MAKALAH
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Ukur Tanah
yang diampu oleh Dr. Ir. H. Iskandar Muda P, M.T.
disusun oleh
Siti Aminah (1805129)
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
rahmat dan hidayah-Nya yang telah memberikan kelancaran sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas makalah dengan judul “Kartografi” dalam bentuk maupun
isinya yang sangat sederhana.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat menjadi lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki masih sangat kurang. Oleh karena itu saya harap kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.2 Identfikasi Masalah
1. Kurangnya pemahaman mengenai definisi tentang kartografi
2. Kurangnya pengetahuan mengenai klasifikasi kartografi
3. Kurangnya pengetahuan mengenai syarat – syarat dalam pembuatan kartografi
4. Kurangnya pengetahuan mengenai langkah-langkah dalam pembuatan
kartografi
1.5 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami definisi, serta klasifikasi dari kartografi
2. Mengetahui dan memahami syarat-syarat dan langkah langkah dalam
membuat kartografi.
2
1.6 Sistematika
BAB 1 PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan masalah,
rumusan masalah, tujuan penulisan dan sistematika.
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
Berisi teori-teori pendukung yang sejalan dengan isi materi dari
makalah.
BAB 3 METODOLOGI
Berisi lokasi, waktu, metode, populasi, sample dan sampling technique,
data primer dan sekunder, instrument, teknik analisis, kerangka berfikir,
dan diagram alir.
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Berisi penjelasan dan pemaparan dari rumusan masalah.
BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
Berisi simpulan, implikasi dan rekomendasi yang sejalan dengan isi
materi.
3
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) peta merupakan gambar atau
lukisan pada kertas dan sebagainya yang menunjukkan letak tanah , laut, gunung,
sungai, dan sebagainya. Adapun peta merupakan gambaran wilayah geografis,
biasanya bagian permukaan bumi. Peta bisa disajikan dalam berbagai cara yang
berbeda, mulai dari peta konvensional yang tercetak hingga peta digital yang
tampil di layar komputer. Peta dapat menunjukkan banyak informasi penting,
mulai dari supply listrik di daerah Anda sampai daerah Himalaya yang berbukit-
bukit atau sampai kedalaman dasar laut.
Menurut ICA (International Cartographic Association), yang dimaksud peta
adalah gambaran unsur-unsur permukaan bumi (yang berkaitan dengan
permukaan bumi) dan benda-benda di angkasa. Sedangkan menurut Erwin Raiz,
peta merupakan gambaran konvesional permukaan bumi yang terpencil dan
kenampakannya terlihat dari atas dan ditambah tulisan-tulisan sebagai
4
penjelasnya. Gambaran konvesional adalah gambaran yang sudah umum dan
sudah diatur dengan aturan tertentu yang diakui umum. Kemudian menurut
Soetarjo Soerjosumarmo, peta adalah lukisan dengan tinta dari seluruh atau
sebagian permukaan bumi yang diperkecil dengan perbandingan ukuranyang
disebut skala atau kadar.
5
Peta Dunia, yakni peta yang menggambarkan bentuk, letak dan wilayah
negara-negara di dunia.
Peta Korografi, yakni peta yang menjelaskan seluruh atau sebagian
permukaan dengan skala kecil.
Peta Topografi, yakni peta yang menjelaskan permukaan relief bumi dengan
garis-garis kontur sebagai penjelasanya, seperti jalan, sunga, dan sebagainya.
2. Peta Khusus
6
Jenis-Jenis Peta Berdasarkan Skala
Berdasarkan skalanya, terdapat 5 jenis peta yaitu peta kadaster, peta berskala kecil,
peta berskala menengan, peta berskala besar, dan peta geografis. Berikut ini macam-
macam peta menurut skalanya beserta contoh dan penjelasannya.
1. Peta Kadaster
7
3. Peta Berskala Menengah
8
Jenis-Jenis Peta Berdasarkan Bentuknya
Berdasarkan bentuknya, terdapat 3 jenis peta yaitu peta datar, peta timbul, dan peta
digital. Berikut ini macam-macam peta menurut bentuknya beserta contoh dan
penjelasannya.
1. Peta Datar
Peta datar merupakan jenis peta yang dibuat pada bidang datar, bisa berupa kertas,
kain, kanvas, papan, dan sebagainya. Jenis peta ini paling sering ditemui dan
digunakan. Seperti peta pada umumnya, terdapat berbagai macam simbol yang
digambarkan dengan bentuk dan warna yang berbeda-beda.
2. Peta Timbul
Peta timbul merupakan jenis peta yang dibuat secara 3 dimensi sehingga terlihat
mirip dengan bentuk permukaan bumi yang sebenarnya. Karena itulah, permukaan
timbul seperti gunung dan dataran tinggi terlihat menonjol, begitu pula pada
kedalaman laut akan tampak perbedaannya.
3. Peta Digital
Peta digital merupakan jenis peta yang dibuat menggunakan bantuan komputer
secara digital. Jenis peta ini tidak nyata dan bisa dilihat lewat perangkat teknologi
seperti hp atau komputer. Contoh peta digital misalnya Google Maps yang kini
sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
9
Jenis-Jenis Peta Berdasarkan Keadaan Objek
Berdasarkan keadaan objeknya, terdapat 2 jenis peta yaitu peta dinamik dan peta
stasioner. Berikut ini macam-macam peta menurut keadaan objeknya beserta contoh
dan penjelasannya.
1. Peta Dinamik
Peta dinamik merupakan jenis peta yang menggambarkan keadaan yang tidak
stabil dan berubah-ubah pada suatu wilayah. Contoh peta dinamik misalnya adalah
peta perpindahan penduduk, peta aliran sungai, peta perluasan wilayah, dan lain-
lain.
2. Peta Stasioner
Peta stasioner merupakan jenis peta yang menggambarkan keadaan yang stabil
atau tetap pada suatu wilayah. Contoh peta stasioner misalnya adalah peta tanah,
peta wilayah tertentu, peta geologis, dan lain-lain.
10
Jenis-Jenis Peta Berdasarkan Sumber Data
Berdasarkan sumber datanya, terdapat 2 jenis peta yaitu peta induk dan peta turunan.
Berikut ini macam-macam peta menurut sumber datanya beserta contoh dan
penjelasannya.
1. Peta Induk
Peta induk merupakan jenis peta yang dihasilkan dari kegiatan survei langsung di
lapangan. Umumnya jenis peta ini digunakan sebagai dasar pembuatan peta
topografi. Peta induk pun digunakan sebagai referensi untuk peta-peta lainnya.
2. Peta Turunan
Peta turunan merupakan jenis peta yang dibuat berdasarkan acuan peta yang sudah
ada. Oleh karena itu, pembuatan peta turunan tidak memerlukan kegiatan survei
secara langsung ke lapangan.
11
2. Peta Statistik Distribusi Kuantitatif
Peta statistik distribusi kualitatif merupakan jenis peta yang menggambarkan
jumlah data, yang biasanya berdasarkan perhitungan persentase. Contoh jenis peta
ini adalah peta penduduk, peta curah hujan, peta penghasilan penduduk, dan lain-
lain.
12
BAB 3
METODOLOGI
3.1 Lokasi
Pembuatan makalah ini dilaksanakan di Universitas Pendidikan Indonesia
3.2 Waktu
Pembuatan makalah ini dilaksanakan pada tanggal 8 Desember 2019 – 10
Desember 2019
3.3 Metode
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Studi Literatur
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah yaitu dengan melakukan
pencarian terhadap berbagai sumber tertulis seperti buku, arsip, majalah,
artikel dan jurnal.
2. Deskriptif Kualitatif
Deskriptif kualitatif merupakan pengumpulan data berupa kata-kata,
gambar, dan bukan angka-angka. Walaupun kemudian terdapat data yang
berupa angka-angka, maka akan dijelaskan atau dideskripsikan berupa
kata-kata.
13
3.4.3 Sampling Technique
Dalam penulisan makalah ini teknik sampling yang digunakan yaitu
nonprobability sampling dengan teknik purposive sampling. Sugiono
(2016, hlm 85) menyatakan bahwa purposive sampling adalah teknik
pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.
3.6 Instrumen
Instrumen atau alat yang digunakan ketika penulisan makalah ini diantaranya
sebagai berikut:
1. Komputer jinjing.
2. Kertas HVS.
3. Buku Teknik Survei dan Pemetaan Jilid3.
14
3.8 Kerangka Berpikir
Memahami pengertian
kartografi
Kartografi
15
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
16
4.2 Jenis Klasifikasi Untuk Kartografi
1. Peta, yaitu suatu gambaran objek tertentu yang dibuat pada bidang datar dan
digambar berdasarkan perhitungan kebenaran dari ukuran proyeksi kedudukan
serta arah mata angin.
2. Sketsa, yaitu gambar keadaan pada suatu wilayah sempit yang dibuat dalam
bentuk garis besar dan menyimpan sedikit informasi. Faktor kebenaran ukuran
dan bentuk dari obyek sketsa tidak terlalu diutamakan.
3. Peta timbul, yaitu gambaran suatu wilayah yang dibuat pada bentu 3 dimensi
sehingga terlihat bentuk-bentuk relief.
4. Maket atau miniatur, yaitu gambaran pada daerah yang dibentuk 3 dimensi
dan biasanya memiliki skala besar. Maket atau miniatur juga menggambarkan
suatu daerah sempu dengan detail yang memiliki kemiripan dengan objek
aslinya. Banyak maket atau miniatur menggunakan model yang dibuat untuk
melengkapi objek seperti pohon hingga mobil.
5. Atlas, yaitu sebuah buku yang berisikan peta-peta negara dengan gamar dan
data statistik, diagram, dll yang dijelaskan serta diberi warna pada berbagai
jenis-jenis atlas yang tersedia.
6. Peta Digital, yaitu peta yang dihasilkan dari teknik penginderaan yang
dilakukan dari luar angkasa atau dari udara. Pada peta jenis ini tidak terjadi
seleksi karena objek yang terlihat dan tidak ditutupi oleh objek lain yang bisa
terekam.
7. Globe, yaitu gambaran yang menjelaskan bentuk permukaan bumi dan
struktur bumi yang biasanya berbentuk bola. Globe berbeda dengan peta,
karena globe merupakan sebuah model dari bola bumi.
17
skala. Seperti contoh skala untuk jarak di peta antara kota A dengan kota B
yaitu 1 : 100.000. Artinya jarak sebenarnya antara kota A dan kota B yaitu 1
km.
2. Equivalent
Equivalent sendiri maksudnya yaitu luas suatu daerah yang digambarkan
harus tepat dan sesuai dengan luas daerah sebenarnya. Contohnya jika luas
keseluruha pulau Jawa yaitu 120.000 km persegi, maka penggambaran pada
peta juga demikian, luasnya tidak terlalu jauh ketika dikalikan dengan skala.
3. Conform
Conform adalah bentuk dari suatu daerah yang akan dipetakan. Bentuk
tersebut juga harus sama agar dapat menggambarkan bentuk dari daerah yang
sebenarnya. Agar memperjelas bentuknya biasanya ditambahkan beberapa
simbol – simbol tertentu. Seperti contoh penggambaran pulau Papua yang
sekilas mirip seperti kepala burung. Sudah tentu peta Papua harus
digambarkan sesuai dengan bentuk aslinya. Bukan berbentuk bulat atau
persegi panjang sekalipun. Jika terdapat perbedaan atau distorsi diusahakan
untuk meminimalisir kesalahan tersebut.
4. Judul Peta
Hal ini sangatlah penting mengingat pembuatan peta bertujuan untuk
memberikan informasi secara jelas dan akurat kepada pengguna. Seperti
contoh “Peta Jakarta” maka isi dari peta tersebut menggambarkan segala
macam informasi yang berhubungan dengan Jakarta.
5. Peta Harus Memiliki Informasi Lengkap
Peta yang dibuat harus dapat menyampaikan informasi secara tepat dan
akurat. Terutama dalam hal pemberian informasi mengenai kondisi jalan,
keadaan bentang alam, batas – batas wilayah, sumber daya alam, wilayah
perairan dan lain sebagainya.
6. Peta Mudah Untuk Dibaca
Peta dibuat agar memberikan gambaran bentuk muka bumi secara lebih
mudah. Sudah tentu peta yang dibuat harus dapat dibaca dan juga mudah
18
untuk dimengerti oleh semua orang yang membutuhkan. Seperti memberikan
warna tertentu pada peta (warna yang sudah menjadi standar di dalam peta)
agar memudahkan pembaca mengenai ketinggian tempat atau kedalaman
suatu perairan.
Jika mengikuti syarat – syarat di atas, sudah tentu peta yang dibuat nantinya akan
sesuai dan bisa dikatakan sebagai peta yang baik. Namun syarat tersebut nyatanya
belum dapat membuat peta dapat dikatakan sempurna. Peta yang baik harus
terdapat unsur-unsur atau komponen peta di dalamnya. Unsur – unsur tersebut
antara lain:
19
1. Judul Peta
Peta yang dibuat harus memiliki judul yang menujukan isi dan juga tipe peta
tersebut. Peletakan judul peta biasanya berada di atas peta.
2. Skala Peta
Setiap peta yang digambar harus dituliskan skalanya serta letak penulisannya
berada dekat dengan judul peta. Pada umumnya skala yang ditulis berupa
skala pecahan, seperti 1 : 100.000 ataupun skala grafik misal 5 cm.
3. Sumber Peta Dan Tahun Pembuatan Peta
Sumber peta juga perlu ditambahkan agar pembaca tahu dari mana asal peta
tersebut dibuat. Sedangkan tahun pembuatan peta juga berfungsi memberikan
informasi untuk peta yang datanya sering berubah – ubah, seperti peta hasil
pertanian ataupun peta persebaran penduduk.
4. Arah Mata Angin
Setiap peta harus dilengkapi dengan arah mata angin. Arah mata angin atau
petunjuk arah sangat penting guna memberikan petunjuk bagi pembaca agar
mengetahui arah utara, timur, selatan dan barat yang ada pada peta.
5. Insert
Insert sendiri merupakan penunjuk lokasi suatu daerah yang telah dipetakan
pada kedudukannya terhadap daerah di sekitar yang lebih luas. Seperti contoh
jika menggambar peta Kota Tangerang Selatan untuk mengetahui di mana
letak kota tersebut di bagian pojok bawah atau tempat kosong pada peta, bisa
ditambahkan gambar peta Provinsi Banten dengan ukuran yang lebih kecil.
Selanjutnya posisikan peta Kota Tangerang Selatan di dalam dan sesuaikan
dengan kedudukannya. Dari sini kita tahu jika insert berfungsi memperjelas
salah satu bagian yang ada pada peta serta menunjukan lokasi penting dan
kurang jelas pada peta.
6. Garis Tepi Peta
Ada baiknya garis tepi peta dibuat ganda atau rangkap. Garis tepi bisa
dimanfaatkan saat membuat peta, kota, pulau atau suatu wilayah tepat berada
di tengah – tengah.
20
7. Legenda
Legenda merupakan sebuah keterangan berupa simbol – simbol pada peta agar
mudah untuk dibaca. Biasanya legenda diletakkan di sisi kiri atau kanan
bawah peta namun masih berada di dalam garis tepi peta.
21
BAB 5
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan pada makalah ini, maka dapat
disimpulkan:Kartografi adalah suatu teknik yang secara mendasar dihubungkan
dengan kegiatan memperkecil keruangan suatu daerah yang luas sebagian atau
seluruh permukaan bumi,atau benda-benda angkasa dan menyajikan dalam suatu
bentuk yang dapat mudah diobservasi ,sehingga dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan komunikasi. Kartografi merupakan suatu seni, ilmu pengetahuan, dan
teknologi pembuatan peta. Secara umum, kartografi adalah ilmu yang mempelajari
tentang perpetaan
Kartografi berasal dari kata yunani kuno Χάρτης chartes atau charax yang berarti
selembar kertas papyrus dan graphein yang berarti menulis. Kartografi telah menjadi
bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah manusia selama ribuan tahun. Dari
lukisan gua sampai peta kuno dari Babilon, Yunani, dan Asia, melewati Zaman
Penjelajahan, dan memasuki abad ke-21, manusia menciptakan dan menggunakan
peta sebagai alat penting untuk membantu mereka menentukan, menjelaskan, dan
menavigasi arah di seluruh dunia.
Macam-macam produk kartografi adalah : sketsa, peta, peta timbul atau peta
relief, maket atau miniatur, atlas, peta digital dan atau ortofoto, dan globe. Ruang
lingkup kartografi meliputi proses yang dimulai dari data lapangan, pengambila data,
pengolahan data, simbolisasi, penggambaran, sampai jadilah sebuah peta yang
kemudian dilakukan analisis peta, interpretasi peta sampai reproduksi peta
5.2 Implikasi
Berdasarkan hasil dari bahasan sebelumnya, maka dapat dikemukakan implikasi
sebagai berikut:
1. Dapat memahami kartografi menurut beberapa ahli
2. Dapat memahami jenis klasifikasi untuk kartografi
22
3. Dapat memahami syarat-syarat yang perlu ditempuh dalam pembuatan
kartografi
4. Dapat memahami langkah-langkah dalam membuat kartografi.
5.3 Rekomendasi
Mahasiswa hendaknya belajar memahami serta banyak membaca khususnya
mengenai materi kartografi, agar mendapatkan pemahaman yang lebih dari apa yang
dijelaskan oleh dosen.
23
DAFTAR PUSTAKA
Sekolahan. (2018). Pengertian kartografi menurut para ahli serta jenis kartografi
diakses dari https://www.sekolahan.co.id/pengertian-kartografi-
menurut-para-ahli-serta-jenis-kartografi/ pada desember 2019
iv