Anda di halaman 1dari 4

Nama : Rizky Devin N.

NPM : 17025010097
Kelas : Agroteknologi C

Ringkasan Jurnal :
Hama Utama pada Tanaman Jambu Mete (Anacardium occidentale)

Tanaman jambu mete menghasilkan komoditas ekspor yang memiliki nilai


jual yang cukup tinggi dan relatif stabil dibanding komoditas ekspor Indonesia
lainnya. Selain gelondong dan kacang mete tanaman tersebut menghasilkan pula
minyak laka dan produk lain yang diolah dari buah semu. Arealnya bertambah terus
tiap tahun, sehingga akhir 2006 mencapai 595.111 ha. Organisme pengganggu
tumbuhan terutama hama merupakan salah satu penyebab kematian dan
mengakibatkan produktivitas serta mutu menjadi rendah. Pada beberapa daerah
sentra produksi, Helopeltis merupakan hama yang luas serangannya paling
tinggi diikuti oleh S. indecora dan hama lainnya. Beberapa permasalahan telah
ditemukan yang menyebabkan hama Helopeltis spp. seringkali muncul atau
Sanurus menjadi hama baru, diantaranya percabangan tanaman yang semakin
banyak sehingga tumpang tindih dan mengakibatkan perubahan iklim mikro,
Helopeltis spp dan S. indecora mempunyai rentang tanaman inang yang sangat
lebar dan berlimpah di lapangan, penggunaan insektisida kimia yang berlebihan,
dan kurangnya pengetahuan petani mengenai tanaman sela. Berikut adalah hama
utama pada tanaman jambu mete.

1. Nyamuk teh (Helopeltis antonii)

1.1 Deskripsi
Helopeltis antonii atau nyamuk teh mempunyai sepasang antena yang
panjangnya hampir dua kali panjang tubuhnya, serta memiliki skutelum yang
kuat berwarna hitam kadang merah. Hama ini mempunyai ciri-ciri tubuh imago
berwarna hitam, kecuali abdomen bagian belakang sebelah bawah berwarna
putih. H. antonii atau nyamuk teh merupakan hama umum di Sri Lanka dan dapat
menyebabkan kehilangan hasil 30%. Serangga dewasa dan nimfa merusak pucuk
dan bunga yang masih muda atau masih kuncup hingga berkembang menjadi
buah, dengan cara menusuk dan mengisap cairan tanaman. Populasi H. antonii
meningkat pada musim hujan sampai akhir musim hujan dan memulai kembali
pada musim kering. Helopeltis sp. merupakan genus yang mempunyai banyak
spesies. Di Indonesia, spesies yang banyak merusak tanaman jambu mete, kakao,
dan teh adalah H. antonii dan H. theivora Waterh. Populasi nyamuk teh pada
musim kemarau sangat sedikit, hanya sisa sisa serangan yang nampak pada
pucuk, pada musim penghujan populasi nyamuk teh mulai muncul seiring
dengan munculnya pucuk.

1.2 Gejala dan Tanda Serangan


Gejala serangan pada tunas-tunas daun muda dan tangkai daun berupa
bercak-bercak hitam tidak merata, daun dan ranting mengering dan diikuti
dengan gugurnya daun.

1.3 Pengendalian
Komponen pengendalian hama terpadu (PHT) diupayakan semaksimal
mungkin memanfaatkan musuh alami seperti Beauveria bassiana. Patogen
serangga seperti B. bassiana telah digunakan di beberapa lokasi penelitian. H.
antonii yang terinfeksi menunjukkan gejala tubuh berwarna putih. Semut
Oecophylla smaragdina atau semut rang juga dilaporkan sangat potensial dan
efektif menekan.
Beberapa jenis serangga berasosiasi dengan tanaman jambu mete.
Serangga-serangga tersebut dikelompokan ke dalam serangga fitofag, musuh
alami (parasitoid dan predator) dan penyerbuk. Serangga fitofag seperti
Helopeltis spp., Sanurus indecora, Placoderus ferrugineus, Anastrepha
fraterculus, dan Cricula trifenestrata dilaporkan menjadi kendala produksi
jambu mete di Indonesia dan beberapa negara lain. Musuh alami yang penting
adalah parasitoid telur yaitu Mesocomis orientalis, Trichogramma sp.
Aphanomerus sp, parasitoid pupa Brachymeria sp. dan Tetrastichus sp. serta
parasitoid imago dari famili Epipyropidae, sedangkan predator di antaranya
adalah semut, Chilomenes lunata, Sphodromantis lineola, Tarachodes afzelii,
dan Amorphoscelis sp.

2. Wereng Pucuk Mete (Sanurus indecora)

2.1 Deskripsi
Sanurus indecora (Homoptera; Flatidae) merupakan serangga polifag
yang banyak menyerang tanaman semusim maupun tanaman tahunan. Imago
meletakkan telur secara berkelompok pada permukaan bawah daun, tangkai
daun, dan tangkai pucuk. Telur biasanya ditutupi dengan lapisan lilin berwarna
putih atau krem. Jumlah telur dalam satu kelompok sekitar 30-80 butir telur.
Lama stadia telur S. indecora ialah 5 – 9 hari, stadia nimfa terdiri dari 6 instar ,
total masa nimfa adalah 42 – 49 hari dan lama masa imago adalah 5 – 6 hari.
WPM selalu ada sepanjang musim kemarau dan penghujan. Faktor lingkungan
mempengaruhi populasi WPM, populasi WPM cenderung meningkat pada
musim penghujan. Menurut hasil penelitian, kehilangan hasil akibat serangan S.
indecora di daerah penghasil kacang mete sebesar 57 %.

2.2 Gejala dan Tanda Serangan


Gejala serangan yang ditimbulkan oleh wereng pucuk mete adalah nimfa
dan imago menusuk dan mengisap bagian pucuk dan tangkai bunga. Pada bagian
yang terserang akan muncul bintik – bintik kecil yang berwarna hitam dan
menonjol seperti puru. Di bagian dalam gejala serangan akan tampak bekas
tusukan yang tembus hingga ke jaringan xilem. Serangan WPM dapat
menyebabkan munculnya embun jelaga.
2.3 Pengendalian
Pengendalian secara mekanik dapat dilakukan dengan pengumpulan dan
pemusnahan telur. Pengendalian secara hayati dengan menggunakan jamur
patogen serangga yaitu Synnematium dan menggunakan
parasitoid Aphanomerus sp. (Hymenoptera: Platygasteridae) yang menyerang
telur atau parasitoid Epieurybrachys nsp. yang menyerang imago. Penggunaan
parasitoid dapat dapat menekan pertumbuhan S. indecora, Berdasarkan
penelitian, presentase telur terparasit Aphanomerus sp. sebesar 9,78%, kelompok
telur terparasit sebesar 26%, presentase telur menjadi nimfa 8,23%, dan telur
yang tidak menetas 81,90%. Predator WPM antara lain laba-laba, kumbang
Coccinellidae, belalang sembah, lalat Asilidae, semut rangrang.

Anda mungkin juga menyukai