Anda di halaman 1dari 9

TUGAS TEORI HUKUM

Oleh :
RESTU MARDHATILLAH
1520123033

FAKULTAS HUKUM
PASCA SARJANA MAGISTER KENOTARIATAN
2015
OBJEK DAN RUANG LINGKUP ILMU HUKUM, TEORI HUKUM DAN FILSAFAT HUKUM
Negara Eropa kontinental menggunakan istilah yurisprudensi dengan memaknai nya
dalam arti sempit, yaitu putusan pengadilan. Berbeda hal nya dengan penggunaan istilah
jurisprudence di negara-negara Anglo Saxon yang menggunakan makna lebih luas, yaitu kata
jurisprudence terdiri dari dua kata latin, yaitu juris dan prudens. Juris berarti hukum dan
prudens berarti keahlian, keterampilan, ilmu, teori dan juga mencakupi filsafat. Umumnya
istilah jurisprudence berarti ilmu hukum, teori hukum atau filsafat hukum.
Menurut Roscoe Pound (1959:7) ilmu hukum atau jurisprudence di dalam maknanya
yang terluas adalah sains tentang hukum. Itu adalah arti yang asli dan bersifat etimologis dan
adalah mengenai penggunaannya yang terbaik.
Makna lain dari jurisprudence adalah makna khas inggris serta negara-negara
dominionnya termasuk Amerika Serikat, dalam maknanya sebagai studi dari the science of law
yang terpisah dari ilmu politik dan filsafat politik. Makna yang pertama berlaku di Amerika
Serikat dan Inggris. Makna lainnya sangat dipengaruhi oleh buku John Austin yang berjudul
The Province of Jurisprudence Determined (1832) dan seperti metode Austin yang analitis-
eksklusif, suatu arti yang lebih sempit yang dianut oleh kaum positivistis yang melihat hukum
sekedar sebagai sekumpulan perundang-undangan dan hukum sekedar sebagai aturan-
aturan. Dari definisi yang sempit ini, secara tak langsung menyempitkan pula pemahaman
kaum positivistis tentang apa yang dimaksud the science of law. Pandangan yang lebih sempit
ini digunakan oleh beberapa pakar dengan memaknakan jurisprudence sebagai the
comparative anatomy of developed systems of law atau anatomi komparatif sistem yang
dikembangkan hukum.
Holland menggunakan istilah jurisprudence yang dalam makna sempit di atas, ketika ia
mendefinisikan jurisprudence hanya sebagai the formal science of positive law atau ilmu
formal tentang hukum positif. Menurut Richard A. Posner (1999:91) Istilah teori hukum tidak
sefamiliar yang seharusnya. Bagaimanapun teori hukum digolongkan, ia tetap berbeda baik
dari filsafat hukum ataupun ilmu hukum maupun dari analisis indoktrinal. Analisis filsafat
hukum merupakan abstraksi tingkat tinggi terhadap hal-hal yang berkaitan dengan hukum.
Seperti teori tentang legal positivistis, hukum alam,legal hermeneutics, legal formalism dan
legal realism. Berbeda hal nya dengan analisis doktrinal yang menganalisa aturan-aturan
hukum serta asas hukum oleh pengacara (mencakup hakim dan profesor hukum), yang
menggunakan analisis yang sifatnya tidak lebih daripada legal training mereka ditambah
dengan teknik, pengetahuan dan perkiraan tentang kultur dan bahasa yang semuanya
bersandar pada komunitas sosial dimana mereka hidup.
Teori hukum mencakup filsafat hukum, tapi teori hukum jelas lebih luas ketimbang
filsafat hukum, sebab teori hukum juga mencakup penggunaan metode non hukum tentang
penyelidikan, untuk menjelaskan isu yang spesifik tentang hukum. Hanya saja teori hukum
tidak mencakup analisis doktrinal. Beberapa pakar teori hukum memerhatikan asas moral
sebagai bagian dari hukum dan mempunyai keinginan untuk menerapkan teori moral secara
langsung terhadap isu-isu hukum. Para pakar teori hukum lain, khususnya para penganut teori
konstitusional menyarankan teori-teori hukum yang didasarkan baik pada teori moral (cognate
political) atau mempunyai suatu bentuk yang similar terhadap teori moral. Sebagaian besar
aliran ilmu hukum merupakan cabang abstrak dari teori hukum yang juga berdasarkan pada
teori moral atau secara formal similar dengan teori moral.
Bila kita mengikuti pandangan Posner di atas, mak kita dapat membedakan filsafat
hukum, analisis doktrinal dan teori hukum sebagai berikut:
a. Filsafat Hukum menganalisis abstraksi-abstraksi tingkat tinggi dengan
menggunakan pendekatan aliran-aliran pemikiran yang dikenal dalam ilmu hukum
seperti hukum alam, positivisme, utilitarisme, historisme, realisme, sosiologis,
antropologis, dll.
b. Analisis doktrinal menganalisa aturan-aturan, standar-standar dan asas-asas
hukum bagi kepentingan praktis.
c. Teori hukum adalah lebih luas ketimbang filsafat hukum, karena teori hukum
mencakup juga materi yang menjadi objek kajian filsafat hukum. Satu-satunya yang
luput dari kajian teori hukum hanyalah apa yang menjadi objek kajian analisis
doktrinal atau ilmu hukum normativ.
Menurut Achmad Ali (1999:3), ilmu hukum dapat dibedakan kedalam tiga klasifikasi
yaitu :
a. Beggriffenwissenschaft, ilmu tentang asas-asas yang fundamental di bidang hukum.
Termasuk di dalamnya mata kuliah Pengantar Ilmu Hukum, Filsafat Hukum, Logika
Hukum dan Teori Hukum.
b. Normwissenschaft, ilmu tentang norma. Termasuk di dalam nya sebagian besar
mata kuliah yang diajarkan di fakultas-fakultas hukum di Indonesia, termasuk
Hukum Pidana, Hukum Tata Negara, Hukum Perdata, Hukum Internasional, dll.
c. Tatsachenwissenschaft, ilmu tentang kenyataan. Termasuk di dalam nya Sosiologi
Hukum, Antropologi Hukum, Psikologi Hukum, Hukum dan Politik, dll.
Klasifikasi lain dikemukakan oleh Max Weber (Gerald Turkel, 1996: 10) bahwa
pendekatan moral terhadap hukum focal concern nya adalah dasar moral dari hukum dan
validity of law nya adalah ketaatasasan hukum dengan etika eksternal atau nilai-nilai moral.
Pendekatan jurisprudence atau ilmu hukum, focal concern nya adalah kemandirian hukum dan
validity of law nya adalah konsistensi internal dari hukum dengan aturan-aturan dan asas-asas
yang dimilikinya. Pendekatan sosiologis focal concern nya adalah hukum dan perilaku sosial
dimana validity of law nya adalah pengaruh hukum terhadap masyarakat.
Klasifikasi lain yang dapat digunakan adalah :
a. Ius constitutum yaitu mengkaji hukum secara normative, aturan-aturan, asas-asas
hukum yang ada dalam berbagai perundang-undangan. Objek nya adalah Law In
Books.
b. Ius Constituendum yaitu kajian tentang hal – hal yang ideal dalam hukum. Lazim
dinamakan kajian filsafat hukum. Objeknya adalah Law in idea.
c. Ius operatum merupakan kajian empiris terhadap hukum yang berfokus pada
bagaimana hukum bekerja dalam kenyataannya. Objeknya adalah Law in action.
Charles Sampford (1989) mengemukakan bahwa sebenarnya sebagian besar teori
hukum terpusat pada salah satu dan tiga jenis sistem hukum yaitu :
1. Source based yaitu berbasis sumber.
2. Content based yaitu berbasis isi.
3. Function based yaitu berbasis fungsi.
Teori hukum adalah disiplin hukum yang secara kritikal dalam perspektif interdisipliner
menganalisis berbagai aspek dari hukum secara tersendiri dan dalam keseluruhannya, baik
dalam konsepsi teoritikalnya maupun dalam pengolahan praktikalnya dengan tujuan untuk
memperoleh pemahaman yang lebih baik dan penjelasan yang lebih jernih tentang bahan-
bahan hukum tersaji.
Pokok kajian teori hukum :
1. Analisis hukum yaitu upaya pemahaman tentang struktur sistem hukum, sifat dan
kaidah hukum, pengertian dan fungsi asas-asas hukum, unsur-unsur khas dari
konsep yuridik (subyek hukum, kewajiban hukum, hak, hubungan hukum, badan
hukum, tanggung gugat, dsb).
2. Ajaran metode yaitu metode dari ilmu hukum (dogmatik hukum), metode penerapan
hukum (pembentukan hukum dan penemuan hukum), teori perundang-undangan,
teori argumentasi yuridik (teori penalaran hukum).
3. Ajaran ilmu (epistemologi) dari hukum dengan mempersoalkan karakter keilmuan
ilmu hukum.
4. Kritik ideology yaitu kritik terhadap kaidah hukum positif, menganalisis kaidah
hukum positif, menganalisis kaidah hukum untuk menampilkan kepentingan dan
ideologi yang melatar belakangi aturan hukum positif (undang-undang).
Filsafat berasal dari bahasa Yunani Philosophia. Philo atau philein yang berarti cinta
dan Sophia yang berarti kebijaksanaan. Filsafat membicarakan tentang dasar-dasar sesuatu
mengenai keberadaannya.
Obyek Filsafat terdiri dari materi yang maksudnya adalah segala sesuatu yang ada dan
yang mungkin ada. Filsafat mempelajari apa saja yang menjadi isi alam semesta mulai dari
benda mati, tumbuhan, hewan, manusia dan Sang Pencipta. Objek selanjutnya adalah forma
yang maksudnya realita atau kenyataan. Unsur Filsafat terdiri dari unsur internal dan
eksternal, unsur internal yang meliputi struktur ilmu pengetahuan dan metodologi. Sedangkan
unsur eksternal yang meliputi ilmu dan nilai yang meliputi agama, etika dan ideologi.
Pengertian Filsafat Hukum Menurut Para Pakar, sebagai berikut :
Menurut E. Utrecht filsafat hukum itu yaitu :
a. Filsafat hukum hendak melihat hukum sebagai kaidah dalam arti kata ethisch
waardeoordeel.
b. Ilmu hukum sebagai ilmu empiris, hanya melihat hukum sebagai gejala saja, yaitu
menerima hukum sebagai gegebenheit belaka.
Menurut Mr. Soetika Filsafat hukum adalah :
a. Mencari hakikat dari hukum.
b. Mengetahui apa yang ada dibelakang hukum.
c. Menyelidiki kaidah-kaidah hukum sebagai pertimbangan nilai.
d. Memberikan pertimbangan dan nilai, penjelasan mengenai nilai.
e. Postulat ( dasar-dasar ) hukum sampai pada dasarnya;
f. Berusaha mencapai akar-akar dari hukum.
Menurut Mahadi Filsafat Hukum adalah falsafah tentang hukum, falsafah tentang
segala sesuatu di bidang hukum sampai ke akar-akarnya secara mendalam.
Menurut Soerjono Soekanto Filasafat Hukum adalah kegiatan perenungan nilai-nilai,
penyerasian nilai-nilai dan perumusan nilai-nilai yang berpasangan tetapi kadangkala
bersitegang.
Menurut Apeldoorn, Pengertian Filsafat Hukum ialah petunjuk-petunjuk mengenai nilai-
nilai yang berlaku dalam masyarakat dan sekaligus menunjukkan ke arah mana nilai-nilai
tersebut akan berkembang.
Lili Rasjidi mendefinisikan Pengertian Filsafat Hukum merupakan refleksi teoritis
(intelektual) tentang hukum yang paling tua dan dapat dikatakan merupakan induk dari semua
refleksi teoritis tentang hukum.
Pengertian Filsafat Hukum menurut J. Gejssels adalah filsafat umum yang
mengarahkan refleksinya terhadap hukum dan gejala hukum. Hal yang sama juga dalam
dalil D.H.M. Meuwessen, bahwa Pengertian Filsafat Hukum yaitu filsafat yang merenungkan
semua persoalan fundamental dan masalah-masalah perbatasan yang berkaitan dengan
gejala hukum.
Filsafat Hukum mengandung 3 aspek :
1. Aspek keadilan, keadilan adalah kesamaan hak untuk semua orang di depan
pengadilan.
2. Aspek tujuan , finalitas yaitu menentukan isi hukum, sebab isi hukum memang
sesuai dengan tujuan hukum yang hendak dicapai.
3. Aspek kepastian hukum atau legalitas, yaitu menjamin bahwa hukum dapat
berfungsi sebagai peraturan yang harus ditaati.
Pokok kajian filsafat hukum antara lain :
1. Ontologi hukum yaitu ilmu tentang segala sesuatu (Merefleksi hakikat hukum dan
konsep-konsep fundamental dalam hukum, seperti konsep demokrasi, hubungan
hukum dan kekuasaan, hubungan hukum dan moral).
2. Aksiologi hukum yaitu ilmu tentang nilai (Merefleksi isi dan nilai-nilai yang termuat
dalam hukum seperti kelayakan, persamaan, keadilan, kebebasan, kebenaran, dsb)
3. Ideologi hukum yaitu ilmu tentang tujuan hukum yang menyangkut cita manusia
(Merefleksi wawasan manusia dan masyarakat yang melandasi dan melegitimasi
kaidah hukum, pranata hukum, sistem hukum dan bagian-bagian dari sistem
hukum).
4. Teleologi hukum yaitu ilmu tentang tujuan hukum yang menyangkut cita hukum itu
sendiri (Merefleksi makna dan tujuan hukum).
5. Epistemologi yaitu ilmu tentang pengetahuan hukum (Merefleksi sejauh mana
pengetahuan tentang hakikat hukum dan masalah-masalah fundamental dalam
filsafat hukum mungkin dijalankan akal budi manusia).
6. Logika hukum yaitu ilmu tentang berpikir benar atau kebenaran berpikir (Merefleksi
atran-aturan berpikir yuridik dan argumentasi yuridik, bangunan logical serta
struktur sistem hukum).
7. Ajaran hukum umum.
Berdasarkan uraian diatas menurut saya, yang membedakan ilmu hukum, teori hukum
dan filsafat hukum adalah:
1. Ilmu hukum adalah suatu pengkajian ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
hukum. Ilmu yang mempelajari tentang asas-asas yang fundamental di bidang hukum,
tentang norma dan tentang kenyataan.
2. Teori hukum adalah suatu ajaran atau teori yang digunakan dalam mengkaji hukum
yang berlaku dan menelaah permasalahan-permasalahan hukum untuk memperjelas
nilai hukum nya berdasar sudut pandang para ahli dan pakar hukum. Terutama dalam
hal-hal yang sedang berkembang di tengah-tengah masyarakat saat ini yang
menyangkut dengan masalah hukum dan mengantarnya ke landasan filosofinya. Teori
hukum lebih luas ketimbang filsafat hukum. Teori hukum termasuk ke dalam ius
constitutum.
3. Filsafat hukum adalah suatu analisa tingkat tinggi tentang permasalahan hukum
dengan menggunakan pendekatan filosofi atau dengan menggunakan pendekatan
aliran-aliran pemikiran para ahli hukum dengan menggali sampai ke akar-akarnya
secara mendalam. Filsafat hukum termasuk kedalam ius constituendum.
Sumber dalam penulisan tugas tentang ilmu hukum, teori hukum dan filsafat hukum :
1. Achmad Ali, “Menguak Teori Hukum Dan Teori Peradilan”, Kencana, Jakarta.
2. Utrecht, Mr, E, “Pengantar Dalam Hukum Indonesia”, Ichtiar, Jakarta.
3. B. Arief Sidharta, “Meuwissen Tentang Pengembanan Hukum, Ilmu Hukum, Teori
Hukum, dan Filsafat Hukum”. Jakarta
4. Teguh Prasetyo,Abdul Halim Barkatullah, Filsafat, Teori dan Ilmu Hukum, Jakarta
5. Zainudin Ali, Filsafat Hukum, Jakarta
6. Dahlan Thaib, Jazim Hamidi, Ni’matul Huda, Teori dan Hukum Konstitusi”
7. Antonius Cahyadi, Fernando M. Manulang, Pengantar ke Filsafat Hukum”
8. Muhamad Erwin, Filsafat Hukum.
9. Titik Triwulan, “Pengantar Ilmu Hukum”, Prestasi Pustakaraya,
10. Mahjoedin Jacoeb, “Diktat kuliah pengantar ilmu hukum,”
11. Google, “teori hukum, ilmu hukum dan filsafat hukum”.

Anda mungkin juga menyukai