Anda di halaman 1dari 29

BIOSINTESIS ASAM AMINO

PAPER

OLEH :

MUHAMMAD ARIF LUBIS 180301004

RIZKI MARITO HARAHAP 180301005

LEONY ALDRIANTI 180301036

DEVI SILVYA 180301039

AURELLIA GISTI SHAFIRA 180301230

KELOMPOK 2/ AET 5

MATA KULIAH BIOKIMIA

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan paper ini tepat pada

waktunya.

Adapun judul paper ini adalah “Biosintesis Asam Amino” yang

merupakan salah satu syarat untuk dapat memenuhi komponen penilaian di Mata

Kuliah Biokimia Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada

Prof. Ir. Tengku Sabrina, M.Agr.Sc., Ph.D selaku dosen mata kuliah Biokimia

yang telah membantu dalam menyelesaikan paper ini.

Penulis menyadari bahwa paper ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi

kesempurnaan paper ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga paper ini

bermanfaat bagi kita semua.

Medan, November 2019

Penulis
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Manusia dapat membentuk 12 dari 20 asam amino yang umum dari zat-zat

antara amfibolik glikolisis dan siklus asam sitrat. Meskipun secara nutrisional

nonesensial, namun kedua belas asam amino ini tidak bersifat “nonesensial”.

Kedua puluh asam amino tersebut secara biologis esensial. Dari 12 asam amino

yang secara nutrisional nonesensial, 9 buah diantaranya dibentuk dari zat antara

amfibolik dan 3 buah (sistein, tirosin, dan hidroksilisin) dibentuk dari asam amino

yang esensial secara nutrisional. Identifikasi 12 asam amino yang dapat disintesis

oleh manusia terutama didasarkan pada data yang berasal dari diet dengan protein

yang digantikan oleh asam amino murni.

Kedua puluh asam amino yang terdapat di protein bersifat esensial bagi

kesehatan. Meskipun relatif jarang dijumpai di dunia besar, defisiensi asam amino

masih bersifat endemik di beberapa tempat di Afrika Barat yang sangat

mengandalkan diet dari padi-padian yang kurang mengandung asam amino,

seperti triptofan dan lisin. Penyakit-penyakit ini mencakup kwashiorkor yang

timbul jika anak disapih dengan makanan yang kaya akan pati, tetapi kurang

mengandung protein;dan marasmus, yaitu terjadi defisiensi baik asupan kalori

maupun asam amino spesifik.

Dalam tubuh mahluk hidup pasti dijumpai asam amino,asam-asam amino

terdiri atas pertama, produksi asam amino dari pembongkaran protein tubuh,

digesti protein diet serta sintesis asam amino di hati. Kedua, pengambilan nitrogen

dari asam amino. Sedangkan ketiga adalah katabolisme asam amino menjadi

energi melalui siklus asam serta siklus urea sebagai proses pengolahan hasil
sampingan pemecahan asam amino. Keempat adalah sintesis protein dari asam-

asam amino. Asam amino juga mengalami katabolisme,yang terjadi dalam 2

tahapan yaitu: Transaminasi dan Pelepasan amin dari glutamat menghasilkan ion

ammonium.Semua jaringan memiliki kemampuan untuk mensintesis asam amino

nonesensial, melakukan remodeling asam amino, serta mengubah rangka karbon

non asam amino menjadi asam amino dan turunan lain yang mengandung

nitrogen. Dalam kondisi surplus diet, nitrogen toksik potensial dari asam amino

dikeluarkan melalui transaminasi, deaminasi dan pembentukan urea. Rangka

karbon umumnya diubah menjadi karbohidrat melalui jalur glukoneogenesis, atau

menjadi asam lemak melalui jalur sintesis asam lemak.

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dari paper ini adalah untuk mengetahui

pengertian asam amino, klasifikasi asam amino, dan biosintesis asam amino

esensial dan asam amino non esensial.

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan dari penulisan paper ini adalah sebagai salah satu syarat

untuk dapat memenuhi komponen penilaian di mata kuliah Biokimia Program

Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, dan sebagai

bahan referensi bagi pihak yang membutuhkan


PEMBAHASAN

1. Pengertian Asam Amino


Asam amino adalah asam karboksilat yang mempunyai gugus amino.

Asam amino yang terdapat sebagai komponen protein mempunyai gugus –NH2

pada atom karbon α dari posisi gugus –COOH. Asam amino termasuk golongan

senyawa yang paling banyak dipelajari karena salah satu fungsinya adalah sebagai

penyusun protein yang sangat penting dalam organisme. Rumus umum asam

amino adalah sebagai berikut:

R – CH– COOH

NH2

Semua jaringan memiliki kemampuan untuk men-sintesis asam amino non

esensial, melakukan remodeling asam amino, serta mengubah rangka karbon non

asam amino menjadi asam amino dan turunan lain yang mengandung nitrogen.

Dalam kondisi surplus diet, nitrogen toksik potensial dari asam amino dikeluarkan

melalui transaminasi, deaminasi dan pembentukan urea.

2. Klasifikasi Asam Amino

Rangka karbon umumnya diubah menjadi karbohidrat melalui jalur

glukoneogenesis, atau menjadi asam lemak melalui jalur sintesis asam lemak.

Asam amino dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu:

a) Asam Amino Esensial


Tumbuhan dan bakteri bisa mensintesis 20 asam amino, kita sebagai

manusia tidak dapat mensintesis 9 dari 20 asam amino tersebut. Sembilan asam

amino tersebut hanya diperoleh dari makanan yang kita makan dan dinamakan
asam amino esensial. Asam amino esensialmeliputi: Histidine, Isoleucine,

Leucine, Lysine, Methionine, Phenylalanine, Threonine, Tyrptophan, dan Valine.


b) Asam Amino Non-Esensial
Merupakan asam amino yang tidak dapat disintesis oleh tubuh kita sehingga harus

ada di dalam makanan yang kita makan. Macam-macam asam amino esensial:

Alanine, Arginine, Asparagine, Aspartate, Cysteine, Glutamat, Glutamine,

Glycyne, Proline, Syerine, Tyrosyne.


3. Biosintesis Asam Amino
Berdasarkan klasifikasi atau macamnya, asam amino dapat

dibedakan menjadi dua, yakni asam amino esensial, dan asam

amino nonesensial. Biosintesis asam amino esensial melalui jalur

atau proses yang kompleks, sedangkan biosintesis asam amino

nonesensial dapat melalui jalur atau proses yang sederhana.

a. Biosintesis asam amino esensial

1. Biosintesis histidin

Gen-gen pengkode enzim yang berperan dalam biosintesis

histidin telahteridentifikasi pada banyak fungi , bakteri, tanaman,


dan archaea. Reaksi biosintesis histidin diawali dengan

kondensasi Adenosine Tr-phosphate (ATP) dan 5-phosphoribosyl

1-pyrophosphate (PRPP) membentuk phosphoribosyl-ATP.

Kemudian akan melewati beberapa tahapan, mulai dari

pembentukan 1-(5-phospho-D-ribosyl) – AMP → 1-(5-

phosphoribosyl)-5-[(5 phosphoribosylamino) methilidene amino]

imidazole - 4 - carboxamide → phosphoribulosyformimino-AICAR-

P → D-erythro-imidazole-glycerol-phosphat → imidazole acetol-

phosphat→ L-histidinol-phosphat → histidinol → histidinal → L-

histidine. Berikut adalahmekanisme beserta enzim yang bekerja

pada biosintesis histidine olehbeberapa bakteri, yaituEscherichia

coli (Ec), Arabidopsis thaliana col (At),Brassica oleracea botrytis

(Bo0, Thermotoga maritima (Tm), Thermusthermophilus (Tt).


2. Biosintesis isoleusin

Biosintesis isoleusin yang telah berhasil diketahui dapat

melalui beberapa jalur. Jalur yang pertama adalah melalui asam

amino threonin, kedua adalah melalui asam piruvat, dan yang

ketiga melalui asam oksaloasetat. Masing-masing jalur digunakan

oleh bakteri yang berbeda. Escherichia coli (Ec) dapat

menggunakan jalur pertama dan ketiga sesuai dengan substrat

yang tersedia. Bacillus subtilis (Bs) dapat mensintesis isoleusin

melalui jalur yang ketiga,namun enzim-enzimnya belum

diketahui secara lengkap. Sementara jalur yang kedua lebih


banyak digunakan oleh bakteri-bakteri metanogen, seperti

Methanococcus aeolicus, Methanothermobacter

thermautotrophicus. Bakterimetanogen menggunakan jalur ini,

karena mereka banyak hidup pada rumen yang kaya akan asam

piruvat. Berikut jalur biosintesis isoleusin masing-masing jalur

beserta enzim yang berperan.

Biosintesis isoleusin
Biosintesis isoleusin dari asam piruvat

3. Biosintesis leusin

Beberapa organisme memiliki kemampuan untuk

melakukan sintesis asam amino leusin. Organisme yang memiliki

jalur biosintesis leusin adalah golongan archaea, bakteri, fungi,

dan viridiplantae. Pembentukan leusin melibatkan lima tahapan

reaksi yang dimulai dari prekursor valin, yaitu 2-keto-isovalerate

sampai reaksi terakhir yang dikatalisa oleh enzim transaminase.

Berikut adalah jalur biosintesis asam amino leusin oleh E.coli.

Keberadaan leusin yang berlebihakan menghambat kerja dari

enzim 2-isopropylmalate synthase dan leucinetransaminase.


Feedback inhibition ini digunakan untuk menghindari

akumulasileusin yang terlalu berlebih dalam tubuh.

4. Biosintesis lisin

Terdapat enam jalur yang telah ditemukan pada bakteri,

alga, fungi, dan tumbuhan tingkat tinggi dalam melakukan

biosintesis asam amino lisin. Jalur tersebut dikelompokkan

menjadi dua kelompok besar, yaitu jalur diaminopimelate (DAP)

dan jalur 2-aminoadipate. Jalur DAP dikelompokkan menjadi

empat macam variasi, yaitu variasi suksinilase yang melibat

kanintermediet suksinilate, variasi asetilase yang melibatkan

intermediet asetil,variasi dehidrogenase, dan variasi

diaminopimelate-aminotransferase. Kedua jalur yang lain

merupakan turunan dari jalur 2-aminoadipate. Berikut


adalah jalur biosintesis yang melibatkan intermediet suksinilate

atau jalur variasisuksinilase. Jalur ini merupakan jalur yang paling

umum dalam biosintesis lisinoleh bakteri. Jalur ini telah banyak

ditemukan pada beberapa jenis bakteriyang berbeda.


5. Biosintesis methiolin
Di bawah ini terdapat dua macam jalur pembentukan

metionin. Jalur yang pertama merupakan pembentukan metionin

dari oksaloasetat dan dari senyawa sulfur inorganic untuk

membentuk asam amino yang mengandung gugus sulfur.

Kebanyakan bakteri, yeast, dan fungi menggunakan jalur

ini,mengingat pentingnya asam amino ini (sebagai inisiasi

sintesis protein, metilasi DNA, Rrna dan xenobiotic, dan

biosintesis sistein, fosfolipid, dan poliamin). Jalur yang kedua

adalah jalur salvage yang ditemukan pada hampir seluruh

mahluk hidup. Berikut adalah jalur pertama dari biosintesis asam

amino metionin.
Biosintesis Metionin dari siklus TCA

Jalur yang berikutnya merupakan jalur yang kedua, yaitu

melalui jalur salvage. Jalur ini ditemukan pada banyak

organisme, yaitu bakteri, protozoa, tumbuhan dan mamalia.

Antar kelompok yang menggunakan jalur ini tentunya sangat

berbeda berdasarkan degradasi senyawa S-metil-5-tioadenosin.


Berikut ini adalah jalur salvage pembentukan asam

aminometionin:

Biosintesis Metionin dari S-methyl-5-thio-α-ribose-1-phsphate

6. Biosintesis phenilalanin
Biosintesis fenilalanin diawali dengan proses

pengkonversian chorimate menjadi prephenate. Prephenate

merupakan prekursor terakhir dari biosintesis fenilalanin dan

tirosin. Hal ini yang menyebabkan proses biosintesis antara

fenilalanin dan tirosin sangat mirip. Organisme yang

menggunakan jalur biosintesis ini adalah golongan archaea,

fungi, dan bakteri. Berikut ini adalah jalur biosintesis fenilalanin

dari E.coli dan Bacillussubtilis


Biosintesis phenilalanin

7. Biosintesis thereonin

Jalur biosintesis threonin yang dapat dilihat pada gambar di

bawah ini didasarkan pada pengubahan metabolism energy

molekul asam oksalo asetat menjadi threonin. Organisme yang

menggunakan jalur biosintesis ini adalah archaea, fungi, dan

bakteri. Berikut ini adalah jalur biosintesis asam amino threonin

beserta enzim yang berperan dan regulasinya.

Biosintesis threonin

Jalur ini diatur pada beberapa poin dari produk akhir

metabolisme, baik melalui penghambatan enzim dan atenuasi.

Atenuasi terhadap keberadaan isoleusin dan treonin menekan

langkah kedua, keempat, kelima, dan keenam pada jalur ini.

Selain itu, enzim thr-A juga dihambat dengan keberadaan

treonin.
8. Biosintesis tryptophan

Biosintesis triptofan pada mikroba melibatkan lima jenis

enzim yang dikode oleh tujuh gen. Gen ini biasanya diatur dalam

suatu cluster tunggal membentuk suatu operon. Organisme yang

mampu melakukan biosintesis ini adalah archaea, fungi, bakteri,

dan embryophita. Dalam hal ini, arabidopsisthaliana mampu

melakukan biosintesis terhadap triptofan. Jalur biosintesisyang

digunakan oleh arabidopsis dan bakteri tidak jauh berbeda

karenaarabidopsis memiliki trp operon yang di dalamnya

mengandung gen pengkode enzim untuk mensintesis triptofan.

Berikut adalah jalur biosintesis asam aminotriptofan beserta

enzim yang berperan.


Biosintesis triptofan

9. Biosintesis valin
Jalur biosintesis valin sebenarnya merupakan jalur pararel

dengan jalur biosintesis isoleusin, dimana pada satu jalur akan

dihasilkan tidak hanya isoleusin tetapi juga valin dan leusin.

Pembentukan valin menggunakan 2 molekul asam piruvat yang

pada akhirnya akan terpecah untuk membentuk valin atau


leusin. Jalur biosintesis ini digunakan oleh archaea, bakteri, dan

beberapa eukariot. Karena tiga asam amino ini terbentuk melalui

jalur yang sama, maka terdapat konsekuensi yang tidak dapat

terhindarkan. Konsekuensi ini adalah sistem regulasi pada jalur

biosintesis, dimana keberadaanva akan menghambat jalannya

proses biosintesis. Karena sistem biosintesis saling terkait, maka

pembentukan ketiga asam amino juga akan terhambat. Berikut

adalah jalur biosintesis asam amino valin beserta enzim yang

berperan.

b. Biosintesis asam amino nonesensial

1. Biosintesis glutamate dan aspartat


Glutamat dan aspartat disintesis dari asam α-keto dengan reaksi

tranaminasi sederhana. Katalisator reaksi ini adalah enzim glutamat dehidrogenase

dan selanjutnya oleh aspartat aminotransferase, AST.

Reaksi biosintesis glutamat

Aspartat juga diturunkan dari asparagin dengan bantuan asparaginase.

Peran penting glutamat adalah sebagai donor amino intraseluler utama untuk

reaksi transaminasi. Sedangkan aspartat adalah sebagai prekursor ornitin untuk

siklus urea.

2. Biosintesisalanin

Alanin dipindahkan ke sirkulasi oleh berbagai jaringan, tetapi umumnya

oleh otot. Alanin dibentuk dari piruvat. Hati mengakumulasi alanin plasma,

kebalikan transaminasi yang terjadi di otot dan secara proporsional meningkatkan

produksi urea. Alanin dipindahkan dari otot ke hati bersamaan dengan transportasi

glukosa dari hati kembali ke otot. Proses ini dinamakan siklus glukosa-alanin.

Fitur kunci dari siklus ini adalah bahwa dalam 1 molekul, alanin, jaringan perifer

mengekspor piruvat dan amonia ke hati, di mana rangka karbon didaur ulang dan

mayoritas nitrogen dieliminir.

Ada 2 jalur utama untuk memproduksi alanin otot yaitu:

1. Secara langsung melalui degradasi protein


2. Melalui transamina sipiruvat dengan bantuan enzim alanin transaminase,

ALT (juga dikenal sebagai serum glutamat-piruvat transaminase, SGPT).

Glutamat + piruvat α-ketoglutarat + alanin

Siklus glukosa-alanin

3. Biosintesissistein

Sulfur untuk sintesis sistein berasal dari metionin. Kondensasi dari ATP

dan metionin dikatalisis oleh enzim metionin adenosiltransfrease menghasilkan S-

adenosilmetionin (SAM).

Biosintesis S-adenosilmetionin (SAM)


SAM merupakan precursor untuk sejumlah reaksi transfer metil (misalnya

konversi norepinefrin menjadi epinefrin). Akibat dari tranfer metil adalah

perubahan SAM menjadi S-adenosilhomosistein. S-adenosilhomosistein

selanjutnya berubah menjadi homosistein dan adenosin dengan bantuan enzim

adenosilhomosisteinase. Homosistein dapat diubah kembali menjadi metionin

oleh metionin sintase.

Reaksi transmetilasi melibatkan SAM sangatlah penting, tetapi dalam

kasus ini peran S-adenosilmetionin dalam transmetilasi adalah sekunder untuk

produksi homosistein (secara esensial oleh produk dari aktivitas transmetilase).

Dalam produksi SAM, semua fosfat dari ATP hilang: 1 sebagai Pi dan 2 sebagai

Ppi. Adenosin diubah menjadi metionin bukan AMP.

Dalam sintesis sistein, homosistein berkondensasi dengan serin

menghasilkan sistationin dengan bantuan enzim sistationase. Selanjutnya dengan

bantuan enzim sistationin liase sistationin diubah menjadi sistein dan α-

ketobutirat. Gabungan dari 2 reaksi terakhir ini dikenal sebagai trans-sulfurasi.


Peran metionin dalam sintesis sistein

4. Biosintesistirosin

Tirosin diproduksi di dalam sel dengan hidroksilasi fenilalanin. Setengah

dari fenilalanin dibutuhkan untuk memproduksi tirosin. Jika diet kita kaya tirosin,

hal ini akan mengurangi kebutuhan fenilalanin sampai dengan 50%.

Fenilalanin hidroksilase adalah campuran fungsi oksigenase: 1 atom

oksigen digabungkan ke air dan lainnya ke gugus hidroksil dari tirosin. Reduktan

yang dihasilkan adalah tetrahidrofolat kofaktor tetrahidrobiopterin, yang

dipertahankan dalam status tereduksi oleh NADH-dependent enzyme

dihydropteridine reductase (DHPR).


Biosintesis tirosin dari fenilalanin

5. Biosintesisprolin

Glutamat adalah prekursor ornitin dan prolin. Dengan glutamat

semialdehid menjadi intermediat titik cabang menjadi satu dari 2 produk atau

lainnya. Ornitin bukan salah satu dari 20 asam amino yang digunakan untuk

sintesis protein. Ornitin memainkan peran signifikan sebagai akseptor karbamoil

fosfat dalam siklus urea. Ornitin memiliki peran penting tambahan sebagai

prekursor untuk sintesis poliamin. Produksi ornitin dari glutamat penting ketika

diet arginin sebagai sumber lain untuk ornitin terbatas.

Penggunaan glutamat semialdehid tergantung kepada kondisi seluler.

Produksi ornitin dari semialdehid melalui reaksi glutamat-dependen transaminasi.

ketika konsentrasi arginin meningkat, ornitin didapatkan dari siklus urea ditambah

dari glutamat semialdehid yang menghambat reaksi aminotransferase. Hasilnya

adalah akumulasi semialdehid. Semialdehid didaur secara spontan menjadi


Δ1pyrroline-5-carboxylate yang kemudian direduksi menjadi prolin oleh NADPH-

dependent reductase.

6. Biosintesisserin

Jalur utama untuk serin dimulai dari intermediat glikolitik 3-fosfogliserat.

NADH-linked dehidrogenase mengubah 3-fosfogliserat menjadi sebuah asam keto

yaitu 3-fosfopiruvat, sesuai untuk transaminasi subsekuen. Aktivitas

aminotransferase dengan glutamat sebagai donor menghasilkan 3-fosfoserin,

yang diubah menjadi serin oleh fosfoserin fosfatase.

7. Biosintesisglisin

Jalur utama untuk glisin adalah 1 tahap reaksi yang dikatalisis oleh serin

hidroksimetiltransferase. Reaksi ini melibatkan transfer gugus hidroksimetil dari

serin untuk kofaktor tetrahidrofolat (THF), menghasilkan glisin dan N 5, N10-

metilen-THF.

8. Biosintesisasparagin, danglutamin

Asparagin sintetase dan glutamin sintetase mengkatalisis produksi

asparagin dan glutamin dari asam α-amino yang sesuai. Glutamin dihasilkan dari

glutamat dengan inkorporasi langsung amonia dan ini merupakan reaksi fixing

nitrogen lain. Tetapi asparagin terbentuk oleh reaksi amidotransferas.


KESIMPULAN

Dari rumusan masalah dan pembahasan dalam paper ini,

dapat disimpulkan bahwa:

1. Asam amino adalahasam karboksilat yang mempunyai gugus amino. Asam

amino yang terdapat sebagai komponen protein mempunyai gugus –NH 2 pada

atom karbon α dariposisigugus –COOH.


2. Asam amino dikelompokkanmenjadi 2 kategoriyaituasam amino

esensialmeliputi: Histidine, Isoleucine, Leucine, Lysine, Methionine,

Phenylalanine, Threonine, Tyrptophan, Valine. sedangkanasam amino esensial:

Alanine, Asparagine, Aspartate, Cysteine, Glutamat, Glutamine, Glycyne, Proline,

Syerine, Tyrosyne.
3. Biosintesis asam amino esensial melalui jalur atau proses

yang kompleks, sedangkan biosintesis asam amino nonesensial

dapat melalui jalur atau proses yang sederhana.


DAFTAR PUSTAKA

Lehninger, A. L. 1987. Dasar-Dasar Biokimia. Jilid I dan II. Surabaya: Erlangga.

Strayer, L. 1995. Biochemistry. New York: W. H. freeman and Company.

Martohartono, S. 1976. Biokimia. Jilid I. Gajah Mada University Press.

Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai