Anda di halaman 1dari 11

MUHAMMADIYAH SEBAGAI

GERAKAN PENDIDIKAN

A. Pendahuluan
Saat kolonial ~elanda menjajah bumi nusantara, Pendidikan Islam telah tersebar
luas dalam wujud "pondok pesantren", dimana Islam diajarkan di musholla/langgar
atau masjid. Sistem yang dipergunakan meliputi sistem sorogan, bandongan,
dan wetonan. Sistem Sorogan adalah sistem pendidikan dimana secara perorangan
menghadap kyai dengan membawa kitab, kayi membacakan teks beserta artinya,
dan sang santri menirukan apa yang dibacakan oleh kyai. Sedangkan .sistem
bandongan atau wetonan adalah sang kyai membaca, mengartikan dan
menerangkan maksud teks dari kitabtertentudi hadapan sejumlah santri, dan santri
tidak menirukan apa yang diucapkan oleh sang kyai. Para santri hanya menerima
begitu saja keterangan sang kyai . Sistem bandongan atau wetonan ini dapat
dikatakan sebagai tingkat intermediate atau advance, oleh karena itu sistem ini
hanya diikuti oleh para santri yang telah mengikuti sistem sorogan secara intensif.
Sistem pendidikan pondok pesantren ketika itu tidak mengenal sistem k~las,
tidak ada ujian atau pengontrolan kemajuan santri, dan tidak ada batas waktu
berapa lama santri harus tinggal di pondok pesantren. Penekanan pendidikan lebih
berorientasi pada hafalan terhadap teks semata, sehingga tidak merangsang santri
untuk l:>erdiskusi. Demikian juga cabang-cabang ilmu agama yang diajarkan
sebatas Had its dan Mustholah Had its, Fiqih dan Usul Fiqh, llmu Tau hid, llmu
Tasawuf, llmu Mantiq, llmu Bahasa Arab. Sistem pendidikan Islam model ini
berlangsung sampai memasuki awal abad ke-20.
AL ISLAM - KEMUHAMMADIYAHAN Ill
KEMUHAMMADIYAHAN

Sementara di lain pihak, kolonial Belanda mengembangkan sistem


pendidikan sekuler dengan tujuan untuk mendidik anak dari kalangan priyayi agar
menjadi juru tulis tingkat rendah dan pemegang buku sebagai pegawai-pegawai
yang dapat membantu majikan - majikan kolonial Belanda dalam tugas di bidang
perdagangan, teknik dan administrasi. Jadi orientasi pendidikan tidak lebih hanya
sekedar pemenuhan kebutuhan kolonial Belanda pada tenaga pembantu di kantor.
Sudah barang tentu di sekolah-sekolah yang didirikan Belanda (masa penjajahan)
para murid tidak diperkenalkan sama sekali dengan pendidikan Islam, sehingga
menjadikan cara berfikir dan tingkah laku lulusan-lulusannya menyimpang dari
ajaran Islam meskipun mayoritas dari mereka beragama Islam.
Melihat kenyataan yang memprihatinkan tersebut K.H. Ahmad Dahlan
beserta beberapa tokoh Muhammadiyah bertekad untuk memperbaharui
pendidikan bagi umat Islam. Pembaharuan yang dimaksud meliputi dua segi yaitu
segi cita-cita dan segi teknik. Dari segi cita-cita adalah untuk membentuk manusia
Muslim yang berakhlaqul karimah, a lim dalam beragama, luas pandangan dan
paham terhadap masalah keduniaan, cakap, serta bersedia berjuang untuk
kemajuan agama Islam dan masyarakat.
Dengan demikian target yang hendak dicapai oleh setiap lulusan pendidikan
Muhammadiyah meliputi akidah yang benar, akhlaq yang mulia, cerdas, terampil
dan siap mengabdi demi kepentingan agama Islam dan masyarakat. Sedang dari
segi teknik adalah lebih banyak berhubungan dengan cara-cara penyelengaraan
pendidikan modern terutama sistem/model pembelajaran yang diterapkan selama
pelaksanaan pendidikan.
Terhadap sistem pendidikan model pesantren, Muhammadiyah berusaha
mengubahnya dari bentuk lama dengan memperkenalkan sistem organisasi dan
administrasi serta cara-cara penyelenggaraannya. Maka pad a tahun 1920
Muhammadiyah mendirikan Pondok Muhammadiyah suatu perguruan tingkat
II 11 ,

menengah pertama kali di Yogyakarta yang memberikan pelajaran ilmu agama


dan ilmu umum bersama-sama. Pada perkembangan berikutnya (tahun 1924)
perguruan tersebut berubah menjadi Kweekschool Muhammadiyah • dan dipecah
11

menjadi dua bagian, yaitu Kweekschool Muhammadiyah Putri (kini dikenal


II 11

sebagai Madrasah Muallimat Muhammadiyah) dan


11Kweekschoo/ Muhammadiyah Putra (kini dikenal sebagai Madrasah
II

Muallimin Muhammadiyah).
Muhammadiyah sebagai Gerakan Pendidikan -

Sedang bentuk yang kedua, seperti sekolah-sekolah sekuler yang


didirikan oleh kolonial Belanda, Muhammadiyah menyelenggarakan sekolah-
sekolah sejenis (sistem klasikal) dengan menambahkan mata pelajaran agama
ke dalam kurikulumnya. Maka, untuk maksud tersebut pada tahun 1926
Muhammadiyah mendirikan "HIS med de Qur'anll yang kemudian berganti
nama dengan HIS Muhammadiyah
II Kemudian dilanjutkan dengan
II .

mendirikan II MULO" 'HIK Muhammadiyah n dan Schake/ Scoo/


II

Muhammadiyah Ada pun materi agama yang diajarkan sekitar 10-15 persen
D.

dari total kurikulum sekolah-sekolah umum.

B. Cita-cita Pendidikan Muhammadiyah


Sebagai gerakan dakwah Islam amar ma'ruf nahi munkar,
Muhammadiyah dituntut untuk mengkomunikasikan pesan-pesan dakwahnya
dengan cara menanamkan khazanah pengetahuan melalui jalur pendidikan.
Apa yang telah diusahakan oleh Muhammadiyah dengan mendirikan dan
menyelenggarakan sistem pendidikan modern, selain berkomitmen dengan
ajaran Islam (sesuai dengan ai-Qur'andan as-Sunnah) juga menginginkan agar
Islam betul-betul menjadi rahmatan /il-a/amin, menjadi petunjuk dan rahmat
bagi hidup/kehidupan segenap umat manusia.
Secara umum dapat dipastikan bahwa ciri khas lembaga pendidikan
Muhammadiyah yang tetap dipertahankan sampai saat ini adalah dimaksukkannya
mata pelajaran AIK/Ismuba di semua lembaga pendidikan (formal) milik
Muhammadiyah. Hal tersebut sebagai salah satu upaya Muhammadiyah agar
setiap individu senantiasa menyadari bahwa ia diciptakan oleh Allah semata-mata
untuk berbakti kepada-Nya. Allah menyatakan: Kami ciptakan jin dan man usia
II

agar mereka berbakti kepada-Ku (QS. Adz-Dzaariyat/57:56).


II

Bagi Muhammadiyah, nilai-nilai Islam harus menjadi pijakan uni-versal


dan menjadi pedoman dalam setiap langkah dan tindakan. Oleh karena itu
Islam menurut Muhammadiyah harus diajarkan dan disampaikan secara
rasional.
Hanya dengan cara seperti itulah, Islam menurut Muhammadiyah dapat
menghidupkan umat, dalam arti dapat mandiri sekaligus mencapai
kebahagiaan, membawa perubahan dan kemajuan baik jasmani maupun
rohani. Dengan demikian, Islam menurut Muhammadiyah bukanlah Islam
tradisional, atau Islam yang hanya
AL ISLAM - KEMUHAMMADIYAHAN Ill
KEMUHAMMADIYAHAN

berorientasi kepada kepuasan individual melainkan Islam yang memberi kepuasan


secara sosial, atau Islam yang sanggup memegang kehidupan dunia tanpa
melupakan kehidupan akhirat. Oleh karena itu seorang muslim menurut
Muhammadiyah harus hidup kreatif, bermanfaat bagi diri, keluarga, masyarakat
dan bangsanya.
Sebagaimana yang telah disebutkan di atas bahwa Muhammadiyah dalam
mereformulasikan doktrin Islam menggunakan pandangan a lam pikiran modern.
Oleh karena itu sistem pendidikan modern oleh Muhammadiyah dijadikan sarana
untuk menyampaikan da'wahIslam. Terlebih lembaga pendidikan Islam yang ada
pada masa penjajahan Belanda (seperti pondok pesantren) kurang mampu
menjawab tuntutan zaman. Sementara pendidikan yang diselenggarakan oleh
Kolonial Belanda sama sekali tidak memperhatikan pendidikan Islam bahkan terus
menekan perkembangan pendidikan Islam terutama di lembaga pendidikan
formal. Akibatnya, terjadilan jurang pemisah yang sangat Iebar antara lulusan
pendidikan Islam (pondok pesantren) yang hanya berorientasi kepada keakhiratan
dengan lulusan sekolah-sekolah sekuler yang didirikan oleh kolonial Belanda.
Usaha Muhammadiyah mendirikan dan menyelenggarakan sistem
pendidikan modern, karena Muhammadiyah yakin bahwa Islam bisa menjadi
rahmatan lil-'alamin, menjadi petunjuk dan rahmat bagi hidup dan kehidupan
segenap manusia jika disampaikan dengan cara-cara modern. Dasarnya adalah
Allah berfirman: "Wahaijama'ah jin dan manusia, jika kalian sanggup menembus
(melintasi) penjuru lang it dan bumi, maka lintasilah. Kamu sekaliantidak akan
sanggup melakukannya melainkan dengan kekuatan (ilmu pengetahuan)" (QS. Ar-
rahman/55:33). Rasulullah saw. Juga bersabda: "Ajarilah anak-anakmu dengan
berbagai ilmu pengetahuan, karena mereka akan hidup di satu zaman (masa) di
mana zaman (masa) itu jauh berbeda dengan zaman-mu" (AI-Hadist) ..
Menurut perhitungan Muhammad ljazul Khatib dari Universitas Damaskus,
sekitar 750 ayat atau hampir seperdelapan dari seluruh isi AI-Qur'anmenegur
orang-orang mukmin untuk mempelajari alam semesta, agar berfikir dan
menjadikan kegiatan ilmiah sebagai sesuatu yang tak terpisahkan dari kehidupan
integral umat. Dari data ini bisa diduga bahwa peluang munculnya obsesi tersebar
antara agama dan ilmu pengetahuanterjadi pada Islam.
Sejarah membuktikan bahwa pada masa silam umat Islam pernah
mempelopori perumusan hukum fisika, ilmu alam, ilmu falaq, dan metode-metode
eksperimen lainnya. Mereka menyadari bahwa jagad raya dan isinya dibentangkan
oleh Allah merupakan fasilitas yang harus
Muhammadiyah sebagai Gerakan Pendidikan -

dimanfaatkan, dan untuk melakukannya memerlukan seperangkat teknologi


pertanian, peternakan, perikanan, pertambangan, tekstil, kedokteran, farmasi,
arsitektur, informasi dan transportasi.
George Sarton pernah mengadakan pemetaan prestasi di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi ke dalam beberapa peri ode, dan pada tiap-tiap
periode yang berjangka kurang lebih setengah abad, oleh Sarton dinilai sangat
berpengaruh bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi era
berikutnya. Sarton melihat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
sejak abad ke-9 sebelum masehi sampai abad ke 14 sesudah masehi. Dari tahun
900 sebelum masehi sampai tahun 600 masehi menu rut Sarton merupakan
abad kejayaan Yunani, dan tahun 600 sebelum masehi disebut zaman Thales
dan Phytagoras yang diikuti oleh zaman Plato, Aristoteles, Eulid, Archimedes,
Ptolomeos dan lain-lain.
Dari tahun 600 sampai 700 masehi merupakan abad kejayaan Cina dengan
tokohnya Hsuan Tsang dan ICing. Dari tahun 750 sampai 1100 masehi oleh Sarton
disebut zaman kejayaan Islam yang berasal dari berbagai jazirah (Arab, Turki,
Persia, Spanyol, Rusia). Mereka antara lain Jabir lbnu Hayyan, AI-Khawarizmi,
AI-Razi, AI-Mas'udi,Abu Wafa, AI-Biruni, Ommar Khayyam, ibnu Rusd, lbnu
AI-Baitar dan sebagainya.
Menurut Nurcholis Madjid, meskipun abad modern secara kebetulan dimulai
oleh Eropa dan Barat Laut, namun sebetulnya bahan pembentuk kemodernan itu
berasal dari pengalaman hampir seluruh man usia dari Cina di Timur sampai Spanyol
di Barat, karena rentang daerah peradaban umat manusia pra-modern itu berpusat pada
kawasan Timur Tengah dengan budaya lslamnya, maka yang paling banyak memberi
kontribusi bahan klasik bagi timbulnya abad modern itu adalah peradaban Islam.
Dalam kosa kata ilmu pengetahuan modern dapat diketahui berbagai
"jejak kaki" yang menunjukkan bahwa kontribusi lslamitu terutama berwujud
berbagai bahan yang merupakan high culture umat manusia saat itu dan sampai
batas tertentu dan juga saat sekarang, sebagaimana tercermin pada istilah-
istilah ilmiah sperti al-jabar (al-jabr), al-kohol (al-kubul), asimut (al-sumt),
logaritme (al-khawarizmiwah), cipher (al-sifr) dan lain-lain.
Maka tidak berlebihan jika sejumlah ilmuwan Barat mengakui secara
jujur akan kontribusi ilmuwan Islam terhadap Barat dan dunia modern
khususnya, termasuk Thomas Arnold, Alfred Guill me, George Anawati,
Gustave Le Bon, John Willian Draper, Maurice Lombard, Desmond Stewart,
Guizot, John Devenport, Stanley Lane Poole, dan lain-lain.
... AL ISLAM - KEMUHAMMADIYAHAN Ill
... KEMUHAMMADIYAHAN

Lima atau enam abad keberhasilan umat Islam dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi sangat mengagumkan, percobaan dan penelitian
terutama di bidang kedokteran menjadi kiblat belahan dunia. Akan tetapi kejayaan
masa lampau tersebut tidak mendapat respon dari generasi berikutnya sehingga
umat Islam dewasa ini tenggelam, dan ilmu pengetahuan serta teknologi berpindah
ke daratan Eropa dan Amerika yang nota bene beragama non Islam.
Awal kemunduran ilmu pengetahuan dan teknologi di tengah-tengah umat
Islam ini antara lain diakibatkan melemahnya kondisi sosial politik dan ekonomi
umat Islam itu sendiri, disebabkan perselisihan yang terus menerus dalam bidang
yang tidak esensiil, melainkan dalam bidang-bidang kecil seperti masalah-masalah
fiqih dan peribadatan. Perselisihan yang melemahkan keilmuan dalam dunia Islam
itu dicoba diakhiri dengan keputusan menutup sama sekali pintu ijtihad, dan
mewajibkan setiap orang taqlid kepada pemimpin atau pemikir keagamaan yang
telah ada, tetapi dengan resiko yang justru mematikan kreativitas intelektual dan
sosial umat Islam.
Keberadaan penjajah Belanda di tanah air juga turut membantu memperkuat
proses kemandekan berpikir umat Islam, dengan menonjolkan atau "membela"
kalangan Islam tradisional dan memusuhi kalangan Islam Modernis.
Muhammadiyah hadir mencoba menjelaskan kepada umat Islam akan taktik
Belanda yang menyesatkan tersebut, dan dengan sejumlah amal usahanya,
mengharapkan agar kejayaan umat Islam sebagaimana yang telah disebutkan di
atas kembali seperti dulu kala. Oleh karena itu Muhammadiyah terus berupaya
semaksimal mungkin untuk meningkatkan kualitas lembaga pendidikan yang
dimiliki.
Muhammadiyah konsekwen untuk mencetak elit muslim terdidik lewatjalur
pendidikan. Ada beberapa tipe pendidikan Muhammadiyah:
a. Tipe Muallimin/Muallimat Yogyakarta (pondok pesantren)
b. Tipe madrasah/Depag; lbtidaiyah, Tsanawiyah dan Aliyah
c. Tipe sekolah/Diknas; TK, SD, SMP, SMA/SMK, Universitas/ ST/
Politeknikl Akademi
d. Madrasah Diniyah, dan lain-lain.
Muhammadiyah sebagai Gerakan Pendidikan -

Jumlah lembaga pendidikan formal yang dimiliki Muhammadiyah


sebagai berikut: SD 1132, MI/Diniyah 1769, SMP 1184, MTs 534, SMA 511,
SMK 263, MA 172, (Jumlah 5632). Universitas 39, Sekolah Tinggi 87,
Akademi 54, Politeknik 4 (Jumlah 184). 1 Dalam catatan Asep Purnama
Bachtiar, sampai bulan mei 2010, pendididkan Muhammadiyah yang tersebar
di Indonesia meliputi : SD/MI/MD ada 2563 buah; SMP/Mts ada 1685 buah,
SMA/MA ada 747 buah; SMK ada 396 buah; madrasah mualimin/malimat ada
25 buah; pondok pesantren ada 101 buah; PTM ada 172 buah2 ( Suara
Muhammadiyah, 2010).1nfo terbaru PAUD 6723 buah, TKABA 7623 buah,
SD/MI2604 buah, SMP/MTs 1772 buah, SMA/ SMK 1143 buah, PT 172
buah.3
Orientasi pembaharuan di bidang pendidikan menjadi prioritas utama
yang ingin dicapai oleh Muhammadiyah, hal ini tergambar dari tujuan
pendidikan dalam Muhammadiyah, untuk mencetak peserta didikllulusan
sekolah Muhammadiyah, sebagai berikut:
1. Memiliki jiwa Tauhid yang murni
2. Beribadah hanya kepada AUah
3. Berbakti kepada orang tua serta bersikap baik terhadap kerabat
4. Memiliki akhlaq yang mulia
5. Berpengetahuan luas serta memiliki kecakapan, dan
6. Berguna bagi masyarakat, bangsa dan agama.
Untuk mewujudkan hal tersebut, maka setiap lembaga pendidikan
Muhammadiyah diwajibkan memasukkan mata pelajaran Al-lslam I
Kemuhamadiyahan (AIK) sebagai bagian integral dari kurikulum dengan
harapan dapat mempengaruhi karakter para peserta didik baik selama proses
pendidikan berlangsung terlebih setelah mereka lulus.
Secara teoritik, ada tiga alasan mengapa pendidikan AIK perlu diajarkan:
1. Mempelajari AIK pada dasarnya agar menjadi bangsa Indonesia yang
beragama Islam dan mempunyai alam fikiran modernltajdidl dinamis.
2. Memperkenalkan alam fikiran tajdid, dan diharapkan peserta didik dapat
tersentuh dan sekaligus mengamalkannya, dan
3. Perlunya etika/ahlak peserta didik yang menempuh pendidikan di
lembaga pendidikan Muhammadiyah.

1 Sumber Gatra 17-30 September 2009


2 Suara Muhammadiyah No.13/95, 1-15 juli 2010)
3 Suara Muhammadiyah No.24/TH. Ke-96, 16-31 Desember 2011
.... ALISLAM - KEMUHAMMADIYAHAN Ill
~ KEMUHAMMADIYAHAN

Dewasa ini, mulai dari Sabang sampai Merauke telah berdiri ranting, cabang,
daerah hingga wilayah yang berlabel Muhammadiyah. Dalam ikut serta
meningkatkan kualitas sumber daya manusia (umat lslam/bangsa Indonesia),
berbagai lembaga telah didirikan, di antaranya rumah sa kit, rumah panti asuhan
anak yatim dan orang tua lanjut usia, taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah
lanjutan tingkat pertama, sekolah lanjutan tingkat atas sampai perguruan tinggi.
Bahkan dalam hal lembaga pendidikan, Muhammadiyah menduduki peringkat dua
besar setelah pendidikan yang dikelola Depkdiknas.
Hal tersebut memang sesuai dengan apa yang menjadi cita-cita pendiri
Muhammadiyah yang termaktub dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah Pasal 3
yakni: "Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud
masyarakat Islam yang sebenar-benatnya.

C. Pemikiran dan Praktis Pendidikan Muhammadiyah


Muhammadiyah dikenal sebagai gerakan Islam yang memelopori pendidikan
Islam modern. Salah satu latar belakang berdirinya Muhammadiyah menurut
Mukti Ali ialah ketidak efektifan lembaga pendidikan agama pada waktu itu,
sehingga Muhammadiyah memelopori pembaruan dengan jalan melakukan
reformasi ajaran dan pendidikan Islam .. Kini pendidikan Muhammadiyah telah
berkembang pesat dengan segala kesuksesannya, tetapi masalah dan tantangan pun
tidak kalah berat. Dalam sejumlah hal bahkan dikritik kalah bersaing dengan
pendidikan lain yang unggul. Pendidikan AIK pun dipandang kurang menyentuh
subtansi yang kaya dan mencerahkan. P<>ndidkan Muhammadiyah dikatakan
kehilangan ruhnya, pendidikan a_ ;rna kalah dan pendiddikan umunya juga kalah
dari yang lain.Kritik apapun harus diterima untuk perbaikan dan pembaharuan.
Karena itu diperlukan rekontruksi pendidikan muhammadiyah ke arah
holistik. Segenap lembaga dan penyelenggara pendidikan dari tingkat dasar hingga
tinggi harus memahami kembali esensi, visi, dan misi pendidikan
Muhammadiyah. Menyelenggarakan pendidikan Muhammadiyah jangan terjebak
pada rutinitas, sehingga serba administrasi dan birokratis. Padahal tantangan dan
masalah kian membelit. Jangan sampai terjadi pendidikan Muhammadiyah
berjalan apa adanya, kehilangan vitalitas sebagai institusi pembawa misi tajdid
dari sebuah gerakan Islam modern. Kehilangan esensi sebagai pembawa misi dan
visi membentuk insan muslim yang utama.
Muhammadiyah sebagai Gerakan Pendidikan •.

Pendidikan Muhammadiyah merupakan bagian yang terintegrasi dengan


gerakan Muhammadiyah . Telah berusia sepanjang umur Muhammadiyah. Jika
diukur dari berdirinya Madrasah lbtidaiyah Diniyah lslamiyah (1 Desember 1911)
Pendidikan Muhammadiyah berumur lebih tua ketimbang organisasinya (Ada by
Darban,2000: 13). Sekolah tersebut merupakan rintisan lanjutan dari " sekolahu
(kegiatan Kyai dalam menjelaskan ajaran Islam) yang dikembangkan kyai Dahlan
secara in-formal dalam pelajaran yang mengandung ilmu agama Islam dan
pengetahuan umum di beranda rumahnya. Lembaga pendidikan tersebut sejatinya
sekolah Muhammadiyah, yakni sekolah agama yang tidak diselenggarakan di
surau seperti pada umumnya kegiatan umat Islam pada waktu itu, tetapi bertempat
tinggal di dalam sebuah gedung milik ayah KH Dahlan, dengan menggunakan
meja dan papan tulis, yang mengajarkan agama dengan cara baru, juga diajarkan
ilmu-ilmu umum ( Djarnawi Hadikusuma,t.t: 64).
Senyatanya, peta dunia sekarang sangat berbeda dari kondisi ketika
muhammadiyah berdiri dulu. Sekedar contoh , satu generasi lalu seorang filsuf
kebudayaan kanada, Marshall Mcluhan, pernah meramalkan terjadinya global
village. Ketika global village terjadi kata Mcluchan, dunia akan menjadi sempit
dan tanpa batas. Kekuatan media komunikasi telah menembus sekat-sekat bangsa
dan Negara. Sehingga kita dapat mengetahui semua kejadian secara bersamaan,
meskipun berada di tempat yang berbeda. Hal itu bisa terjadi karena kita
dihubungkan oleh satelit dan layar gelas yang bisa memvisualisasikan adegan
demi adegan di tempat kejadian. Ramalan Marshall Mcluhan itu terkenal dengan
istilah the medium is the massage.
Waktu bergulir, dan ramalan Marshall Mcluhan ternyata bukan isapan
jempol. Pada tahun 1990, semua kejadian luar biasa berhasil direkam oleh
kamera dan ditayangkan lewat layar televise. Adalah Ted Tuner, yang berhasil
mewujudkan itu. Ia menemukan jaringan televise kabei,CNN saat itu, Ted
Tuiner disemangati oleh sebuah filosofi jurnalistik yang dikenal dengan the
whole idea ofjournalism is to be a witness.
Sekarang kita memasuki sebuah era baru yang disebut Alvin Toffler
dalam Power Shiff dengan The Third Wave . Era ini ditandai dengan pesatnya
perkembangan dalam bidang sains dan teknologi. Misalnya dunia kedokteran
sekarang telah mampu memakai teknologi nuklir (pion cancer theraphy) ,
bukan sekedar untuk mendiagnosis suatu penyakit, tetapi juga membunuh sel-
sel kanker dalam tubuh.
... AL ISLAM- KEMUHAMMADIYAHAN Ill
... KEMUHAMMADIYAHAN

Biologi dan kimia juga melahirkan teknologi untuk mempertahankan struktur


kehidupan modern, seperti purifikasi/ pemurnian air, daur ulang sampah,
peningkatan pertanian, immunisasi, kesehatan , pengobatan, dan penyimpanan
makanan. Bahkan bioteknologi telah menghasilkan teknik pembelahan gen
(recombinant DNA) dan rekayasa genetic. Juga revolusi teknologi dan informasi
bahkan menimbulkan dampak revolusi social yang oleh Hollender d isebutthe
media massa have become not only teacher but also new parents for million
II II II 11

of children.

Kenyataan diatas jelas merupakan tantangan-tantangan yang harus dijawab


secara cerdas dan bijak oleh dunia pendidikan. Terutama lembaga pendidikan
Muhammadiyah harus segera dibuktikan dengan melahirkan generasi bangsa yang
mampu mengerahkan segenap energy, potensi, bakat, dan ketrampilan yang
dimiliki untuk kepentingan diri, bangsa dan agamanya dalam bingkai
tanggungjawab sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi.

Anda mungkin juga menyukai