keberhasilan tindakan resusitasi
• Tidak digunakan untuk menentukan apakah perlu
resusitasi atau tidak (memulai resusitasi)
Skor Apgar

Tanda 0 1 2
Frekuensi 0 < 100 > 100 Asfiksia Ringan 7
jantung kali/menit kali/menit
Usaha Tidak ada merintih menangis Asfiksia Sedang 4-6
napas
Asfiksia Berat 0-3
Warna kulit pucat biru kemerahan
Tonus otot lunglai Fleksi Fleksi
sebagaian penuh
Peka Tidak ada menyering menangis
rangsang respon ai
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai