Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KENCUR (Kaempferia galanga) SEBAGAI

ANTIINFLAMASI PADA EDEMA KAKI TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)


JANTAN GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI KARAGENIN

Adi Tio Helga Ramanda


Penelitian Eksperimental Laboratoris
Fakultas Kedokteran Universitas Hang Tuah Surabaya
Dosen Pembimbing : Lestari Dewi, dr., M.kes

ABSTRAK

Latar Belakang : Kencur diketahui memiliki kandungan kimia seperti saponin,


flavonoid, polifenol, dan minyak atsiri. kandungan kimia di dalam rimpang kencur
memiliki banyak manfaat, seperti kemampuannya sebagai substansi antiinflamasi,
antialergi, dan analgesik. Antiinflamasi pada kencur merupakan tipe anti inflamasi
non steroid. Flavonoid dapat menghambat jalur metabolism asam arakidonat,
pembentukan prostalglandin dan pelepasan histamine pada radang.
Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak kencur (Kaempferia
galanga) sebagai antiinflamasi pada edema kaki tikus putih (Rattus norvegicus)
jantan galur wistar yang diinduksi karagenin.
Metode : Penelitian dilakukan secara eksperimental dengan menggunakan
randomized post test only control group design, menggunakan 30 ekor tikus yang
dibagi menjadi 5 kelompok, sehingga setiap kelompok terdapat 6 ekor tikus. Semua
kelompok diinduksi karagenin 1% 1ml pada subplantar. Kelompok 1 (kelompok
kontrol negatif) tidak mendapatkan obat-obatan. Kelompok 2 (kelompok kontrol
positif) diberikan Asam Mefenamat 12,6 mg/200gBB. Tiga kelompok lainnya yaitu
kelompok perlakuan 1, 2, dan 3 diberikan ekstrak kencur dengan dosis
300mg/200gBB, 600mg/200gBB, 750mg/200gBB.
Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata volume edema tertinggi ada
pada kelompok kontrol negatif yang diberi karagenin 1% 1ml subplantar dan tidak
mendapatkan obat-obatan, yaitu sebesar 0,040 dan volume edema terendah ada
pada kelompok kontrol positif yang diberi karagenin 1% 1ml subplantar dan
diberikan Asam Mefenamat, yaitu sebesar 0,031. Sedangkan pada kelompok
perlakuan pemberian ekstrak kencur (Kaempferia galanga) nilai volume edema
terendah ada pada kelompok perlakuan yang diberi karagenin 1% 1ml subplantar
dan diberikan ekstrak kencur dengan dosis 600mg/200g BB yaitu sebesar 0,034.
Kesimpulan : pemberian ekstrak kencur (Kaempferia galangal) mampu
menurunkan volume edema pada kaki tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur
wistar yang di induksi karagenin.
Kata kunci : Ekstrak Kencur (Kaempferia galanga), Antiinflamasi Pada Edema Kaki
Tikus Putih (Rattus norvegicus), Karagenin.

PENDAHULUAN Salah satu tanaman obat yang


Tanaman obat adalah tanaman banyak ditemukan di Indonesia adalah
yang mengandung bahan yang dapat kencur (Kaempferia galanga L.). Pusat
digunakan sebagai pengobatan dan pertanaman kencur masih
bahan aktifnya dapat digunakan sebagai terkonsenterasi di pulau Jawa, terutama
bahan obat sintetik (WHO dalam Jawa Tengah dan Jawa Timur. Salah
Sofowora, 1982). satu daerah sentral kencur terbesar saat

Jurnal Penelitian  2019


Fakultas Kedokteran-Universitas Hang Tuah Surabaya
ini adalah Kabupaten Boyolali Provinsi dikarenakan mudah didapatkan,
Jawa Tengah (Rukmana, Rahmat,1994). harganya terjangkau dan juga memiliki
Ekstrak kencur dapat digunakan manfaat.
sebagai obat untuk hipertensi, rematik, Biaya kesehatan termasuk harga
dan asma (Sulaiman dkk. (2007).Kencur obat semakin mahal. Banyak sekali jenis
juga dapat mengobati batuk, radang obat yang beredar di pasaran baik
lambung, bengkak, muntah-muntah, generik maupun bermerek dagang.
tetanus, nyeri, sakit kepala, Apabila tidak ada jaminan bahwa obat
memperlancar haid dan influenza (HB, tesebut memenuhi standar mutu,
Santoso, 2008) keamanan, dan khasiat obat jelas akan
Bagian dari kencur yang membahayakan masyarakat. Salah satu
diperdagangkan adalah buah akar yang obat yang banyak di konsumsi oleh
ada di dalam tanah yang disebut masyarakat adalah golongan NSAID.
rimpang kencur atau rizoma (Barus Obat ini digunakan untuk meredakan
2009). Tanaman ini termasuk kelas nyeri akibat reumatik, cedera jaringan
monocotyledonae, bangsa Zingiberales, lunak, kondisi nyeri pada otot rangka,
suku Zingiberaceae dan, marga dan disminorea (A. Fitriyansah dkk,
Kaempferia (Winarto 2007). 2013).
Kencur diketahui memiliki Salah satu jenis obat NSAID
kandungan kimia seperti saponin, adakah asam mefenamat. Obat – obat
flavonoid, polifenol, dan minyak atsiri. tersebut memiliki efek samping. Efek
Berbagai penelitian telah dilakukan samping yang terjadi terutama
untuk mengetahui potensi ekstrak berhubungan dengan saluran
kencur sebagai obat herbal, salah pencernaan. Gangguan yang dapat
satunya adalah antifungal (Sharma, terjadi meliputi anoreksia, nausea,
2011). Penelitian modern lainnya juga dispepsia, nyeri abdominal, dan anemia
membuktikan bahwa kandungan kimia di akibat perdarahan saluran cerna. Gejala-
dalam rimpang kencur memiliki banyak gejala tersebut terkait dengan kejadian
manfaat, seperti kemampuannya ulkus gaster dan ulkus duodeni (Brunton
sebagai substansi antiinflamasi, et al,2008).
antialergi, dan analgesik (Umar et al., Berdasarkan latar belakang di atas,
2014). maka perlu dilakukan penelitian untuk
Antiinflamasi pada kencur menemukan bahan alami yang
merupakan tipe anti inflamasi non mempunyai efek antiinflamasi dengan
steroid. Flavonoid dapat menghambat efek samping yang minimal salah
jalur metabolism asam arakidonat, satunya adalah tanaman kencur
pembentukan prostalglandin dan (Kaempferia galangal L) yang dilakukan
pelepasan histamine pada radang (Logio pengujian pada hewan coba tikus putih
dkk, 1986). Saponin bersifat seperti (Rattus norvegikus) jantan galur wistar
detergen diduga mampu berinteraksi yang diinduksi karagenin.
dengan banyak membrane lipid seperti
fosfolipid yang merupakan prekusor Tujuan Penelitian
prostalglandin mediator inflamasi lainnya Untuk mengetahui pengaruh
(Sri Rastava, 1993). Minyak atsiri dapat pemberian ekstrak kencur (Kaempferia
menghambat agregasi platelet dengan galangal) sebagai antiinflamasi pada
cara menghambat pembentukan edema kaki tikus putih (Rattus
tromboksan sehingga juga berperan norvegicus) jantan galur wistar yang di
dalam efek antiinflamasi (Sri Rastava, induksi karagenin.
1993). Dalam penelitian ini digunakan
ekstrak kencur(Kaempferia galanga L)

Jurnal Penelitian  2019


Fakultas Kedokteran-Universitas Hang Tuah Surabaya
METODE PENELITIAN HASIL PENELITIAN
Rancangan Penelitian Pemberian Ekstrak Kencur
Desain penelitian ini adalah (Kaempferia galangal) Memiliki Efek
rancangan penelitian eksperimental Antiinflamasi Pada Edema Kaki Tikus
laboratorik dengan Metode penelitian Putih (Rattus norvegicus) Jantan
yang digunakan adalah randomized Galur Wistar Yang Di Induksi
control grup pre-post test design, yang Karagenin
bertujuan mengetahui pengaruh 0.060
pemberian ekstrak kencur dalam K-
menurunkan peradangan pada tikus 0.040 K+
putih jantan galur wistar sehat yang
KP1
mengalami peradangan. 0.020
Pada metode penelitian ini digunakan 5 KP2
kelompok tikus putih jantan galur Wistar, 0.000 KP3
yaitu: kelompok 1 adalah kelompok 1 2 3 4
kontrol negatif (P1). Kelompok 2 dengan
kontrol positif (P2). Kelompok perlakuan Gambar 1. Grafik Rerata Volume
1 (P3). Kelompok perlakuan 2 (P4) dan Edema Kaki Kelompok Perlakuan
kelompok perlakuan 3 (P5).
Pada kelompok kontrol negatif,
Populasi dan Sampel Penelitian edema yang disebabkan oleh induksi
Populasi dan sampel yang karagenin 1% 1ml pada jam pertama
digunakan dalam penelitian ini adalah mengalami peningkatan dan langsung
tikus putih jantan galur wistar berumur 2- mengalami penurunan pada jam ke dua.
3 bulan dengan berat badan antar 150- Pada kelompok kontrol positif, edema
300 gram sebanyak 25 ekor yang meningkat pada jam pertama dan
diproleh dari Laboratorium Biokimia langsung mengalami penurunan pada
Fakultas Kedokteran Umum Univesitas jam ke 2. Pada kelompok ekstrak terjadi
Hang Tuah Surabaya dengan besar peningkatan edema pada jam pertama
sampel yang diambil sebanyak 30 tikus. dan langsung mengalami penurunan
pada jam ke 2.
Tahap Analisis Data Pada kelompok perlakuan yang
Data yang diperoleh dari mengalami penurunan paling baik terjadi
pengukuran volume edema telapak kaki pada kelompok perlakuan yang diberi
tikus setiap waktu pengamatan pada karagenin 1% 1ml subplantar dengan
semua kelompok ditabulasi. Ada atau dosis ekstrak kencur 600 mg/200g BB.
tidaknya efek antiinflamasi. Menghitung Hasil perhitungan persentase
persentase penghambatan edema penghambatan edema dapat dilihat pada
dengan rumus (Mogosan dan Munteanu, grafik di bawah ini:
2008):
% penghambatan edema = (1 –
𝑋 𝑆𝑢𝑏𝑠𝑡𝑎𝑛𝑐𝑒
) x 100 % 100 77
𝑋 𝐶𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 61.5 61.5 53.3
46.7
37.5 43.8
Keterangan: 50 23 33.3 28
𝑋 𝑠𝑢𝑏𝑠𝑡𝑎𝑛𝑐𝑒 6.3 6 6.78
= volume rerata telapak kaki 0
𝑋 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙
tikus dalam kelompok kontrol (ml) K(+) KP(1)
-5 KP(2) KP(3)
𝑋 𝑠𝑢𝑏𝑠𝑡𝑎𝑛𝑐𝑒 -50 -27 -18.7
-27
= volume rerata telapak kaki
𝑋 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙
-60 -50
tikus dalam kelompok perlakuan (ml) -100
90 90+60 90+120 90+180 90+240
Gambar 2. Grafik Persentase Hambatan
Edema Kaki Tikus Setiap Menit

Jurnal Penelitian  2019


Fakultas Kedokteran-Universitas Hang Tuah Surabaya
Berdasarkan Grafik 2 dapat Uji Homogenitas Volume Edema Kaki
diketahui bahwa pada kelompok Tikus Putih (Rattus norvegicus)
perlakuan yang diberi karagenin 1% 1ml Jantan Galur Wistar Yang Di Induksi
subplantar dengan dosis ekstrak kencur Karagenin Pada 1 Jam Pertama
600 mg/200g BB memiliki persentase Data pengukuran volume edema
hambatan terbesar pada menit 90+240 kaki tikus putih (Rattus norvegicus)
menit sebesar 77%, sedangkan jantan galur wistar yang di induksi
terendah ada pada kelompok perlakuan karagenin mempunyai distribusi yang
yang diberi karagenin 1% 1ml subplantar normal maka dilanjutkan dengan
dengan dosis ekstrak kencur 750 melakukan uji homogenitas varians (uji
mg/200g BB yaitu sebesar 8%. Levene) yang bertujuan untuk
Volume edema untuk tiap-tiap mengetahui kelompok data (K-, K+, KP,
kelompok pada tiap jam dapat dilihat di KP2 dan KP3) mempunyai varians
bawah ini. homogen atau tidak.Uji ini dilakukan
dengan taraf signifikansi (α) = 0,05. Data
Hasil pemeriksaan Volume Edema volume edema kaki tikus putih (Rattus
Kaki Tikus Putih (Rattus norvegicus) norvegicus) jantan galur wistar yang di
Jantan Galur Wistar Yang di Induksi induksi karagenin dikatakan homogen
Karagenin Pada 1 Jam Pertama jika nilai p > α. Sebaliknya, jika nilai p <
Hasil penelitian menunjukkan α maka data tidak homogen. Hasil uji
rata-rata volume edema tertinggi pada Levene untuk data volume edema kaki
satu jam pertama ada pada kelompok tikus putih (Rattus norvegicus) jantan
perlakuan yang diberi karagenin 1% 1ml galur wistar yang di induksi karagenin
subplantar dan diberikan dengan dosis mempunyai nilai p = 0,243. Hal ini berarti
ekstrak kencur 300 mg/200g BB, yaitu varian data volume edema kaki tikus
sebesar 0,049 dan volume edema putih (Rattus norvegicus) jantan galur
terendah ada pada kelompok kontrol wistar yang di induksi karagenin
positif yang diberi karagenin 1% 1ml homogen (p > 0,05), sehingga pengujian
subplantar dan diberikan Asam ada tidaknya pengaruh menggunakan
Mefenamat, yaitu sebesar 0,040. analisis parametrik yaitu dengan
Sedangkan pada kelompok perlakuan menggunakan uji One-Way Anova.
pemberian ekstrak kencur (Kaempferia
galangal) nilai volume edema terendah Hasil Uji One-Way Anova Volume
ada pada kelompok perlakuan yang edema Kaki tikus putih (Rattus
diberi karagenin 1% 1ml subplantar dan norvegicus) jantan galur wistar yang
diberikan dengan dosis ekstrak kencur di induksi karagenin Pada 1 Jam
600 mg/200g BB, yaitu sebesar 0,044. Pertama
Uji One-Way Anova adalah uji
Hasil Uji Normalitas Volume Edema statistik parametrik yang digunakan
Kaki Tikus Putih (Rattus norvegicus) untuk membandingkan apakah ada
Jantan Galur Wistar Yang Di Induksi perbedaan Volume edema kaki tikus
Karagenin Pada 1 Jam Pertama putih (Rattus norvegicus) jantan galur
Uji normalitas dilakukan dengan wistar yang di induksi karagenin pada
menggunakan parameter Saphiro Wilk tiap kelompok perlakuan.
Karena besar sampel kurang dari 50 (n < Hipotesis statistika dari uji One-
50). Berdasarkan hasil analisis Way Anova adalah:
menunjukkan hasil signifikansi masing- H0: Tidak ada perbedaan Volume
masing kelompok mempunyai nilai edema kaki tikus putih (Rattus
signifikansi > 0.05 menunjukkan norvegicus) jantan galur wistar yang di
distribusi data normal.

Jurnal Penelitian  2019


Fakultas Kedokteran-Universitas Hang Tuah Surabaya
induksi karagenin pada tiap kelompok mempunyai nilai signifikansi > 0.05
perlakuan. menunjukkan distribusi data normal.
H1: Ada perbedaan Volume
edema kaki tikus putih (Rattus Uji Homogenitas Volume Edema Kaki
norvegicus) jantan galur wistar yang di Tikus Putih (Rattus norvegicus)
induksi karagenin pada tiap kelompok Jantan Galur Wistar Yang Di Induksi
perlakuan. Karagenin Pada 1 Jam Kedua
Berdasarkan hasil uji One-Way Data pengukuran volume edema
Anova pada, diperoleh nilai p = 0,139 > kaki tikus putih (Rattus norvegicus)
0,05, yang berarti tidak terdapat jantan galur wistar yang di induksi
perbedaan bermakna volume edema karagenin mempunyai distribusi yang
kaki tikus putih (Rattus norvegicus) normal maka dilanjutkan dengan
jantan galur wistar yang di induksi melakukan uji homogenitas varians (uji
karagenin pada tiap kelompok Levene) yang bertujuan untuk
perlakuan. Karena tidak ada perbedaan mengetahui kelompok data (K-, K+, KP,
antar kelompok maka tidak akan KP2 dan KP3) mempunyai varians
dilakukan analisis Post Hoc Tets. homogen atau tidak.Uji ini dilakukan
dengan taraf signifikansi (α) = 0,05. Data
Hasil pemeriksaan Volume Edema volume edema kaki tikus putih (Rattus
Kaki Tikus Putih (Rattus norvegicus) norvegicus) jantan galur wistar yang di
Jantan Galur Wistar Yang di Induksi induksi karagenin dikatakan homogen
Karagenin Pada 1 Jam Kedua jika nilai p > α. Sebaliknya, jika nilai p <
Hasil penelitian menunjukkan α maka data tidak homogen. Hasil uji
rata-rata volume edema tertinggi pada Levene untuk data volume edema kaki
satu jam kedua ada pada kelompok tikus putih (Rattus norvegicus) jantan
perlakuan yang diberi karagenin 1% 1ml galur wistar yang di induksi karagenin
subplantar dengan dosis ekstrak kencur mempunyai nilai p = 0,302. Hal ini berarti
300 mg/200g BB, yaitu sebesar 0,045 varian data volume edema kaki tikus
dan volume edema terendah ada pada putih (Rattus norvegicus) jantan galur
kelompok kontrol positif yang diberi wistar yang di induksi karagenin
karagenin 1% 1ml subplantar dan homogen (p > 0,05), sehingga pengujian
diberikan Asam Mefenamat, yaitu ada tidaknya pengaruh menggunakan
sebesar 0,036. Sedangkan pada analisis parametrik yaitu dengan
kelompok perlakuan pemberian ekstrak menggunakan uji One-Way Anova.
kencur (Kaempferia galangal) nilai
volume edema terendah ada pada Hasil Uji One-Way Anova Volume
kelompok perlakuan yang diberi edema Kaki tikus putih (Rattus
karagenin 1% 1ml subplantar dengan norvegicus) jantan galur wistar yang
dosis ekstrak kencur 600 mg/200g BB, di induksi karagenin Pada 1 Jam
yaitu sebesar 0,040. Kedua
Uji One-Way Anova adalah uji
Hasil Uji Normalitas Volume Edema statistik parametrik yang digunakan
Kaki Tikus Putih (Rattus norvegicus) untuk membandingkan apakah ada
Jantan Galur Wistar Yang Di Induksi perbedaan Volume edema kaki tikus
Karagenin Pada 1 Jam Kedua putih (Rattus norvegicus) jantan galur
Uji normalitas dilakukan dengan wistar yang di induksi karagenin pada
menggunakan parameter Saphiro Wilk tiap kelompok perlakuan.
Karena besar sampel kurang dari 50 (n < Hipotesis statistika dari uji One-
50). Berdasarkan hasil analisis Way Anova adalah:
menunjukkan masing-masing kelompok

Jurnal Penelitian  2019


Fakultas Kedokteran-Universitas Hang Tuah Surabaya
H0: Tidak ada perbedaan Volume masing kelompok mempunyai nilai
edema kaki tikus putih (Rattus signifikansi > 0.05 menunjukkan
norvegicus) jantan galur wistar yang di distribusi data normal.
induksi karagenin pada tiap kelompok
perlakuan. Uji Homogenitas Volume Edema Kaki
H1: Ada perbedaan Volume Tikus Putih (Rattus norvegicus)
edema kaki tikus putih (Rattus Jantan Galur Wistar Yang Di Induksi
norvegicus) jantan galur wistar yang di Karagenin Pada 1 Jam Ketiga
induksi karagenin pada tiap kelompok Data pengukuran volume edema
perlakuan. kaki tikus putih (Rattus norvegicus)
Berdasarkan hasil uji One-Way jantan galur wistar yang di induksi
Anova, diperoleh nilai p = 0,106 > 0,05, karagenin mempunyai distribusi yang
yang berarti tidak terdapat perbedaan normal maka dilanjutkan dengan
bermakna volume edema kaki tikus putih melakukan uji homogenitas varians (uji
(Rattus norvegicus) jantan galur wistar Levene) yang bertujuan untuk
yang di induksi karagenin pada tiap mengetahui kelompok data (K-, K+, KP,
kelompok perlakuan. Karena tidak ada KP2 dan KP3) mempunyai varians
perbedaan antar kelompok maka tidak homogen atau tidak.Uji ini dilakukan
akan dilakukan analisis Post Hoc. dengan taraf signifikansi (α) = 0,05. Data
volume edema kaki tikus putih (Rattus
Hasil pemeriksaan Volume Edema norvegicus) jantan galur wistar yang di
Kaki Tikus Putih (Rattus norvegicus) induksi karagenin dikatakan homogen
Jantan Galur Wistar Yang di Induksi jika nilai p > α. Sebaliknya, jika nilai p <
Karagenin Pada 1 Jam Ketiga α maka data tidak homogen. Hasil uji
Hasil penelitian menunjukkan Levene untuk data volume edema kaki
rata-rata volume edema tertinggi pada tikus putih (Rattus norvegicus) jantan
satu jam ketiga ada pada kelompok galur wistar yang di induksi karagenin
perlakuan yang diberi karagenin 1% 1ml mempunyai nilai p = 0,208. Hal ini berarti
subplantar dan tidak mendapatkan obat- varian data volume edema kaki tikus
obatan, yaitu sebesar 0,042 dan volume putih (Rattus norvegicus) jantan galur
edema terendah ada pada kelompok wistar yang di induksi karagenin
kontrol positif yang diberi karagenin 1% homogen (p > 0,05), sehingga pengujian
1ml subplantar dan diberikan Asam ada tidaknya pengaruh menggunakan
Mefenamat, yaitu sebesar 0,034. analisis parametrik yaitu dengan
Sedangkan pada kelompok perlakuan menggunakan uji One-Way Anova.
pemberian ekstrak kencur (Kaempferia
galangal) nilai volume edema terendah Hasil Uji One-Way Anova Volume
ada pada kelompok perlakuan yang edema Kaki tikus putih (Rattus
diberi karagenin 1% 1ml subplantar norvegicus) jantan galur wistar yang
dengan dosis ekstrak kencur 600 di induksi karagenin Pada 1 Jam
mg/200g BB, yaitu sebesar 0,038. Ketiga
Uji One-Way Anova adalah uji
Hasil Uji Normalitas Volume Edema statistik parametrik yang digunakan
Kaki Tikus Putih (Rattus norvegicus) untuk membandingkan apakah ada
Jantan Galur Wistar Yang Di Induksi perbedaan Volume edema kaki tikus
Karagenin Pada 1 Jam Ketiga putih (Rattus norvegicus) jantan galur
Uji normalitas dilakukan dengan wistar yang di induksi karagenin pada
menggunakan parameter Saphiro Wilk tiap kelompok perlakuan.
Karena besar sampel kurang dari 50 (n < Hipotesis statistika dari uji One-
50). Berdasarkan hasil analisis masing- Way Anova adalah:

Jurnal Penelitian  2019


Fakultas Kedokteran-Universitas Hang Tuah Surabaya
H0: Tidak ada perbedaan Volume Hasil Uji Normalitas Volume Edema
edema kaki tikus putih (Rattus Kaki Tikus Putih (Rattus norvegicus)
norvegicus) jantan galur wistar yang di Jantan Galur Wistar Yang Di Induksi
induksi karagenin pada tiap kelompok Karagenin Pada 1 Jam Keempat
perlakuan. Uji normalitas dilakukan dengan
H1: Ada perbedaan Volume menggunakan parameter Saphiro Wilk
edema kaki tikus putih (Rattus Karena besar sampel kurang dari 50 (n <
norvegicus) jantan galur wistar yang di 50). Berdasarkan hasil analisis masing-
induksi karagenin pada tiap kelompok masing kelompok mempunyai nilai
perlakuan. signifikansi > 0.05 menunjukkan
Berdasarkan hasil uji One-Way distribusi data normal.
Anova, diperoleh nilai p = 0,074 > 0,05,
yang berarti tidak terdapat perbedaan Uji Homogenitas Volume Edema Kaki
bermakna volume edema kaki tikus putih Tikus Putih (Rattus norvegicus)
(Rattus norvegicus) jantan galur wistar Jantan Galur Wistar Yang Di Induksi
yang di induksi karagenin pada tiap Karagenin Pada 1 Jam Keempat
kelompok perlakuan. Karena tidak ada Data pengukuran volume edema
perbedaan antar kelompok maka tidak kaki tikus putih (Rattus norvegicus)
akan dilakukan analisis Post Hoc. jantan galur wistar yang di induksi
karagenin mempunyai distribusi yang
Hasil pemeriksaan Volume Edema normal maka dilanjutkan dengan
Kaki Tikus Putih (Rattus norvegicus) melakukan uji homogenitas varians (uji
Jantan Galur Wistar Yang di Induksi Levene) yang bertujuan untuk
Karagenin Pada 1 Jam Keempat mengetahui kelompok data (K-, K+, KP,
Hasil penelitian menunjukkan KP2 dan KP3) mempunyai varians
rata-rata volume edema tertinggi pada homogen atau tidak.Uji ini dilakukan
satu jam keempat ada pada kelompok dengan taraf signifikansi (α) = 0,05. Data
kontrol negatif yang diberi karagenin 1% volume edema kaki tikus putih (Rattus
1ml subplantar dan tidak mendapatkan norvegicus) jantan galur wistar yang di
obat-obatan, yaitu sebesar 0,040 dan induksi karagenin dikatakan homogen
volume edema terendah ada pada jika nilai p > α. Sebaliknya, jika nilai p <
kelompok kontrol positif yang diberi α maka data tidak homogen. Hasil uji
karagenin 1% 1ml subplantar dan Levene untuk data volume edema kaki
diberikan Asam Mefenamat, yaitu tikus putih (Rattus norvegicus) jantan
sebesar 0,031. Sedangkan pada galur wistar yang di induksi karagenin
kelompok perlakuan pemberian ekstrak mempunyai nilai p = 0,056. Hal ini berarti
kencur (Kaempferia galangal) nilai varian data volume edema kaki tikus
volume edema terendah ada pada putih (Rattus norvegicus) jantan galur
kelompok perlakuan yang diberi wistar yang di induksi karagenin
karagenin 1% 1ml subplantar dengan homogen (p > 0,05), sehingga pengujian
dosis ekstrak kencur 600mg/200g BB, ada tidaknya pengaruh menggunakan
yaitu sebesar 0,034. analisis parametrik yaitu dengan
Dari data tersebut dapat dilihat menggunakan uji One-Way Anova.
bahwa terjadi penurunan rerata Volume
edema pada kelompok perlakuan Hasil Uji One-Way Anova Volume
dengan Asam Mefenamat dan pada edema Kaki tikus putih (Rattus
kelompok perlakuan dengan ekstrak norvegicus) jantan galur wistar yang
kencur, bila dibandingkan dengan hewan di induksi karagenin Pada 1 Jam
coba tanpa mendapatkan obat-obatan. Keempat

Jurnal Penelitian  2019


Fakultas Kedokteran-Universitas Hang Tuah Surabaya
Uji One-Way Anova adalah uji perbedaan yang signifikan, terbukti
statistik parametrik yang digunakan dengan tingkat signifikansi di atas 0,05.
untuk membandingkan apakah ada
perbedaan Volume edema kaki tikus PEMBAHASAN
putih (Rattus norvegicus) jantan galur Hasil penelitian menunjukkan
wistar yang di induksi karagenin pada bahwa rata-rata volume edema tertinggi
tiap kelompok perlakuan. ada pada kelompok kontrol negatif yang
Hipotesis statistika dari uji One- diberi karagenin 1% 1ml subplantar dan
Way Anova adalah: tidak mendapatkan obat-obatan, yaitu
H0: Tidak ada perbedaan Volume sebesar 0,040 dan volume edema
edema kaki tikus putih (Rattus terendah ada pada kelompok kontrol
norvegicus) jantan galur wistar yang di positif yang diberi karagenin 1% 1ml
induksi karagenin pada tiap kelompok subplantar dan diberikan Asam
perlakuan. Mefenamat, yaitu sebesar 0,031.
H1: Ada perbedaan Volume Sedangkan pada kelompok perlakuan
edema kaki tikus putih (Rattus pemberian ekstrak kencur (Kaempferia
norvegicus) jantan galur wistar yang di galangal) nilai volume edema terendah
induksi karagenin pada tiap kelompok ada pada kelompok perlakuan yang
perlakuan. diberi karagenin 1% 1ml subplantar dan
Berdasarkan hasil uji One-Way diberikan ekstrak kencur dengan dosis
Anova, diperoleh nilai p = 0,018 < 0,05, 600mg/200g BB yaitu sebesar 0,034.
yang berarti terdapat perbedaan Pada tikus yang hanya diberi
bermakna volume edema kaki tikus putih karagenin 1% 1ml subplantar dan tidak
(Rattus norvegicus) jantan galur wistar mendapatkan obat-obatan menunjukkan
yang di induksi karagenin pada tiap nilai volume edema yang paling tinggi
kelompok perlakuan. diantara tikus yang lain yaitu sebesar
Untuk mengetahui kelompok 0,040 nilai ini lebih besar dari nilai
mana yang mempunyai perbedaan edema pada kelompok (K+), (KP1),
bermakna maka harus dilakukan analisis (KP2) dan (KP3). Induksi karagenin
Post Hoc. pada kaki tikus dapat mengakibatkan
radang yang ditandai dengan
Analisis Post Hoc dengan Uji LSD bertambahnya volume kaki tikus setelah
Uji Post Hoc Test dengan uji LSD pemberian karagenin (edema). Pada
diguanakan untuk mengetahui pasangan tikus kelompok kontrol negatif dengan
kelompok sampel yang saling berbeda penyuntikan karagenin mengalami
secara signifikan dan pasangan peradangan yang ditandai dengan
kelompok sampel yang tidak berbeda pembengkakan pada kaki tikus.
(Triton, 2006) maka akan diketahui Hasil penelitian juga menunjukkan
perlakuan mana yang menunjukkan bahwa volume edema terendah ada
perbedaan. Hasil uji Post Hoc Test pada kelompok kontrol positif yang diberi
terdapat perbedaan yang bermakna karagenin 1% 1ml subplantar dan
rata-rata volume edema kaki tikus putih diberikan Asam Mefenamat, yaitu
(Rattus norvegicus) jantan galur wistar sebesar 0,031 dan pada kelompok
yang di induksi karagenin antar perlakuan pemberian ekstrak kencur
kelompok (K-) dengan kelompok (K+), (Kaempferia galangal) nilai volume
(KP1) dan (KP2) serta antara kelompok edema terendah ada pada kelompok
(K+) dengan kelompok (KP3) terbukti perlakuan yang diberi karagenin 1% 1ml
dengan tingkat signifikansi di bawah subplantar dan diberikan ekstrak kencur
0,05. Sedangkan antara kelompok (K-) dengan dosis 600mg/200g BB, yaitu
dengan kelompok (KP3) tidak terdapat sebesar 0,034, nilai ini hampir mendekati

Jurnal Penelitian  2019


Fakultas Kedokteran-Universitas Hang Tuah Surabaya
nilai kelompok yang diberi Asam jalur metabolism asam arakidonat,
Mefenamat. Hasil ini menunjukkan pembentukan prostalglandin dan
bahwa volume edema pada kelompok pelepasan histamine pada radang (Logio
perlakuan yang diberi Asam Mefenamat dkk, 1986). Saponin bersifat seperti
dan ekstrak kencur (Kaempferia detergen diduga mampu berinteraksi
galangal) menunjukkan penurunan. Hal dengan banyak membrane lipid seperti
ini dikarenakan pada ekstrak kencur fosfolipid yang merupakan perkusor
(Kaempferia galangal) memiliki prostalglandin mediator-mediator
kandungan kimia yang berfungsi sebagai inflamasi lainnya (Sri Rastava, 1993).
antiinflamasi. Minyak atsiri dapat menghambat
Pada penghambatan edema agregasi platelet dengan cara
dapat diketahui bahwa pada kelompok menghambat pembentukan tromboksan
perlakuan yang diberi karagenin 1% 1ml sehingga juga berperan dalam efek
subplantar dengan dosis ekstrak kencur antiinflamasi (Sri Rastava, 1993).
600 mg/200g BB memiliki persentase Asam Mefenamat adalah obat
hambatan terbesar pada menit 90+240 untuk mengurangi demam dan
menit sebesar 77%, sedangkan meredakan nyeri ringan sampai sedang
terendah ada pada kelompok perlakuan dari kondisi seperti nyeri otot, sakit gigi,
yang diberi karagenin 1% 1ml subplantar pilek, dan sakit kepala. Asam
dengan dosis ekstrak kencur 750 Mefemenamat mungkin juga berguna
mg/200g BB yaitu sebesar 8%. Jadi untuk meredakan nyeri dan bengkak
setelah dilakukan peneltian hasil karena kondisi seperti arthritis. Asam
penghambatan yang hampir sama Mefenamat dikenal sebagai salicylate
dengan Asam Mefenamat (kontrol dan obat antiradang nonsteroid (NSAID).
positif) pada kelompok perlakuan kedua Obat ini bekerja dengan menghambat
yang diberikan karagenin 1% 1ml zat alami tertentu di dalam tubuh untuk
dengan dosis ekstrak kencur 600 mengurangi nyeri dan bengkak.
mg/200g BB. Mekanisme kerja Asam
Kencur mempunyai aktifitas Mefenamat terutama adalah
antinflamasi yang diuji pada radang akut penghambatan sintesis prostaglandin E2
yang diinduksi dengan karagenin dan tromboksan A2. Akibat
(Sulaiman, 2007). Kencur sebagai penghambatan ini, maka ada tiga aksi
antiinflamasi mengandung bahan kimia utama dari Asam Mefenamat, yaitu: (1)
seperti saponin, flavonoid, polifenol, dan antiinflamasi, karena penurunan sintesis
minyak atsiri. Berbagai penelitian telah prostaglandin proinflamasi, (2)
dilakukan untuk mengetahui potensi analgesik, karena penurunan
ekstrak kencur sebagai obat herbal, prostaglandin E2 akan menyebabkan
salah satunya adalah antifungal penurunan sensitisasi akhiran saraf
(Sharma, 2011). Penelitian modern nosiseptif terhadap mediator pro
lainnya juga membuktikan bahwa inflamasi, dan (3) antipiretik, karena
kandungan kimia di dalam rimpang penurunan prostaglandin E2 yang
kencur memiliki banyak manfaat, seperti bertanggungjawab terhadap peningkatan
kemampuannya sebagai substansi set point pengaturan suhu di
antiinflamasi, antialergi, dan analgesik hipotalamus (Roy, 2007).
(Umar et al., 2014; Tewtrakul dan Hasil dari penelitian Asam
Subhadirasakul, 2008; Vittalrao et al., Mefenamat memiliki hasil penghambatan
2011). yang hampir sama dengan ektrak kencur
Antiinflamasi pada kencur dengan dosis 600mg. Berarti kencur
merupakan tipe anti inflamasi non dosis 600mg merupakan dosis yang
steroid. Flavonoid dapat menghambat optimal.

Jurnal Penelitian  2019


Fakultas Kedokteran-Universitas Hang Tuah Surabaya
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian
eksperimental pengaruh pemberian
ekstrak kencur (Kaempferia galangal)
sebagai antiinflamasi pada edema kaki
tikus putih (Rattus norvegicus) jantan
galur wistar yang di induksi karagenin,
dapat disimpulkan bahwa pemberian
ekstrak kencur (Kaempferia galangal)
mampu menurunkan volume edema
pada kaki tikus putih (Rattus norvegicus)
jantan galur wistar yang di induksi
karagenin.

DAFTAR PUSTAKA
Brunton, L., K. Parker, D. Blumenthal, L.
Buxton. 2008. Goodman & Gilman’s
Manual of Pharmacology and
Therapeutic. NewYork: McGrawHill.
Rukmana, Rahmat, (1994 ). Penerbit
Kanisius. Yogyakarta.
Santoso, H.B. 2008. Ragam dan Khasiat
Tanaman Obat Sehat Alami dari
Halaman Asri PT Agromedia
Pustaka.
Sofowara, 1982. Medical Plant and
Traditional Medicine in Africa. http :
// www.mapd.com/wmp.htm
Sulaiman, M. R., Z. A. Akaria, I. A. Daud,
F. N. Ng, Y.C Ng, and M. T.
Hidayat, 2007, Antinociceptive and
Anti-inflamatory Activities of the
Aqueous Extract of kaempferia
galangal Leaves in Animal Model. J.
Nat. Med., 62, 221-227.
Umar MI, Asmawi MZ, Sadikun A, et al.
Ethyl-p-methoxycinnamateisolated
from Kaempferia galangal inhibits
inflammation by suppressing.
Interleukin-1, tumor necrosis factor-
a, and angiogenesis by blocking
endothelial functions. Clinic. 2014.
Winarto, W, p. 2007. Tanaman Obat
Indonesia Untuk Pengobatan Herbal,
152-153. Jakarta: Karyasari Herba
Media.

Jurnal Penelitian  2019


Fakultas Kedokteran-Universitas Hang Tuah Surabaya

Anda mungkin juga menyukai