Pembimbing :
dr. Siswarni, Sp.KFR
Disusun Oleh :
CASE REPORT
STIFFNESS WRIST DEXTRA ET CAUSA BRACHIAL PLEXUS INJURY
DEXTRA
1
Diajukan Oleh :
Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Pembimbing Ilmu Kedokteran Fisik dan
Rehabilitasi Bagian Program Pendidikan Profesi Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Pembimbing:
dr. Siswarni, Sp.KFR (...............................)
Dipresentasikan dihadapan:
dr. Siswarni, Sp.KFR (...............................)
2
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PENDERITA
Nama : Tn. W
Umur : 53 tahun
Alamat : Tegal Kragilan 14/ 7 Brangkal Klaten
Pekerjaan : Pemecah batu
No. RM : 298xxx
Tanggal Pemeriksaan : 2 Oktober 2018
II. ANAMNESIS
A. Keluhan Utama: sendi lutut kanan terasa ada bunyi krek-
krek
3
dalam seminggu di RSO Dr. dr. R.Soeharso Solo. Pasien juga mengaku akan
melakukan operasi agar tangannya dapat digerakkan. Pasien masih bisa
merawat dirinya sendiri seperti mandi dan makan sendiri sehingga hanya
memerlukan bantuan kecil saja.
C. Status Fungsional
1. Mobilitas : Terganggu
2. Aktifitas kehidupan sehari-hari : Terganggu
3. Kognitif : Baik
4. Komunikasi : Baik
D. Riwayat Psikososial
1. Dukungan keluarga : Baik
2. Status lingkungan : Baik
3. Riwayat pekerjaan dan pendidikan : Baik
4. Riwayat psikiatri : Tidak ada gangguan mental
E. Riwayat Penyakit Dahulu
1. Riwayat hipertensi : disangkal
2. Riwayat DM : disangkal
3. Riwayat penyakit jantung : disangkal
4. Riwayat asma : disangkal
5. Riwayat mondok di Rumah Sakit : disangkal
F. Riwayat Penyakit Keluarga
1.
Riwayat hipertensi : disangkal
2.
Riwayat DM : disangkal
3.
Riwayat penyakit jantung : disangkal
4.
Riwayat asma : disangkal
G. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien merupakan tulang punggung keluarga dan memiliki 5 orang anak,
dimana anak keempat pasien menderita hydrocephalus.
4
2. Nadi : 71x / menit
3. Frekuensi nafas : 20x / menit
4. Suhu : 36,8oC
D. VAS : 4 (Sedang)
E. Tinggi Badan : tidak dilakukan pemeriksaan
2. Jantung :
a. Inspeksi : iktus cordis tidak tampak
b. Palpasi : iktus kordis teraba di SIC V linea midklavikula sinistra
c. Perkusi : konfigurasi jantung dalam batas normal
d. Auskultasi : BJ I-II reguler, murmur (-) , gallop (-)
H. Abdomen :
1. Inspeksi : datar, venektasi (-)
2. Auskultasi : bising usus normal
3. Perkusi : timpani
4. Palpasi : supel, hepar/ lien tidak teraba, nyeri tekan (-), massa (-)
I. Vegetatif : BAB dan BAK dalam batas normal
5
V. SISTEM NEUROMUSKULOSKELETAL
Postur : dapat duduk dan berdiri
Gait : normal
Nervi cranialis : dalam batas normal
Status lokalis regio ekstremitas superior dextra
L : terdapat bekas luka operasi dari lengan atas hingga telapak tangan,
edema (+) pada ibu jari, telunjuk, jari tengah, dan jari manis, deformitas (+)
F : nyeri tekan (+), sensibilitas (+)
M : nyeri gerak (+), ROM terbatas
6
Motorik :
Superior Inferior
Babinski (-/-)
Chaddock (-/-)
Hoffman (-/-)
Refleks Patologis Oppenheim (-/-)
Tromner (-/-)
Gordon (-/-)
Schaefer (-/-)
7
Range of Motion
Ekstensi 0° 0º 0° 0º
Elbow
Pronasi 0-75° 0-75° 0 0-75°
8
PIP Fleksi 0-45º 0-100º 0 60-90º
Shoulder Fleksor 0 5
Ekstensor 0 5
Abduksi 0 5
Adduksi 0 5
Eksorotasi 0 5
Endorotasi 0 5
Elbow Fleksor 0 5
Ekstensor 0 5
Wrist Fleksor 0 5
Ekstensor 0 5
Activity Barthel score Score
Feeding
0 = unable 5
5 = butuh bantuan memotong, mengoleskan mentega, dll,
atau membutuhkan modifikasi diet
10 = independen
Bathing
0 = dependen 0
5 = independen (atau menggunakan shower)
Grooming
0 = membutuhkan bantuan untuk perawatan diri 5
5 = independen dalam perawatan muka, rambut, gigi, dan
bercukur
9
Dressing
0 = dependen 5
5 = membutuhkan bantuan, tapi dapat melakukan
sebagian pekerjaan sendiri
10 = independen (termasuk mengancingkan resleting,
menalikan pita, dll.
Bowel
0 = inkontinensia (atau membutuhkan enema) 10
5 = occasional accident
10 = kontinensia
Bladder
0 = inkontinensia atau memakai kateter dan tidak mampu 10
menangani sendiri
5 = occasional accident
10 = kontinensia
Toilet use
0 = dependen 10
5 = membutuhkan bantuan, tapi dapat melakukan
beberapa hal sendiri
10 = independen (on and off, dressing)
Transfer
0 = unable, tidak ada keseimbangan duduk 15
5 = butuh bantuan besar (satu atau dua orang, fisik),
dapat duduk
10 = bantuan kecil (verbal atau fisik)
15 = independen
Mobility
0 = immobile atau < 50 yard 15
5 = wheelchair independen, > 50 yard
10 = berjalan dengan bantuan satu orang (verbal atau
fisik) > 50 yard
15 = independen (tapi dapat menggunakan alat bantu
apapun, tongkat) > 50 yard
Stairs
0 = unable 10
5 = membutuhkan bantuan (verbal, fisik, alat bantu)
10 = independen
Total (0-100) 85
(independen)
UKURAN ATROFI
10
Pedis - -
11
VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Pemeriksaan Radiologis
B. Pemeriksaan Laboratorium
VII. DIAGNOSIS
A. Diagnosis Klinis :
Post ORIF Non Union Close Fracture Shaft Femur tipe Distal Cominuted Dextra
B. Diagnosis Fungsional :
1. Impairment : Post ORIF Non Union Close Fracture Shaft Femur tipe
Distal Cominuted Dextra
2. Disability : Penurunan fungsi anggota gerak bawah kanan
3. Handicap : Pasien mengalami gangguan dalam melakukan pekerjaan
dan aktivitas sehari-hari
12
B. Jangka Panjang
Mempersiapkan pasien agar mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara
mandiri dan kembali mengikuti kegiatan dalam masyarakat.
X. TERAPI
A. Farmakologi
1. Injeksi antibiotik
2. Injeksi analgetik
B. Non Farmakologi
1. Rehabilitasi Medik
13
XI. PROGRAM REHABILITASI MEDIK
Program rehabilitasi pada fraktur shaft femur yang difiksasi menggunakan
plate and screw fixation adalah pasien tetap dalam keadaan non-weight bearing
dengan menggunakan bantuan crutches selama 8-12 minggu. Weight bearing tidak
boleh dilakukan sampai terdapat bukti bahwa sudah terbentuk konsolidasi dari
fraktur yang ditunjukkan pada hasil dua radiografiis biasanya selama 3-6 bulan.
Fase 1(
phase 2
phase 3
remove brace
ambulate with crutches until achieving full weight bearing in single leg stance
stress active ROM and active assisted ROM of the knee after cast
removal
14
XII. EDUKASI
A. Menjelasan kepada pasien dan keluarganya mengenai penyakitnya, faktor
resiko serta komplikasinya.
B. Menyarankan agar tetap kontrol teratur kerumah sakit
C. Mengajarkan latihan peningkatan koordinasi ADL dengan tangan kanan
tanpa beban
D. Memotivasi keluarga untuk memberikan support mental, dan memberikan
suasana yang aman dan nyaman bagi penderita.
E. Mengajarkan untuk mengompres dengan es apabila nyeri dan edema tidak
berkurang
F. Mengedukasi pasien untuk tidak boleh membawa beban berat dengan
tangan kiri sampai kondisi tulang membaik
XIII. PROGNOSIS
Ad vitam : bonam
Ad sanam : dubia ad malam
Ad fungsionam : dubia ad malam
15