Anda di halaman 1dari 5

MODUL IV: METALURGI SERBUK

1. Penjelasan Nama Metode dan Konsep Dasar

Dalam video yang ditampilkan, proses manufaktur yang digunakan adalah Hot
Isostatic Pressing (HIP). Proses ini adalah salah satu metode pemrosesan bahan,
yang memberikan gaya kompresi kepada bahan dengan kondisi suhu tinggi 2000° C
dan tekanan isostatik hingga 200MPa pada saat yang bersamaan. Argon adalah
media tekanan yang paling umum digunakan. Proses manufaktur ini menghasilkan
near net shape products yang artinya produk mempunyai bentuk hampir sama persis
dengan bentuk designnya. Keuntungan metode ini adalah dapat menghasilkan
produk dengan geometri kompleks dengan porositas yang minim, prosesnya juga
tidak memakan waktu yang lama, serta hasil akhirnya tidak perlu banyak
memerlukan machining. Prosesnya melibatkan campuran scrap dan bahan paduan
yang akan dilelehkan dalam furnace kemudian diproses menjadi bentuk
serbuk,kemudian akan dimanufaktur dengan HIP sesuai desain yang diinginkan.

2. Review Proses

 Melting scrap dan alloy


Scrap dan alloy seperti N, Mo, Ni, Cr dilelehkan dalam induction furnace dan
komposisi kimia dari lelehan akan dimonitor dan disesuaikan dengan
persyaratan Sandvik serta Standar Internasional
 Produksi serbuk logam
Melt akan dituang ke dalam atomizing tower dan gas inert seperti Argon akan
ditiupkan ke melt yang akan membuat melt mengalami rapid solidification
menjadi bentuk spherical droplets kecil yang akan terkumpul di dasar tower,
proses ini menghasilkan serbuk dengan mikrostruktur butir halus.
 Pengayakan serbuk logam
Serbuk terkumpul di dasar atomizing tower dan untuk menghomogenisasikan
partikel serbuk maka dilakukan pengayakan, partikel yang berukuran besar akan
terpisah akibat kertas saring
 Desain Kapsul
Kapsul didesain menggunakan aplikasi seperti solidworks, kemudian kapsul
dibuat dengan proses metal forming HIP yang memiliki keunggulan dapat
membentuk produk dengan geometri yang rumit. Pengelasan juga digunakan
untuk menyambungkan bagian-bagian dari kapsul. Sambungan hasil pengelasan
kemudian diuji dengan Helium Gas untuk mengetahui kerapatannya
 Pengisian Kapsul
Serbuk logam diisi ke dalam kapsul sesuai berat yang sudah dihitung
sebelumnya, kapsul diberikan vibrasi saat pengisian sehingga dapat terisi penuh
oleh serbuk. Kapsul diuji kembali dengan Helium Gas untuk melihat
kerapatannya.
 Proses HIP
Kapsul yang telah diisi dengan serbuk kemudian dimasukkan ke dalam tabung
silindris HIP sehingga terjadi proses isotatic pressing dan untuk mendapatkan
densitas 100% digunakan gas argon dalam keadaan temperature dan tekanan
isostatic yang tinggi. Volume shrinkage yang terjadi selama proses HIP adalah
kurang lebih 30%.
 Post-heat treatment
Setelah diproses HIP, kapsul akan diberikan perlakuan panas dalam furnace
untuk mendapatkan mikrostruktur dan properties yang diinginkan. Lalu kapsul
di quenching dengan media air untuk mendapatkan sifat yang diinginkan.
 Peluruhan Kapsul
Kapsul dimasukkan ke dalam bak asam sulfur untuk melarutkan kapsul luarnya
sehingga tersisa serbuk yang mempunyai bentuk kapsulnya.
 Quality Control
Pengujian DT dilakukan untuk mengetahui kekuatan, ketangguhan, sifat
resistenasi korosi serta sifat struktur. Pada akhirnya produk akan diuji secara
NDT untuk inspeksi cacat seperti Ultrasonic Testing dan Dye Penetrant Testing.
Tahap terakhir, dilakukan laser scanning untuk mengevaluasi geometri produk
sebelum masuk permesinan.

3. Aplikasi

Metode ini banyak digunakan untuk pembuatan komponen dengan bentuk


geometri yang rumit dan membutuhkan presisi yang tinggi, contohnya seperti dalam
industri dirgantara, kedokteran hingga otomotif.

 Komponen Turbin Gas  Piston


 Implan Medis  Teknologi ekstrusi plastik dan
 Bagian keramik makanan
 Coran titanium  Cutting Tools
 Komposit Matriks Logam  Komposit
 Pelapisan  Pompa
 Coran Supper-alloy
 Valves

4. Referensi
 https://www.youtube.com/watch?v=dO8T4Cfx9XI&feature=youtu.be (Diakses
Minggu, 14 April 2019 pukul 21.33 WIB)
 https://www.azom.com/article.aspx?ArticleID=6039#Apps (Diakses Minggu, 14 April
2019 pukul 21.47 WIB)
 http://www.kobelco.co.jp/english/products/ip/technology/hip.html
MINI PROJECT

I. Nama Project dan Metode


“MINI KUPER” adalah suatu produk wadah seperti mangkuk yang
menggunakan bahan-bahan daur ulang seperti kaleng alumunium bekas minuman
serta busa bekas kemasan elektronik sebagai bahan dasarnya. Tujuan dari
pembuatan produk ini adalah mendaur ulang bahan-bahan yang sudah tidak dipakai
menjadi produk yang bisa dipakai. Metode yang digunakan ada dua yaitu
Compression dan Deep Drawing. Compression digunakan untuk merekatkan bahan
menjadi lembaran tipis seperti “sandwich”, kemudian untuk memberi bentuk
mangkuk digunakan metode Deep Drawing menggunakan Universal Testing
Machine.

Review dan Analisis Proses

1. Preparasi bahan
Bahan-bahan dipotong dengan ukuran 10x10 cm, untuk pembuatan produk ini
digunakan 2 lembar alumunium dan 1 lembar busa hasil elektronik, kemudian
disusun seperti sandwich dengan busa elektronik ditengah. Untuk merekatkan
lembaran dan meningkatkan sifat adhesive digunakan lem adhesive.
2. Compressing Machine
Untuk meningkatkan ikatan antar lembaran, maka diberikan gaya kompresi dari
Compressing Machine. Bahan diletakkan di Compressing Machine lalu
diberikan penekanan oleh mesin dengan memutar tuas mesin secara manual
hingga tuas tidak dapat diputar lagi/sudah dikompresi dengan maksimal.
3. Deep Drawing Machine
Sebelum benda diberikan bentuk oleh Deep Drawing, lembaran terlebih dahulu
digunting menjadi bentuk lingkaran dengan diameter 10 cm. Bahan kemudian
dimasukkan ke Deep Drawing Machine, disetting mesin secara manual dengan
parameter seperti pada percobaan Deep Drawing. Kemudian pons akan
memberikan bentuk mangkuk pada benda dan terakhir mesin dimatikan ketika
kedalaman cup dirasa cukup. Hasil akhir produk berupa mangkuk.

II. Analisis Bahan Baku


III.
 Kaleng Alumunium
Didapat dari kaleng bekas minuman, kemudian dipotong menjadi persegi
dengan ukuran 10x10 cm
 Busa bekas kemasan elektronik
Dipotong dengan ukuran 10x10 cm namun dimensi tidak presisi dikarenakan
cutting tools berupa gunting yang besar dan sulit memotong busa menggunakan
gunting.
 Adhesif
Lem yang digunakan adalah lem basah, dan tidak ditunggu kering terlebih
dahulu sebelum diberikan gaya kompresi pada Compression Machine, sehingga
saat kompresi lem meluber.

IV. Analisis Parameter Setiap Proses yang diambil


V.
 Compressing
Beban yang digunakan 4 ton dan dilakukan manual. Proses ini dilakukan agar
tiap layer menempel satu sama lain dengan diberikan adhesif sebelumnya.

 Deep drawing
Dilakukan untuk mendapatkan bentuk produk akhir berupa mangkuk. Mesin
dipasang secara manual yang berarti butuh keterampilan untuk memberhentikan
mesin sebelum terjadinya robek. Diameter pons sebesar 40 mm, beban dan
kecepatan beban lebih rendah daripada yang digunakan saat pengujian Deep
Drawing.

VI. Analisis Cacat


VII.
 Kerusakan pada Dasar Kup
Terlihat pada gambar dibawah, A merupakan sampel yang benar dan B adalah
produk yang dibuat praktikan. Pada produk B didapatkan cacat, yaitu berupa
robek pada dasar kup. Hal ini terjadi kemungkinan diakibatkan oleh
pembebanan yang berlebihan dan peletakkan sampel yang tidak tepat di tengah
pada mesin deep drawing, sehingga beban dari punch tidak terdistribusi secara
merata. Akhirnya, produk mengalami cacat berupa robek kup.

B
VIII. Kesimpulan
 Bahan baku menggunakan kaleng bekas minuman, busa bekas kemasan
elektronik, dan adhesif.
 Proses yang dilakukan mulai dari preparasi bahan, perekatan, pengkompresian,
dan pembentukan produk.
 Cacat yang timbul adalah kerusakan pada dasar kup, yang disebabkan
pembebanan yang berlebihan dan peletakkan blank yang tidak persis di tengah.

IX. Saran
Lebih teliti dalam menggunakan mesin Deep Drawing agar tidak terjadi cacat

X. Referensi
Modul Praktikum TPB 2019

XI. Lampiran Foto Produk Akhir

Anda mungkin juga menyukai