NIM : 20180611044017
NATRIUM
A. Pembuatan Natrium
Logam alkali pada umumnya diperoleh dengan mengelektrolisis lelehan garam
kloridanya atau NaCl. Misalnya logam natrium dibuat dengan mengelektrolisis campuran lelehan
NaCl dan CaCl2. Fungsi CaCl2 pada proses ini adalah menurunkan titik leleh NaCl.
Reaksi yang terjadi:
Katoda : Na+ (l) + e- Na (l)
Anoda : 2Cl- (l) Cl2 (g) + 2e-
Hasil : 2Na+ (l) + 2Cl- 2Na (l) + Cl2 (g)
Dua senyawa natrium yang penting untuk kita pelajari adalah NaOH dan Na2CO3.
B. Penggunaan Natrium
1. Natrium
Dewasa ini, penggunaan yang semakin penting dari natrium adalah sebagai cairan pendingin
(coolant) pada reaktor nuklir. Selain itu, karena merupakan reduktor kuat, natrium digunakan
pada pengolahan logam-logam tertentu seperti litium, kalium, zirkonium dan logam alkali yang
lebih berat. Natrium juga digunakan untuk membuat senyawa natrium yang tidak dapat dibuat
dari natrium klorida, seperti natrium peroksida (Na2O2). Sedikit natrium digunakan dalam lampu
natrium yang banyak digunakan sebagai penerangan jalan raya.
ALUMINIUM
A. Pembuatan Aluminium
Meskipun aluminium tergolong melimpah di kulit bumi, mineral ini dapat dijadikan
sumber komersial aluminium hanya bauksit. Bauksit mengandung aluminium yang adalah
aluminium oksida (Al2O3). Pengolahan aluminium dari bauksit ini berlangsung dalam dua
tahap. Tahap pertama adalah pemurnian bauksit sehingga diperoleh aluminium oksida murni
(alumina).
Aluminium diperoleh dengan elektrolisis lelehan bauksit Al2O3 dalam kriolit cair Na3AlF6 pada
proses Hall melalui 2 tahap, yaitu:
1. Pemurnian Al2O3 dari bauksit (alumina)
Ke dalam bauksit ditambahkan larutan NaOH pekat sehingga Al2O3 larut, sedangkan zat lain
tidak larut. Dipisahkan melalui penyaringan.
Al2O3 (s) + 2NaOH (aq) 2NaAlO2 (aq) + H2O (l)
Larutan NaAlO2 diasamkan.
NaAlO2 (aq) + H2O (l) + HCl (aq) Al(OH)3 (s) + NaCl (aq)
Endapan Al(OH)3 disaring & dipanaskan sehingga terurai.
Al(OH)3 (s) Al2O3 (s) + 3H2O (g) (panas)
2. Elektrolisis Al2O3 dengan kriolit cair
Al2O3 murni dicampur dengan kriolit Na3AlF6. Dinding bejana untuk elektrolisis terbuat dari
besi yang dilapisi grafit (katoda). Anodanya, batang karbon yang dicelupkan ke dalam campuran.
Larutan Al2O3 dalam kriolit dimasukkan ke dalam sel Hall-Heroult, kemudian dialiri listrik. Ion
Al3+ direduksi di katoda menjadi Al cair dan ion O2- dioksidasi di anoda menjadi gas oksigen.
Reaksi yang terjadi:
Al2O3(l) 2Al3+(l) + 3O2-(l)
Katoda : Al3+(l) + 3e Al(l) ×4
2-
Anoda : 2O (l) O2(g) + 4e × 3
Hasil : 4Al3+(l) + 6O2-(l) 4Al(l) + 3O2(g)
Gas oksigen yang terbentuk dapat bereaksi dengan anoda karbon membentuk CO2sehingga
anoda semakin habis dan pada suatu saat harus diganti.
Fungsi kriolit adalah untuk menurunkan titik leleh alumina yang awalnya sekitar 2000°C
menjadi 900°C.
B. Penggunaan Aluminium dan Senyawanya
1. Sektor industri otomotif: untuk membuat bak truk dan komponen kendaraan bermotor lainnya,
untuk membuat badan pesawat terbang.
2. Sektor pembangunan perumahan: untuk kusen dan jendela.
3. Sektor industri dan makanan: aluminium foil dan kaleng aluminium untuk kemasan berbagai jenis
produk makanan dan minuman.
4. Sektor lainnya: untuk kabel listrik, perabotan rumah tangga, dan barang kerajinan.
5. Membuat termit, yaitu campuran serbuk aluminium dengan serbuk besi (III) oksida. Termit
digunakan untuk mengelas baja di tempat, misalnya untuk menyambung rel kereta api.
Campuran itu bereaksi sangat eksoterm sehingga panas yang dihasilkan dapat melelehkan baja,
sementara besi yang terbentuk akan menyambung baja yang dilas.Persamaan reaksinya adalah:
2Al +Fe2O3 → Al2O3 + 2Fe
6. Aluminium sulfat [Al2(SO4)3]
Aluminium sulfat yang digunakan pada pengolahan air minum, yaitu untuk mempercepat
koagulasi lumpur koloidal.
MAGNESIUM
A. Pembuatan Magnesium
Di antara logam alkali tanah, magnesium paling banyak diproduksi. Sama seperti pembuatan
natrium, pembuatan magnesium juga dilakukan melalui elektrolisis lelehan garam kloridanya.
Dalam industri,magnesium dibuat dari air laut melalui tahap-tahap sebagai berikut. Mula-mula
air laut dicampur dengan kapur (CaO) sehingga magnesium mengendap sebagai magnesium
hidroksida (Mg(OH)2).
BESI
A. Pembuatan Besi
Besi diolah dari bijihnya dalam suatu tungku yang disebut tanur tiup (blast furnace).
Tanur tiup berbentuk silinder raksasa dengan tinggi 30 m atau lebih dan diameter bagian tengah
sekitar 8 m.
Bahan yang digunakan pada pengolahan besi, selain bijih besi adalah kokas (C) dan batu
kapur (CaCO3). Kokas berfungsi sebagai reduktor, sedangkan batu kapur berfungsi sebagai fluks,
yaitu bahan yang akan bereaksi dengan pengotor dalam bijih besi dan memisahkan pengotor itu
dalam bentuk cairan kental yang disebutterak (slag). Komposisi bahan-bahan tersebut
bergantung pada pengotor dalam bijih besi. Bijih besi mengandung pengotor, baik yang bersifat
basa seperti CaO, MgO, dan MnO. Akan tetapi, biasanya pengotor yang bersifat asam lebih
banyak, sehingga perlu ditambahkan fluks yang bersifat basa, yaitu CaCO3.
Proses/reaksi yang terjadi pada pengolahan besi scara garis besar sebagai berikut. Bijih
besi, kokas, dan batu kapur diumpankan dari puncak tanur, sementara dari bagian bawah
ditiupkan udara panas. Kokas terbakar pada bagian bawah tanur dengan membebaskan kalor,
sehingga suhu di daerah itu dapat mencapai 2000⁰C.
C(s) + O2(g) → CO2(g) + kalor
Ketika bergerak naik, gas CO2 yang baru terbentuk itu bereaksi lagi dengan kokas yang bergerak
turun membentuk CO.
CO2(g) + C(s) → 2CO(g)
Gas CO inilah yang akan mereduksi bijih besi secara bertahap.
(+3) (+3/+2) (+2) (0)
Fe2O3 → Fe3O4 → FeO → Fe
Tahap 1 : 3Fe2O3 +CO → 2Fe3O4 + CO2
Tahap 2 : Fe3O4 +CO → 3FeO + CO2
Tahap 3 : FeO + CO → Fe + CO2
Reaksi totalnya dapat dituliskan sebagai berikut.
Fe2O3(s) + 3CO(g) → 2Fe(l) + 3CO2(g)
Oleh karena suhu tanur sangat tinggi, besi yang terbentuk berupa lelehan. Reaksi pembentukan
terak yang menghilangkan pengotor berlangsung sebagai berikut.
CaCO3(s) → CaO(s) + CO2(g) (800-900⁰C)
CaO(s) + SiO2(s) → CaSiO3(l) (1200⁰C)
3CaO(s) + P2O5(g) → Ca3(PO4)2(l) (1200⁰C)
Besi yang dihasilkan dari tanur tiup disebut besi gubal (pig iron) atau besi kasar,
mengandung kira-kira 95% besi, 3-4% karbon, dan sisanya pengotor lain seperti Mn, Si, dan P.
Besi gubal bersifat keras tetapi rapuh. Pada umumnya, sebagian besar besi gubal langsung
diproses untuk membuat baja. Sebagian lain dapat dialirkan ke dalam cetakan sehingga
diperoleh besi tuang (cast iron). Besi tempa diperoleh dari besi gubal dengan mengurangi kadar
karbon. Besi tempa lebih lunak dan tidak rapuh.
B. Penggunaan Besi
Besi adalah logam yang paling luas dan paling banyak penggunaannya, yaitu sekitar 14 kali
total penggunaan semua logam lainnya. Hal tersebut disebabkan tiga alasan berikut.
1. Bijih besi relatif melimpah dan tersebar di berbagai penjuru dunia.
2. Pengolahan besi relatif mudah dan murah.
3. Sifat-sifat besi mudah dimodifikasi.
Kegunaan utama dari besi adalah untuk membuat baja. Baja adalah istilah yang digunakan
untuk semua logam campur (aliase) dari besi. Jenis baja sangat beragam, sehingga
penggunaannya sanagt luas, mulai dari mainan anak-anak, perkakas dapur, industri kendaraan,
konstruksi bangunan, jembatan, rel kereta api, dan sebagainya. Salah satu contoh baja yag paling
terkenal adalah baja tahan karat (stainless steels), yang merupakan paduan besi dengan kromium
(14-18%) dan nikel (7-9%). Baja tahan karat digunakan untuk membuat perkakas seperti
gunting, obeng, dan kunci; perkakas dapur seperti sendok, dan panic; dan sebagainya.
C. Pembuatan Baja
Logam-logam campur dari besi disebut baja. Perubahan yang harus dilakukan pada
pembuatan baja dari besi gubal, yaitu:
1. Menurunkan kadar karbon dari 3-4% menjadi 0-1,5%,
2. Menghilangkan pengotor seperti Si, Mn, dan P,
3. Menambahkan logam-logam campur seperti Ni dan Cr, sesuai dengan jenis baja yang akan dibuat.
Teknologi pembuatan baja secara murah dan cepat ditemukan oleh Henry Bessemer dari
Inggris pada tahun 1856. Setelah itu, terjadi perkembangan pesat. Pada tahun 1860,
dikembangkan tungku terbuka (open hearth furnance) oleh William Siemens, juga dari Inggris.
Kini, kebanyakan baja dibuat dengan tungku oksigen (basic oxygen process).
Tungku oksigen adalah silinder baja raksasa dengan pelapis yang bersifat basa pada
bagian dalamnya. Tungku ini berkapasitas sekitar 200 ton besi cair, 80 ton besi bekas, dan 18 ton
kapur (CaO) sebagai fluks. Ke dalam campuran yang berupa cairan yang sangat panas ini
ditiupkan oksigen murni melalui pipa berpendingin. Gas oksigen akan mengoksidasikan karbon
menjadi karbon monoksida (CO), sedangkan pengotor lainnya dipisahkan ke dalam terak. Proses
pembuatan baja dengan tungku oksigen hanya memerlukan waktu sekitar 22 menit.
Beberapa jenis baja diberikan pada Tabel berikut