Anda di halaman 1dari 4

Al-qur’an

Al-qur’an adalah kitab suci yang berisi wahyu ilahi yang menjadi pedoman hidup
kepada manusia yang tidak ada keraguan-raguan didalamnya. Selain itu, Alqur’an menjadi
petunjuk yang dapat menciptakan manusia menjadi bertakwa (predikat tertinggi dihapan Allah)
kepada Allah SWT. Oleh karena itu Al-qur’an banyak mengemukan prinsip-prinsip umum
yang mengatur kehidupan manusia dalam beribadah kepada Allah SWT,meskipun kegiatan
muamalah terjadi secara interaktif antara sesama makhluk,termasuk alam semesta.

Alqur’an sebagai pedoman abadi bagi kehidupan manusia mempunyai tiga jenis
petunjuk,yaitu sebagai berikut.

Pertama,ajaran yang didalamnya memberi pengetahuan tentang struktur kenyataan dan


posisi manusia. Ajaran dimaksud berisi petunjuk akhlak atau moral serta hukum atau
syariat,yang mengatur kehidupan manusia sehari-hari. Ajaran itu juga mengandung metafisika
tentang Tuhan,kosmologi tentang alam semesta serta kedudukan berbagai makhluk dan benda
didalamnya, kehidupan manusia,tentang sejarah dan eksistensi manusia dalam serta arti dari
keduanya.

Kedua, Al-qur’an berisi petunjuk yang menyerupai ringkasan sejarah manusia baik
rakyat biasa,raja,orang-orang suci,maupun Nabi dan Rasul Allah SWT sepanjang zaman yang
mereka ditimpakan cobaan. Walaupun petunjuk itu dalam bentuk sejarah,tetapi ditunjukkan
kepada manusia.Petunjuk dimaksud,diturunkan kepada manusia di masa lalu,kini dan akan
datang,meskipun mengambil tempat dan waktu yang telah lalu.Jadi,Al-qur’an adalah petunjuk
tentang kehidupan manusia yang dimulai dengan kelahir dan diakhiri dengan kematian,dimulai
dari-Nya dan kembali kepada-Nya.

Ketiga,Al-qur’an berisi sesuatu yang sulit dijelaskan dalam bentuk bahasa biasa. Ayat-
ayat Al-qur’an berasal dari Firman Allah SWT,mengandung kekuatan yang berbeda dari apa
yang kita pelajari dalam Al-qur’an secara rasional. Ayat-ayat itu mempunyai kekuatan untuk
melindungi manusia. Itulah sebabnya kehadiran fisik Al-qur’an sendiri membawa berkat bagi
manusia.

Al-qur’an yang menjadi sumber nilai dan norma umat Islam terbagi ke dalam 30 juz
(bagian), 114 surah (bab). Namun, jumlah ayat terjadi perbedaan pendapat dikalangan ahli ilmu
Al-qur’an. Di Indonesia, misalnya, yang meghitung perhitungan Muhamadiyah menyebut
jumlah ayat di dalam Al-qur’an 6.666, sedang masjid Agung Al-Azhar menghitung 6.236 ayat
sesuai dengan jumlah ayat didalam Al-qur’an yang dicetak di Mesir (H.M. Daud Ali,1991:73),
tetapi jumlah kata dan suku kata yang mereka hitung adalah sama,yaitu 74.499 kata atau
325.345 huruf.

Pada ahli ilmu Al-qur’an sepakat bahwa surah pertama diturunkan di sebut Al-Fatihah
(pembukaan),surah ke-114 adalah An-Nas (manusia).Al-qur’an diturunkan oleh Allah kepada
Nabi Muhammad tidak secara kronologis. Lima ayat pertama yang diturunkan di Gua Hira
pada malam 17 Ramadhan atau pada malam Nuzulul Quran ketika Nabi Muhammad berusia
40-41 tahun, saat itu terletak di surah Al-‘Alaq (96) ayat 1-5. Ayat terakhir yang diturunkan di
Padang Arafah, ketika Nabi Muhammad berusia 63 tahun pada tanggal 9 Zulhijjah tahun ke-
10 Hijrah, saat ini terletak di surah Al-Maidah (5) ayat 3.

Ayat –ayat Al-qur’an yang diturunkan selama lebih kurang 23 tahun itu disampaikan
oleh malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad lebih kurang 13 tahun ketika ia berada di Mekah
(sebelum Hijrah ke Madinah) dan 10 tahun diturunkan Al-qur’an itu sesudah ia hijrah ke
Madinah. Penurunan Al-qur’an itu berangsur-angsur,mungkin beberapa ayat dari sebuah
surah,mungkin juga sebuah surah lengkap seperti surah Al-Fatihah,misalnya. Ayat-ayat yang
diturunkan di Mekah (sebelum Hijrah) disebut ayat-ayat Makkiyah,merupakan 19/30 dari ayat
Al-qur’an,banyaknya 86 surah dan ayatnya pendek-pendek yang mempunyai gaya bahasa yang
singkat dan padat.Pada umumnya mengenai ketauhidan atau ketuhanan Yang Maha Esa, akhlak
dan hari akhir. Ayat-ayat yang diturunkan di Madinah (sesudah hijrah) disebut ayat-ayat
Madaniyah,merupakan 11/30 dari Al-qur’an banyaknya 28 surah. Surah dan ayat-ayatnya
panjang-panjang,gaya bahasanya jelas dan tegas. Isinya pada umumnya adalah norma hukum
untuk pembentukan dan pembinaan suatu masyarakat Islam, negara yang baik, adil dan
sejahterah yang diridhai Allah.

Malam diturunya ayat Al-qur’an yang pertama itu disebut nuzulul qur’an (turunya Al-
qur’an .Malam nuzulul qur’an ini dalam kepustakaan disebut juga malam lailatur qadar atau
malam ketentuan. Sebab malam itu,Allah menentukan atau menetapkan : (1) mengangkat
Muhammad bin Abdullah menjadi utusan Allah (Rasullulah),dan (2) Allah menentukan
(permulaan) turunnya Al-qur’an untuk menjadi pedoman dan pegangan hidup bagi umat
manusia.

Perlu diketahui dan dipahami bahwa Al-qur’an pada hakikatnya mengandung lima
prinsip, tujuan pokok diturunkan Al-qur’an kepada Nabi Muhammad saw. Untuk diteruskan
kepada umat manusia,yaitu untuk menyampaikan lima prinsip yang terdapat dalam Al-qur’an
sebagi berikut :

(1) Tauhid (doktrin tentang kepercayaan Ketuhan Yang Maha Esa)


(2) Janji dan ancaman Tuhan
(3) Ibadah
(4) Jalan dan cara mencapai kebahagiaan
(5) Cerita / sejarah umat manusia sebelum Nabi Muhammad saw.

Menurut pandangan islam “hukum-hukum” yang terkandung dalam Al-qur’an adalah


sebagai berikut.

1. Hukum i’tiqadiyah, yaitu hukum yang berkaitan dengan kewajiban pada subjek hukum
untuk mempercayai Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-Nya,dan hari
pembalasan.
2. Hukum akhlak,yaitu hukum yang berhubungan dengan kewajiban seorang subjek
hukum untuk “menghiasi”dirinya dengan sifat-sifat keutamaan menjauhkan diri dari
sifat yang tercela.
3. Hukum amaliyah,yaitu hukum yang bersangkutan dengan perkataan, perbuatan,
perjanjian ,dan hubungan kerja sama antar sesama manusia.

Ketiga jenis hukum diatas,dapat di bagi dalam dua jenis,yaitu (a) hukum ibadah, yaitu
hukum yang mengatur hubungan antar manusia dengan Allah dalam mendirikan shalat,
melaksanakan ibadah puasa, mengeluarkan zakat,dan melakukan ibadah haji, dan (b) hukum
muamalat, yakni semua hukum yang mengatur hubungan manusia dengan manusia, baik
hubungan antarpribadi maupun hubungan antarorang perorangan dengan masyarakat.

Menurut Syaminan Zaini (1982:80), Al-qur’an mengandung dua macam hukum yaitu
sebagai berikut .

1. Sunnatullah (hukum alam). Hukum ini berlaku untuk benda fisik. Benda-benda fisik ini
sangat patuh kepada hukum tersebut. Allah berfirman yang artinya: “Dan kepada
Allahlah menyerah diri di bumi secara taat dan terpaksa” (QS. Ali Imran ayat 83): “Dan
kepada Allahlah bersujud apa yang ada di langit dan di bumi secara taat dan
terpaksa,”(QS. Ar-Ra’du ayat 15). Oleh karena itu, benda-benda fisik ini menjadi
sangat teratur dan harmonis.
2. Dinullah (hukum agama). Hukum ini berlaku bagi manusia sebagai makhluk rohani.
Hukum ini terbagi pada tiga bagian, yaitu aqidah (kepercayaan),syariah (hukum ibsdsh
dsn muamalah) dan akhlak (hukum budi pekerti).Dalam islam hukum ini diperinci
sedemikian rupa, yang mencakup keseluruhan aspek kemanusiaan dan kehidupan.

Apabila membandingkan antara hukum yang ada di Al-qur’an dengan hukum yang
dibuat oleh manusia dalam segala seginya maka ditemukan bahwa Al-qur’an lebih
mencakup dan lebih sempurna serta serasi bagi keseluruhan aspek kemanusiaan dan
kehidupanya. Sebagai contoh dapat diungkapkan bahwa dalam ajaran Islam ditemukan
pembagian kategori hukum itu pada lima bagian yaitu wajib, sunah, haram, makruh ,dan
mubah yang sesuai dengan tindakan manusia di dalam hidup bermasyarakat.

Anda mungkin juga menyukai