“PROSES TOKSIKOLOGI”
Disusun oleh :
Kelompok 2
Pramita Utari
SEMESTER VI
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt, atas limpahan rahmat, hidayat, dan
anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“PROSES TOKSIKOLOGI” dengan tepat waktu.
Penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen
pembimbing mata kuliah Toksikologi, Ibu Devi Ika K.S.M..Sc.,Apt atas
dukungannya dalam mengerjakan tugas ini.
Akhir kata, penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan
bagi pembaca. Makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Toksikologi adalah ilmu yang menetapkan batas aman dari bahan kimia
(Casarett and Doulls, 1995). Selain itu toksikologi juga mempelajari
jelas/kerusakan/ cedera pada organisme (hewan, tumbuhan, manusia) yang
diakibatkan oleh suatu materi substansi/energi, mempelajari racun, tidak saja
efeknya, tetapi juga mekanisme terjadinya efek tersebut pada organisme dan
mempelajari kerja kimia yang merugikan terhadap organisme. Banyak sekali
peran toksikologi dalam kehidupan sehari-hari tetapi bila dikaitkan dengan
lingkungan dikenal istilah toksikologi lingkungan dan ekotoksikologi.
Dua kata toksikologi lingkungan dengan ekotoksikologi yang hampir sama
maknanya ini sering sekali menjadi perdebatan. Toksikologi lingkungan adalah
ilmu yang mempelajari racun kimia dan fisik yang dihasilkan dari suatu
kegiatan dan menimbulkan pencemaran lingkungan (Cassaret, 2000) dan
Ekotoksikologi adalah ilmu yang mempelajari racun kimia dan fisik pada
mahluk hidup, khususnya populasi dan komunitas termasuk ekosistem,
termasuk jalan masuknya agen dan interaksi dengan lingkungan (Butler, 1978).
Dengan demikian ekotoksikologi merupakan bagian dari toksikologi
lingkungan.
Kebutuhan akan toksikologi lingkungan meningkat ditinjau dari :
Proses Modernisasi yang akan menaikan konsumsi sehingga produksi juga
harus meningkat, dengan demikian industrialisasi dan penggunaan energi akan
meningkat yang tentunya akan meningkatkan resiko toksikologis.
Proses industrialisasi akan memanfaatkan bahan baku kimia, fisika, biologi
yang akan menghasilkan buangan dalam bentuk gas, cair, dan padat yang
meningkat. Buangan ini tentunya akan menimbulkan perubahan kualitas
lingkungan yang mengakibatkan resiko pencemaran, sehingga resiko
toksikologi juga akan meningkat.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut :
1. Apa definisi dari toksikologi obat?
2. Bagaimana mekanisme model masuk dan daya keracunan obat?
3. Apa saja klasifikasi daya keracunan?
4. Apa saja yang termasuk keracunan obat spesifik?
5. Bagaimana penatalaksanaan keracunan dan overdosis?
C. TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui definisi dari toksikologi ?
2. Mengetahui model masuk dan daya keracunan obat ?
3. Mengetahui klasifikasi daya keracunan
4. Mengetahui apa saja keracunan obat spesifik
5. Mengetahui penatalaksanaan keracunan dan overdosis
BAB II
PEMBAHASAN
Keracunan juga dapat disebabkan oleh kontaminasi kulit (luka bakar kimiawi),
melalui tusukan yang terdiri dari sengatan serangga (tawon, kalajengking, dan
laba-laba) dan gigitan ular, melalui makanan yaitu keracunan yang disebabkan
oleh perubahan kimia (fermentasi) dan pembusukan karena kerja bakteri
(daging busuk) pada bahan makanan, misalnya ubi ketela (singkong) yang
mengandung asam sianida (HCn), jengkol, tempe bongkrek, dan racun pada
udang maupun kepiting, dan keracunan juga dapat disebabkan karena
penyalahgunaan zat yang terdiri dari penyalahgunaan obat stimultan
(Amphetamine), depresan (Barbiturate), atau halusinogen (morfin), dan
penyalahgunaan alcohol.
Racun yang sering menyebabkan Terbakar sekitar mulut, bibir, dan
keracunan dan simptomatisnya: hidung
Asam kuat (nitrit, hidroklorid,
sulfat)
Anilin (hipnotik, notrobenzen) Kebiruan *gelap* pada kulit wajah dan
leher
Asenik (metal arsenic, mercuri, Umumnya seperti diare
tembaga, dll)
Atropine (belladonna), Dilatasi pupil
Skopolamin
Basa kuat (potassium, hidroksida) Terbakar sekitar mulut, bibir, dan
hidung
Asam karbolik (atau fenol) Bau seperti disinfektan
Karbon monoksida Kulit merah cerry terang
Sianida Kematian yang cepat, kulit merah, dan
bau yang sedap
Keracunan makanan Muntah, nyeri perut
Nikotin Kejang-kejang *konvulsi*
Opiat Kontraksi pupil
Asam oksalik (fosfor-oksalik) Bau seperti bawang putih
Natrium Florida Kejang-kejang “konvulsi”
Striknin Kejang “konvulsi”, muka dan
leher kebiruan “gelap”
Jika kita sehari – hari bekerja, atau kontak dengan zat kimia, kita sadar dan
tahu bahkan menyadari bahwa setiap zat kimia adalah beracun, sedangkan
untuk bahaya pada kesehatan sangat tergantung pada jumlah zat kimia yang
masuk kedalam tubuh.
Seperti garam dapur, garam dapur merupakan bahan kimia yang setiap hari kita
konsumsi namun tidak menimbulkan gangguan kesehatan. Namun, jika kita
terlalu banyak mengkonsumsinya, maka akan membahayakan kesehatan kita.
Demikian juga obat yang lainnya, akan menjadi sangat bermanfaat pada dosis
tertentu, jangan terlalu banyak ataupun sedikit lebih baik berdasarkan resep
dokter.
Bahan-bahan kimia atau zat racun dapat masuk ke dalam tubuh melewati tiga
saluran, yakni:
1. Melalui mulut atau tertelan bisa disebut juga per-oral atau ingesti. Hal ini
sangat jarang terjadi kecuali kita memipet bahan-bahan kimia langsung
menggunakan mulut atau makan dan minum di laboratorium.
2. Melalui kulit. Bahan kimia yang dapat dengan mudah terserap kulit ialah
aniline, nitrobenzene, dan asam sianida.
3. Melalui pernapasan (inhalasi). Gas, debu dan uap mudah terserap lewat
pernapasan dan saluran ini merupakan sebagian besar dari kasus keracunan
yang terjadi. SO2 (sulfur dioksida) dan Cl2 (klor) memberikan efek
setempat pada jalan pernapasan. Sedangkan HCN, CO, H2S, uap Pb dan Zn
akan segera masuk ke dalam darah dan terdistribusi ke seluruh organ-organ
tubuh.
4. Melalui suntikan (parenteral, injeksi)
5. Melalui dubur atau vagina (perektal atau pervaginal) (Idris, 1985).
C. Klasifikasi Daya Keracunan
Klasifikasi daya keracuan meliputi sangat-sangat toksik, sedikit toksik dan
lain-lain.
1. Super Toksik : Struchnine, Brodifacoum, Timbal, Arsenikum, Risin, Agen
Oranye, Batrachotoxin, Asam Flourida, Hidrogen Sianida.
2. Sangat Toksik :Aldrin, Dieldrin, Endosulfan, Endrin, Organofosfat
3. Cukup Toksik :Chlordane, DDT, Lindane, Dicofol, Heptachlor
4. Kurang Toksik :Benzene hexachloride (BHC)
3.1 KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Toksisitas atau keracunan obat adalah reaksi yang terjadi karena dosis berlebih
atau penumpukkan zat dalam darah akibat dari gangguan metabolisme atau
ekskresi.
b. Jenis-jenis keracunan menurut (FK-UI, 1995) yaitu :
1. Cara terjadinya terdiri dari:
a) Self poisoning
b) Attempted Suicide
c) Accidental poisoning
d) Homicidal poisoning
2. Mulai waktu terjadi
a) Keracunan kronik
b) Keracunan akut
3. Menurut alat tubuh yang terkena
4. Menurut jenis bahan kimia
c. Klasifikasi daya racun
Dalam obat obatan, Kriteria Toksik Dosis
penggolongan daya
racun yaitu: No.
1. Super Toksik > 15 G/KG BB
2. Toksik Ekstrim 5 – 15 G/KG BB
3. Sangat Toksik 0,5 – 5 G/KG BB
4. Toksisitas Sedang 50 – 500 MG/KG BB
5. Sedikit Toksik 4 – 50 MG/KG BB
4.1 SARAN
Penyusun mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk kebaikan
kedepannya agar penyusun dapat menyajikan karya tulis yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Anief, M. (1991). Apa yang Perlu Diketahui Tentang Obat. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press
Donatus Imono A. 2005. Toksikologi Dasar. Jakarta : Depkes RI.
Donatus, I. A., 1997. Toksikologi Pangan, Edisi Pertama, Toksikologi Jurusan Kimia
Farmasi. Yokyakarta : Fakultas Farmasi UGM
Linden,C.H., Burns,M.G., 2005.Poisoning and Drug Overdosage in Harrison’s Principles
of Internal Medicine Vol.2, 16thedition, International Edition, McGraw Hill.
Loomis, T.A. 1978. Toksikologi Dasar, Donatus, A. (terj.). Semarang: IKIP Semarang.
Mansjoer, Arif. 1999. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga. Jakarta: FKUI.
Muriel, Skeet. 1995.Buku Tindakan Paramedis Terhadap Kegawatan dan Pertolongan
Pertama.Edisi 2. Jakatra:EGC
Press B, Immaduddin. 2008. Bahan Kimia Beracun atau Toksik.
(http://imadanalyzeartikelkesehatan.blogspot.com/2008/07/bahan-kimia- beracun-
atau toksik.html).
Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta: EGC