1. Angel 7. Naufal
2. Manda 8. Fajar
3. Fahrun 9. Kadek
4. Ita 10. Lensa
5. Fuza 11. Farhan
6. Hanifah 12. Padila
A. TUJUAN
Mencakup (Pre, Proses, Pasca)
1. Mahasiswa dapat melakukan teknik radiografi ossa antebrachi dengan baik dan benar simulasi,
role play, realplay.
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan menjelaskan jenis teknik radiografi pada kasus antebrachi.
Alat :
a. Hanger ukuran 24x30 cm
b. Kaset dan Film ukuran 24x30 cm
c. Ruang laboratorium radiografi
d. Pesawat sinar – X siap pakai
e. Manual Prosessing Mesin Pengering
f. Radiographic phantom antbrachi
g. Marker
h. Meteran
i. Lead apron
Bahan:
a. Cairan developer
b. Air mengalir
c. Cairan fixer
6. Persiapan pasien
Pastikan tidak ada benda logam atau benda lain pada daerah abdomen yang akan diperiksa
2. Proyeksi lateral
A. Posisi pasien (PP)
Pasien duduk menyamping meja pemeriksaan dengan sisi yang sakit dekat dengan
meja pemeriksaan, atur ketinggian posisi duduk sehingga lengan dapat diletakkan di atas
meja pemeriksaan dengan nyaman.
B. Posisi objek (PO)
1) Fleksikan lengan 90º pada meja pemeriksaan dan atur lengan bawah sehingga tepat
berada di pertengahan lapangan penyinaran.
2) Letakkan lengan bawah secara tegak miring diatas kaset pada sisi ulna. Ibu jari berada
2. Pemprosesan film
a. Dilakukan di kamar gelap, lampu general dimatikan
b. Buka kaset dan pasang film pada hanger
c. Masukkan film ke dalam cairan developer hingga muncul gambaran laten (4
menit) dengan cara menginspeksi film menggunakan cahaya safety light (jangan
sering dilakukan)
d. Bila bayangan laten muncul, film di rinshing pada tangki rinshing kemudian
masukkan film pada cairan fixer agar gambaran menjadi gambaran tetap.
e. Kemudian film di washing dan dikeringkan pada mesin pengering.
5. Pesiapan pasien
Memastikan tidak ada benda logam atau benda lain pada siku tangan yang akan
diperiksa
6. Persiapan alat
Pesawat sinar-x siap pakai
Kaset radiografi dan film ukuran 18x24 cm
Marker
Lembar Pb
Meteran
Softbag dan sandbag
Proses Pemeriksaan :
1. Proyeksi anterior posterior (AP)
A. Posisi pasien (PP)
Pasien duduk menyamping meja pemeriksaan dengan sisi yang sakit dekat dengan
meja pemeriksaan, atur ketinggian posisi duduk sehingga lengan dapat diletakkan di atas
2. Proyeksi lateral
A. Posisi pasien (PP)
Pasien duduk menyamping meja pemeriksaan dengan sisi yang sakit dekat dengan
meja pemeriksaan, atur ketinggian posisi duduk sehingga lengan dapat diletakkan di atas
meja pemeriksaan dengan nyaman
b) Real Play
Pra Pemeriksaan :
1. Pemanggilan Pasien
a. Mencocokkan identitas pasien (nama, umur, alamat) apabila benar pasien
dipersilakan masuk ke dalam ruang pemeriksaan.
2. Perkenalan diri
a. Mahasiswa memperkenalkan diri dengan memeberi salam, menyebutkan nama dan
unit tugasnya kepada pasien
Contoh : “Selamat siang, namasaya Esensia, saya mahasiswa radiologi yang akan
melakukan pemeriksaan radiologi kepada bapak”
3. Amnase singkat (keluhan pasien dan keadaan pasien)
a. Mahasiswa melihat keadaan umum pasien (datang sendiri, dibantu orang lian,
dapat berdiri atau menggunakan alat tertentu)
b. Mahasiswa menanya kanperihal keluhan yang dirasakan oleh pasien dan posisi
yang sakit tanpa menyebutkan apa yang tertulis pada lembar permintaan foto.
Contoh : “Maaf pak, bagian mana yang terasa sakit? Kanan atau kiri?”
4. Analisa kebutuhan pemerikasaan radiografi
Setelah selesai anamnase, mahasiswa harus dengan segera dapat menentukan
kesesuaian tindakan radiografi dengan kondisi klinis pasien, yang meliputi : teknik
pemeriksaan radiografi, proyeksi yang akan digunakan (AP dan Lateral), persiapan
pasien dan alat
5. Pesiapan pasien
Memastikan tidak ada benda logam atau benda lain pada siku tangan yang akan
diperiksa
6. Persiapan alat
2. Proyeksi lateral
A. Posisi pasien (PP)
Pasien duduk menyamping meja pemeriksaan dengan sisi yang sakit dekat dengan
meja pemeriksaan, atur ketinggian posisi duduk sehingga lengan dapat diletakkan di
atas meja pemeriksaan dengan nyaman
B. Posisi objek (PO)
1) Fleksikan lengan 90º pada meja pemeriksaan dan atur lengan bawah sehingga tepat
berada di pertengahan lapangan penyinaran.
2) Letakkan lengan bawah secara tegak miring diatas kaset pada sisi ulna. Ibu jari
berada di atas dan menempel pada telapak tangan, supaya posisi benar – benar
lateral. Posisi tangan dan lengan dalam satu garis lurus.
3) Atur lengan bawah dan lengan atas pada dalam satu bidang datar.
4) Berilah arahan kepada pasien untuk dalam keaadaan rileks untuk menghindari
pergerakan.
5) Untuk fiksasi di samping kedua sisi tangan diberi softbag/sandbag
C. Pengaturan sinar:
1) Arah sinar/central ray (CR) : vertical tegak lurus terhadap kaset
2) Titik bidik/central point (CP) : pada pertengahan antebrachi
3) Focus film distance (FFD) : 100 cm
4) Faktor eksposi : 40 kVp, 2 mAs, non grid,
Pasca Pemeriksaan :
Pemprosesan film (pemberian ID pada kaset)
e. Dilakukan di kamar gelap, lampu general dimatikan
f. Buka kaset, keluarkan film, kemudian pasang film pada hanger
g. Masukkan film ke dalam cairan developer hingga muncul gambaran laten (4 menit)
dengan cara menginspeksi film menggunakan cahaya safety light (jangan
seringdilakukan)
h. Bila bayangan laten muncul, film di rinshing pada tangka rinshing kemudian
celupkan film pada cairan fixer agar gambaran menjadi gambaran tetap (selama 8
2) Proyeksi Lateral
Radius dan ulna tampak superposisi pada bagian distal dgn batas atas elbow joint dan batas
bawah wrist joint masuk dalam film.
- Hasil Radiograf Kelopok 2 jika dibandingkan dengan kriteria menurut teori terlihat sama.
tampak radius dan ulna superposisi pada bagian distal dengan batas atas elbow joint dan batas
bawah wrist joint masuk dalam film.
E. Evaluasi Radiograf
PROYEKSI LATERAL
• Radius dan ulna tampak superposisi pada bagian distal dgn batas atas elbow joint
dan batas bawah wrist joint masuk dalam film.
• Caput radius d an Prosesus coronoid overlap.
• Epicondilus humerus superposisi.
• Elbow kelihatan fleksi.
• Softissue dan trabecula tampak dalam gambaran radiograf.
F. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan pada objek antebrachi,kami dapat mengetahui
struktur antrebachi,dapat mengetahui dan memahami bagaimana teknik pemeriksaan dengan baik dan
benar melalui role play dan real play. Hasil pemrotetan yang kami lakukan objek antrebachi sudah
memuaskan, karena sudah mencakup semua informasi yang dibutuhkan.Menurut kami kualitas radiograf
yang dihasilkan sudah tinggi ,karena sudah memenuhi beberapa aspek pada sebuah radiograf yaitu
densitas,kontras,ketajaman,detail sudah baik. Sehingga bisa digunakan untuk membantu menegakkan
diagnosa.
Kontras yang dihasilkan juga sudah baik karena pengaturan faktor eksposi sudah benar,sehingga
dapat membedakan antara tulang dengan soft tissue.
Dalam pembuatan foto rontgen diperlukan ketelitian dan ketelatenan serta kesabaran dalam
potitioning sehingga ketika objek siap diexpose hasilnya akan tepat. Factor exposi setiap objek berbeda-
beda sehingga kita harus paham dalam penggunaan agar hasil foto terlihat jelas. Ketelitian pada
G. Referensi