Hasil
Hasil
HASIL
Gambar 1: Profil radiasi global dan tersebar rata-rata per bulan di UGM
karena terserap oleh uap air dan terpantul oleh partikel debu. Oleh karena
data yang dihasilkan tidak menunjukkan kondisi distribusi spektrum radiasi
matahari, maka tidak dapat diketahui dengan jelas komponen udara mana yang
banyak terdapat didalam atmosfir di UGM. Dari kondisi pada Gambar 1 diperoleh
informasi bahwa untuk menghasilkan energi keluaran yang tinggi dari sebuah
modul surya yang akan dipasang di kota UGM maka modul surya harus dipasang
dengan kemiringan tertentu dari permukaan horizontal. Dengan demikian
penyerapan radiasi tersebar akan jauh lebih besar dari radiasi langsung. Informasi
lain yang diberikan dari profil radiasi global pada Gambar 3 adalah kondisi
rendahnya radiasi global matahari pada bulan Februari dibandingkan dengan
kondisi radiasi matahari pada bulan – bulan lainnya. Jika beban listrik yang akan
dilayani oleh pembangkit listrik tenaga surya stabil (tidak mengalami
peningkatan) maka untuk menjamin suplai daya yang konstan, kapasitas
pembangkitan harus dirancang berdasarkan nilai radiasi pada bulan terendah. Hal
ini untuk mengantisipasi kekurangan energi listrik yang dihasilkan pada bulan
Desember. Secara keseluruhan, kondisi radiasi global rata-rata
Gambar 2: Kondisi kelembaban udara di UGM per bulan selama kurun waktu
10 tahun
Sinar matahari di UGM tergolong tinggi yaitu sekitar 1763 kWh/m2 per
tahun dan cenderung stabil dengan rata-rata radiasi per bulan sebesar 139.75
kWh/m2. Kondisi ini menunjukkan penerapan pembangkitan energi dari tenaga
surya di UGM sangat potensial. Kondisi ini juga didukung oleh lamanya
penyinaran sinar matahari di UGM yaitu rata-rata sekitar 12 jam setiap bulannya
seperti ditunjukkan Gambar 3.