Disusun oleh:
1. Rahman Wahyu Nurmajid (H1C016004)
2. Yuzak Firdaus Amrulloh (H1C016039)
3. Lia Wahyusafitri (H1C017014)
4. Ismi Aropatul M. (H1C017033)
5. Aisyah Ekanofani (H1C017049)
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala bentuk
rahmat kepada penulis, sehingga tugas terstruktur mata kuliah agrogeologi tentang
batuan sumber unsur hara (unsur Ca) telah terselaikan dan diharapkan memberi banyak
manfaat. Penyusun menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu menyelesaikan tugas terstruktur ini.
Tugas terstruktur ini diharapkan mampu menambah pengetahuan tentang
berbagai macam batuan dan mineral yang mengandung unsur berguna bagi dunia
pertanian dan geologi. Dewasa ini bidang geologi tidak hanya berhubungan dengan
dunia eksplorasi logam maupun migas, tetapi juga diharapkan mampu ikut
mengembangkan dunia pertanian melalui bidang agrogeolgi.
Penyusun berharap tugas struktur ini dapat bermanfaat pada diri penyusun
pribadi secara khusus dan pada para pembaca secara umum.
Penyusun
Agrogeolgi merupakan ilmu hasil dari penerapan ilmu geologi pada ilmu tanah.
Geologi yang secara garis besar mempelajari tentang batuan dimulai dari unsur–unsur
yang terkandung didalam batuan, proses–proses pembentukannya hingga manfaat–
manfaat dari batuan tersebut yang dapat diaplikasikan dalam berbagai bidang, salah
satunya adalah bidang pertanian.
Batuan dan mineral dapat berperan cukup potensial di bidang pertanian, karena
di dalam beberapa mineral dan batuan terkandung nutrisi-nutrisi penting yang dapat
digunakan untuk mempertahankan dan menambah produktivitas lahan maupun hasil
pertanian, yang disebut sebagai agromineral. Tanaman memerlukan nutrien untuk
tumbuh, diantaranya nitrogen, fosfat, potassium, kalsium, magnesium, sulfur dan
mikroelemen lain, yang tidak dipunyai oleh tanah yang kurang subur.
Eksploitasi mineral telah dimulai ribuan tahun yang lalu, awalnya untuk zat
pewarna, dan batuan untuk penghalusan dan pemotong. Saat ini di banyak tempat tanah
mengalami pemiskinan unsur hara, sehingga menjadi tidak subur untuk tanaman.
Sehingga dibutuhkan suatu teknik untuk mengembalikan kesuburan tanah, seperti
teknik pemineralan kembali pada tanah (soil remineralization, SR). SR menciptakan
tanah-tanah subur dengan cara mengembalikan mineral-mineral ke dalam tanah secara
alami.
Agromineral adalah mineral-mineral yang bermanfaat bagi perkembangbiakan
tumbuhan, seperti mineral-mineral yang mengandung nitrogen, karbon, fosfor,
potasium, belerang, kalsium, magnesium, boron, zeolit, dan perlit (Van Straaten,
1999).
Mineral merupakan komponen penyusun batuan, yang merupakan bahan induk
dari tanah. Dengan demikian, secara tidak langsung mineral merupakan komponen dari
tanah. Dalam pertanian, tanah merupakan bahan vital sebagai tempat berkembangbiak
tanaman atau tumbuhan. Enambelas (16) unsur kimia telah diketahui sebagai unsur
penting untuk pertumbuhan dan pertahanan tanaman (Anonim, 2004), dibagi menjadi
dua kelompok utama, yaitu bukan-mineral dan mineral. Nutrisi bukan-mineral meliputi
hidrogen (H), oksigen (O), dan karbon (C). Nutrisi ini dapat ditemukan baik di udara
maupun di dalam air. Dalam poses fotosintesis, tanaman menggunakan energi matahari
untuk merubah karbon dioksida (CO2) dan air (H2O) menjadi .starches. dan gula.
Keduanya merupakan makanan tanaman. Nutrisi mineral terdiri atas 13 mineral, yang
berasal dari tanah dalam bentuk larutan. Biasanya ketersediaan nutrisi ini pada tanah
tidak selalu lengkap. Petani biasanya menambahkannya dengan memberikan pupuk
buatan.
Berdasarkan tingkat kebutuhan tanaman, nutrisi ini dapat dibagi menjadi dua,
yaitu nutrisi makro (macronutrients) dan nutrisi mikro (micronutrients). Nutrisi makro
dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu nutrisi primer dan nutrisi sekunder. Nutrisi
primer meliputi: nitrogen (N), fosfor (P), dan potasium (K). Nutrisi ini biasanya paling
cepat habis di dalam tanah, karena tanaman menggunakannya dalam jumlah besar
untuk perkembangan dan pertahanannya. Nutrisi sekunder meliputi: kalsium (Ca),
magnesium (Mg), dan belerang (S). Biasanya nutrisi ini cukup banyak di dalam tanah,
namun di beberapa tempat diperlukan tambahan kalsium dan magnesium, misalnya
pada tanah yang asam. Kalsium dan magnesium diperlukan untuk meningkatkan
keasaman tanah.
.
ISI
A. Unsur Hara Esensial
Unsur hara merupakan komponen penting dalam pertumbuhan tanaman,
unsur hara banyak tersedia dialam, sehingga tumbuhan bisa memanfaatkannya
untuk kebutuhan metabolismenya. Tetapi ketersediaan unsur hara di beberapa
tempat tidak sama, ada yang berkecukupan sehingga pertumbuhan tanaman
menjadi baik namun ada juga yang kekurangan, sehingga pertumbuhannya menjadi
terhambat.
Pertumbuhan, perkembangan dan produksi suatu tanaman ditentukan oleh
dua faktor utama yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Salah satu faktor
lingkungan yang sangat menentukan lajunya pertumbuhan, perkembangan dan
produksi suatu tanaman adalah tersedianya unsur-unsur hara yang cukup di dalam
tanah. Diantaranya 105 unsur yang ada di atas permukaan bumi, ternyata baru 16
unsur yang mutlak diperlukan oleh suatu tanaman untuk dapat menyelesaikan
siklushidupnya dengan sempurna.
Tanah merupakan produk dari pelapukan batuan, yang dalam prosesnya
akan mengikut sertakan unsur-unsur kimiawi yang terkandung dalam batuan
tersebut. Dari sekian banyak unsur kimiawi yang terlepas dari batuan induk (parent
material) ke tanah tersebut, kita mengenal istilah unsur hara esensial. Unsur hara
esensial (Essential Nutrition) adalah unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh
tanaman, yang fungsinya dalam tanaman tidak bisa digantikan oleh unsur lain,
sehingga bila tidak terdapat dalam jumlah yang cukup dalam tanah, maka akan
berpotensi menyebabkan gangguan pada pertumbuhan tanaman, yang sering
diistilahkan dengan gejala defisiensi.
Gejala defisiensi pada tanaman dapat berupa: tanaman menjadi kerdil
(misalnya akibat kekurangan unsur nitrogen); tertundanya waktu pemasakan pada
tanaman padi (misalnya akibat kekurangan unsur fosfor); ataupun gangguan sistem
perakaran (misalnya akibat kekurangan unsur kalium), dan sebagainya.
Pengelompokan unsur hara makro dan mikro tersebut dilihat dari jumlah
(kualitas) yang dibutuhkan oleh tanaman. Unsur hara makro(nitrogen,fosfat,
kalium, karbon, hidrogen, kalsium, magnesium, sulfur, ogsigen) dibutuhkan dalam
jumlah relatif banyak sebesar ≥ 1000 µg-1 berat kering tanaman, sedangkan unsur
hara mikro sebesar≤ 100 μg-1 berat kering tanaman (Oertli1979)Ke 16 unsur
tersebut terdiri dari 9 unsur makro dan 7 unsur mikro(tembaga, besi, zinc,
boron,molibden, klor, mangan). 9 unsur makro dan 7 unsurmikro inilah yang
disebut sebagai unsur -unsuresensial.
Ada tiga kriteria yang harus dipenuhi sehingga suatu unsur dapat disebut
sebagai unsur esensial:
1. Unsur tersebut diperlukan untuk menyelesaikan satu siklus hidup tanaman
secara normal
2. Unsur tersebut memegangperan yang penting dalam proses biokhemis
tertentu dalam tubuh tanaman dan peranannya tidak dapat digantikan atau
disubtitusi secarakeseluruhan olehunsurlain.
3. Peranan dari unsur tersebut dalam proses biokimia tanaman dibutuhkan secara
langsung.
4. Ketersediaan unsur-unsur esensial didalam tanaman sangat ditentukan oleh
pH. N pada pH5.5 – 8.5, P pada pH 5.5 – 7.5 sedangkan K pada pH 5.5 – 10
sebaliknya unsur mikro relatif tersedia pada pH rendah.
B. Penggolongan Unsur Hara
Berdasarkan jumlah kebutuhannya terhadap tanaman, unsur hara esensial
dapat dibagi kedalam dua jenis, yaitu unsur hara makro dan unsur hara mikro.
Unsur hara makro dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang lebih banyak bila
dibandingkan unsur hara mikro, yang menurut kesepakatan para ahli jumlahnya
terdiri atas 16 unsur, terdiri atas 9 unsur hara makro dan 7 unsur hara mikro. Unsur
hara makro dan mikro pada tanah berada dalam bentuk yang bervariasi, namun
tidak semuanya berada dalam bentuk yang dapat diserap oleh tanaman. Berikut
akan disajikan gambar yang memperlihatkan pembagian unsur makro dan mikro
beserta bentuk-bentuk ion dan molekulnya yang dapat diserap oleh tanaman.
C. Batuan sebagai sumber unsur hara
Batuan dikatakan sebagai salah satu sumber hara karena pada batuan-
batuan tersebut (batuan beku, batuan sedimen, maupun batuan metamorf) disusun
oleh mineral - mineral batuan dimana di dalam mineral-mineral batuan ini disusun
oleh segala macam unsur kimia termasuk unsur-unsur hara. Berikut disajikan
mineralmineral batuan yang mengandung unsur-unsur hara (Setiadi, 2013).
2. Apatit
Apatit adalah sekelompok mineral fosfat yang meliputi: fluorapatite,
chlorapatite, hydroxylapatite, apatit kaya akan karbonat dan francolite. Rumus
dari campuran dari empat endmembers paling umum ditulis sebagai
Ca10(PO4)6(OH,F,Cl)2, dan rumus satuan kristal sel mineral individu ditulis
sebagai Ca10(PO4)6(OH)2, Ca10(PO4)6(F)2 and Ca10(PO4)6(Cl)2. Istilah "apatit"
sering digunakan untuk fluorapatite, yang paling umum dari mineral ini. Apatit
ditemukan dalam batuan beku, metamorf dan batuan sedimen. Keterdapatan
yang paling luas adalah pada sedimen "batu fosfat", yang
ditambang/dimanfaatkan untuk menghasilkan pupuk fosfat.
Penggunaan utama dari apatit adalah untuk bahan baku dalam
pembuatan pupuk - karena itu adalah sumber fosfor. Tapi terkadang juga
digunakan sebagai batu permata.
3. Hornblende
Mineral hornblende termasuk dalam mineral silikat dan mineral
ferromagnesium. hornblende adalah nama dari kelompok mineral silikat atau
aluminosilikat. Mempunyai rumus umum adalah (Na, Ca)2-3(Mg, Fe, Al)5(Al,
Si)8O22(OH)2.
4. Dolomit
Sebagai salah satu rumpun mineral karbonat, mineral dolomit murni
secara teoritis mengandung 45,6% MgCO3 atau 21,9% MgO dan 54,3%
CaCO3 atau 30,4% CaO. Rumus kimia mineral dolomit dapat ditulis sebagai
CaCO3.MgCO3, CaMg(CO3)2 atau CaxMg1-xCO3, dengan nilai x lebih kecil
dari satu.
Penggunaan dari dolomit, yaitu dalam industri refraktori, tungku
pemanas atau tungku pencair, dan juga dalam industri pupuk sebagai bahan
baku pupuk dolomit. Fungsi pupuk dolomit adalah untuk meningkatkan pH
tanah, disini unsur Mg dalam dolomit sangat berperan. Dolomit juga dapat
digunakan pada industri cat sebagai pengisi (filler), industri kaca, plastik,
kertas, bahan pembuat semen, sorel, sea water magnesia, industri alkali,
pembersih air, industri ban, plywood, industri obat-obatan maupun kosmetik,
campuran makanan ternak, industri keramik, serta bahan penggosok (abrasive).
5. Kalsit
Kalsit adalah mineral karbonat dan polimorf kalsium karbonat yang
paling stabil. Kalsit merupakan mineral penyusun berbagai jenis batuan dengan
rumus kimia CaCO3. Kalsit sangat umum ditemukan di seluruh dunia baik di
dalam batuan sedimen, batuan metamorf, maupun batuan beku.
Unsur Kalsium (ca) dalam kalsit dapat tergantikan oleh unsur logam
sebagai pengotor yang dalam prosentasi berat tertentu membentuk mineral lain.
Berdasarkan sifat fisik berupa sistem kristal, kalsit dapat dibedakan dari
aragonit (CaCO3). Aragonit mempunyai sistem kristal ortorombik, sedangkan
kristal kalsit adalah heksagonal. Dalam pembentukan batu marmer sifat fisik
dan kimia kalsit berubah karena proses metamorfosa (tekanan dan temperatur
yang tinggi). Semua ini dapat menjelaskan tentang banyaknya mineral yang
dapat berasosiasi dengan mineral kalsit.
Kalsit memiliki kegunaan sebagai penetral asam. Selama ratusan tahun,
orang-orang menggunakan batu kapur dan marmer yang telah dihancurkan
untuk menetralkan tingkat keasaman tanah. Mereka melakukannya dengan cara
menyebar bubuk hasil penghancuran batu kapur atau marmer tersebut ke atas
tanah. Terkadang juga mereka membakar/memanaskannya untuk
menghasilkan kapur yang dapat bereaksi dengan cepat dalam menetralkan
keasaman tanah.
Agus, C. 2007. Mineralogi untuk Ilmu Pertanian. Fakultas Kehutanan UGM. Yogyakarta.
Admin. 2017. Unsur Hara Makro Tanaman (5): Kalsium/Calcium (Ca). [Online]
Yulistiani, Winda. 2012. Dinamika Unsur Hara Makro di dalam Tanah dan Tanaman.
2019)