Yang tidak dalam bentuk pada metoda yang telah kita pelajari terdahulu. Contoh
diatas adalah contoh sederhana dari sekian banyak sistem fisika yang ada. Sebagai contoh
kedua kita perhatikan sistema yang telah kita kenal fan kita ketahui bagaimana
menyelesaikannya
๐๐ขโฒโฒ + ๐ฆ๐ขโฒ + ๐๐ข = ๐น(๐ก)
Yang merupakan model dari sebuah pendulum dengan damping dan forcing. Dengan
mendefinisikan
๐ฅ = ๐ข dan ๐ฆ = ๐ข;
Maka kita dapat menulis kembali sistem diatas sebagai
๐ฅ=๐ฆ
๐๐ฆ โฒ = โ๐พ๐ฆ โ ๐๐ข + ๐น(๐ก)
Jadi kita ubah persamaan differensial orde dua kita menjadi dua sistem persamaan
differensial orde satu. Tetapi kita perlu untuk mengetahui bagaimana menyelesaikan sistem
seperti tersebut. Secara umum kita ingin membahas ๐๐ฅ๐ bauh kopel sistem dari persamaan
differensial orde satu.
๐ฅโฒ1 = ๐น1 (๐ฅ1 , ๐ฅ2 , ๐ฅ3 , โฆ , ๐ฅ๐ , ๐ก)
๐ฅโฒ2 = ๐น2 (๐ฅ1 , ๐ฅ2 , ๐ฅ3 , โฆ , ๐ฅ๐ , ๐ก)
โฎ
๐ฅโฒ๐ = ๐น๐ (๐ฅ1 , ๐ฅ2 , ๐ฅ3 , โฆ , ๐ฅ๐ , ๐ก)
Dalam bab ini kiuta akan membahas hanya pada sistem linier, contohnya
๐น1 = ๐๐1 (๐ก)๐ฅ1 + ๐๐2 (๐ก)๐ฅ2 + โฆ + ๐๐๐ (๐ก)๐ฅ๐ + ๐๐ (๐ก)
kontinu pada interval di sekitar ๐ก0 . Sebelum kita lanjutkan pembahasan kita tentang ini, kita
perlu mengingat kembali tentang teori matrik dan alajabar linear. Matrik adalah obyek yang
memperbolehkan kita memanipulasi sistem dalam cara yang bagus dan effisien. Matrik
merupakan alat pelengkap dalam dunia matematika. Sebuah matrik dapat dinayatakan dalam
bentuk
๐11 ๐12 โฏ ๐1๐
๐21 ๐22 โฏ ๐2๐
๐ด= ( โฎ ) = (๐๐๐ )
โฎ โฎ
๐๐1 ๐๐2 โฏ ๐๐๐
Yang merupakan matrik ๐ ๐ฅ ๐, m menyatakan banyaknya baris dan n menyatakan banyak
kolom. Konsep penting dari matrik adalah sebagai berikut
Tranpose
๐
๐ด๐ = (๐๐๐ ) = (๐๐๐ ) โ
1 5 1 2
Jika ๐ด = ( ) maka ๐ด๐ = ( )
2 3 5 3
Komplek Konjuget.
๐ดฬ
= ฬ
ฬ
ฬ
ฬ
ฬ
ฬ
๐(๐๐) โ
๐ 5 โ๐ 3โ๐
Jika ๐ด = ( ) maka ๐ดโ = ( )
3+๐ 6 5 6
Tiga konsep tersebut diatas akan penting digunakan untuk menyelesaikan persamaan
diferensial. Akhirnya kita juga akan membahas tentang matrik kuadrat ๐ ๐ฅ ๐ dan sebuah
vektor ๐ ๐ฅ 1 atau 1 ๐ฅ ๐. Kita juga mempunyai beberapa sifat penting dari matrik tersebut.
1. A=B, jika ๐๐๐ = ๐๐๐ untuk setiap ๐ dan ๐
2. Matrik nol 0 jika ๐๐๐ = 0 untuk setiap ๐ dan ๐
3. Penjumlahan dan pengurangan AยฑB= (๐๐๐ ) ยฑ (๐๐๐ ) = (๐๐๐ ยฑ๐๐๐ )
๏ท Komutatif : A+B = B+A
๏ท Asosiatif : A+(B+C) = (A+B)+C
4. Perkalian dengan bilangan: ๐ผ๐ด = ๐ผ(๐๐๐ ) = (๐ผ๐๐๐ )
5. Perkalian matrik : AB=C dimana ๐๐๐ = โ๐๐=1 ๐๐๐ ๐๐๐
๏ท Distributif : A(B+C) =AB+AC
๏ท Asosiatif : (AB)C = A(BC)
๏ท Tidak Komutatif AB โ BA
โ ๐ ๐ฃ = โ๐๐=1 ๐ข๐ ๐ฃ๐
6. Vektor : ๐ข
๐ฃ1
๐ฃ 2
โ ๐ ๐ฃ = (๐ข1 ๐ข2 โฆ ๐ข๐ ) ( โฎ ) (๐ข1 ๐ฃ1 + ๐ข2 ๐ฃ2 + ๐ข3 ๐ฃ3 + โฆ + ๐ข๐ ๐ฃ๐ )
๐ข
๐ฃ๐
โ ๐๐ฃ = ๐ฃ๐๐ข
๐ข โ
โ ๐ (๐ฃ๐๐๐ฃ + ๐ค
๐ข โโ ) = ๐ฃ ๐ ๐ฃ + ๐ฃ ๐ ๐ค
โโ
โ )๐ = ๐ผ(๐ข
(๐ผ๐ข โ ๐ ๐ฃ) = ๐ข
โ ๐ (๐ผ๐ฃ)
โ , ๐ฃ ) = โ๐๐=1 ๐ข๐ โโ๐ฃโ๐ = ๐ข
Hasil kali dalam : (๐ข โ ๐๐ฃ
๏ท โ , ๐ฃ ) = (๐ฃ, ๐ฃ๐๐๐ฃ )
(๐ข
๏ท (๐ผ๐ข
โ , ๐ฃ ) = ๐ผ(๐ข
โ ,๐ฃ )
๏ท (๐ข
โ , ๐ผ๐ฃ ) = ๐ผ(๐ข
โ ,๐ฃ )
๏ท โ , ๐ฃ + ๐ค) = (๐ข
(๐ข โ , ๐ฃ ) + (๐ข
โ ,๐ค
โโ )
1
Panjang vektor : (๐ข โ )2 = โ๐๐=1 ๐ข๐ โโโ
โ ,๐ข ๐ข๐ = โ๐๐=1|๐ข๐ |
โ ,๐ข
Ortogonalitas : (๐ข โ)=0
7. Identitas I = (๐ฟ๐๐ )9๐ฟ๐๐ = 1 untuk ๐ = ๐ dan 0 untuk lainnya โAI=IA=A
8. Inversi : AB=I jika B=A-1 yang ada jika det (A) โ 0 (tak singular)
Sifat-sifat diatas akan merupakan hal yang penting untuk menyelesaikan sistem
persamaan differensial.
Definisi 3.2.1
Jika ๐ด matriks ๐ ร ๐, maka vector tak nol ๐ฅ dalam โ๐ disebut vector eigen dari ๐ด
jika ๐ด๐ฅ merupakan kelipatan scalar dari ๐ฅ, yaitu :
๐ด๐ฅ = ๐๐ฅ ....... (2.1)
untuk scalar ๐.
Scalar ๐ disebut nilai eigen dari ๐ด dan ๐ฅ dinamakan vector yang bersesuaian dengan scalar ๐.
Persamaan (2.1) dapat ditulis sebagai
๐ด๐ฅ = ๐/๐ฅ
(๐๐ผ โ ๐ด)๐ฅ = 0 ............. (2.2)
dengan ๐ผ adalah matriks identitas.
Persamaan (2.2) memiliki solusi tak nol jika dan hanya jika
|๐๐ผ โ ๐ด| = 0 โฆ โฆ โฆ โฆ โฆ โฆ (2.3)
Persamaan (2.3) merupakan persamaan karakteristik dari matriks ๐ด dan scalar yang
memenuhi persamaan (2.3) adalah nilai eigen dari ๐ด.
|๐๐ผ โ ๐ด| = ๐๐ + ๐1 ๐๐โ1 + ๐2 ๐๐โ2 + โฏ + ๐๐ .
Sehingga persamaan karakteristik ๐ด menjadi
๐๐ + ๐1 ๐๐โ1 + ๐2 ๐๐โ2 + โฏ + ๐๐ = 0.
dengan ๐๐ โ โ, ๐ = 1,2,3, โฆ , ๐.
Contoh 1
1 โ1
Diberikan matriks A = [ ]
โ2 0
Tentukan nilai eigen, vector eigen dan solusi umum dari matriks A.
Penyelesaian :
a. Akan ditentukan nilai eigen matriks A
|๐๐ผ โ ๐ด| = 0
๐ 0 1 โ1
|[ ]โ[ ]| = 0
0 ๐ โ2 0
๐โ1 1
| |=0
2 ๐
๐2 โ ๐ โ 2 = 0
(๐ + 1)(๐ โ 2) = 0
Sehingga diperoleh nilai eigen matriks A adalah ๐1 = โ1 ๐๐๐ ๐2 = 2.
b. Akan ditentukan vector-vektor eigen yang bersesuaian dengan nilai eigen dari matriks
A
Untuk ๐1 = โ1
(๐๐ผ โ ๐ด)๐ฅ = 0
โ2 1 ๐ฅ1
[ ][ ] = 0
2 โ1 ๐ฅ2
โ2๐ฅ1 + ๐ฅ2 = 0
{
2๐ฅ1 โ ๐ฅ2 = 0
Persamaan โ2๐ฅ1 + ๐ฅ2 = 0 ekuivalen dengan 2๐ฅ1 = ๐ฅ2
Misalkan ๐ฅ1 = ๐ก ๐๐๐๐ ๐ฅ2 = 2๐ก
๐ฅ1 ๐ก 1
๐ฅ = [๐ฅ ] = [ ] = [ ] ๐ก
2 2๐ก 2
Diambil ๐ก = 1, maka diperoleh vector eigen yang bersesuaian dengan ๐1 = โ1
1
adalah ๐ฅ = [ ]
2
Untuk ๐1 = 2
๐ฝ(๐ผ โ ๐ด)๐ฅ = 0
1 1 ๐ฅ1
[ ][ ] = 0
2 2 ๐ฅ2
๐ฅ + ๐ฅ2 = 0
{ 1
2๐ฅ1 + 2๐ฅ2 = 0
Persamaan 2๐ฅ1 + 2๐ฅ2 = 0 ekuivalen dengan ๐ฅ1 = โ๐ฅ2
Misalkan ๐ฅ2 = ๐ก ๐๐๐๐ ๐ฅ1 = โ๐ก
๐ฅ1 โ๐ก โ1
๐ฅ = [๐ฅ ] = [ ] = [ ] ๐ก
2 ๐ก 1
Diambil ๐ก = 1, maka diperoleh vector eigen yang bersesuaian dengan ๐1 = 2 adalah
โ1
๐ฅ=[ ]
1
Definisi 3.2.2
Matriks ๐ด yang berukuran ๐ ร ๐ dikatakan dapat didiagonalisasi jika terdapat matriks ๐
yang mempunyai invers sedemikian sehingga ๐โ1 ๐ด๐ adalah matriks diagonal, maka matriks
๐ dikatakan mendiagonalisasi matriks ๐ด.
Definisi 3.2.3
Jika ๐ = {๐ฃ1 , ๐ฃ2 , โฆ , ๐ฃ๐ } adalah himpunan vector, maka persamaan vector
๐1 ๐ฃ1 + ๐2 ๐ฃ2 + โฏ + ๐๐ ๐ฃ๐ = 0 ........ (2.4)
mempunyai paling sedikit satu penyelesaian, yaitu
๐1 = 0, ๐2 = 0, โฆ, ๐๐ = 0 โฆ โฆ .. (2.5)
Jika (2.5) merupakan satu-satunya penyelesaian, maka ๐ dinamakan himpunan bebas linear
(linearly independent), sedangkan jika ada penyelesaian lain maka ๐ dinamakan himpunan
takbebas linear (linearly dependent).
Teorema 3.2.1
Jika ๐ด adalah matriks ๐ ร ๐, maka kedua pernyataan berikut adalah ekuivalen.
(a) ๐ด dapat didiagonalisasi
(b) ๐ด mempunyai ๐ vector eigen bebas linear
Bukti :
(a) โ (b). Karena ๐ด dapat didiagonalisasi, maka terdapat matriks yang mempunyai invers.
Misalkan
๐11 โฏ ๐1๐
๐=[ โฎ โฑ โฎ ]
๐๐1 โฏ ๐๐๐
sehingga ๐โ1 ๐ด๐ = ๐ท adalah matriks diagonal, dimana
๐1 โฏ 0
๐ท=[โฎ โฑ โฎ]
0 โฏ ๐๐
maka,
โบ ๐๐โ1 ๐ด๐ = ๐๐ท
โบ ๐ด๐ = ๐๐ท
๐11 โฏ ๐1๐ ๐1 โฏ 0 ๐1 ๐11 โฏ ๐1 ๐1๐
๐ด๐ = [ โฎ โฑ โฎ ][ โฎ โฑ โฎ]=[ โฎ โฑ โฎ ] (2.6)
๐๐1 โฏ ๐๐๐ 0 โฏ ๐๐ ๐1 ๐๐1 โฏ ๐๐ ๐๐๐
Jika dimisalkan ๐1 , ๐2 , โฆ , ๐๐ menyatakan vector-vektor kolom ๐, maka bentuk (2.6)
kolom-kolom ๐ด๐ yang berurutan ๐1 ๐1 , ๐2 ๐2 , โฆ , ๐๐ ๐๐ . Akan tetapi kolom-kolom dari hasil
kali ๐ด๐ adalah ๐ด๐1 , ๐ด๐2 , โฆ , ๐ด๐๐ , sehingga diperoleh
๐ด๐1 = ๐1 ๐1 , ๐ด๐2 = ๐2 ๐2 , โฆ , ๐ด๐๐ = ๐๐ ๐๐ (2.7)
Karena ๐ mempunyai invers, maka vector-vektor kolomnya tidak bernilai nol, jadi
berdasarkan definisi 2.1, ๐1 , ๐2 , โฆ , ๐๐ adalah nilai-nilai eigen ๐ด, dan ๐1 , ๐2 , โฆ , ๐๐ , adalah
vector-vektor eigen yang bersesuaian. Karena ๐ mempunyai invers maka diperoleh bahwa
๐1 , ๐2 , โฆ , ๐๐ bebas linear. Jadi ๐ด memiliki ๐ vector eigen bebas linear.
(b) โ (a). Karena ๐ด memiliki ๐ vector eigen bebas linear misalkan ๐1 , ๐2 , โฆ , ๐๐ maka
terdapat nilai eigen yang bersesuain yaitu ๐1 , ๐2 , โฆ , ๐๐ , dan misalkan
๐11 โฏ 0
๐=[ โฎ โฑ โฎ ]
0 โฏ ๐๐๐
adalah matriks yang vector-vektor kolomnya adalah ๐1 , ๐2 , โฆ , ๐๐ . Karena ๐1 , ๐2 , โฆ , ๐๐
merupakan vector eigen dari matriks ๐ด dan kolom-kolom dari hasil kali ๐ด๐ adalah
๐ด๐1 , ๐ด๐2 , โฆ , ๐ด๐๐ maka
๐ด๐1 = ๐1 ๐1 , ๐ด๐2 = ๐2 ๐2 , โฆ , ๐ด๐๐ = ๐๐ ๐๐
sehingga diperoleh
๐1 ๐11 โฏ ๐1 ๐1๐ ๐11 โฏ ๐1๐ ๐1 โฏ 0
๐ด๐ = [ โฎ โฑ โฎ ]=[ โฎ โฑ โฎ ][ โฎ โฑ โฎ ] = ๐๐ท (2.8)
๐1 ๐๐1 โฏ ๐๐ ๐๐๐ ๐๐1 โฏ ๐๐๐ 0 โฏ ๐๐
dimana ๐ท adalah matriks diagonal yang mempunyai nilai eigen ๐1 , ๐2 , โฆ , ๐๐ pada diagonal
utamanya. Karena vector-vektor kolom dari ๐ bebas linear, maka ๐ mempunyai invers. Jadi
(2.8) dapat dituliskan kembali sebagai ๐โ1 ๐ด๐ = ๐ท dengan ๐ด dapat didiagonalisasi.
Contoh 2
Carilah matriks ๐ yang mendiagonalkan
1 0 0
๐ด = [0 1 1 ]
0 1 1
1 0 0
Vector eigen yang bersesuaian dengan matriks ๐ด adalah ๐1 = [0], ๐2 = [โ1], dan ๐3 = [1]
0 1 1
Akan ditunjukkan {๐1 , ๐2 , ๐3 } bebas linear. Berdasarkan definisi 2.3 substitusikan
๐1 , ๐2 , ๐๐๐ ๐3 pada persamaan (2.7) sehingga diperoleh
1 0 0
๐1 [0] + ๐2 [โ1] + ๐3 [1] = 0 (2.9)
0 1 1
atau secara ekuivalen menjadi
๐1 0
[โ๐2 + ๐3 ] = [0]
๐2 + ๐3 0
Jadi ๐1 = 0, ๐2 = 0, ๐3 = 0 merupakan satu-satunya penyelesaian dari (2.9), sehingga
{๐1 , ๐2 , ๐3 } bebas linear dan didapat
1 0 0
๐ = [0 โ1 1]
0 1 1
Akan dibuktikan ๐โ1 ๐ด๐ adalah matriks diagonal
1
1
0 โ
2 1 0 0 1
2 0 0
๐ โ1 ๐ด๐ = 1 00 [0 1 1] [0 โ1 1]
11 0 1 1 0 1 1
[ 0
22]
0 0 0 1 0 0
โบ ๐ โ1 ๐ด๐ = [0 1 1] [0 โ1 1]
0 1 1 0 1 1
0 0 0
โบ ๐โ1 ๐ด๐ = [0 1 0]
0 0 2
1 0 0
Jadi, ๐ = [0 โ1 1] akan mendiagonalkan A.
0 1 1
Teorema 3.3.1
Jika vektor-vektor ๐ฅ(1), ๐ฅ(2), . . . , ๐ฅ(n) adalah solusi-solusi yang bebas linier dari persamaan
diferensial homogen untuk semua titik di I, maka setiap sousi
โ = c1๐ฅ(1) + c2๐ฅ (2) + . . . + c3๐ฅ(n) ,
โ
Tepat dalam satu cara. Vektor-vektor ๐ฅ(1), ๐ฅ(2), . . . , ๐ฅ(n) membentuk himpunan solusi
fundemental yang membangun solusi โโ
(t). Dua hal penting yang perlu dicatat dengan
himpunan solusi fundemental diatas. Pertama, kita definisikan kembali matrik Wronkian:
W [๐ฅ(1), ๐ฅ(2), . . . , ๐ฅ(n)] = det (X) โ 0,
Dimana X adalah suatu matrik yang entri kolomnya adalah ๐ฅ(1), ๐ฅ(2), . . . , ๐ฅ(n) dan yang
mempunyai determinan tidak nol untuk sebuah himpunan yang bebas linear dari solusi-solusi.
Yang kedua bahwa solusi
โโ
(t0) = c1๐ฅ(1) + c2๐ฅ(2) + . . . + c3๐ฅ(n) = X๐ = ๐โ,
Dimana t0 dan ๐โ adalah suatu kondisi awal yang dapat dibalik untuk menentukan c1. Karena
determinan dari X tidak nol, maka kita dapat menemukan X-1 sedemikian sehingga
๐ = X-1 ๐โ,
Dan vektor ๐ tunggal yang dijamin dari teorema diatas. Kita kembali lagi pada permasalahan
untuk menyelesaikan sistem persamaan diferensial. Untuk mudahnya kita perhatikan
konstanta koeffisien matrik A yang diberikan dengan
๐ฅ = A๐ฅ,
Kita perkenalkan konsep tentang setimbang (equilibrium) yakni terjadi jika ๐ฅ= 0. Jadi kita
akan dapatkan
A๐ฅ = 0โ ๐ฅ = A-10 = 0
oleh karena det (A) โ 0. Jadi titik asal adalah titikasal adalah titik equilibrium dari sistem
persamaan diferensial linear dengan koefisien konstan. Sistem yang paling seerhana, yaitu
kita dapat memikirkan sistem 1 ร 1(n=1)
xโ = ax โ x =ceat.
Penyelesaian diatas sangatlah mudah (trivial) yang telah kita bahas secara detail diawal
pembahasan. Kasus yang sedikit agak sulit yaitu tentang perilaku nontrivial yang diberikan
dalam sistem 2 ร 2. Dalam kasus ini kita akan menunjukkan terdapat cara yang mudah untuk
menjelaskan perilaku dinamic dengan menggunakan phase-portrait dalam sebuah analisis
phase- plane. Kita mulai dengan mengingat bahwa sistem persamaan diferensial rde 2 ร 2
dapat dinyatakan kembali dalam persamaan diferensial orde dua. Hal tersebut membeerikan
movivasi kepada kita untuk menebak solusi nya dalam bentuk
๐ฅ = A๐ฅ โ ๐ฅ = ๐ฃeฮปt.
Dengan fakta ๐ฅ = ฮป๐ฃeฮปt, kita dapatkan
A๐ฃ = ฮป๐ฃ,
Yang merupakan masalah nilai eigen. Hanya dengan mengkondisikan ๐ฃ โ 0 untuk
mensyaratkan
det(A โ ฮปI) dapat dibalik maka kita dapatkan ๐ฃ = 0. Berikut contoh untuk
memperjelas bagaimana sebenarnya teknik menyelesaikan sistem persamaan diferensial
tersebut.
1 1
Contoh 1. Selesaikan ๐ฅ = ( ) ๐ฅ.
4 1
Jawab. Masalah diatas diselesaikan dengan pertama mencoba solusinya
๐ฅ = ๐ฃeฮปt
Yang memberikan masalah eigen
1โฮป 1
( )๐ฃ =0.
4 1โฮป
Agar kita mempunyai solusi yang tak trivial (nontrivial) ๐ฃ, kita syaratkan bahwa determinan
matriks haruslah nol. Jadi kita dapatkan
1โฮป 1
| | = (1 โ ฮป)( 1 โ ฮป) โ 4 = ฮป2 โ2ฮป โ3
4 1โฮป
= (ฮป โ 3)(ฮป + 1) = 0.
Jadi kita peroleh nilai eigen
ฮป = 3 dan ฮป = -1
Vektor-vektor eigennya dapat diketemukan dari persamaan diatas. Kita akan dapatkan
1โ3 1 โ2 1 ๐ฃ1
ฮป=3:( )๐ฃ=( )( )=0,
4 1โ3 4 โ2 ๐ฃ2
yang akan memberikan -2v1 + v2 = 0 sehingga
โโโโโโโโโโ 1
๐ฃ (โ1) = c1 ( )
2
Vektor eigen yang kedua ditentukan dari bentuk
1+1 1 2 1 ๐ฃ1
ฮป = -1 : ( )๐ฃ=( )( )=0
4 1+1 4 2 ๐ฃ2
yang akan memberikan -2v1 + v2 = 0 sehingga
โโโโโโโโโโ 1
๐ฃ (โ1) = c1 ( )
โ2
Jadi solusi umumnya dapat dinyatakan sebagai
1 1
๐ฅ = c1 ( ) ๐ 3๐ก + c2 ( ) ๐ โ๐ก ,
2 โ2
Dimana konstanta c1 dan c2 ditentukan dari kondisi awalnya. Kita akan tunjukkan bahwa
wronskiannya tidaklah nol. Kita punyai
3๐ก
โโโโโโโ
W [๐ฅ ๐ฅ (2) ] = ( ๐ 3๐ก
(1) , โโโโโโโ ๐ โ๐ก ) โ det (W) = -4e2t โ 0,
2๐ โ2๐ โ๐ก
Dan vektor-vektor โโโโโโโ
๐ฅ (1) dan โโโโโโโ
๐ฅ (2) membentuk sebuah himpunan yang fundamental dari solusi-
solusinya. Perilaku dari solusi tersebut dapat lebih jelas dianalisa dari phase-pale potrait yang
merupakan gambar dari x1 terhadap x2 yang merupakan fungsi waktu. Gambar (5.2)
Menunjukkan perilaku dari solusi dan karakteristik perilaku solusi sepanjang vektor eigen.
Contoh
โ3 โ2
Selesaikanlah ๐ฅ = ( ) ๐ฅ.
โ2 โ2
Jawab. Kita sekali lagi mencoba solusinya dalam bentuk
๐ฅ = ๐ฃ e ฮปt ,
Yang memberikan masalah nilai eigen
โ3 โ ฮป โ2 ) ๐ฃ = 0 .
(
โ2 โ2 โ ฮป
Kita temukan nilai-nilai eigen dari determinan dari persamaan diatas, yakni
โ3 โ ฮป โ2 | = (โ3 โ ฮป)( โ2 โ ฮป) โ 2 = ฮป2 +5ฮป +4 = (ฮป + 4)(ฮป + 1) = 0.
|
โ2 โ2 โ ฮป
Jadi kita peroleh nilai-nilai eigen
ฮป = -4 dan ฮป = -1
Vektor-vektor eigennya dapat diketemukan dari persamaan diatas. Kita dapatkan
ฮป = โ4 : (
โ3 + 4 โ2 ) ๐ฃ = ( 1 โ2) (๐ฃ1) = 0
โ2 โ2 + 4 โ2 2 ๐ฃ2
yang akan memberikan v1 = โโ2 dan v2 = 1 sehingga eigen vaktornya
โโโโโโโโโโ 1
๐ฃ (โ1) = c1 ( )
โ2
Vaktor eigen yang kedua ditentukan dari bentuk
ฮป = -1 : (
โ3 + 1 โ2 ) ๐ฃ = (โ2 โ2 ) (๐ฃ1) = 0.
โ2 โ2 + 1 โ2 โ1 ๐ฃ2
Yang akan memberikan v1 =1 dan v2 =โ2 sehingga vektor eigennya
โโโโโโโโโโ 1
๐ฃ (โ1) = c2 ( )
โ2
Jadi solusi umumnya dapat dinyatakan sebagai
1
๐ฅ = c1 (โ2) e-4t + c2 ( ) e-t ,
1 โ2
Dimana konstanta c1 dan c2 ditentukan dari kondisi awalnya. Sehingga tidak seperti dalam
contoh terdahulu, dalam hal ini kedua nilai eigen-eigen rill dan negatif. Ini akan
menghasilkan titik node pada equilibrium di titik asal. Perilaku dari solusi dapat dilihat pada
gambar (5.3) . Seperti juga pada contoh sebelumnya bahwa nilai egen dan vektor eigen
memegang peranan penting dalam menentukan perilaku phase-plane.
Definsi 3.4.1:
๐๐ฆ โฒโฒ + ๐๐ฆ โฒ + ๐๐ฆ = 0 .......................................................................................................... (1)
Dimana a, b dan c adalah bilangan real.Pada bagian pengantar pada sistem dan matriks
kita menemukan bahwa jika kita mencari solusi dari bentuk ๐ฆ = ๐ ๐ , dimana r harus menjadi
akar dari persamaan karakteristik
๐๐ 2 + ๐๐ + ๐ = 0 .............................................................................................................. (2)
Jika akar r1 dan r2 adalah real dan berbeda, yang teradi saaat diskriminan ๐ 2 = 4๐๐ adaah
ppositif, maka solusi umum dari persamaan (1) adalah
๐ก ๐ก
๐ฆ = ๐1 ๐ ๐ 1 + ๐2 ๐ ๐ 2 .......................................................................................................... (3)
Misalkan sekarang bahwa ๐ 2 = 4๐๐ adalah negative. Kemudian akar persamaan (2) adalah
konjungsi bilangan kompleks, kita menunjukkan dengan
๐1 = ๐ + ๐๐, ๐2 = ๐ โ ๐๐ ............................................................................................ (4)
Dimana ๐ dan ๐adalah bilangan real. Ekspresi yang sesuai untuk y adalah
๐ฆ1 (๐ก) = exp[(๐ + ๐๐)๐ก], ๐ฆ2 (๐ก) = exp[(๐ โ ๐๐)๐ก].................................................... (5)
Pertama โ tama di eksplorasi apa yang diamksud dengan ungkapan- ungkapan ini. Yang
melibatkan fungsi eksponensial untuk eksponen kompleks. Sebagai contoh, jika ๐ = โ1,
๐ = 2, dan ๐ก = 3, maka dari persamaan (5)
๐ฆ1 (3) = ๐ โ3+6๐ ................................................................................................................... (6)
Formula Euler: Untuk lebih memhami persamaan (5) diberikan definisi dari fungsi
eksponensial kompleks. Tentu saja, didefinisikan untuk mengurangi ke fungsi eksponensial
akrab nyata ketika eksponen nyata. Ada beberapa cara untuk mencapai definisi ini dari fungsi
eksponensial. Di sini kita menggunakan metode yang didasarkan pada seri terbatas,
alternative diuraikann dalam soal. Ingat dari kalkulus bahw aderet Taylor untuk
๐ ๐ก tentang ๐ก = 0
๐ก๐
๐ ๐ก = โโ
๐=0 ๐! , โ โ < ๐ก < โ ....................................................................................... (7)
Jika sekarang kita asumsikan bahwa kita dapat menggantikannya untuk t dalam persamaan
(7), maka kita dapatkan
(๐๐ก)๐
๐ ๐๐ก = โโ
๐=0 ๐!
(โ1)๐ ๐ก 2๐ (โ1)๐โ1 ๐ก 2๐โ1
= โโ
๐=0 (2๐)!
+ โโ
๐=1 (2๐โ1)!
................................................................................. (8)
Dimana kita telah memisahkan jumlah tersebut menjadi bagian โ bagian nyata dan
imajiner, memanfaatkan fakta bahwa ๐ 2 = โ1, ๐ 3 = โ๐, ๐ 4 = 1, dan sebagainya. seri pertama
dalam persamaan (8) justru deret Taylor untuk cos t tentang t=0 dan yang kedua adalah deret
Taylor utnuk sin t tentang t=0. Dengan demikian kita memiliki
๐ ๐๐ก = cos ๐ก + ๐ sin ๐ก ............................................................................................................ (9)
Persamaan (9) dikenal sebagai Rumus Euler dan sangat penting hubungannya dengan
matematika. Sementara derivasi persamaan (9) didasarkan pada asumsi yang belum
diverivikasi bahwa seri (7) dapat digunakan umtuk kompleks serta nilai real dari variable
independen,, dengan menggunakan derivasi ini hanya untuk membuat persamaan (9) tampak
lebih mudah dipahami. Setiap kali kita menulis ๐ ๐ , ini berarti ekspresi dari sisi kana
persamaan (9). Ada beberapa variasi formula Euler yang perlu juga diperhatikan. Jika kita
mengganti t dengan โt dalam persamaan (9) dan ingat bahwa cos (-t) = cos t dan sin(-t)= -
sin t, maka didapatkan
๐ โ๐๐ก = cos ๐ก โ ๐ sin ๐ก .......................................................................................................... (10)
Lebih lanjut, jika t diganti dengan ยตt dalam persamaan (9), maka kita memperoleh versi
umum dari Rumus Euler, yaitu:
๐ ๐๐๐ก = cos ๐๐ก + ๐ sin ๐๐ก ...................................................................................................... (11)
Selanjutnya, kita ingin memperluasdefinisi dari fungsi eksponensial komplekas ke dalam
fungsi eksponen untuk (๐ + ๐๐)๐ก. Karena kita ingin sifat biasa fungsi eksponensial untuk
bertahan selama eksponen kompleks, agar exp[(๐ + ๐๐)๐ก] memenuhi
๐ (๐+๐๐)๐ก = ๐ ๐๐ก ๐ ๐๐๐ก ............................................................................................................... (12)
Kemudian, dengan menggantikan ๐ ๐๐๐ก dari persamaan (11), kita memperoleh
๐ (๐+๐๐)๐ก = ๐ ๐๐ก (๐๐๐ ๐๐ก + ๐ sin ๐๐ก)
= ๐ ๐๐ก ๐๐๐ ๐๐ก + ๐๐ ๐๐ก sin ๐๐ก ................................................................................................. (13)
Kita mengambil persamaan (13) sebagai definisi exp[(๐ + ๐๐)๐ก]. Nilai dari fungsi
eksponensial dengan eksponen kompleks yang real dan imajiner, bagian yang diberikan oleh
ketentuan di sisi kanan dari persamaan (13). Perhatikan bahwa nyta dan bagian imajiner
exp[(๐ + ๐๐)๐ก]disajikan seluruhnya dalam hal yang nyata nilai fungsi. Misalnya , kuantitas
dalam persamaan (6) memiliki nilai
๐ โ3+6๐ = ๐ 3 cos 6 + ๐๐ โ3 6 โ
0.0478041 โ 0.0139113๐ ................................................ (14)
Juga berlaku untuk nilai โ nilai kompleks r.
Solusi bernilai real. Fungsi ๐ฆ1 (๐ก)dan ๐ฆ2 (๐ก), yang diberikan oleh persamaan (5) dan
dengan makna yang diucapkan oelh persamaan (3),, merupakan solusi dari persamaan (1)
ketika akar persamaan karakteristiknya (2) adalah bilangan kompleks ๐ ยฑ ๐๐. Sayangnya
solusi y1 dan y2 merupakan fungsi kompleks bernilai, sedangkan pada umumnya kita kan
lebih suka untuk memiliki real dihargai solusi, jika mungkin, karenapersamaan differensial
sendiri memiliki koefisien nyata. Solusi tersebut dapat ditemukan sebagaimana konsekuensi
dari
Teorema 3.4.1.:
Jika y1 dan y2 adalah solusi dari persamaan (1) maka setiap kombinasi linear dari y1 dan y2
juga solusi.
Secara khusus mari kita membentuk jumlah dann kemudian perbedaan y1 dan y2. Kami
memiliki
๐ฆ1 (๐ก) + ๐ฆ2 (๐ก) = ๐ ๐๐ก (cos ๐๐ก + ๐ sin ๐๐ก) + ๐ ๐๐ก (cos ๐๐ก โ ๐ sin ๐๐ก)
= 2๐ ๐๐ก cos ๐๐ก
Dan
๐ฆ1 (๐ก) โ ๐ฆ2 (๐ก) = ๐ ๐๐ก (cos ๐๐ก + ๐ sin ๐๐ก) โ ๐ ๐๐ก (cos ๐๐ก โ ๐ sin ๐๐ก)
= 2๐๐ ๐๐ก sin ๐๐ก
Oleh karena itu, mengabaikan pengganda konstan 2 dan 2i, masing - masing telah diperoleh
sepasang solusi bernilai real
๐ข(๐ก) = ๐ ๐๐ก cos ๐๐ก , ๐ฃ(๐ก) = ๐ ๐๐ก sin ๐๐ก .................................................................... (15)
Amati u dann v hanya bagian real dan imajiner, masing โ masing y1. Dengan perhitungan
langsung dapat ditunjukkan bahwa Wronskian dari u dan v adalah
๐(๐ข, ๐ฃ)(๐ก) = ๐๐ 2๐๐ก ............................................................................................................ (16)
Dengan demikian, selama ๐ โ 0, Wronskian W tidak nol, jadi u dan v membentuk dasar
himpunan solusi. ( tentu saja jika ๐ = 0, maka akar adalah nyata dan diskusi dalam bagiann
tidak berlaku). Akibatnya,
Definisi 3.4.2:
jika akar persamaankarakteristik yang bilangan kompleks ๐ ยฑ ๐๐, dengan ฮผ โ 0, maka solusi
umum dari persamaan (1) adalah
๐ฆ = ๐1 ๐ ๐๐ก cos ๐๐ก + ๐2 ๐ ๐๐ก sin ๐๐ก, ........................................................................................ (17)
Dimana c1 dan c2 adalah konstanata sembarang. Perhatikan bahwa solusi (17) dapat ditulis
segera seteh niai โ niai ๐ dan ๐ diketahui.
Contoh.
Tentukanlah solusi umum dari
๐ฆ โฒโฒ + ๐ฆ โฒ + ๐ฆ = 0 ................................................................................................................ (18)
Persamaan karakteristiknya adalah
๐2 + ๐ + 1 = 0
Dan akarnya
1
โ1ยฑ(1โ4) โ2 1 โ3
๐= = โ2ยฑ ๐
2 2
1 โ3
Jadi, ๐ = โ 2 dan ๐ = , sehingga solusi umum dari peramaa (18) adalah
2
๐ก ๐ก
๐ฆ = ๐1 ๐ โ โ2 cos (โ3๐กโ2) + ๐2 ๐ โ โ2 sin (โ3๐กโ2) ............................................................. (19)
Contoh 1
Selesaikan persamaan differensial
๐ฆ โฒโฒ + 4๐ฆ โฒ + 4๐ฆ = 0............................................................................................................. (5)
Persamaan karakteristiknya adalah
๐ 2 + 4๐ + 4 = (๐ + 2)2 = 0
Jadi ๐1 = ๐2 = โ2.
Oleh karena itu, salah satu solusi dari persamaaan (5) adalah ๐ฆ1 (๐ก) = ๐ โ2๐ก . Untuk
menemukan solusi umum dari perrsamaan (5) kita perlu solusi kedua yang bukan kelipatan
dari y1. Solusi yang kedua ini dapat ditemukan dalam beberapa cara (lihat soal) disini kita
dapat menggunakan metode yang digagas oleh DโA lambert pada abad kedelapan belas.
Mengingat ๐ฆ1 (๐ก) adalah solusi dari persamaan (1), begitu juga ๐๐ฆ1 (๐ก) untuksetiap konstanta
c. ide dasar untuk menggeneralisasi pengamatan ini adalah mengganti c oleh fungsi v(t)
kemudian mencoba menentukan v(t) sehingga v(t)y1(t) tersebut adalah solusi dari persamaan
(1)
Untuk melakukan cara tersebut kita mensubstitusikan y v(t)y1(t) dalam persamaan (1) dan
menggunakan persamaan yang dihasilkan untuk mengetahui v(t). Diawali dengan
๐ฆ = ๐ฃ(๐ก)๐ฆ1 (๐ก) = ๐ฃ(๐ก)๐ โ2๐ก ................................................................................................. (6)
Kita memiliki
๐ฆ โฒ = ๐ฃ โฒ (๐ก)๐ โ2๐ก โ 2๐ฃ(๐ก)๐ โ2๐ก ............................................................................................. (7)
Dan
๐ฆ โฒโฒ = ๐ฃ โฒโฒ (๐ก)๐ โ2๐ก โ 4๐ฃ โฒ (๐ก)๐ โ2๐ก + 4๐ฃ(๐ก)๐ โ2๐ก .................................................................... (8)
Dengan mensubstitusikan pernyataan pada pesamaan (6), (7) dan (8) di dalam persamaan (5)
serta memenuhi syarat, kita dapatkan
[๐ฃ โฒโฒ (๐ก) โ 4๐ฃ โฒ (๐ก) + 4๐ฃ(๐ก) + 4๐ฃ โฒ (๐ก) โ 8๐ฃ(๐ก) + 4๐ฃ(๐ก)]๐ โ2๐ก = 0
Yang disderhanakan ke
๐ฃ โฒโฒ (๐ก) = 0............................................................................................................................ (9)
Oleh karena itu
๐ฃ โฒ (๐ก) = ๐1
Dan
๐ฃ(๐ก) = ๐1 ๐ก + ๐2 ................................................................................................................... (10)
Dimana c1 dan c2 adalah konstanta sembarang. Terakhir,substitusi v(t) dalam persamaan (6),
kita peroleh
๐ฆ = ๐1 ๐ก๐ โ2๐ก + ๐2 ๐ โ2๐ก. ........................................................................................................ (11)
Suku kedua pada sisi kanan dari persamaan (11) bersesuaian dengan solusi asli ๐ฆ1 (๐ก) =
exp(โ2๐ก), namun suku pertaman muncul dari solusi kedua yaitu ๐ฆ2 = ๐ก exp(โ2๐ก). Kedua
solusi tersebut jelas tidak proporsional, tetapi kita dapat membuktikan bahwa mereka bebas
linear dengan menghitung Wornskiannya:
๐ โ2๐ก ๐ก๐ โ2๐ก
๐(๐ฆ1 , ๐ฆ2 )(๐ก) = | |
โ2๐ โ2๐ก (1 โ 2๐ก)๐ โ2๐ก
= ๐ โ4๐ก โ 2๐ก๐ โ4๐ก + 2๐ก๐ โ4๐ก = ๐ โ4๐ก โ 0
Oleh karena itu,
๐ฆ1 (๐ก) = ๐ โ2๐ก , ๐ฆ2 (๐ก) = ๐ก๐ โ2๐ก ..................................................................................... (12)
Penggunaan contoh 1 dapat diperluas untuk persamaan umum yang persamaan
karakteristiknya merupakan akar berulang. Artinya, kita asumsikan bahwa koefisien pada
persamaan (1) memenuhi ๐ 2 โ 4๐๐ = 0, dalam kasus
๐๐ก
๐ฆ1 (๐ก) = ๐ โ2๐
Adalah solusi. Kemudian kita asumsikan bahwa
๐๐ก
๐ฆ = ๐ฃ(๐ก)๐ฆ1 (๐ก) = ๐ฃ(๐ก)๐ โ2๐ ................................................................................................ (13)
Dan substitusi dalam persamaan (1) untuk mengetahui v(t). kita memiliki
๐๐ก ๐๐ก
๐
๐ฆ โฒ = ๐ฃ โฒ (๐ก)๐ โ2๐ โ ๐ฃ(๐ก)๐ โ2๐ ........................................................................................... (14)
2๐
Dan
๐๐ก ๐๐ก ๐๐ก
๐ ๐2
๐ฆ โฒโฒ = ๐ฃ โฒโฒ (๐ก)๐ โ2๐ โ ๐ ๐ฃ โฒ (๐ก)๐ โ2๐ + 4๐2 ๐ฃ(๐ก)๐ โ2๐ ................................................................ (15)
temukan bahwa
๐2 ๐2
๐๐ฃ โฒโฒ (๐ก) + (โ๐ + ๐)๐ฃ โฒ (๐ก) + (4๐ โ 2๐ + ๐) ๐ฃ(๐ก) = 0 ........................................................ (17)
Istilah menyangkut ๐ฃโฒ(๐ก) jelas adalah nol. Selanjutnya koefisien ๐ฃ(๐ก) ๐๐ ๐ โ (๐ 2 โ 4๐),
yang juga nol karena ๐ 2 โ 4๐๐ = 0 dalam permasalahan bahwa kita sedang
mempertimbangkan. Dengan demikian, seperti halnya dalam contoh 1. Persamaan (17)
tereduksi menjadi
๐ฃ โฒโฒ (๐ก) = 0
Oleh karena itu,
๐ฃ(๐ก) = ๐1 ๐ก + ๐2
Oleh karena itu, dari persamaan (3) kita memiliki
๐๐ก ๐๐ก
๐ฆ = ๐1 ๐ก๐ โ2๐ , ๐ฆ2 (๐ก) = ๐2 ๐ โ2๐ .................................................................................. (18)
Dengan demikian y adalah kombinasi linear dari dua solusi
๐๐ก ๐๐ก
๐ฆ1 (๐ก) = ๐ โ2๐ , ๐ฆ2 (๐ก) = ๐ก๐ โ2๐ ....................................................................................... (19)
Wornskian dari penyelesaian dua adalah
๐๐ก ๐๐ก
๐ โ2๐ ๐ก๐ โ2๐ ๐๐ก
๐(๐ฆ1 , ๐ฆ2 )(๐ก) = | ๐ โ ๐๐ก ๐๐ก โ
๐๐ก | = ๐ โ ๐ ........................................................ (20)
โ 2๐ ๐ 2๐ (1 โ 2๐) ๐ 2๐
Karena W(y1,y2)(t) tidak boleh nol, solusi y1 dan y2 diberikan oleh persamaan (19)
adalah seperangkat dasar solusi. Selanjutnya, persamaan (18) adalah solusi umum dari
eprsamaan (1) ketika akar persamaan karakteristik adalah sama. Dengan kata lain, ada satu
solusi eksponensial sesuai dengan akar berulang, sementara solusi kedua diperoleh dengan
mengalikan solusi eksponensial dengan t.
Definisi 3.5.1. :
Himpunan dari n penyelesaian yang bebas linear dari ๐ฅ โฒ (๐ก) = ๐ด(๐ก) dalam suatu interval I,
{ x1, x2, . . ., xn} disebut himpunan penyelesaian fundamental dalam I yang berkaitan
dengan matriks ๐ฅ(๐ก) didefinisikan oleh
๐ฅ(๐ก) = [x1(t), x2(t), . . ., xn(t)]
Disebut sebagai matriks fundamental dari sistem ๐ฅ โฒ = ๐ด๐ฅ
Jika ๐ฅ(๐ก) adalah matriks fundamental dari (2), maka penyelesaian linear dari sistem
tersebut dapat ditulis ๐ฅ(๐ก) = ๐ฅ(๐ก)๐, dimana c =[c1, c2, . . ., xn]T
Misalkan x1(t), x2(t), . . ., xn(t) adalah penyelesaian dari ๐ฅ โฒ = ๐ด๐ฅ dalam interval I, dapat
ditunjukkan bahwa jika W [x1, x2, . . ., xn] (t) โ 0 untuk suatu titik dalam I, maka penyelesaian
itu adalah bebas linear dalam I.
Teorema 3.5.2 :
Jika x1(t), x2(t), . . ., xn(t) adalah penyelesaian yang bebas linear dari ๐ฅ โฒ = ๐ด๐ฅ dalam interval I,
W [x1, x2, . . ., xn] (t) โ 0 maka untuk setiap titik dalam I.
Bukti :
Akan lebih mudah untuk menyatakan suatu pernyataan yang setara, jika
๐พ[๐๐ , ๐๐ , . . . , ๐๐ ](๐) = ๐ untuk suatu ๐ก0 dalam I., maka ๐ฅ1 , ๐ฅ2 , . . . , ๐ฅ๐ adalah bergantung
secara linier. Jika ๐พ[๐๐ , ๐๐ , . . . , ๐๐ ](๐) = ๐, maka vector-vektor ๐ฅ1 (๐ก0 ) , . . . , ๐ฅ๐ (๐ก0) adalah
bergantung linier dalam ๐
๐ . Jadi berakibat ada skalar ๐1 , ๐2 , . . . , ๐๐ tidak semuanya nol.
Sedemikian sehingga:
๐1 ๐ฅ1 (๐ก0 ) + ๐2 ๐ฅ2 (๐ก0 ), +. . . , +๐๐ ๐ฅ๐ (๐ก0 ) = 0 (3)
Misalkan:
๐ฅ1 (๐ก) = ๐1 ๐ฅ1 (๐ก) +. . . +๐๐ ๐ฅ๐ (๐ก) (4)
Dari (3) dan (4) serta teorema 2, yaitu ada penyelesaian yang tunggal untuk MNA
๐ฅ โฒ = ๐ด(๐ก)๐ฅ(๐ก) ๐ฅ(๐ก0 ) = 0
Kita pasti punya penyelesaian ๐ฅ(๐ก) = 0 dan juga oleh karena ketunggalan penyelesaian,
maka: ๐1 ๐ฅ1 (๐ก) +. . . +๐๐ ๐ฅ๐ (๐ก) = 0
yang tidak semua ๐๐ bernilai nol, ini memberikan kenyataan bahwa fungsi ๐ฅ1 , . . . , ๐ฅ๐ adalah
bergantung linier dalam I.
jadi untuk mendapatkan apakah {๐ฅ1 (๐ก), ๐ฅ2 (๐ก), . . . , ๐ฅ๐ (๐ก)} bentuk himpunan fundamental
penyelesaian ๐ฅ โฒ = ๐ด๐ฅ dalam interval I, dapat dihitung dari wronskian untuk suatu titik
๐ก0 dalam I.
Jika ๐พ[๐๐ , ๐๐ , . . . , ๐๐ ](๐ก0 ) โ ๐, maka penyelesaian bebas linier dalam I, sebaiknya jika
๐พ[๐๐ , ๐๐ , . . . , ๐๐ ](๐ก0 ) = ๐ maka penyelesaian nya adalah bergantung linier dalam I.
Contoh:
0 ๐ 2๐ก 3๐ โ2๐ก
1. Diketahui: ๐ฅ1 (๐ก) = ( 0 ) , ๐ฅ2 (๐ก) = ( ๐ 2๐ก ), ๐ฅ3 (๐ก) = (โ3๐ โ2๐ก ) adalah himpunan
๐๐ก 3๐ 2๐ก ๐ โ2๐ก
fundamental dari penyelesaian system PD ๐ฅ โฒ = ๐ด๐ฅ dalam (โโ, โ), dimana
0 2 0
๐ด = [2 0 0 ]
1 2 1
Penyelesaian umum sisten linier nonhomogen merupakan jumlah penyelesaian umum
dari system homogeny yang berakitan dan penyelesiaan partikulir system
nonhomogen itu, seperti direbikan berikut ini:
Teorema 3.5.3:
Misalkan ๐๐ , ๐๐ , . . . , ๐๐ adalah penyelesaian yang bebas linier dari system PD homogen
๐ฅ โฒ (๐ก) = ๐ด(๐ก)๐ฅ(๐ก) dalam I, dan misalkan x =๐ฅ๐ adalah penyelesaian pertikulir dari system
non homogen ๐ฅ โฒ (๐ก) = ๐ด(๐ก)๐ฅ(๐ก) + ๐(๐ก) dalam I, maka setiap penyelesaian dari ๐ฅ โฒ (๐ก) =
๐ด(๐ก)๐ฅ(๐ก) + ๐(๐ก)dalam I adalah ๐ฅ(๐ก) = ๐1 ๐ฅ1 (๐ก) +. . . +๐๐ ๐ฅ๐ (๐ก) + ๐ฅ๐
Bukti :
Jika ๐ฅ = ๐ฅ๐ adalah penyelesaian di ๐ฅ โฒ (๐ก) = ๐ด(๐ก)๐ฅ(๐ก) + ๐(๐ก) dalam I, maka diperoleh
๐ฅโฒ๐ (๐ก) = ๐ด(๐ก)๐ฅ๐ + ๐(๐ก) (5)
Sekarang misalkan ๐ฅ = ๐(๐ก) adalah penyelesaian lain dari system
๐ฅ โฒ (๐ก) = ๐ด(๐ก)๐ฅ(๐ก) + ๐(๐ก) dalam I, maka
๐ โฒ (๐ก) = ๐ด(๐ก)๐(๐ก) + ๐(๐ก) (6)
โฒ
Dari (5) dan (6) didapatkan (๐ โ ๐ฅ๐ ) = ๐ด(๐ โ ๐ฅ๐ ),
Jadi fungsi vector ๐ฅ = ๐ โ ๐ฅ๐ adalah penyelesaian yang berkaitan dengan system
homogen ๐ฅ โฒ = ๐ด๐ฅ dalam I. oleh karena ๐ฅ1 , ๐ฅ2 , . . . , ๐ฅ๐ membangun ruang penyelesaian dalam
system, memberikan
๐ โ ๐ฅ๐ = ๐1 ๐ฅ1 +. . . +๐๐ ๐ฅ๐ , ๐1 , . . . , ๐๐ adalah scalar r
konsekuensinya ๐ = ๐1 ๐ฅ1 +. . . +๐๐ ๐ฅ๐ + ๐ฅ๐
Berdasarkan Teorema 3, yaitu penyelesaian system linier non homogeny pertama
harus dicari penyelesian umum dari system homogen yang terkait. Selanjutnya,
dikonsentrasikan lebih dahulu pembahasan penyelesaian dari system homogen yang
dilanjutkan pembahasan teknik memperoleh penyelesaian partikulir dari system linier non
homogen.
Teorema 3.5.4:
Misalkan An x n matriks dengan elemen real konstan dan ฮป nilai eigen dari A yang
berhubungan dengan vector eigen v. maka
๐ฅ(๐ก) = e๐ t ๐ฃ adalah penyelesaian dari system PD linier ๐ฅ โฒ = ๐ด๐ฅ dalam suatu interval.
Sebagai catatan: nilai-nilai eigen ada tiga kemungkinan, pertama nilai-nilai eigen real
dan berbeda, yang kedua nilai eigen konjugate dan ketiga nilai eigen real namun ada yang
kembar.
3.5.3 Sistem linier dengan koefisien konstan homogen: Matriks koefisisen non
detective(tidak cacat)
Suatu matriks Koefisien dikatakan non detective jika diperoleh suatu nilai eigen yang
real berbeda atau konjugate kompleks atau diperoleh nilai eigen ada yang kembar sebanyak
m tapi diperoleh sejumlah m vector eigen pula. Sedangkan jika diperoleh vector eigen yang
kurang dari sejumlah nilai eigen yang kembar maka dikatakan matriks koefisien defective.
Sebagai ilustrasi untuk matriks dengan koefisien non detective diberikan contoh-contoh
dibawah ini untuk suatu linier homogen.
๐ฅ โฒ = ๐ด๐ฅ
dimana An x n matrisk dengan koefisien real dan konstan
Contoh 1
Selesaikanlah ๐ฅ1 โฒ = 2๐ฅ1 + ๐ฅ2
๐ฅ2โฒ = โ3๐ฅ1 โ 2๐ฅ2 , dalam (โโ, โ)
Jawaban :
2 1
Sistem tersebut dapat ditulis dalam bentuk ๐ฅ โฒ = ๐ด๐ฅ dengan ๐ด = [ ]
โ3 โ2
Nilai eigen diperoleh dari det(๐ด โ ๐ I) = 0
2โ๐ 1
| |=0
โ3 โ2 โ ๐
๐2 โ 4 + 3 = 0
๐ = ยฑ1
Untuk ๐ = 1 maka system PD yang terbentuk adalah
(๐ด โ ๐I)๐ฃ = 0
1 1 ๐ฃ1
( ) (๐ฃ ) = 0 ekuivalen dengan persamaan
โ3 โ3 2
1 1 ๐ฃ1
( )( ) = 0
0 0 ๐ฃ2
1
Maka penyelesaian system persamaan linier : ๐ฃ = ๐ ( )
โ1
1
Sehingga vector eigen yang terkait dengan ๐ = 1 adalah ๐ฃ = ( )
โ1
1
Jadi ๐ฅ1 (๐ก) = ๐ ๐ก ( ) adalah penyelesaian dari system PD
โ1
untuk ๐ = โ1, system PD nya adalah
3 1 ๐ฃ1 0
( ) (๐ฃ ) = ( )
โ3 โ1 2 0
3 1 ๐ฃ1
( )( ) = 0
0 0 ๐ฃ2
1
๐ฃ = ๐ ( )
โ3
Akibatnya penyelesaian yang kedua adalah
1
๐ฅ2 (๐ก) = ๐ ๐ก ( )
โ3
Selanjutnya wronskin dari penyelesaian itu adalah
๐ก
๐[๐ฅ1 , ๐ฅ2 ](๐ก) = ๐๐๐ก [ ๐ ๐ก ๐ โ๐ก ] = [ 1 1
] = โ2 โ 0, ๐ก โ ๐ผ
โ๐ โ3๐ โ๐ก โ1 โ3
akibatnya๐ฅ1 , ๐ฅ2 bebas linier dalam I, yang memberikan penyelesaian umum dari PD diatas
adalah
๐ฅ(๐ก) = ๐1 ๐ฅ1 + ๐2 ๐ฅ2
1 1
= ๐1 ๐ ๐ก [ ] + ๐2 ๐ โ๐ก [ ]
โ1 โ3
Secara umum untuk mendapatkan penyelesaian PD linier dari matriks An x n
dengan matriks koefisien konstan akan didapat n penyelesaian yang bebas linier. Kita telah
bahas contoh dengan nilai eigen dan vector eigen yang mana n buah penyelesaian yang bebas
linier yang diperoleh dari matriks A yang mempunyai n buah eigen vector yang bebas linier.
Hal yang sama jika nilai eigen dan vector eigen adalah kompleks diperoleh dengan cara yang
sama untuk mendapatkan penyelesaian dari system yang nilai eigennya adalah real.
Teorema 3.5.5:
Misalkan Anxn matrik dengan elemen real dan konstan. Jika A mempunyai vektor
eigen-vektor eigen ๐ฃ1, ,..., ๐ฃ๐ yang berkaitan dengan๐1, . . . , ๐2 (tak perlu berbeda) maka fungsi
vektor yang didefinisikan oleh
๐ฅ๐ = ๐ ๐๐๐ก ๐ฃ๐ , ๐ = 1,2, . . . , ๐
untuk semua t, adalah penyelesaian yang bebas linier dari dalam suatu interval.
Penyelesaian umum dari sistem PD ini adalah
๐ฅ(๐ก) = ๐1 ๐ฅ1 +. . . +๐๐ ๐ฅ๐
Bukti.
Kita sudah menunjukkan Dari teorema 4, bahwa setiap xk yang memenuhi x' = Ax untuk
semua t. Selanjutnya
๐[๐ฅ1 , ๐ฅ2 , . . . , ๐ฅ๐ ] = ๐ (๐1 +๐2 +. . .+๐๐ )๐ก
, det[๐ฃ1 , ๐ฃ2 , . . . , ๐ฃ๐ ] โ 0
(karena vektor eigen merupakan vektor yang bebas linier) dan karenanya penyelesaian
tersebut adalah bebas linier untuk suatu interval.
Untuk kasus ketika nilai eigen adalah konjugate komplek, penyelesaian sistem
x' = Ax yang berkaitan kasus tersebut, teorema 3 menjamin juga untuk yang konjugate
komplek.
Lemma 1 :
Misalkan u(t) dan v(t) menyatakan fungsi vektor yang bernilai real jika
๐ฅ(๐ก) = ๐ข(๐ก) ยฑ ๐๐ฃ(๐ก) adalah penyelesaian konjugate komplek dari x' = Ax, maka x=u(t)
dan x=v(t) adalah penyelesaian-penyelesaian yang bernilai real dari x' = Ax
Bukti:
Misalkan ๐ฅ(๐ก) = ๐ข(๐ก) ยฑ ๐๐ฃ(๐ก) adalah penyelesaian dari x' = Ax, didapat
[๐ข(๐ก) ยฑ ๐๐ฃ(๐ก)]โฒ = ๐ด[๐ข(๐ก) ยฑ ๐๐ฃ(๐ก)]
menurut lemma 1, mengakibatkan dua penyelesaian yang bernilai real dari sistem x' = Ax,
diberikan oleh
yang mana himpunan semua penyelesaian yang bernilai real yang diapat adalah bebas
linier untuk suatu interval.
3.5.4 Sistem linier dengan koefisien konstan homogen : Matriks koefisien defekctive
(cacat)
Pada bagian sebelumnya telah dibahas bagaimana memperoleh suatu penyelesaian
sistem ๐ฅโฒ = ๐ด๐ฅ yang mempunyai himpunan eigen vektor yang komplit. Untuk suatu matriks
A yang mana diperoleh nilai eigen kembar sebanyak m dan jika dimensi k yang berpautan
dengan ruang eigen diberikan oleh pertidaksamaan 1 โค ๐ โค ๐ dan kondisi dari A adalah non
defective maka dimensi dari ruang eigen sama dengan banyaknya nilai eigen yang kembar
yaitu m. Perhatikan untuk kasus jika A defective. Hal ini akan mengakibatkan paling sedikit
hanya diperoleh satu vektor eigen dari nilai eigen yang kembar tadi atau kurang dari
banyaknya nilai eigen yang kembar, jadi 1 โค ๐ โค ๐.
Untuk kasus ini hanya ada k eigen vektor yang bebas linier yang berkaitan dengan ฮป,
sehingga hanya diperoleh k penyelesaian yang bebas linier dari sistem PD ๐ฅ โฒ = ๐ด๐ฅ. Harus
dicari (m โ k) penyelesaian yang bebas linier. Untuk memperoleh penyelesaian, untuk kasus
ini akan diberikan suatu teorema.
Teorema 3.5.6 :
Diberikan sistem PD linier ๐ฅโฒ = ๐ด๐ฅ, dimana A matriks dengan elemen konstan. Misalkan m
banyaknya nilai eigen yang kembar bernilai ฮป dan k adalah banyaknya vektor eigen yang
bebas linier yang berkaitan dengan ฮป, maka :
1. m = 2, k = 1. Ada dua penyelesaian bebas linier dari sistem ๐ฅโฒ = ๐ด๐ฅ yang diberikan
oleh ๐ฅ1 = ๐ ฮปt (๐ฃ1 + ๐ก๐ฃ2 ).
๐ฃ0 adalah vektor eigen yang berkaitan dengan ฮป
๐ฃ1 ๐๐๐ ๐ฃ2 dberikan oleh (๐ด โ ฮปI)๐ฃ2 = 0
(๐ด โ ฮปI)๐ฃ1 = ๐ฃ2
2. m = 3, k = 1. Ada tiga penyelesaian yang bebas linier dari sistem ๐ฅโฒ = ๐ด๐ฅ oleh
persamaan
๐ฅ1 = ๐ ฮปt ๐ฃ0
๐ฅ2 = ๐ ฮปt (๐ฃ1 + ๐ก๐ฃ2 )
๐ก2
๐ฅ1 = ๐ ฮปt (๐ฃ3 + ๐ก๐ฃ4 + 21 ๐ฃ5 ).
Contoh :
Selesaikan sistem PD ๐ฅ โฒ = ๐ด๐ฅ dimana
0 1
1. A=[ ]
โ9 6
6 โ8 โ1
2. A=[ ] jika kondisi awal diberikan oleh ๐ผ(0) = [ ]
2 โ2 1
Penyelesaian :
0 1
1. A=[ ]
โ9 6
|๐ด โ ฮปI| = | โฮป 1
|
โ9 6 โ ฮป
0 = ฮป2 โ 6ฮป + 9
ฮป1,2 = 3
untuk ฮป = 3 diperoleh vektor eigen dari sistem linier
(๐ด โ ฮปI)๐ฃ = 0
โ3 1
[ ] ๐ฃ = 0 โ ๐ฃ2 = 3๐ฃ1
โ9 3 0
1
โด ฬ
ฬ
ฬ
๐ฃ0 = ๐ ( )
3
1
Penyelesaian pertama : ๐ฅ1 = ๐ 3๐ก ( )
3
1
Sedangkan ๐ฃ1 diperoleh dari sistem linier (๐ด โ ฮปI)๐ฃ1 = ๐ฃ2 dengan mengambil ๐ฃ2 = ๐ ( )
3
dan pilih ๐ = 1.
โ3 1 1
( ) ๐ฃ1 = ( )
โ9 3 3
โ3 11
( | ) โ โ3๐ฃ1 + ๐ฃ2 = 1 ๐๐ก๐๐ข ๐ฃ2 = 1 + 3๐ฃ1
0 00
0 0
Jadi ๐ฃ1 = ๐ ( ), untuk ๐ = 1 โ ๐ฃ1 = ( )
1 1
0 1
๐ฅ2 = ๐ 3t [( ) + ๐ก ( )]
1 3
1 0 1
PUPD : ๐ฅ = ๐1 ๐ 3t ( ) + ๐1 [( ) + ๐ก ( )] ๐ 3t
3 1 3
6 โ8
2. A=[ ]
2 โ2
|๐ด โ ฮปI| = |6 โ ฮป โ8
| = (ฮป โ 2)2
2 โ2 โ ฮป
Nilai eigen : ฮป1,2 = 2
2
Untuk ฮป = 2 diperoleh vektor eigen ๐ฃ0 = ๐ ( )
1
2
Penyelesaian pertama yang bebas linier adalah ๐ฅ1 = ๐ 2๐ก ( )
1
Penyelesaian kedua diperoleh dari vektor eigen dengan memasangkan ๐ฃ2 = ๐ฃ0
(๐ด โ ฮปI)๐ฃ1 = ๐ฃ2 ,
4 โ8 2
( ) ๐ฃ1 = ( )
2 โ4 1
2๐ฃ1 โ 4๐ฃ2 = 1 โ 2๐ฃ1 = 1 + 4๐ฃ2
1
๐ฃ1 = ๐ ( โ2)
0
1 4
ambil ๐ = 2 โ vektor eigen ๐ฃ1 = ( ) untuk ๐ฃ0 โฒ = ( )
0 2
1 4
๐ฅ2 = ๐ 2t [( ) + ๐ก ( )]
0 2
2 1 + 4๐ก
๐ฅ = ๐1 ๐ 2t ( ) + ๐2 ๐ 2t [ ]
1 2๐ก
โ1
Untuk ๐ฅ(0) = [ ]
1
โ1 2 1
PUPD : [ ] = ๐1 [ ] + ๐2 [ ]
1 1 0
โ1
Sehingga ๐ฅ(0) = [ ] jika dan hanya jika ๐1 = 1 dan ๐2 = โ3
1
2 1 + 4๐ก โ(1 + 12๐ก)
PPPD : ๐ฅ(๐ก) = ๐ 2t ( ) โ 3๐ 2t [ ] = ๐ 2t [ ]
1 2๐ก 1 โ 6๐ก
Hal terakhir dari bagian ini adalah secara umum untuk kasus nilai eigen yang mempunyai
nilai kembar berorde tinggi diberikan teorema berikut.
Teorema 3.5.7:
Misalkan ฮป adalah nilai eigen dari Anxn yang kembar sebanyak m, dan misalkan
dimensi yang berkaitan dengan nilai eigen adalah k , maka ada m buah penyelesaian yang
bebas linier dari sistem PD ๐ฅ โฒ = ๐ด๐ฅ yang diberikan oleh :
1 ๐
๐ฅ๐+1 (๐ก) = ๐ ฮปt [๐๐(๐+1)โ + ๐ก๐๐(๐+1)โ +โฏ+ ๐ก ๐๐(๐+3)โ ]
2 2+1 ๐! 2
๐ = 0,1, . . . , ๐ โ ๐
Teorema 3.5.8:
Jika sistem PD๐ฅ โฒ = ๐ด๐ฅ mempunyai penyelesaian
1 2 1
๐ฅ = ๐ ฮปt [๐ฃ0 + ๐ก๐ฃ1 + ๐ก ๐ฃ2 + โฏ + ๐ก ๐ ๐ฃ๐ ]
2! ๐!
maka ๐ฃ0 , ๐ฃ1 , . . . , ๐ฃ๐ diberikan oleh
(๐ด โ ฮปI)๐ฃ๐ = 0
(๐ด โ ฮปI)๐ฃ๐โ1 = ๐ฃ๐
(๐ด โ ฮปI)๐ฃ0 = ๐ฃ1
Definisi 3.6.1
Dengan setiap persamaan diferensial tak homogeny, ada satu pautan persamaan diferensial
homogen yang ditentukan oleh
โ๐๐=0 ๐๐ (๐ฅ)๐ฆ (๐) = 0 (3)
Definisi 3.6.2
Jika n fungsi-fungsi ๐ฆ1 , ๐ฆ2 , โฆ , ๐ฆ๐ membentuk system fundamental penyelesaian untuk
persamaan diferensial homogen (3), maka fungsi ๐ฆโ yang ditentukan oleh
๐ฆโ = ๐1 ๐ฆ1 + ๐2 ๐ฆ2 + โฏ + ๐๐ ๐ฆ๐ (4)
Dimana ๐๐ konstanta sebarang, disebut penyelesaian homogen.
Jika, dengan cara apapun, kita mendapatkan suatu fungsi yang memenuhi persamaan
(2), kita katakana fungsi itu sebagai fungsi khusus dari persamaan (2) dan dinyatakan oleh
๐ฆ๐.
Teorema 3.6.1
Jika ๐ฆ1 , ๐ฆ2 , โฆ , ๐ฆ๐ membentuk sistem fundamental penyelesaian, dan jika yp suatu
penyelesaian khusus dari persamaan (2), maka penyelesaian umum dari persamaan 2) ditulis
dalam bentuk
๐ฆ = ๐ฆโ + ๐ฆ๐ = ๐1 ๐ฆ1 + ๐2 ๐ฆ2 + โฏ + ๐๐ ๐ฆ๐ + ๐ฆ๐ (5)
Contoh :
1. Metode Koefisien Taktertentu
Metode koefisoen taktentu digunakan jika kita ingin menghitung suatu penyelesaian
khusus dari persamaan diferensial takhomogen.
๐๐ ๐ฆ (๐) + ๐๐โ1 ๐ฆ (๐โ1) + โฏ + ๐1 ๐ฆ โฒ + ๐0 ๐ฆ = ๐(๐ฅ) (1)
Dimana koefisien-koefisien ๐0 , ๐1 , โฆ , ๐๐ merupakan konstanta-konstanta dan ๐(๐ฅ)
adalah kombinasi linear dari fungsi-fungsi dengan tipe berikut :
1) ๐ฅ ๐ผ dengan ฮฑ bilangan bulat positif atau nol
2) ๐ ๐ฝ๐ฅ , dimana ฮฒ merupakan konstanta taknol
3) ๐๐๐ ๐พ๐ฅ, dengan ฮณ konstanta taknol
4) sin ๐ฟ๐ฅ, dengan ฮด konstanta taknol
5) Suatu (berhingga) perkalian antara dua fungsi atau lebih dari tipe 1-4.
Sebagai contoh, fungsi
๐(๐ฅ) = 3๐ฅ 2 โ 2 + 5๐ 3๐ฅ โ ๐ฅ(sin ๐ฅ ๐)2๐ฅ + 5 cos 2๐ฅ + ๐ฅ๐ ๐ฅ
Merupakan kombinasi linear dari fungsi-fungsi dari tipe 1-5.
Contoh :
Tentukan solusi umum persamaan diferensial homogeny ๐ฆ" + 2๐ฆโฒ โ 3๐ฆ = 1 + ๐ฅ 2 .
Penyelesaian :
Persamaan versi homogennya adalah ๐ฆ" + 2๐ฆโฒ โ 3๐ฆ = 1 + ๐ฅ 2 . Bentuk karakteristiknya
adalah ๐ 2 + 2๐ โ 3 = 0
๐ 2 + 2๐ โ 3 = (๐ + 3)(๐ โ 1) = 0
Persamaan karakteristik memiliki dua akar r = 1 dan r = -3. Maka solusi homogen adalah
๐ฆโ (๐ฅ) = ๐1 ๐ ๐ฅ + ๐2 ๐ โ3๐ฅ
Karena ๐ (๐ฅ) = 1 + ๐ฅ 2 adalah polinom orde 2, maka ๐ฆ๐ juga merupakan polinom orde 2,
sebab jika ๐ฆ(๐ฅ) adalah polinom orde 2, maka ๐ฆ" + 2๐ฆโฒ โ 3๐ฆ juga polinom orde 2. Misalkan
๐ฆ๐ (๐ฅ) = ๐ด๐ฅ 2 + ๐ต๐ฅ + ๐ถ
Maka ๐ฆ โฒ = 2๐ด๐ฅ + ๐ต ๐๐๐ ๐ฆ" = 2๐ด. ๐ฝ๐๐๐,
๐ฆ" + 2๐ฆโฒ โ 3๐ฆ = 2๐ด + 2(2๐ด๐ฅ + ๐ต) โ 3(๐ด๐ฅ 2 + ๐ต๐ฅ + ๐ถ) = 1 + ๐ฅ 2
๐๐๐๐,
(โ3๐ด)๐ฅ 2 + (4๐ด โ 3๐ต)๐ฅ + (2๐ด + 2๐ต โ 3๐ถ) = 1 + ๐ฅ 2
๐ฆang memberikan
โ3๐ด = 1, 4๐ด โ 3๐ต = 0, 2๐ด + 2๐ต โ 3๐ถ = 1
2๐ด + 2๐ต โ 3๐ถ = 1
4๐ด โ 3๐ต = 0
โ3๐ด = 1
1 4 23
Solusinya adalah ๐ด = โ 3 , ๐ต = โ 9 , ๐ถ = โ 27 . ๐๐๐๐,
๐ฅ 2 4๐ฅ 23
๐ฆ๐ (๐ฅ) = โ โ โ
3 9 27
Maka, solusi umum adalah
๐ฅ 2 4๐ฅ 23
๐ฆ(๐ฅ) = ๐ฆ๐ (๐ฅ) + ๐ฆโ (๐ฅ) = โ โ โ + ๐1 ๐ ๐ฅ + ๐2 ๐ โ3๐ฅ .
3 9 27
2. Variasi Parameter
Seperti metode koefisien taktenta, metode variasi parameter, digunakan untuk mencari
penyelesaian khusus persamaan diferensial takhomogen
๐๐ (๐ฅ)๐ฆ (๐) + ๐๐โ1 (๐ฅ)๐ฆ (๐โ1) + โฏ + ๐1 (๐ฅ)๐ฆ โฒ + ๐0 (๐ฅ)๐ฆ = ๐(๐ฅ) (1)
Dengan fungsi ๐(๐ฅ) berbentuk ๐ฅ ๐ผ , ๐ ๐ฝ๐ฅ , ๐๐๐ ๐พ๐ฅ, sin ๐ฟ๐ฅ, atau kombinasinya.
Teorema3.6.2
Jika ๐ฆ1 , ๐ฆ2 , โฆ , ๐ฆ๐ membentuk sistem fundamental untuk Persamaan (2), dan jika fungsi-fungsi
๐ข1 , ๐ข2 , โฆ , ๐ข๐ memenuhi system persamaan
๐ฆ1 ๐ข1โฒ + ๐ฆ2 ๐ข2โฒ + โฏ + ๐ฆ๐ ๐ข๐โฒ = 0,
๐ฆ1 ๐ข1โฒ + ๐ฆ2 ๐ข2โฒ + โฏ + ๐ฆ๐ ๐ข๐โฒ = 0,
๐ฆ1 ๐ข1โฒ + ๐ฆ2 ๐ข2โฒ + โฏ + ๐ฆ๐ ๐ข๐โฒ = 0,
- (3)
๐ฆ1 (๐โ2) ๐ข1โฒ + ๐ฆ2 (๐โ2) ๐ข2โฒ + โฏ + ๐ฆ๐ (๐โ2) ๐ข๐โฒ = 0
๐(๐ฅ)
๐ฆ1 (๐โ2) ๐ข1โฒ + ๐ฆ2 (๐โ2) ๐ข2โฒ + โฏ + ๐ฆ๐ (๐โ2) ๐ข๐โฒ = ๐
๐ (๐ฅ)
Teorema 3.6.3
Misalkan bahwa ๐ฆ1 , ๐ฆ2 , โฆ , ๐ฆ๐ membentuk sebuah himpunan fundamental penyelesaian untuk
persamaan
๐๐ (๐ฅ)๐ฆ (๐) + ๐๐โ1 (๐ฅ)๐ฆ (๐โ1) + โฏ + ๐1 (๐ฅ)๐ฆ โฒ + ๐0 (๐ฅ)๐ฆ = 0
Maka suatu penyelesaian khusus persamaan
๐๐ (๐ฅ)๐ฆ (๐) + ๐๐โ1 (๐ฅ)๐ฆ (๐โ1) + โฏ + ๐1 (๐ฅ)๐ฆ โฒ + ๐0 (๐ฅ)๐ฆ = ๐(๐ฅ)
Diberikan oleh
๐
๐(๐ฆ1 , โฆ , ๐ฆ๐ ; ๐ ) ๐(๐ฅ)
๐ฆ๐ (๐ฅ) = โ ๐ฆ๐ (๐ฅ) ๐๐
๐(๐ฆ1 , โฆ , ๐ฆ๐ ; ๐ ) ๐๐ (๐ฅ)
๐=1
Contoh :
Selesaikan persamaan diferensial
๐ฆ" + ๐ฆ = ๐๐sec ๐ฅ
Penyelesaian :
Penyelesaian homogen berbentuk ๐ฆโ = ๐1 sin ๐ฅ + ๐2 cos ๐ฅ . Fungsi-fungsi ๐ข1 dan ๐ข2
ditentukan dari sistem persamaan
sin ๐ฅ๐ข1โฒ + cos ๐ฅ๐ข2โฒ = 0
Jadi,
๐ข1โฒ = cos ๐ฅ csc ๐ฅ โ ๐ข1 = ๐๐|sin ๐ฅ|
๐ข2โฒ = โ1 โ ๐ข2 = โ๐ฅ
Maka diperoleh ๐ฆ๐ = [๐๐|sin ๐ฅ|] sin ๐ฅ + (โ๐ฅ) cos ๐ฅ, dan bentuk penyelesaian umumnya
๐ฆ = ๐ฆโ + ๐ฆ๐ = [๐1 + ๐๐|sin ๐ฅ|] sin ๐ฅ + (๐2 โ ๐ฅ) cos ๐ฅ