Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dilihat dari kegunaanya beton mempunyai daya tahan yang sangat baik
terhadap air, terbuktipada bangunan beton untuk kontruksi bangunan air seperti
pelimpah pada bendungan, saluran , talang dan pilar pada jembatan.beton segar
(fresh concreat)merupakan bahan yang padat dan keras.
Beton jika dilihat dari kekuatannya tentu tidak sekuat baja, namun
demikian kenapa kontruksi beton sangat luas digunakan.Pertama beton
mempunyai daya tahan yang sangat baik terhadap air.Daya tahan ini telah terbukti
pada penggunaan beton untuk kontruksi bangunan air seperti pelimpah pada
bendungan, bangunan air, saluran, pipa air bersih, talang dan pilar
jembatan.Kedua beton mudah dibentuk sesuai dengan ukuran yang diinginkan
dan mengikuti bentuk cetakannya.
Kemudahan ini disebabkan oleh beton segar (fresh concrete) merupakan
bahan plastis, yang dapat mengalir dalam cetakan dan setelah bebarapa jam atau
hari cetakan dapat dibuka dan beton segar tersebut telah berubah menjadi bahan
yang padat dan keras. Ketiga bahan kontruksi tersebut murah dan materialnya
mudah didapat. Oleh karenanya, beton dipertimbangkan sebagai bahan material
utama kontruksi untuk masa depan.
Namun sebaliknya, peningkatan pembangunan perumahan.Jalan,
jembatan, kontruksi pantai dan bangunan air menyebabkan meningkatnya
kebutuhan semen atau disebut juga Ordinary Porland Cemen (OPC).
Dalam proses pembuatan OPC tersebut memerlukan energy yang sangat tinggi
dan menghasilkan emisi berupa karbon dioksida (CO2). Sebagai contoh untuk
menghasikan satu ton semen porland melepaskan sekitar satu ton emisi CO2 ke
atmisfir.Emisi tersebut dihasilkan dari pembakaran batu kapur (limestone) sebagai
bahan utama.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka
yang akan diteliti ialah bagaimana cara menghindari terjadinya korusi pada besi
dan kesalahan-kesalahan apa yang terjadi sehingga terjadinya keretakan pada
beton, sehingga masalah-masalah tersebut berjalan sesuai dengan sebagaimana
mestinya.

1.3 RUANG LINGKUP MASALAH


Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah, maka tujuan
penulis melakukan praktek ialah :

1. Agar korusi pada besi dapat dihindari, sehingga tidak mempengaruhi


kekuatan dari beton.
2. Untuk menghindari gelembung-gelembung udara pada beton yang
mempengaruhi kekuatan beton tersebut.
3. Mencari penyebab terjadinya keretakan pada beton.

1.4 KEGUNAAN PRAKTEK


Kegunaan praktek ini sangatlah banyak, baik untuk para mahasiswa yang
melakukan praktek maupun masyarakat banyak.Diantaranya bagi para mahasiswa
yang melakukan praktek kerja beton yaitu memperoleh ilmu pengatahuan dan
dapat menerapkannya dilapangan. Sedangkan bagi masyarakat yaitu dapat
mempergunakan bangunan dengan tanpa rasa was-was akan terjadinya kerusakan
yang fatal.

2
BAB II
DASAR – DASAR TEORI

2.1 PENGERTIAN BETON


Beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat dari
kombinasi agregat dan pengikat semen.Bentuk paling umum dari beton adalah
beton semen porland yang terdiri dari agregat mineral (biasanya kerikil dan pasir,
semen dan air).
Sebenarmya, beton tidak menjadi padat karena air menguap, tetapi semen
berhidrasi. Beton biasanya digunakan untuk membuat perkerasan jalan, struktur
bangunan, pondasi, jalan, jembatan penyebrangan, struktur parker, dasar untuk
gerbang dan semen dalam bata atau tembok blok.
Dalam perkembangan beton banyak ditemukan beton baru hasil
modifikasi, seperti beton ringan, beton somprot, beton fiber, beton berkekuatan
tinggi, dan lain-lain sebagainya.

2.1.1 Klasifikasi Beton


1. Beton Ringan (1200 – 2000 Kg/m3)
Beton biasa ditambah dengan agregrat tambahn seperti :
a. Perlit
b. Terak halus
c. Batu apung
d. Sabak
e. Vermikulit
f. Skali
2. Beton Kerikil (2300 – 2400 Kg/m3)
Beton biasa dengan bahan tambahan seperti :
a. Pasir
b. Kerikil
c. Pecahan batu

3
3. Beton Berat (2500 Kg/m3)
Beton berat dengan bahan tambahan seperti:
a. Batuan berat.
b. Bijih besi.
4. Buangan logam.
5. Beton bertulang yaitu beton yang mengandung batang tulangan
dan rencana berdasarkan anggapan bahwa kedua bahan tersebut
bekerja sama memikul gaya-gaya.
6. Beton tak bertulang yaitu beton yang tidak mengandung batang
tulangan.
7. Beton prategang yaitu beton bertulang dimana didalamnya
telah ditimbulkan tegangan-tegangan intern dengan nilai dan
pembagian yang sedemikian rupa sehingga tegangan-tegangan
akibat beban luar dapat dinetralakan sampai suatu taraf yang
diinginkan.
8. Betok pracetak yaitu bagian-bagian beton bertulang atau tak
bertulang yang dicetak dalam kedudukan akhirnya didalam
kontruksi.

2.1.2 Bahan-bahan Beton


1. Semen Portland atau PC, sebagai bahan pengikat.
2. Agregrat halus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a. Agregrat halus terdiri dari butir-butir yang tajam dan
kasar, disamping itu juga harus bersifat kekal artinya
tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca
seperti terik matahari.
b. Agregrat halus tidak boleh mengandung Lumpur lebih
dari 5 %.

4
3. Agregrat kasar harus memenuhi criteria sebagai berikut:
a. Agregrat kasar untuk beton dapat berupa kerikil atau
berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu
pada umumnya agregrat kasar berdiameter butiran lebih
dari 5 mm.
b. Agregrat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras
dan tidak berpori. Butir agregrat kasar harus bersifat
kekal artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-
pengaruh cuaca sperti terik matahari dan hujan.
c. Agregrat kasar tidaik boleh mengandung zat-zat reaktif
alkali.
d. Besar butir5an agregrat maksimum tidak boleh lebih
dari 1/5 jarak terkecil antara bidang-bidang samping
dari cetakan, 1/3 dari tebal pelat atau ¾ dari jarak bersih
minimum diantara batang-batang atau berkas-berkas
tulangan.

4. Air harus memenuhi syarat-syarat yang harus digunakan dlam


pembuatan beton sebagai berikut :
a. Air untuk membuat dn perawata tidak boleh
mengandung minyak, asam alkali, garam-garam bahan-
bahan lain yang merusak beton atau baja tulangan
dalam hal ini sebaiknya digunakan air bersihh yang
dapat diminum.
b. Jumlah air dapat dipakai untuk membuat adukan beton
dapat ditentukan dengan ukuran isi atau ukuran berat
dan harus dilakukan setepat-tepatnya.

5
5. Baja batang tulang
a. Mutu batang tulangan.
Reg. Leleh karakteristik yang memberikan
Mutu Sebutan
Reg. tetap 0,2 % ( Kg/cm2)
U-22 Baja lunak 2200
U-24 Baja lunak 2400
U-32 Baja sedang 3200
U-39 Baja keras 3900
U-48 Baja keras 4800

b. Kawat pengikat harus terbuat dari baja lunak dengan


diameter minimum 1 mm yang telah dibersihkan
terlebih dahulu dan tidak bersepuh seng.

2.1.3 Bahan Pembantu


Contoh bahan pembantu antara lain :
1. Water redukcer digunakan untuk memperbaikai workability,
mempertinggi kuat tekan dan menstabilkan keawetan.
2. Accelator digunakan mempercepat proses hidrasi semen.
3. Retarder digunakan memperlambat proses hidrasi semen,
perlambatan berlangsung 1-3 jam.
4. Air entraining agent digunakan mengontrol kadar udara dalam
beton, menambah keawetan beton mencegah terjadinya segresi
dan bleeding serta menambah kerapatan air.

2.1.4 Keuntungan dan Kerugian dari beton


1. Keuntungan dari beton adalah :
a. Bisa dibuat dalam segala bentuk kontruksi.
b. Mampu memikul beban yang berat.
c. Tahan terhadap temperatur yang tinggi.
d. Biaya pemeliharaan yang kecil.
e. Tahan gempa dan tahan karat

6
2. Kerugian dari beton.
a. Bentuk yang telah dibuat sulit untuk dirubah.
b. Pelaksanaan pekerjan membutuhkan ketelitian yang tinggi.
c. Berat sendiri yang besar.
d. Daya pantul suara yang besar.

2.2 TULANGAN
Berdasarkan daftar pembengkokan, panjang pasaran baja beton dibagi
seekonomis mungkin dalam panjang tertentu, pengayaman tulangan dilokasi
penyimpanan dengan membawa gunting pemotong, kawat pengikat dan sebundel
tulangan diputus, kemudian dicari diameter batang kecil-kecil yang dibutuhkan
dan diletakkan terpisah panjang yang dipotong adalah panjang total menurut
daftar pembengkokan dengan panjang kait, disini harus :
1. Persiapan untuk melakukan pemotongan sesuai dengan ukuran
sebelum dipotong batang tulangan ditandai dengan kapur.
2. Pemotongan dilakukan batang perbatang.
3. Panjang yang dipotong adalah panjang total menurut daftar
pembengkokan ditambah dengan panjang kait.
4. Baja beton dibagi seekonomis mungkin dalam panjang tertentu
panjang pasaran tulangan 6 m, 9 m, 12 m.

2.2.1 Kait
1. Kait harus kait penuh, kait miring dan kait tegak/lurus, panjang
untuk kait penuh sebesar 4 d atau 4 dp, kait miring 5d atau 5 dp
sedangkan untuk kait tegak/lurus 5d atau 5 dp, dimana d adalah
diameter batang polos dan dp adalah diameter batang polos dan
dp adalah diameter batang yang diprofilkan.
2. Kait-kait sengkang harus berupa kait miring yang melingkari
batang sudut mempunyai bagian yang lurus paling sedikit 6x
diameter batang dengan minimum 5 cm.
3. Bengkokan harus mempunyai diameter internasional sebesar
paling sedikit 5 dp atau 5 dp.

7
2.2.2 Bengkokan tulangan
1. Batang tulangan tidak boleh dibengkokan atau diluruskan
kembali dengan cara-cara yang merusak tulangan itu.
2. Batang tulangan yang diprofilkan, setelah dibengkokan dan
diluruskan kembali tidak boleh dibengkokan lagi dalam jarak
60 cm dari bengkokan sebelumnya.
3. Batang tulangan yang tertanam sebagai didalam beton tidak
dibengkokan atau diluruskan dilapangan.
4. Membengkokan dan meluruskan batang tulangan harus
dilakukan dalam keadaan dingin.
5. Batang tulangan yang dibengkok dengan pemanasan tidak
boleh didinginkan dengan jalan disiram.
6. Penggunaan bending besi disesuaikan dengan diameter baja
tulangan yang akan dibengkokan.

2.2.3 Table Berat Besi

Jenis  mm Berat nominal/satuan panjang


Polos Deform Kg/m Kg/12 m
P6 D6 0.222 2.66
P8 D8 0.395 4.66
P9 D9 0.499 5.99
P10 D10 0.617 7.40

2.2.4 Pemotongan dan bengkokan.


- Kait penuh

L=a+8d

8
- Kait miring sengkang

L=a+8d

- Kait tegak/lurus

 6 d/  5 cm

9
2.2.5 Toleransi pada pemotongan dan pembengkokan tulangan.
1. Batang tulangan harus dipotong dan dibengkokan sesuai dengan yang
ditunjukan dalam gambar-gambar rencana dengan toleransi-toleransi yang
disyaratkan.
2. Terhadap panjang total batang lurus yang dipotong menurut dan terhadap
panjang total dan ukuran intern dari batang yang dibengkokan ditetapkan
toleransi sebesar  25 mm terhadap panjang total batang yang diserahkan
menurut suatu ukuran ditetapkan toleransi sebesar > 50 mm dan < 25 mm.
3. Terhadap jarak turun total dari batang yang dibengkokan ditetapkan
toleransi sebesar  6 mm untuk jarak 60 cm atau kurang dan sebesar 
12 mm untuk jarak lebih dari 60 cm.
4. Terhadap ukuran luar dari sengkang, lilita danikatan-ikatan ditetapkan
sebesar  6 mm.

2.2.7 Mengikat baja beton.


Berkaitan dengan pemasangan dan pengikatan tulangan harus dilakukan
seakurat mungkin sesuai rancangan agar sebelum dan sesudah pengecoran,
tulangan tidan berkarat, bahan yang umum dipakai agar sambungan batang-batang
persilangan tidak bergerak yakni kuat pengikatan dengan diameter kawat 1 mm
tergantung dari gaya-gaya yang diperkirakan akan bekerja pada sambungan, ada
beberpa macam tipe pengikatan pada besi tulangan.

a. Pengikatan silang digunakan untuk menghubungkan batang-batang


yang bersilang.
b. Pengikatan sadel digunakan untuk menghubungkan sengkang-
sengkang dengan empat batang tulangan.
c. Pengikatan rangkap (double) membuat sambungan ekstra kuat.

10
2.2.7 Pemasangan Tulangan.
1. Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak, kulit giling dan karat lepas serta
bahan-bahan lain yang mengurangi daya lekat.
2. Tulangan harus dipasang sedemikian rupa hingga sebelum dan selama
pengecoran tidak berubah tempatnya.
3. Perhatikan khusus perlu diberikan terhadap ketepatan tebal penutup beton.
Untuk itu tulangan dipasang dengan penahan jarak terbuat dari beton
dengan mutu paling sedikti sama dengan mutu beton yang akan dicor.
Penahan-penahan jarak dapat berbentuk blok-blok yang tinggi. Perhatikan
khusus perlu diberikan terhadap ketepatan letak dari tulangan pelat yang
dibengkokan yang harus melintasi tulangan yang berbatasan.

2.2.8 Toleransi pada pemasangan tulangan.


1. Terhadap kedudukan diarah ukuran kontruksi yang terkecil ditetapkan
toleransi sebesar  6 mm untuk ukuran lebih dari 60 cm.
2. Terhadap kedudukan bengkokan diarah memanjang ditetapkan toleransi
sebesar  50 mm, kecuali pada bengkokan akhir.
3. Terhadap kedudukan bengkokan akhri dari batang ditetapkan toleransi
sebesar  25 mm, dengan syarat tambahan bahwa tebal penutup beton
diujung batang memenuhi yang disyaratkan.
4. Terhadap kedudukan batang-batang tulangan pelat dan dinding ditetapkan
toleransi dibidang sebesar  50 mm.
5. Terhadap kedudukan dari sengkang-sengkang, lilitan-lilitan spiral dan
ikatan-ikatan lainnya ditetapkan toleransi sebesar  25 mm.

11
BAB III
JOB-JOB YANG DILAKSANAKAN

3.1 MEMBUAT BETON DEKING


3.1.1 Dasar Teori
Beton tahu atau beton deking berfungsi untuk membuat sela atau
jarak antara permungkaan bekisting dengan tulangan, sehingga pada waktu
pengecoran nanti bias terbentuk selimut beton.

3.1.2 Tujuan
Beton deking adalah beton yang bertujuan untuk melindungi
tulangan dari pengaruh bahan kimia, dan menjaga dari terjadinya korosi
pada tulangan sehingga menjaga keawetan beton. Beton deking yang akan
dibuat, mempunyai ukuran penampang 5 x 5 cm dan ketebalan 2,5 cm.

3.1.3 Peralatan dan Bahan


Peralatan yang digunakan :
1. Sekop
2. Pacul
3. Cetakan
4. Palu
5. Ruskam
6. Sendok spesi
7. Kakak tua
8. Ember
9. Jidar
10. Gerobak
11. Meteran
12. Siku siku

12
Bahan yang digunakan :
1. Semen
2. Pasir
3. Air
4. Plastik
5. Kawat Pengikat

3.1.4 Keselamatan Kerja


1. Ikutilah petunjuk instruktur.
2. Pakailah selalu pakaian kerja selama bekerja (safety).
3. Sebelum bekerja, periksa semua alat dan bahan yang akan
digunakan dalam keadaan baik dan aman.
4. Pakai alat sesuai dengan fungsinya.
5. Pusatkan pikiran dan perhatikan pada pekerjaan.

3.1.5 Langkah Kerja


1. Siapkan bahan dan peralatan yang diperlukan.
2. Periksalah ukuran bekisting dan beri tanda pada pada bekisting
sesuai dengan ukuran beton deking.
3. Letakkan bekisting diatas kertas plastik.
4. Siapkan kawat pengikat tulangan dengan ukuran yang sudah
ditentukan.
5. Bentuk kawat tesebut dengan memutir kedua ujung kawat.
6. Lakukan pengayakan pada pasir.
7. Campuran 2 bagian pasir dengan 1 bagian semen Portland
hingga homogen.
8. Tuangkan semen, pasir dan air sesuai dengan perhitungan
volume beton deking.
9. Adukan yang telah siap dituangkan pada cetakan yang telah
dibuat
10. Ratakan permukaan beton.

13
11. Biarkan  5 menit hingga genangan air tidak nampak diatas
permukaan adukan.
12. Bentuklah menjadi potongan-potongan 5 x 5 cm berdasarkan
tanda yang sudah diberikan sebelumnya.
13. Masukkan kedalaman adukan ¾ bagian tebal ( panjang kawat
yang telah dibentuk 20-25 cm)
14. Biarkan adukan mengeras (  1 hari), setelah itu buka
bekisting dan pisahkan beton tersebut.

3.1.6 Volume Beton Deking

Dik : P = 60 Cm
l = 60 Cm
t = 2,5 Cm
FAS ( Faktor Air Semen ) = 0,7
Faktor Gembur = 1,8

Penyelesaian :

 Volume acuan = pxlxt


= 60 cm x 60 cm x 2,5 cm = 9000 cm3 = 9L

Perbanding yang digunakan = 1 Pc : 2 Ps


Maka, volume acuan x factor gembur = 9 liter x 1,8 = 16,2 liter

 Volume semen
Pc : 1/3 x 16,2 liter = 5,4 liter
Ps : 2/3 x 16,2 liter = 10,8 liter
Air : Fas x Volume semen = 0,7 x 5,4 liter = 3,78 liter

14
3.1.7 Dokumetasi

15
3.2 MEMBUAT KANSTIN

3.2.1 Dasar Teori

Kanstin adalah material beton pracetak yang bias digunakan sebagai


trotoar, pembatas bahu jalan, taman dan lain sebagainya. Fungsi kanstin
adalah sebagai penahan atau pengunci susunan blok paving yang dipasang
agar tidak bergeser atau dipindahkan posisi kompilasi terpasang. Proses
pemasangan kanstein adalah proses yang dilakuan sebelum memasang
konblok.hal ini sangat berguna sekali untuk memudahkan mencari sudut lurus
dari naat-naatnya.

3.2.2 Tujuan

Tujuan dari pembuatan kanstin adalah sebagai penguji agar susunan paving
block yang dipasang tidak bergeser dari susunan pemasangannya dan juga
mudah untuk menapatkan sudut lurus dan nat nya.

3.2.3 Petunjuk

 Baca dan pelajari lembaran kerja dengan seksama.


 Bartanyalah pada instruktur,jika ada suatu hal yang kurang
dimengerti.
 Bekesting harus disiram air, sebelum dituangi adukan beton.
 Laporkan hasil pekerjaan kepada instruktur , jika telah selesai .

3.2.4 Alat-alat dan bahan:

 Palu , sekop , ember , kakak tua , cangkul , pemotong tulangan


,kayu, paku, roll meter.
 Semen , pasir , kerikir , baja tulangan , kawat bindrat , air , plastik /
kertas semen .

16
3.2.5 Keselamatan kerja :

 Hati-hati dan pusatkan perhatian pada pekerjaan .


 Pergunakan alat sesuai dengan fungsinya.
 Pakai pakaian kerja dengan lengkap.
o Bekerja sesuai arahan dari instruktur dan berpedoman pada job
sheet.

3.2.6 Langkah kerja :

1. Persiapkan bahan peralatan yang diperlukan .


2. Periksa keadaan bekesting diatas kertas semen / plastik .
3. Letakkan bekesting diatas kertas semen / plastik .
4. Buatlah jaringan tulangan sederhana menurut gambar .
5. Aduk beton hingga merata pencampuran bahannya .homogenitas
pencampuran bahan dapat dilihat dari warna aduk yang sama .
6. Sebelum adukan beton di masukkan kedalam bekisting, kaitkan
jaringan tulangan sederhana tadi kedalam bekisting kemudian,
7. Masukkan beton kedalam bekesting dan padatkan dengan
menggunakan kayu pemadat.
8. Ratakan permukaan beton dengan ruskam .
9. Biarkan adukan mengeras (  3 hari ) sambil disiram beton
menggunakan air.

17
3.2.7 Volume Beton Kanstin

Dik : p =40
L =10
t =20
Penyelesaian :
volume =p x l x t
V = 40 x 20 x 10
V = 8000 cm3 = 8 L
volume acuan x factor gembur
8L x 1,85 = 14,8
Volume semen :
Pc : 1/6 x 14,8 liter = 2,47 liter

Ps : 2/6 x 14,8 liter = 4,94 liter

Kr : 3/6 x 14,8 liter = 7,4 liter

Air : Fas x Volume semen .

0,7 x 2,47 = 1,729 liter

Kontrol :
14,8 = pc + ps + pk

14,8 = 2,47 + 4,94 + 7,4

14,8 = 14,8

18
3.2.8Dokumentasi

19
3.3 TULANGAN KOLOM PEMBENGKOKAN BEGEL
3.3.1 Dasar Teori
Begel dapat di definisikan sebagai pengikat tulangan besi pada
kolom pondasi, yang berfungsi untuk menahan beban yang diberikan oleh
ring balok.

3.3.2 Tujuan
Pembengkokan begel bertujuan untuk membentuk kait untuk
mengikat tulangan.
3.3.3 Peralatan dan Bahan
Peralatan yang digunakan :
1. Meter
2. Gunting
3. Bending
4. Tang
5. Kakak tua
Bahan yang digunakan :
1. Besi tulangan
2. Kawat bindrat
3. Kapur
4. Penyanggah tulangan

3.3.4 Keselamatan Kerja


1. Ikutilah petunjuk instruktur.
2. Pakailah selalu pakaian kerja selama bekerja (safety).
3. Sebelum bekerja, periksa semua alat dan bahan yang akan
digunakan dalam keadaan baik dan aman.
4. Pakai alat sesuai dengan fungsinya.
5. Pusatkan pikiran dan perhatikan pada pekerjaan.

20
3.3.5 Langkah Kerja
1. Persiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. Potong baja tulangan sesuai dengan daftar pemotongan.
3. Bengkokkan baja tulangan sesuai dengan gambar kerja dengan
bending.

3.3.6 Dokumentasi

21
3.4 TULANGAN KOLOM
3.4.1 Dasar Teori
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka (frame) struktur
yang memikul beban dari balok, kolom meneruskan beban-beban dari
elevasi atas ke elevasi yang lebih bawah hingga akhirnya sampai ke tanah
melalui pondasi.

3.4.2 Tujuan
Tujuan pembuatan kolom adalahsebagai penerus beban seluru
banguanna ke pondasi. Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan
berat bangunan dan beban lain seperti beben hidup ( manusia dan barang-
barang),serta beban hembusan anggin.

3.4.3 Peralatan dan Bahan


Peralatan yang digunakan :
1. Roll meter
2. Gunting
3. Bending
4. Kakak tua
Bahan yang digunakan :
1. Besi
2. Kawat bindrat
3. Penyanggah tulangan
3.4.4 Keselamatan Kerja
1. Pusatkan perhatian pada pekerjaan.
2. Gunakan seragam dan sepatu kerja.
3. Simpan alat yang tidak digunakan pada tempatnya.
4. Jangan dimasukkan alat tajam dipakaian kerja.
5. Ikutilah petunjuk intrusktur.

22
3.4.5 Langkah Kerja
1. Sediakan alat dan bahan yang digunakan.
2. Lakukanlah pemotongan dan pembengkokan sesuai dengan
dafatr.
3. Bengkokan tulangan yang telah dibuat dirangkai dengan
meletakkan tulangan utama pada posisi horizontal diatas
penyangga tulangan.
4. Kemudian masukan tulangan sengkang (begel) pada tulangan
pokok.
5. Atur begel sesuai dengan gambar kerja dan ikatlah dengan
kawat bindrat pada tulangan pokoknya.

23
3.4.6 Dokumentasi

24
BAB IV
PENUTUP

4.1 SIMPULAN
Dari praktek kerja beton yang telah dilakukan, penulis dapat menarik
beberapa simpulan :
1. Lembaran kerja (job sheet) harus dipelajari dengan baik sebelum
memulai pekerjaan.
2. Pada saat pembengkokan begel harus mengetahui dulu berapa ukuran
besi yang akan dikerjakan, sehingga tidak terjadi masalah pada saat
mengerjakannya.
3. Untuk memperoleh hasil yang sempurna, ketelitian dan kesabaran yang
harus diutamakan dalam pekerjaan.
4. Sebelum memulai pengecoran menghitung volume beton terlebih
dahulu agar bahan yang digunakan sesuai dengan yang diperlukan.

4.2 SARAN
Dari pengalaman yang telah kami lakukan pada pekerjaan beton, penulis
mengharapkan kepada instruktur / dosen pembimbing beberapa hal :
1. Kami mengharapkan pembimbing dapat selalu mengawasi kami pada
saat praktek.
2. Bila instruktur dalam keadaan sibuk dan tidak bisa mendampingi kami
pada saat bekerja, kami mengharapkan supaya instruktur dapat
melakukan pengecekan beberapa kali, sehingga bila dapat kesalahan
kami dapat memperbaikinya dengan cepat.
3. Kami berharap peralatan yang ada dibengkel harus layak dipakai
semua, agar tidak terjadi kesalahan pada waktu pengerjaannya.

25
LAMPIRAN GAMBAR ALAT DAN BAHAN

Bending Kakak tua

Meteran Sekop

26
Gergaji besi Palu baja

Kakak tua Palu

27
Ruskam Air

Semen Pasir

28
Besi Kawat

29

Anda mungkin juga menyukai