Mengapa permasalahan tanah sering terjadi hingga pemerintah
menerbitkan UUPA? 2. Apa tujuan dari terbentuk nya UUPA? a. Meletakkan dasar-dasar bagi Penyusun Hukum Agraria Nasional yang merupakan alat untuk membawa kemakmuran ,kebahagian dan keadilan bagi Negara dan rakyat terutama rakyat tani dalam rangka adil dan makmur. b. Meletakan dasar-dasar untuk mengadakan kesatuan dan kesederhanaan dalam hukum pertanahan. c. Meletakan dasar-dasar untuk memberikan kepastian hukum mengenai hak-hak atas tanah bagi rakyat seluruhnya.
3. Bagaimana hukum agraria sebelum terbentuknya UUPA?
hukum agraria sbelum terbentuknya UUPA mempunyai sifat dualistis sebagai akibat politik hukum dari pemerintah kolonial Belanda dahulu. Dualisme dalam hukum agraria artinya disamping berlakunya hukum agraria adat yang bersumber pada hukum adat, saat itu juga berlaku hukum agraria barat yang bersumber pada hukum perdata barat.
4. Aspek apa saja yang mempengaruhi kepastian hak atas kepemilikan
tanah? a. Aspek privat Pengusaan secara yuridis atas tanah,namun penguasaan fisiknya dilakukan pihak lain. Pengusaan secara yuridis yang tidak memberi kewenangan untuk mengusai tanah yang bersangkutan secara fisik. b. Aspek public Pengusaan atas tanah sebagaimana yang disebutkan dalam Pasal 33 ayat 3 UUD 1945 dan Pasal 2 UUPA
5. Bagaimana sejarah perkembangan hukum agraria di Indonesia?
Pada masa sebelum berlakunya UUPA, hukum tanah di Indonesia masih terkandung corak dualisme dimana peraturan-peraturan agraria terdiri dari peraturan-peraturan yang bersumber pada hukum adat (hukum yang sudah lama melekat di masyarakat Indonesia) dan hukum barat (hukum pemerintahan Kolonial belanda). Masyarakat pribumi tunduk pada hukum barat dan hukum adat sedangkan pemerintah Kolonial belanda tidak memperdulikan hukum adat yang sudah turun temurun di masyarakat Indonesia. Dualisme dalam hukum tanah bukan disebabkan karena para pemegang hak atas tanah melainkan karena perbedaan hukum yang berlaku terhadap tanahnya. Tanah dalam hukum Indonesia mempunyai status dan kedudukan hukum sendiri terepas dari satatus hukum subyek ya ng mempunyainya. Disamping itu dualisme hukum tanah juga menimbulkan berbagai masalah hukum antar golongan yang serba sulit, sehubungan dengan adanya juga dualisme dalam hukum perdata.
6. Apakah dampak dari dualisme hukum pertanahan?
Dampak dari dualisme hukum pertanahan yaitu Tanah pada waktu itu mempunyai pasaran bebas, artinya baik orang-orang dari golongan eropa dan yang dipersamakan dapat mempunyai tanah adat. Demikian pula sebaliknya orang-orang dari golongan bumi putera dapat mempunyai tanah barat / eropah. Dalam perkembangan selanjutnya bagi orang-orang bukan Indonesia asli untuk memperoleh tanah-tanah adat (Indonesia) diadakan pembatasan, yaitu dengan dikeluarkannya peraturan Larangan Pengasingan Tanah (Grond vervreemdings verbod) yang diundangkan dalam S.1875 No 179.
7. Mangapa adanya dualisme hukum pertanahan?
Karena pada saat itu status hukum atas tanah ada yang dikuasai oleh hukum Eropa di satu pihak, dan yang dikuasai oleh hukum adat, sehingga dua pengaturan hukum tersebut diterapkan pada masing-masing objek. Hukum Adat dianggap tetap berlaku selain penerapan hukum Eropa. Hukum Tanah pada masa itu dikatakan bersifat dualisme, karena status hukum atas tanah ada yang dikuasai oleh hukum Eropa di satu pihak, dan yang dikuasai oleh hukum adat, sehingga dua pengaturan hukum tersebut diterapkan pada masing- masing objek. Hukum Adat dianggap tetap berlaku selain penerapan hukum Eropa.
8. Apakah dengan adanya UUPA menimbulkan dampak yang besar bagi
masyarakat? Dengan terbentuknya UUPA hal ini sangat memberikan dampak yang besar bagi masyarakat. Karena setelah adanya Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) Hukum pertanahan yang bersifat dualisme di Indonesia dapat dihapuskan sehingga masyarakat saat ini dapat memeperoleh hak kepemilikan tanah yang jelas yang hanya bersumber pada satu hukum atau satu undang undang saja. Selain itu dengan lahirnya Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) memberikan kepastian hukum yang jelas mengenai hak-hak atas tanah bagi rakyat seluruhnya.
9. Bagaimanakah peran ajudikasi dalam pendaftaran tanah?
tugas ajudikasi ini adalah tugas investigasi yang meneliti dan mencari kebenaran formal bukti, yakni data-data yuridis awal yang dimiliki pemegang hak atas tanah, dan tugas justifikasi, yaitu membuat penetapan dan pengesahan bukti yang sudah diteliti. Sesuai peraturan panitia ajudikasi mempunyai tugas dan wewenang dalam melaksanakan pendaftaran tanah, diantara tugas dan wewenang Panitia Ajudikasi, yaitu: menyiapkan rencana kerja ajudikasi secara terperinci, mengumpulkan data fisik dan dokumen asli data yuridis semua bidang tanah yang ada di wilayah yang bersangkutan serta memberikan tanda penerimaan dokumen kepada pemegang hak atau kuasanya, menyelidiki riwayat tanah dan menilai kebenaran alat bukti pemilikan tanah atau penguasaan tanah, mengumumkan data fisik dan data yuridis yang sudah dikumpulkan, membantu menyelesaikan ketidaksepakatan atau sengketa antarapihak-pihak yang bersangkutan mengenai data yang diumumkan, mengesahkan hasil pengumuman data fisik dan data yuridis yang akan digunakan sebagai dasar pembukuan hak atau pengusulan pemberian hak, menerima uang pembayaran, mengumpulkan dan memelihara setiap kwitansi bukti pembayaran dan penerimaan uang yan dibayarkan oleh mereka yang berkepentingan sesuai ketentuan yang berlaku, menyampaikan laporan secara periodik dan menyerahkan hasi kegiatan panitia ajudikasi kepada Kepala Kantor Pertanahan.
10. Apa saja asas-asas dari hukum agraria nasional ?
Dalam UUPA dimuat 8 asas dari hukum agraria nasional. Asas – asas ini kerena sebagai dasar dengan sendirinya harus menjiwai pelaksanaan dari UUPA dan segenap peraturan pelaksanaannya. Delapan asas tersebut, adalah sebagai berikut a. Asas kenasionalan. b. Asas pada tingkat tertinggi,bumi,air, dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara. c. Asas mengutamakan kepentingan nasional dan negara yang berdasarkan atas persatuan bangsa dari pada kepentingan perseorangan atau golongan. d. Asas semua hak atas tanah mempunyai fungsi social. e. Asas hanya negara indonesia yang mempunyai hak milik atas tanah, f. Asas persamaan bagi setiap warga negara indonesia, g. Asas tanah pertanian harus dikerjakan atau diusahakan secara aktif oleh pemiliknyasendiri dan mencegah cara-cara yang bersifat pemerasan, h. Asas tata guna tanah/pengunaan tanah secara berencana.