Anda di halaman 1dari 16

TEKNIK RADIOGRAFI I Hari Tgl/Bln/Thn Jam



Petunjuk Kerja: WI-TRDI-00 …. Nomor Revisi 0 1 2 3 4 5

Pokok bahasan: PHARYNK, LARYNK DAN TRAKHEA

Nama Anggota Kelompok:

1. Angel 7. Naufal
2. Manda 8. Fajar
3. Fahrun 9. Kadek
4. Ita 10. Lensa
5. Fuza 11. Farhan
6. Hanifah 12. Padila

A. TUJUAN
Mencakup (Pre, Proses, Pasca)

1. Mahasiswa dapat melakukan teknik radiografi ossa antebrachi dengan baik dan benar simulasi,
role play, realplay.
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan menjelaskan jenis teknik radiografi pada kasus antebrachi.

Format Laporan Praktekum TR - 301


Labatorium Teknik Radiografi JTRR Poltekes Kemenkes Semarang
B. ALAT DAN BAHAN

Alat :
a. Hanger ukuran 24x30 cm
b. Kaset dan Film ukuran 24x30 cm
c. Ruang laboratorium radiografi
d. Pesawat sinar – X siap pakai
e. Manual Prosessing Mesin Pengering
f. Radiographic phantom antbrachi
g. Marker
h. Meteran
i. Lead apron
Bahan:
a. Cairan developer
b. Air mengalir
c. Cairan fixer

Format Laporan Praktekum TR - 301


Labatorium Teknik Radiografi JTRR Poltekes Kemenkes Semarang
C. PROSEDUR PEMERIKSAAN

Format Laporan Praktekum TR - 301


Labatorium Teknik Radiografi JTRR Poltekes Kemenkes Semarang
a) Pra pemeriksaan
1. Pemanggilan pasien
a. Pemanggilan pasien sesuai dengan nama yang ada pada lembar permintaan foto
b. Mencocokkan identitas pasien (nama, umur, alamat) apabila benar pasien dipersilahkan
masuk ke dalam ruangan pemeriksaan
2. Perkenalan diri
a. Mahasiswa memperkenalkan diri dengan memberi salam, menyebutkan nama dan unit
tugasnya kepada pasien
b. Contoh : “ selamat pagi nama saya Ridwan, saya mahasiswa radiologi yang akan
melakukan pemeriksaan radiologi kepada bapak/ ibu “
3. Anamnesa singkat (keluhan pasien dan keadaan umum pasien)
a. Mahasiswa melihat keadaan umum pasien (datang sendiri, dibantu orang lain, dapat
berdiri / menggunakan alat tertentu mis : infuse)
b. Mahasiswa menanyakan perihal keluhan yang dirasakan oleh pasien dan posisi yang
sakit tanpa menyebutkan apa yang tertulis pada lembar permintaan foto. Contoh : ‘maaf
Pak/Ibu ,keluhan apa yang dirasakan? nyeri / sakit? Sudah berapa lama? Boleh
ditunjukkan bagian yang mana ?
c. Mahasiswa menanyakan apakah pernah dilakukan pemeriksaan radiologi yang sama ?
apabila pernah tanyakan foto lama dari pemeriksaan tersebut!
d. Mahasiswa melakukan “recall” gambaran anatomi normal region bagian tubuh pasien
yang akan diperiksa secara radiografi mengacu pada informasi kriteria anatomi radiologi

4. Analisa kebutuhan pemeriksaan radiografi


Setelah selesai anamnase, mahasiswa harus dengan segera dapat menentukan kesesuaian
tindakan radiografi, proyeksi yang akan digunakan pada pharynx,larynx dan trachea,
persiapan pasien dan alat.
5. Penjelasan ringkas prosedur
Setelah penentuan tindakan radiografi, pasien diberikan penjelasan singkat mengenai apa
yang akan dilakukan selama pemeriksaan.

6. Persiapan pasien
Pastikan tidak ada benda logam atau benda lain pada daerah abdomen yang akan diperiksa

Format Laporan Praktekum TR - 301


Labatorium Teknik Radiografi JTRR Poltekes Kemenkes Semarang
b) Pelaksaan pemeriksaan
1. Proyeksi anterior posterior (AP)
A. Posisi pasien (PP)
Pasien duduk menyamping meja pemeriksaan dengan sisi yang sakit dekat dengan
meja pemeriksaan, atur ketinggian posisi duduk sehingga lengan dapat diletakkan di atas
meja pemeriksaan dengan nyaman

B. Posisi objek (PO)


1) Letakkan lengan pada meja pemeriksaan dan letakkan lengan bawah pasien di atas
kaset pada posisi supine. Posisi tangan dan lengan lurus dalam satu garis .
2) Atur lengan bawah sehingga tepat berada di pertengahan lapangan penyinaran.
3) Atur kedua processus stiloideus berjarak sama terhadap kaset agar tidak terjadi rotasi
4) Berilah arahan kepada pasien untuk dalam keaadaan rileks untuk menghindari
pergerakan.
5) Untuk fiksasi bagian bawah punggung tangan dapat diberi softbag untuk kenyamanan
pasien
C.Pengaturan sinar dan eksposi :
1) Arah sinar/central ray (CR) : vertical tegak lurus terhadap kaset
2) Titik bidik/central point (CP) : pada pertengahan antebrachi
3) Focus film distance (FFD) : 100 cm
4) Faktor eksposi : 40 kVp, 2 mAs, non grid

2. Proyeksi lateral
A. Posisi pasien (PP)
Pasien duduk menyamping meja pemeriksaan dengan sisi yang sakit dekat dengan
meja pemeriksaan, atur ketinggian posisi duduk sehingga lengan dapat diletakkan di atas
meja pemeriksaan dengan nyaman.
B. Posisi objek (PO)
1) Fleksikan lengan 90º pada meja pemeriksaan dan atur lengan bawah sehingga tepat
berada di pertengahan lapangan penyinaran.
2) Letakkan lengan bawah secara tegak miring diatas kaset pada sisi ulna. Ibu jari berada

Format Laporan Praktekum TR - 301


Labatorium Teknik Radiografi JTRR Poltekes Kemenkes Semarang
di atas dan menempel pada telapak tangan, supaya posisi benar – benar lateral. Posisi
tangan dan lengan dalam satu garis lurus.
3) Atur lengan bawah dan lengan atas pada dalam satu bidang datar.
4) Berilah arahan kepada pasien untuk dalam keaadaan rileks untuk menghindari
pergerakan.
5) Untuk fiksasi di samping kedua sisi tangan diberi softbag/sandbag.
C. Pengaturan sinar:
1) Arah sinar/central ray (CR) : vertical tegak lurus terhadap kaset
2) Titik bidik/central point (CP) : pada pertengahan antebrachi
3) Focus film distance (FFD) : 100 cm
c) Proteksi radiasi
1. Gunakan apron untuk menutupi daerah panggul pasien agar organ reproduksi
terlindungi dari sinar hambur
2. Beri arahan kepada pasien agar pandangan mata menjauh dari sumber sinar-x.
3. Mempersilahkan orang yang tidak berkepentingan di dalam ruang pemeriksaan untuk
keluar ruangan, apabila terpaksa harus ada orang yang mendampingi, maka orang
tersebut harus dikenakan apron
d) Pasca pemeriksaan
1. Penanganan pasien setelah pemeriksaan
a. Mahasiswa membantu pasien turun dari meja pemeriksaan
b. Memberi arahan untuk menunggu hasil pemprosesan film, apabila hasil sudah
baik maka pasien diberi kartu ambil foto.
c. Dan mempersilahkan pasien untuk kembali ke asal rujukan.

2. Pemprosesan film
a. Dilakukan di kamar gelap, lampu general dimatikan
b. Buka kaset dan pasang film pada hanger
c. Masukkan film ke dalam cairan developer hingga muncul gambaran laten (4
menit) dengan cara menginspeksi film menggunakan cahaya safety light (jangan
sering dilakukan)
d. Bila bayangan laten muncul, film di rinshing pada tangki rinshing kemudian
masukkan film pada cairan fixer agar gambaran menjadi gambaran tetap.
e. Kemudian film di washing dan dikeringkan pada mesin pengering.

Format Laporan Praktekum TR - 301


Labatorium Teknik Radiografi JTRR Poltekes Kemenkes Semarang
D. HASIL DAN DISKUSI

Format Laporan Praktekum TR - 301


Labatorium Teknik Radiografi JTRR Poltekes Kemenkes Semarang
1. Hasil (Pre-Proses-Pasca) untuk Role Play dan Real Play)
a) Role Play
Pra Pemeriksaan :
1. Pemanggilan Pasien
a. Mencocokkan identitas pasien (nama, umur, alamat) apabila benar pasien
dipersilakan masuk ke dalam ruang pemeriksaan.
2. Perkenalan diri
a. Mahasiswa memperkenalkan diri dengan memeberi salam, menyebutkan nama
dan unit tugasnya kepada pasien
Contoh : “Selamat siang, nama saya Esensia, saya mahasiswa radiologi yang
akan melakukan pemeriksaan radiologi kepada bapak”
3. Amnase singkat (keluhan pasien dan keadaan pasien)
a. Mahasiswa melihat keadaan umum pasien (datang sendiri, dibantu orang lain,
dapat berdiri atau menggunakan alat tertentu)
b. Mahasiswa menanyakan perihal keluhan yang dirasakan oleh pasien dan posisi
yang sakit tanpa menyebutkan apa yang tertulis pada lembar permintaan foto.
Contoh : “Maaf pak, bagian mana yang terasa sakit? Kanan atau kiri?”
4. Analisa kebutuhan pemerikasaan radiografi
Setelah selesai anamnase, mahasiswa harus dengan segera dapat menentukan
kesesuaian tindakan radiografi dengan kondisi klinis pasien, yang meliputi : teknik
pemeriksaan radiografi, proyeksi yang akan digunakan (AP dan Lateral)

5. Pesiapan pasien
Memastikan tidak ada benda logam atau benda lain pada siku tangan yang akan
diperiksa
6. Persiapan alat
 Pesawat sinar-x siap pakai
 Kaset radiografi dan film ukuran 18x24 cm
 Marker
 Lembar Pb
 Meteran
Softbag dan sandbag
Proses Pemeriksaan :
1. Proyeksi anterior posterior (AP)
A. Posisi pasien (PP)
Pasien duduk menyamping meja pemeriksaan dengan sisi yang sakit dekat dengan
meja pemeriksaan, atur ketinggian posisi duduk sehingga lengan dapat diletakkan di atas

Format Laporan Praktekum TR - 301


Labatorium Teknik Radiografi JTRR Poltekes Kemenkes Semarang
meja pemeriksaan dengan nyaman

B. Posisi objek (PO)


1) Letakkan lengan pada meja pemeriksaan dan letakkan lengan bawah pasien di atas
kaset pada posisi supine. Posisi tangan dan lengan lurus dalam satu garis .
2) Atur lengan bawah sehingga tepat berada di pertengahan lapangan penyinaran.
3) Atur kedua processus stiloideus berjarak sama terhadap kaset agar tidak terjadi rotasi
4) Berilah arahan kepada pasien untuk dalam keaadaan rileks untuk menghindari
pergerakan.
5) Untuk fiksasi bagian bawah punggung tangan dapat diberi softbag untuk kenyamanan
pasien

C.Pengaturan sinar dan eksposi :


1) Arah sinar/central ray (CR) : vertical tegak lurus terhadap kaset
2) Titik bidik/central point (CP) : pada pertengahan antebrachi
3) Focus film distance (FFD) : 100 cm
4) Faktor eksposi : 40 kVp, 2 mAs, non grid

2. Proyeksi lateral
A. Posisi pasien (PP)
Pasien duduk menyamping meja pemeriksaan dengan sisi yang sakit dekat dengan
meja pemeriksaan, atur ketinggian posisi duduk sehingga lengan dapat diletakkan di atas
meja pemeriksaan dengan nyaman

B. Posisi objek (PO)


1) Fleksikan lengan 90º pada meja pemeriksaan dan atur lengan bawah sehingga tepat
berada di pertengahan lapangan penyinaran.
2) Letakkan lengan bawah secara tegak miring diatas kaset pada sisi ulna. Ibu jari berada
di atas dan menempel pada telapak tangan, supaya posisi benar – benar lateral. Posisi
tangan dan lengan dalam satu garis lurus.
3) Atur lengan bawah dan lengan atas pada dalam satu bidang datar.
4) Berilah arahan kepada pasien untuk dalam keaadaan rileks untuk menghindari

Format Laporan Praktekum TR - 301


Labatorium Teknik Radiografi JTRR Poltekes Kemenkes Semarang
pergerakan.
5) Untuk fiksasi di samping kedua sisi tangan diberi softbag/sandbag
.
C. Pengaturan sinar:
1) Arah sinar/central ray (CR) : vertical tegak lurus terhadap kaset
2) Titik bidik/central point (CP) : pada pertengahan antebrachi
3) Focus film distance (FFD) : 100 cm
4) Faktor eksposi : 40 kVp, 2 mAs, non grid,

b) Real Play
Pra Pemeriksaan :
1. Pemanggilan Pasien
a. Mencocokkan identitas pasien (nama, umur, alamat) apabila benar pasien
dipersilakan masuk ke dalam ruang pemeriksaan.
2. Perkenalan diri
a. Mahasiswa memperkenalkan diri dengan memeberi salam, menyebutkan nama dan
unit tugasnya kepada pasien
Contoh : “Selamat siang, namasaya Esensia, saya mahasiswa radiologi yang akan
melakukan pemeriksaan radiologi kepada bapak”
3. Amnase singkat (keluhan pasien dan keadaan pasien)
a. Mahasiswa melihat keadaan umum pasien (datang sendiri, dibantu orang lian,
dapat berdiri atau menggunakan alat tertentu)
b. Mahasiswa menanya kanperihal keluhan yang dirasakan oleh pasien dan posisi
yang sakit tanpa menyebutkan apa yang tertulis pada lembar permintaan foto.
Contoh : “Maaf pak, bagian mana yang terasa sakit? Kanan atau kiri?”
4. Analisa kebutuhan pemerikasaan radiografi
Setelah selesai anamnase, mahasiswa harus dengan segera dapat menentukan
kesesuaian tindakan radiografi dengan kondisi klinis pasien, yang meliputi : teknik
pemeriksaan radiografi, proyeksi yang akan digunakan (AP dan Lateral), persiapan
pasien dan alat
5. Pesiapan pasien
Memastikan tidak ada benda logam atau benda lain pada siku tangan yang akan
diperiksa
6. Persiapan alat

Format Laporan Praktekum TR - 301


Labatorium Teknik Radiografi JTRR Poltekes Kemenkes Semarang
 Pesawat sinar-x siap pakai
 Kaset radiografi dan film ukuran 24x30
 Marker
 Lembar Pb
 Phantom
 Meteran
 Softbag dan sandbag
Proses Pemeriksaan :
1. Proyeksi anterior posterior (AP)
A. Posisi pasien (PP)
Pasien duduk menyamping meja pemeriksaan dengan sisi yang sakit dekat
dengan meja pemeriksaan, atur ketinggian posisi duduk sehingga lengan dapat
diletakkan di atas meja pemeriksaan dengan nyaman
B. Posisi objek (PO)
1) Letakkan lengan pada meja pemeriksaan dan letakkan lengan bawah pasien di
atas kaset pada posisi supine. Posisi tangan dan lengan lurus dalam satu garis .
2) Atur lengan bawah sehingga tepat berada di pertengahan lapangan penyinaran.
3) Atur kedua processus stiloideus berjarak sama terhadap kaset agar tidak terjadi
rotasi
4) Berilah arahan kepada pasien untuk dalam keaadaan rileks untuk menghindari
pergerakan.
5) Untuk fiksasi bagian bawah punggung tangan dapat diberi softbag untuk
kenyamanan pasien
C.Pengaturan sinar dan eksposi :
1) Arah sinar/central ray (CR) : vertical tegak lurus terhadap kaset
2) Titik bidik/central point(CP) : pada pertengahan antebrachi
3) Focus film distance (FFD) : 100 cm
4) Faktor eksposi : 40 kVp, 2 mAs, non grid
Pasca Pemeriksaan :
Pemprosesan film (pemberian ID pada kaset)
a. Dilakukan di kamar gelap, lampu general dimatikan
b. Buka kaset, keluarkan film, kemudian pasang film pada hanger
c. Masukkan film ke dalam cairan developer hingga muncul gambaran laten (4 menit)
dengan cara menginspeksi film menggunakan cahaya safety light (jangan
seringdilakukan)

Format Laporan Praktekum TR - 301


Labatorium Teknik Radiografi JTRR Poltekes Kemenkes Semarang
d. Bila bayangan laten muncul, film di rinshing pada tangka rinshing kemudian
celupkan film pada cairan fixer agar gambaran menjadi gambaran tetap (selama 8
menit). Kemudian washing dan drying.

2. Proyeksi lateral
A. Posisi pasien (PP)
Pasien duduk menyamping meja pemeriksaan dengan sisi yang sakit dekat dengan
meja pemeriksaan, atur ketinggian posisi duduk sehingga lengan dapat diletakkan di
atas meja pemeriksaan dengan nyaman
B. Posisi objek (PO)
1) Fleksikan lengan 90º pada meja pemeriksaan dan atur lengan bawah sehingga tepat
berada di pertengahan lapangan penyinaran.
2) Letakkan lengan bawah secara tegak miring diatas kaset pada sisi ulna. Ibu jari
berada di atas dan menempel pada telapak tangan, supaya posisi benar – benar
lateral. Posisi tangan dan lengan dalam satu garis lurus.
3) Atur lengan bawah dan lengan atas pada dalam satu bidang datar.
4) Berilah arahan kepada pasien untuk dalam keaadaan rileks untuk menghindari
pergerakan.
5) Untuk fiksasi di samping kedua sisi tangan diberi softbag/sandbag
C. Pengaturan sinar:
1) Arah sinar/central ray (CR) : vertical tegak lurus terhadap kaset
2) Titik bidik/central point (CP) : pada pertengahan antebrachi
3) Focus film distance (FFD) : 100 cm
4) Faktor eksposi : 40 kVp, 2 mAs, non grid,

Pasca Pemeriksaan :
Pemprosesan film (pemberian ID pada kaset)
e. Dilakukan di kamar gelap, lampu general dimatikan
f. Buka kaset, keluarkan film, kemudian pasang film pada hanger
g. Masukkan film ke dalam cairan developer hingga muncul gambaran laten (4 menit)
dengan cara menginspeksi film menggunakan cahaya safety light (jangan
seringdilakukan)
h. Bila bayangan laten muncul, film di rinshing pada tangka rinshing kemudian
celupkan film pada cairan fixer agar gambaran menjadi gambaran tetap (selama 8

Format Laporan Praktekum TR - 301


Labatorium Teknik Radiografi JTRR Poltekes Kemenkes Semarang
menit)
Kemudian film di washing dan dikeringkan pada mesin pengering
2. Diskusi (dari hasil pre-proses-pasca) pada saat role play dan real play
a. Kekurangan selama praktikum
1. Pemasangan marker belum benar
2. Identitas film belum dicetak
b. Evaluasi Radiograf
Proyeksi AP :
- Hasil Radiograf kelompok 2 :

• Tampak os radius dan ulna dalam posisi tidak superposisi.


• Tampak batas atas Elbow joint.
• Caput radius, ulna dan Collum radius dan ulna saling overlaping.
• Epicondilus medial dan lateral os. Humerus tidak mengalami elongasi dan
foreshortened

- Hasil Radiograf Kelompok 2 jika dibandingkan dengan kriteria menurut teori


terlihat sama.
 Tampak os radius dan ulna dalam posisi tidak superposisi.
 Tampak batas atas Elbow joint. Lebih baik jika elbow joint dan wrist joint
tampak semua, tetapi jika tidak memungkinkan bisa salah satu dari kedua sendi
yang tampak, yang penting ossa radius ulna tidak terpotong.
 Tampak caput radius, ulna dan Collum radius dan ulna saling overlaping.
 Tampak epicondilus medial dan lateral os. Humerus tidak mengalami elongasi
dan foreshortened

2) Proyeksi Lateral

Format Laporan Praktekum TR - 301


Labatorium Teknik Radiografi JTRR Poltekes Kemenkes Semarang
- Hasil Radiograf kelompok 2

 Radius dan ulna tampak superposisi pada bagian distal dgn batas atas elbow joint dan batas
bawah wrist joint masuk dalam film.

 Caput radius dan Prosesus coronoid overlap.

 Epicondilus humerus superposisi.

 Elbow kelihatan fleksi.

 Softissue dan trabecula tampak dalam gambaran radiograf.

- Hasil Radiograf Kelopok 2 jika dibandingkan dengan kriteria menurut teori terlihat sama.
 tampak radius dan ulna superposisi pada bagian distal dengan batas atas elbow joint dan batas
bawah wrist joint masuk dalam film.

 Tampak caput radius dan Prosesus coronoid overlap.

 Tampak epicondilus humerus superposisi.

 Terlihat elbow fleksi.

 Softissue dan trabecula tampak dalam gambaran radiograf.

E. Evaluasi Radiograf

Format Laporan Praktekum TR - 301


Labatorium Teknik Radiografi JTRR Poltekes Kemenkes Semarang
Gambaran anatomi radiologi
b. Bagian anatomi tangan yang masuk dalam gambaran radiograf
PROYEKSI AP
• Tampak os radius dan ulna dalam posisi tidak superposisi.
• Tampak batas bwh adalah gambaran Wrist joint dan batas atas Elbow joint.
• Caput radius, ulna dan Collum radius dan ulna saling overlaping.
• Epicondilus medial dan lateral os. Humerus tidak mengalami elongasi dan
foreshotened

PROYEKSI LATERAL
• Radius dan ulna tampak superposisi pada bagian distal dgn batas atas elbow joint
dan batas bawah wrist joint masuk dalam film.
• Caput radius d an Prosesus coronoid overlap.
• Epicondilus humerus superposisi.
• Elbow kelihatan fleksi.
• Softissue dan trabecula tampak dalam gambaran radiograf.

c. Batas proximal dan distal


PROYEKSI AP
Batas proximal : elbow joint
Batas distal : wrist joint
PROYEKSI LATERAL
Batas proximal : elbow joint
Batas distal : wrist joint

F. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan pada objek antebrachi,kami dapat mengetahui
struktur antrebachi,dapat mengetahui dan memahami bagaimana teknik pemeriksaan dengan baik dan
benar melalui role play dan real play. Hasil pemrotetan yang kami lakukan objek antrebachi sudah
memuaskan, karena sudah mencakup semua informasi yang dibutuhkan.Menurut kami kualitas radiograf
yang dihasilkan sudah tinggi ,karena sudah memenuhi beberapa aspek pada sebuah radiograf yaitu
densitas,kontras,ketajaman,detail sudah baik. Sehingga bisa digunakan untuk membantu menegakkan
diagnosa.
Kontras yang dihasilkan juga sudah baik karena pengaturan faktor eksposi sudah benar,sehingga
dapat membedakan antara tulang dengan soft tissue.
Dalam pembuatan foto rontgen diperlukan ketelitian dan ketelatenan serta kesabaran dalam
potitioning sehingga ketika objek siap diexpose hasilnya akan tepat. Factor exposi setiap objek berbeda-
beda sehingga kita harus paham dalam penggunaan agar hasil foto terlihat jelas. Ketelitian pada

Format Laporan Praktekum TR - 301


Labatorium Teknik Radiografi JTRR Poltekes Kemenkes Semarang
pemrosesan film (menggunakan teknik celup) juga sangat penting, ketepatan dalam perhitungan waktu
menjadi kunci dalam menghasilkan gambar yang bagus.
Serangkaian teknik pada foto rontgen harus benar benar dipahami, selain itu pelayanan yang baik
pada pasien juga sudah harus mulai dibiasakan mulai dari 5S, recall, anamnase, prinsip proteksi dll
sehingga kita mampu memenuhi standar kerja dan belajar menjadi tenaga radiografi yang professional.

G. Referensi

1. Merrill s Atlas Radiographic positions & radiologic prosedures


2. Bontrager, radiological Technique, 2000
3. Vinnita Merrils, Atlas of Roentgenographic Position and Standart Radiation Procedure
4. Modul Praktikum Teknik Radiografi 1
5.

Format Laporan Praktekum TR - 301


Labatorium Teknik Radiografi JTRR Poltekes Kemenkes Semarang

Anda mungkin juga menyukai