PENDAHULUAN
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka
yang akan diteliti ialah bagaimana cara menghindari terjadinya korusi pada besi
dan kesalahan-kesalahan apa yang terjadi sehingga terjadinya keretakan pada
beton, sehingga masalah-masalah tersebut berjalan sesuai dengan sebagaimana
mestinya.
2
BAB II
DASAR – DASAR TEORI
3
3. Beton Berat (2500 Kg/m3)
Beton berat dengan bahan tambahan seperti:
a. Batuan berat.
b. Bijih besi.
4. Buangan logam.
5. Beton bertulang yaitu beton yang mengandung batang tulangan
dan rencana berdasarkan anggapan bahwa kedua bahan tersebut
bekerja sama memikul gaya-gaya.
6. Beton tak bertulang yaitu beton yang tidak mengandung batang
tulangan.
7. Beton prategang yaitu beton bertulang dimana didalamnya
telah ditimbulkan tegangan-tegangan intern dengan nilai dan
pembagian yang sedemikian rupa sehingga tegangan-tegangan
akibat beban luar dapat dinetralakan sampai suatu taraf yang
diinginkan.
8. Betok pracetak yaitu bagian-bagian beton bertulang atau tak
bertulang yang dicetak dalam kedudukan akhirnya didalam
kontruksi.
4
3. Agregrat kasar harus memenuhi criteria sebagai berikut:
a. Agregrat kasar untuk beton dapat berupa kerikil atau
berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu
pada umumnya agregrat kasar berdiameter butiran lebih
dari 5 mm.
b. Agregrat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras
dan tidak berpori. Butir agregrat kasar harus bersifat
kekal artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-
pengaruh cuaca sperti terik matahari dan hujan.
c. Agregrat kasar tidaik boleh mengandung zat-zat reaktif
alkali.
d. Besar butir5an agregrat maksimum tidak boleh lebih
dari 1/5 jarak terkecil antara bidang-bidang samping
dari cetakan, 1/3 dari tebal pelat atau ¾ dari jarak bersih
minimum diantara batang-batang atau berkas-berkas
tulangan.
5
5. Baja batang tulang
a. Mutu batang tulangan.
Reg. Leleh karakteristik yang memberikan
Mutu Sebutan
Reg. tetap 0,2 % ( Kg/cm2)
U-22 Baja lunak 2200
U-24 Baja lunak 2400
U-32 Baja sedang 3200
U-39 Baja keras 3900
U-48 Baja keras 4800
6
2. Kerugian dari beton.
a. Bentuk yang telah dibuat sulit untuk dirubah.
b. Pelaksanaan pekerjan membutuhkan ketelitian yang tinggi.
c. Berat sendiri yang besar.
d. Daya pantul suara yang besar.
2.2 TULANGAN
Berdasarkan daftar pembengkokan, panjang pasaran baja beton dibagi
seekonomis mungkin dalam panjang tertentu, pengayaman tulangan dilokasi
penyimpanan dengan membawa gunting pemotong, kawat pengikat dan sebundel
tulangan diputus, kemudian dicari diameter batang kecil-kecil yang dibutuhkan
dan diletakkan terpisah panjang yang dipotong adalah panjang total menurut
daftar pembengkokan dengan panjang kait, disini harus :
1. Persiapan untuk melakukan pemotongan sesuai dengan ukuran
sebelum dipotong batang tulangan ditandai dengan kapur.
2. Pemotongan dilakukan batang perbatang.
3. Panjang yang dipotong adalah panjang total menurut daftar
pembengkokan ditambah dengan panjang kait.
4. Baja beton dibagi seekonomis mungkin dalam panjang tertentu
panjang pasaran tulangan 6 m, 9 m, 12 m.
2.2.1 Kait
1. Kait harus kait penuh, kait miring dan kait tegak/lurus, panjang
untuk kait penuh sebesar 4 d atau 4 dp, kait miring 5d atau 5 dp
sedangkan untuk kait tegak/lurus 5d atau 5 dp, dimana d adalah
diameter batang polos dan dp adalah diameter batang polos dan
dp adalah diameter batang yang diprofilkan.
2. Kait-kait sengkang harus berupa kait miring yang melingkari
batang sudut mempunyai bagian yang lurus paling sedikit 6x
diameter batang dengan minimum 5 cm.
3. Bengkokan harus mempunyai diameter internasional sebesar
paling sedikit 5 dp atau 5 dp.
7
2.2.2 Bengkokan tulangan
1. Batang tulangan tidak boleh dibengkokan atau diluruskan
kembali dengan cara-cara yang merusak tulangan itu.
2. Batang tulangan yang diprofilkan, setelah dibengkokan dan
diluruskan kembali tidak boleh dibengkokan lagi dalam jarak
60 cm dari bengkokan sebelumnya.
3. Batang tulangan yang tertanam sebagai didalam beton tidak
dibengkokan atau diluruskan dilapangan.
4. Membengkokan dan meluruskan batang tulangan harus
dilakukan dalam keadaan dingin.
5. Batang tulangan yang dibengkok dengan pemanasan tidak
boleh didinginkan dengan jalan disiram.
6. Penggunaan bending besi disesuaikan dengan diameter baja
tulangan yang akan dibengkokan.
L=a+8d
8
- Kait miring sengkang
L=a+8d
- Kait tegak/lurus
6 d/ 5 cm
9
2.2.5 Toleransi pada pemotongan dan pembengkokan tulangan.
1. Batang tulangan harus dipotong dan dibengkokan sesuai dengan yang
ditunjukan dalam gambar-gambar rencana dengan toleransi-toleransi yang
disyaratkan.
2. Terhadap panjang total batang lurus yang dipotong menurut dan terhadap
panjang total dan ukuran intern dari batang yang dibengkokan ditetapkan
toleransi sebesar 25 mm terhadap panjang total batang yang diserahkan
menurut suatu ukuran ditetapkan toleransi sebesar > 50 mm dan < 25 mm.
3. Terhadap jarak turun total dari batang yang dibengkokan ditetapkan
toleransi sebesar 6 mm untuk jarak 60 cm atau kurang dan sebesar
12 mm untuk jarak lebih dari 60 cm.
4. Terhadap ukuran luar dari sengkang, lilita danikatan-ikatan ditetapkan
sebesar 6 mm.
10
2.2.7 Pemasangan Tulangan.
1. Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak, kulit giling dan karat lepas serta
bahan-bahan lain yang mengurangi daya lekat.
2. Tulangan harus dipasang sedemikian rupa hingga sebelum dan selama
pengecoran tidak berubah tempatnya.
3. Perhatikan khusus perlu diberikan terhadap ketepatan tebal penutup beton.
Untuk itu tulangan dipasang dengan penahan jarak terbuat dari beton
dengan mutu paling sedikti sama dengan mutu beton yang akan dicor.
Penahan-penahan jarak dapat berbentuk blok-blok yang tinggi. Perhatikan
khusus perlu diberikan terhadap ketepatan letak dari tulangan pelat yang
dibengkokan yang harus melintasi tulangan yang berbatasan.
11
BAB III
JOB-JOB YANG DILAKSANAKAN
3.1.2 Tujuan
Beton deking adalah beton yang bertujuan untuk melindungi
tulangan dari pengaruh bahan kimia, dan menjaga dari terjadinya korosi
pada tulangan sehingga menjaga keawetan beton. Beton deking yang akan
dibuat, mempunyai ukuran penampang 5 x 5 cm dan ketebalan 2,5 cm.
12
Bahan yang digunakan :
1. Semen
2. Pasir
3. Air
4. Plastik
5. Kawat Pengikat
13
11. Biarkan 5 menit hingga genangan air tidak nampak diatas
permukaan adukan.
12. Bentuklah menjadi potongan-potongan 5 x 5 cm berdasarkan
tanda yang sudah diberikan sebelumnya.
13. Masukkan kedalaman adukan ¾ bagian tebal ( panjang kawat
yang telah dibentuk 20-25 cm)
14. Biarkan adukan mengeras ( 1 hari), setelah itu buka
bekisting dan pisahkan beton tersebut.
Dik : P = 60 Cm
l = 60 Cm
t = 2,5 Cm
FAS ( Faktor Air Semen ) = 0,7
Faktor Gembur = 1,8
Penyelesaian :
Volume semen
Pc : 1/3 x 16,2 liter = 5,4 liter
Ps : 2/3 x 16,2 liter = 10,8 liter
Air : Fas x Volume semen = 0,7 x 5,4 liter = 3,78 liter
14
3.1.7 Dokumetasi
15
3.2 MEMBUAT KANSTIN
3.2.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan kanstin adalah sebagai penguji agar susunan paving
block yang dipasang tidak bergeser dari susunan pemasangannya dan juga
mudah untuk menapatkan sudut lurus dan nat nya.
3.2.3 Petunjuk
16
3.2.5 Keselamatan kerja :
17
3.2.7 Volume Beton Kanstin
Dik : p =40
L =10
t =20
Penyelesaian :
volume =p x l x t
V = 40 x 20 x 10
V = 8000 cm3 = 8 L
volume acuan x factor gembur
8L x 1,85 = 14,8
Volume semen :
Pc : 1/6 x 14,8 liter = 2,47 liter
Kontrol :
14,8 = pc + ps + pk
14,8 = 14,8
18
3.2.8Dokumentasi
19
3.3 TULANGAN KOLOM PEMBENGKOKAN BEGEL
3.3.1 Dasar Teori
Begel dapat di definisikan sebagai pengikat tulangan besi pada
kolom pondasi, yang berfungsi untuk menahan beban yang diberikan oleh
ring balok.
3.3.2 Tujuan
Pembengkokan begel bertujuan untuk membentuk kait untuk
mengikat tulangan.
3.3.3 Peralatan dan Bahan
Peralatan yang digunakan :
1. Meter
2. Gunting
3. Bending
4. Tang
5. Kakak tua
Bahan yang digunakan :
1. Besi tulangan
2. Kawat bindrat
3. Kapur
4. Penyanggah tulangan
20
3.3.5 Langkah Kerja
1. Persiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. Potong baja tulangan sesuai dengan daftar pemotongan.
3. Bengkokkan baja tulangan sesuai dengan gambar kerja dengan
bending.
3.3.6 Dokumentasi
21
3.4 TULANGAN KOLOM
3.4.1 Dasar Teori
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka (frame) struktur
yang memikul beban dari balok, kolom meneruskan beban-beban dari
elevasi atas ke elevasi yang lebih bawah hingga akhirnya sampai ke tanah
melalui pondasi.
3.4.2 Tujuan
Tujuan pembuatan kolom adalahsebagai penerus beban seluru
banguanna ke pondasi. Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan
berat bangunan dan beban lain seperti beben hidup ( manusia dan barang-
barang),serta beban hembusan anggin.
22
3.4.5 Langkah Kerja
1. Sediakan alat dan bahan yang digunakan.
2. Lakukanlah pemotongan dan pembengkokan sesuai dengan
dafatr.
3. Bengkokan tulangan yang telah dibuat dirangkai dengan
meletakkan tulangan utama pada posisi horizontal diatas
penyangga tulangan.
4. Kemudian masukan tulangan sengkang (begel) pada tulangan
pokok.
5. Atur begel sesuai dengan gambar kerja dan ikatlah dengan
kawat bindrat pada tulangan pokoknya.
23
3.4.6 Dokumentasi
24
BAB IV
PENUTUP
4.1 SIMPULAN
Dari praktek kerja beton yang telah dilakukan, penulis dapat menarik
beberapa simpulan :
1. Lembaran kerja (job sheet) harus dipelajari dengan baik sebelum
memulai pekerjaan.
2. Pada saat pembengkokan begel harus mengetahui dulu berapa ukuran
besi yang akan dikerjakan, sehingga tidak terjadi masalah pada saat
mengerjakannya.
3. Untuk memperoleh hasil yang sempurna, ketelitian dan kesabaran yang
harus diutamakan dalam pekerjaan.
4. Sebelum memulai pengecoran menghitung volume beton terlebih
dahulu agar bahan yang digunakan sesuai dengan yang diperlukan.
4.2 SARAN
Dari pengalaman yang telah kami lakukan pada pekerjaan beton, penulis
mengharapkan kepada instruktur / dosen pembimbing beberapa hal :
1. Kami mengharapkan pembimbing dapat selalu mengawasi kami pada
saat praktek.
2. Bila instruktur dalam keadaan sibuk dan tidak bisa mendampingi kami
pada saat bekerja, kami mengharapkan supaya instruktur dapat
melakukan pengecekan beberapa kali, sehingga bila dapat kesalahan
kami dapat memperbaikinya dengan cepat.
3. Kami berharap peralatan yang ada dibengkel harus layak dipakai
semua, agar tidak terjadi kesalahan pada waktu pengerjaannya.
25
LAMPIRAN GAMBAR ALAT DAN BAHAN
Meteran Sekop
26
Gergaji besi Palu baja
27
Ruskam Air
Semen Pasir
28
Besi Kawat
29