Anda di halaman 1dari 12

RETORIKA KAITANNYA DENGAN PEMBEAJARAN

Diajukan guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah “ Retorika “


Dosen Pengampu Dr. Hj. Nia Rohayati

Disusun oleh :

Kelompok 4

Chintia Handayani 208170068


Destina Ningsih 208170026
Jajang Choeru Rohman 208170024
Titi Hernawati 208170042

PROGRAM STUDI PENDIDDIKAN BAHASA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDDIKAN
UNIVERSITAS GALUH CIAMIS
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur khadirat Allah Swt yang telah memberi rahmat, taufik serta
hidayah-Nya. Sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas retorika dengan
judul makalah “Kaitan retorika dengan pembelajaran’’ dibuat untuk memenuhi
tugas mata kuliah retorika. Semoga makalah ini memenuhi syarat seperti yang
diharapkan.

Maka dari itu penyusun mengucapkan banyak terimakasih kepada.

1. Selaku dosen mata kuliah retorika yang telah memberikan bimbingan dan
arahan untuk pengerjaan tugas ini.
2. Orang tua dan teman-teman yang telah memberikan do’a dan
dukungannya sehingga tugas ini dapat terselesaikan .
3. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis berharap makalah ini bermanfaat khususnya bagi kami dan


umumnya bagi pembaca. Kami yakin dalam penyusunan makalah ini masih
memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun
dari pembaca sangat diharapkan penyusun dan hal itu sekaligus menjadi koreksi
bagi penyusun agar dapat memperbaiki penulisan selanjutnya.

Ciamis, September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan. .................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertina Retorika .............................................................................................. 3


B. Pengertian Pembelajaran ....................................................................................... 3
C. Implementasi Pembelajaran Retorika ................................................................... 3
D. Manfaat Retorika dalam Masyarakat .................................................................... 6

BAB III PENUTUP

A. Simpulan .............................................................................................................. 8
B. Saran ...................................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Diantara karunia Tuhan yang paling besar bagi manusia ialah
kemampuan berbicara Kemampuan untuk mengungkap isi hatinya dengan
bunyi yang dikeluarkan dari mulutnya. Berbicara telah membedakan
manusia dari makhluk lain. Dengan berbicara, manusia mengungkapkan
dirinya, mengatur lingkungannya, dan pada akhirnya menciptakan
bangunan budya insane. Bahasa adalah penemuan manusia yang paling
menakjubkan: manusia sungguh-sungguh “sapiens” (bijaksana, berbudi)
hanya karena ia “loquens (bertutur), yakni karena ia dapat belajar bercakap
(Paul Chauchard dalam Baryadi, 2004: 1). Setiap manusia secara fitrah
memiliki kemampuan berbahasa. Dengan bahasa, manusia dapat
mengekspresikan perasaan dan pikirannya. Bahasa merupakan media
retorika, sedangkan retorika sering digunakan sebagai ilmu berbicara yang
diperlukan setiap orang (Rakhmat, 2001: 2). Ketika berbicara di depan
umum, peserta didik maupun guru juga membutuhkan ilmu retorika untuk
menunjang kualitas pembicaraannya. Selain itu, retorika digunakan untuk
meyakinkan pendengar akan kebenaran gagasan/topik yang dibicarakan.
Namun pada kenyataannya, tidak banyak peserta didik maupun guru yang
mampu menggunakan retorika dengan baik dan efektif. Oleh karena itu,
perlu adanya rekonstruksi bahasa dan retorika yang digunakan peserta
didik maupun guru dalam berkomunikasi atau berbicara di depan umum.
Rekonstruksi tersebut dapat dimulai dari segi penggunaan bahasa yang
digunakan dalam berbicara. Kemudian selanjutnya pada ilmu retorika yang
harus digunakan, yaitu metode dan etika retorika.
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud retorika?


2. Apa yang dimaksud pembelajaran?
3. Bagaimana implementasi retorika dalam pembelajaran?
4. Apa manfaat retorika dalam masyarakat?

1
C. TUJUAN
1. Mendeskripsikan pengertian retorika.
2. Mendeskripsikan pengertian pembelajaran.
3. Mendeskripsikan mengenai implementasi retorika dalam
pembelajaran.
4. Mendeskripsikan manfaat retorika dalam masyarakat.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN RETORIKA
Retorika adalah keterampilan berbahasa secara efektif. Sedangkan
menurut KBBI retorika adalah studi tentang pemakaian bahasa secara efektif
dalam karang mengrang.
Beberapa pengertian retorika yang dikemukakan oleh beberapa ahli di bidang
retorika:
1. Pengertian Retorika Menurut Richard E. Young cs: Retorika adalah ilmu
yang mengajarkan bagaimana kita menggarap masalah wicara-tutur kata
secara heiristik, epistomologi untuk membina saling pengertian dan
kerjasama.
2. Pengertian Retorika Menurut Socrates: Retorika adalah ilmu yang
mempersoalkan tentang bagaimana mencari kebenaran dengan dialog
sebagai tekniknya. Karena dialog kebenaran dapat timbul dengan
sendirinya.
3. Pengertian Retorika Menurut Plato: Retorika adalah kemampuan di dalam
mengaplikasikan bahasa lisan yang sempurna dan merupakan jalan bagi
seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang luas dan sempurna.
Dari beberapa pengertian retorika di atas, apapun defenisi dan siapapun yang
mengemukakannya semua mengacu dan memberi penekanan kepada kemampuan
menggunakan bahasa lisan (berbicara) yang baik dengan memberikan sentuhan
gaya (seni) di dalam penyampaiannya dengan tujuan untuk mengikat/menggugah
hati pendengarnya dan mengerti dan memahami pesan yang disampaikannya.
B. PENGERTIAN PEMBELAJARAN
Pembelajaran adalah perpaduan dari dua aktivitas, yaitu aktivitas mengajar
dan aktivitas belajar. Aktivitas mengajar menyangkut peranan seorang guru dalam
konteks mengupayakan terciptanya jalinan komunikasi harmonis antara pengajar
itu sendiri dengan si belajar. (Rivai, Metode Mengajar dalam www. google.com).
D. IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN RETORIKA
Dalam pembelajaran kemampuan berbahasa, kemampuan berbicara sering
terabaikan karena yang ditekankan dan mendapat perhatian lebih ialah

3
kemampuan menulis. Padahal tujuan utama pembelajaran bahasa ialah untuk
berkomunikasi. Bukan hanya tulisan tetapi juga lisan. Oleh karena itu, diperlukan
perhatian yang khusus untuk kemampuan berbicara. Diperlukan keseriusan dalam
hal ini. Diperlukan strategi dan metode yang tepat agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai.
Pada kurikulum kurikulum mata pelajaran Bahasa Indonesia pada tingkat
Sekolah Menengah Atas (SMA) / Madrasyah Aliyah (MA) seperti di sekolah saya
dulu MAN 3 Banda Aceh, salah satu Standar Kompetensi berbicara pada kelas
XII yaitu pidato, merupakan kemampuan yang harus dikuasai oleh siswa.
Kompetensi Dasar yang harus dimiliki setelah proses pembelajaran adalah siswa
mampu berpidato tanpa teks dengan menggunakan pelafalan, intonasi, nada, dan
sikap yang tepat.
Dalam penerapannya, pembelajaran berpidato pada tingkat SMA ternyata
belum memberikan hasil yang memuaskan. Siswa cenderung menjadi pribadi
yang sulit berbicara di depan umum. Hal utama yang menjadi penyebab biasanya
adalah faktor keragu-raguan atau keberanian dari siswa. Siswa khawatir berkata
salah ketika berpidato. Bahan pembicaraan yang sudah dipersiapkan menjadi
hilang ketika berada di depan orang banyak untuk berpidato. Dari sekian banyak
siswa tentunya ada beberapa siswa yang mampu tampil dengan berani dan percaya
diri. Hal ini karena adanya pembiasaan yang dilakukan karena siswa tersebut
mempunyai pengalaman dalam berorganisasi yang menuntut mereka untuk sering
berinteraksi dengan banyak orang. Keberanian dan percaya diri memang
merupakan modal utama dalam berpidato, namun tidak cukup hanya kedua hal itu
saja. Dalam berpidato, siswa dituntut mampu memilih kata dan menyusun kalimat
dengan baik serta memahami faktor-faktor lain seperti pelafalan yang baik,
intonasi, dan sikap yang tepat.
Metode yang paling sering digunakan guru dalam pembelajaran berpidato
adalah guru menjelaskan faktor-faktor yang dinilai dalam berpidato. Kemudian
siswa diminta untuk berpidato. Setelah itu, performa siswa tersebut dievaluasi
secara bersama-sama. Metode ini memang baik untuk memberikan pemahaman
tentang faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam berpidato. Namun, dalam hal
praktek tentunya siswa menampilkan hanya sebatas pengetahuannya saja. Kecuali

4
bila siswa memiliki pengalaman lomba berpidato atau memiliki jabatan ketua
pada suatu organisasi yang sering diminta untuk berpidato. Bagi siswa yang
belum memiliki pengalaman yang cukup mengenai pidato maka sangatlah perlu
siswa tersebut melihat sebuah contoh dalam berpidato. Dalam hal inilah seorang
guru harus memberikan sebuah model yang dapat dipelajari oleh siswa. Model itu
dapat dilakukan oleh guru ataupun selain guru.
Seperti pendapat Albert Bandura dalam teori sosial learning yang
menyatakan bahwa proses belajar dimulai dari meniru, maka dalam belajar
berpidato alangkah baiknya bila siswa mencontoh pemidato yang baik. Dengan
contoh ini siswa akan mendapatkan gambaran mengenai cara berpidato yang baik.
Contoh ini dapat dijadikan model dalam pembelajaran berpidato.
Media merupakan alat komunikasi dalam pendidikan. Media pendidikan
menjadi alat bantu untuk menyampaikan pesan yang diberikan oleh guru kepada
siswa. Penggunaan media tidaklah asal saja tetapi harus dengan pertimbangan
bahwa penggunaan media tersebut sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
Jangan sampai media yang telah dipersiapkan tidak sesuai dengan kebutuhan yang
diperlukan.
Dengan bantuan media, proses dan hasil pembelajaran diharapkan menjadi
lebih baik jika dibandingkan tanpa menggunakan media. “Media tidak terbatas
hanya pada alat saja secara luas media bisa termasuk manusia, benda ataupun
peristiwa yang memungkinkan anak didik memperoleh pengetahuan dan
keterampilan.” Menurut Syaiful Bahri dan Aswan Zain, “sumber belajar adalah
segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat bahan pengajaran terdapat
atau asal untuk belajar seseorang” , media inilah yang dapat membantu
memperkaya wawasan siswa dalam belajar.
Dalam proses pembelajaran, model merupakan media yang dapat dijadikan
sumber untuk belajar. Model ini dapat dicontoh dan dikembangkan oleh siswa.
Oleh karena itu, media bisa pula guru atau model yang diberikan di luar pihak
guru, seperti model dalam berpidato yang telah disebutkan sebelumnya.
Mengenai model mana yang harus dipilih kita harus melihat kualitas
model itu sendiri. Sesuatu yang akan dijadikan model diusahakanlah yang terbaik
karena akan dicontoh dan mungkin dikembangkan oleh siswa setelah mengamati

5
model tersebut. Dalam model untuk berpidato beberapa hal pokok yang wajib
menjadi kriteria, yaitu kemampuan linguistik, kemampuan mempersuasi, dan
kemampuan memotivasi. Ketiga hal tersebut terangkum dalam ilmu retorika.

E. MANFAAT RETORIKA DALAM KESEHARIAN


Motivator bisnis merupakan salah satu profesi yang menggunakan ilmu
retorika. Kemampuan retorika sangat berguna dan membantu untuk menunjang
profesi ini. Tugas utama sebagai motivator bisnis ialah mampu mempersuasi para
pendengar agar termotivasi untuk melakukan saran-saran yang diberikan olehnya.
Layaknya seorang orator dalam sebuah kampanye, seorang motivator bisnis harus
tampil dengan percaya diri dan mampu meyakinkan pendengarnya dengan sikap
dan kata-kata yang diungkapkannya. Dengan kriteria ini seorang motivator bisnis
merupakan model yang layak untuk pembelajaran berpidato karena dengan
predikatnya sebagai seorang ”motivator” maka tentunya ia harus memiliki
kriteria-kriteria tersebut.
Pemodelan retorika motivator bisnis ini berlaku sebagai media pada saat
pembelajaran berpidato. Pemberian model yang baik akan mempermudah siswa
dalam belajar. Dengan media, pemodelan retorika motivator bisnis ini diharapkan
memberikan wawasan yang lebih baik kepada siswa untuk berpidato serta siswa
dapat mengembangkan kemampuannya dalam berpidato sehingga dapat
meyakinkan pendengarnya.
Bicara merupakan bentuk komunikasi manusia yang paling mendasar,
yang membedakan kita sebagai suatu spesies. Meskipun setiap hari kita berbicara,
dan sepantasnya kita berlatih agar dapat bicara lebih baik. Alasannya sederhana,
jalan menuju sukses, baik di bidang sosial maupun prefesional, biasanya dapat
dilalui dengan bicara. Bicara merupakan salah kenikmatan hidup terbesar, satu hal
yang terpenting adalah mau berbicara. Banyangkan saja dalam sehari kita dapat
berapa banyak mengucapkan ribuan kata. Mengapa kita tidak mengembangkan
keterampilan bicara dan menjadi pembicara terbaik.
Bicara itu seperti bermain golf, mengendarai mobil, atau seperti mengelola
bisnis toko. Semakin sering melakukannya maka semakin mahir dan semakin
merasakan senang. Tetapi kita harus mengetahui dasar-dasarnya, demikian juga

6
dengan berbicara yaitu dasar-dasar percakapan yang berhasil antara lain:
kejujuran, sikap yang benar, minat terhadap orang lain, dan keterbukaan terhadap
diri sendiri dan orang lain.
Untuk sebagian orang seperti penyiar radio, penyiar tv, motivator, dll,
merupakan pembicara yang bekerja dengan mengembangkan keterampilan
berbicara. Sehingga berbicara bisa jadi sebagai sumber penghasilan.

7
BAB IV
PENUTUP
A. SIMPULAN
1. Menurut KBBI retorika adalah studi tentang pemakaian bahasa secara
efektif dalam karang mengarang.
2. Pembelajaran adalah perpaduan dari dua aktivitas, yaitu aktivitas
mengajar dan aktivitas belajar.
3. Dalam pembelajaran kemampuan berbahasa, kemampuan berbicara
sering terabaikan karena yang ditekankan dan mendapat perhatian
lebih ialah kemampuan menulis. Tujuan utama pembelajaran bahasa
ialah untuk berkomunikasi. Bukan hanya tulisan tetapi juga lisan. Oleh
karena itu, diperlukan perhatian yang khusus untuk kemampuan
berbicara. Maka dari itu diperlukannya strategi dan metode yang tepat
agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

B. SARAN
1. Penulisan makalah ini bisa dijadikan acuan dan referensi uuntuk
membaca walaupun masih banyak kekurangan dalam penulisan.
2. Penulisan makalah ini bisa dikembangkan lagi untuk dapat
memperjelas retorika kaitannya dengan pembelajaran.

8
DAFTAR PUSTAKA

Keraf Gorsy.2006.Diksi dan Gaya Bahasa Seri Retorika.Jakarta:PT Gramedia


Pustaka Utama Jakarta.

Ngurah I Gusti Oka. 1985.Retorika Sebuah Tinjauan Pengantar .Bandung:Tarate


Bandung.

Suwito.1985.Sosiolinguistik.Surakarta:Fakultas Sastra Universitas Sebelas


Maret.

Anda mungkin juga menyukai