- Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh merupakan salah satu bagian dari
fisiologi homeostatis yang melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh
- Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya. Apabila
terjadi gangguan keseimbangan, baik cairan atau elektrolitdalam tubuh dapat
mengakibatkan overhidrasi, dehidrasi, hiponatremia, hipeanatremia, hipokalemia,
hiperkalemia, dan hipokalsemia.Dengan demikian, keseimbangan cairan dan elektrolit
merupakan komponen atau unsur vital pada tubuh manusia
- Umur
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia,karena usia akanberpengaruh
pada luaspermukaan tubuh,metabolisme,dan berat badan.Infant dan anak-anak lebih
mudah mengalami gangguankeseimbangan cairan dibanding usia dewasa.Pada usia
lanjut sering terjadi gangguan keseimbangan cairandikarenakan gangguan fungsi ginjal
atau jantung.
- Iklim
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban udaranya rendah
memilikipeningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit melalui keringat.Sedangkan
seseorang yang beraktifitas dilingkungan yang panas dapatkehilangan cairan sampai
dengan 5 L per hari.
- Diet
Diet seseorag berpengaruh terhadap intake cairan dan elktrolit.Ketika intake nutrisi
tidak adekuat makatubuh akan membakar protein dan lemak sehingga akan serum
albumin dan cadangan protein akan menurunpadahal keduanya sangat diperlukan
dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkanedema.
- Stress
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel,glukosa darah,dan pemecahan glykogen
otot.Mekanisme inidapat meningkatkan natrium dan retensi airsehingga bila
berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah.
- Kondisi Sakit
Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan elektrolit
tubuh Misalnya: a. Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui
IWL. b. Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulator
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh. Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran
akan mengalami gangguanpemenuhan intake cairan
- Gatao
2.1 DEFINISI HIDRASI
- Hiponatremia dapat terjadi pada keadaan tonisitas atau osmolalitas yang rendah, normal
ataupun tinggi. Sebagian besar kejadian hiponatremia berkaitan dengan hipotonisitas,
yang berarti bila jumlah asupan cairan melebihi kemampuan eskresi.
- Kondisi hiponatremia apabila kadar natrium plasma di bawah 130mEq/L. Jika kadar <
118 mg/L maka akan timbul gejala kejang, koma. Hiponatremia ini dapat disebabkan
oleh euvolemia (SIADH, polidipsi psikogenik), hipovolemia (disfungsi tubuli ginjal,
diare, muntah, third space losses, diuretika), hipervolemia (sirosis, nefrosis). Koreksi
hiponatremia yang sudah berlangsung lama dilakukan secara perlahan-lahan, sedangkan
untuk hiponatremia akut lebih agresif
- Dosis NaCl yang harus diberikan, dihitung melalui rumus berikut:
NaCl = 0,6( N-n) x BB
N = Kadar Na yang diinginkan
n = Kadar Na sekarang
BB = berat badan dalam kg
Kadar natrium pada kondisi normal adalah 135 hingga 145 mEq/liter (miliequivalen per
liter). Seseorang dengan kadar natrium kurang dari 135 mEq/liter, bisa dianggap
mengalami hiponatremia. Beberapa kondisi yang diketahui dapat menyebabkan
hiponatremia adalah:
Perubahan hormon. Kekurangan hormon adrenal dapat memengaruhi kinerja kelenjar
adrenal untuk memproduksi hormon yang menjaga keseimbangan kadar air, natrium, dan
kalium dalam tubuh. Kadar hormon tiroid yang rendah juga dapat menyebabkan
hiponatremia.
Diare atau muntah parah dan kronis. Kondisi ini dapat menyebabkan tubuh
kehilangan natrium.
Syndrome of inappropriate anti-diuretic hormone (SIADH). Penyakit ini menghasilkan
ADH dalam jumlah besar, sehingga membuat tubuh tidak membuang air secara normal
melalui urine. Air yang berlebih dalam tubuh akan melarutkan natrium, dan membuat
kadarnya menurun.
Penggunaan obat-obat tertentu, seperti obat diuretik, antidepresan, serta obat pereda
nyeri, dapat memengaruhi hormon atau ginjal dalam menjaga kadar natrium.
Kondisi kesehatan tertentu. Gagal jantung, penyakit ginjal, dan sirosis, dapat
menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh dan melarutkan natrium, sehingga kadar
natrium dalam darah menjadi rendah.
Penggunaan obat terlarang seperti ekstasi. Obat golongan amfetamin ini dapat
membuat seseorang mengalami hiponatremia parah.
- Sakit kepala.
- Linglung.
- Mual dan muntah.
- Lemas dan lelah.
- Kram atau lemah otot.
- Gelisah.
- Kejang.
- Penurunan kesadaran yang dapat berujung pada koma dan bahkan kematian.
- Pada kondisi hiponatremia kronis, di mana kadar natrium turun secara bertahap dalam 2
hari atau lebih, komplikasi yang muncul belum berbahaya. Namun bila kadar natrium
turun dalam waktu cepat (hiponatremia akut), dapat terjadi pembengkakan otak yang bisa
menyebabkan koma dan bahkan kematian.
HIPONATREMIA AKUT
- Pada hiponatremia akut, serum natrium sebaiknya dikoreksi sebesar 2 mEq/L/jam sampai
gejala klinis membaik, dan tidak terlalu penting untuk mencapai rentang nilai normal
selama gejala klinis sudah mengalami perbaikan. Koreksi dapat dilakukan dengan
menggunakan cairan saline hipertonik dengan kecepatan 1-2 mEq/L tiap jam.
Jika pada pasien didapatkan gejala hiponatremia berat (kejang-kejang atau koma), cairan
saline hipertonik dapat diberikan dengan kecepatan 4-6 mEq/L/jam. Monitoring terhadap
status neurologis, status paru dan kadar elektrolit sebaiknya dicek setiap 2 jam.