Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung No.10 tahun 2015 tentang Rencana
Detail Tata Ruang dan Zonasi Kota Bandung, terdapat 8 Sub Wilayah Kota yang ada di
Kota Bandung, yaitu SWK Arcamanik, Cibeunying, Kerees, Kordon, Gedebage,
Ujungberung, Bojonegara dan Tegalega. Masing – masing SWK tersebut mempunyai
fungsi yang berbeda – beda sesuai arahan yang terdapat di Rencana Detail Tata Ruang
dan Zonasi Kota Bandung.Berdasarkan Rencana Detail Tata Ruang, Sub Wilayah Kota
Gedebage direncanakan mengembangkan kawasan yang bersinergikan antara pedidikan
tinggi, ekonomi kreatif, komersial sekaligus menjadi pusat pemerintahan berkonsep
Teknopolis dalam mewujudkan fungsi Pusat Pelayanan Kota (PPK) kedua di Kota
Bandung.
Melihat RDTR Kota Bandung dengan di arahkannya SWK Gedebage sebagai sub
wilayah kota berkonsep teknopolis dalam mewujudkan fungsi PPK kedua di Kota
Bandung sudah pasti terdapat berbagai sektor yang akan didirikan di SWK Gedebage
sebagai pendukung Kawasan yang bersinergikan antara pedidikan tinggi, ekonomi kreatif,
komersial.Selain terkenal oleh pusat perbelanjaan di SWK Gedebage juga terdapat wisata
edukasi yang menarik perhatian masyarakat.Wisata Edukasi sendiri adalah suatu
perjalanan wisata yang memiliki nilai tambah edukasi, tidak sekedar berwisata, tetapi
juga memiliki tujuan untuk menambah nilai-nilai edukasi atau pendidikan bagi seluruh
peserta.
Didirikannya berbagai sektor termasuk wisata edukasi di SWK Gedebage sudah pasti
sektor tersebut menempati lahan di Gedebage. Penggunaan lahan sendiri di SWK
Gedebage sudah di atur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung Tahun 2011
– 2031. Dengan adanya Perda RTRW Kota Bandung Tahun 2011-2031 penggunaan lahan
di SWK Gedebage seharusnya sudah sesuai dengan penggunaannya.
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas dapat ditarik bahwa dengan di rencanakannya
SWK Gedebage sebagai Pusat Pelayanan Kota kedua di Kota Bandung sudah pasti akan
menimbulkan berbagai macam masalah yang akan terjadi, karena sebagai pusat pelayanan
kota pasti terdapat berbagai macam sektor – sektor yang akan mempadati SWK
Gedebage, belum lagi Gedebage terkenal sebagai pusat perbelanjaan di Kota Bandung
dan akan didirikannya summarecon, sehingga akan terjadi masalah – masalah kepadatan.
Terdapat juga wisata edukasi di SWK Gedebage yang tersebar dibeberapa lokasi
diantaranya Kampung Tulip, Kolam Renang Tirta Adipura, Pustaka Lebah Bandung,
Museum Nike Ardila, Stadion Gelora Bandung Lautan Api, dan yang saat ini tengah di
bangun yaitu Masjid Al-Jabbar yang merupakan Masjid terapung pertama di Jawa Barat,
tapi saat ini belum diketahui apakah lokasi - lokasi wisata edukasi tersebut sudah sesuai
penempatan guna lahannya seperti yang ada di dalam RTRW karena jika tidak sesuai
akan terjadi kepadatan yang sudah pasti akan menimbulkan masalah di lokasi
tersebut.Maka dapat ditarik rumusan masalah yang digunakan sebagai petunjuk dalam
melakukan penelitian kecil ini, pertanyaan penelitian yang dapat ditarik yaitu, apakah
kesesuaianguna lahan untuk lokasi persebaran wisata edukasi di SWK Gedebage
sudah sesuai dengan yang ada di dalam RDTR Kota Bandung?

1.3 Tujuan dan Sasaran


Dari rumusan masalah di atas terdapat tujuan dalam penelitian kecil yang dibuat,
tujuan penelitian kecil ini adalah untuk mengidentifikasi kesesuaian guna lahan untuk
lokasi wisata edukasi di SWK Gedebage dan adapun juga sasaran untuk mencapai tujuan
dalam penelitian kecil yang dibuat, sasaran penelitian kecil ini adalah teridentifikasinya
lokasi wisata edukasi di SWK Gedebage.

1.4 ManfaatStudi
Manfaat dari penelitaina ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi
Perencanaan,menambah wawasan bagi peneliti dan menjadi acuan bagi pembaca dan
manfaat lain diantaranya:

1. Mampu mengidentifikasi kesesuaian lahan wisata edukasi di SWK Gedebage.


2. Menjadikan acuan bagi pembaca tentang penggunaan lahan di SWK Gedebage.
1.5 Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam penelitian kecil ini terdapat ruang lingkup wilayah dan ruang
lingkup substansi.

1.5.1 Ruang Lingkup Wilayah


Penelitian dilakukan di Sub Wilayah Kota Gedebage, Kota Bandung, Provinsi
Jawa Barat. Secara geografis lokasi penelitian memiliki batas – batas sebagai
administrasi sebagai berikut :
Sebelah Utara : SWK Ujungberung
Sebelah Timur : Kabupaten Bandung
Sebelah Selatan : Kabupaten Bandung
Sebelah Barat : SWK Kordon
1.5.2 Ruang Lingkup Substansi
Batasan materi dalam penelitian kecil ini akan menjelaskan mengenai
penggunaan lahan lokasi wisata edukasi di SWK Gedebage yang akan menjadi
bahan analisis dalam penelitian kecil ini. Wisata edukasi di SWK Gedebage yang
tersebar dibeberapa lokasi diantaranya :
 Kampung Tulip
 Kolam Renang Tirta Adipura
 Pustaka Lebah Bandung
 Museum Nike Ardila
 Stadion Gelora Bandung Lautan Api
 Masjid Al-Jabbar
Sehingga Ruang lingkup substansi yang digunakan dalam penelitian kecil ini yaitu
dengan meninjau guna lahanwisata edukasi di SWK Gedebage dari hasil analisis
kesesuaian guna lahan.

1.6 Metodologi
Dalam penyusunan makalah ini, menggunakan metodologi pengumpulan data dan
menggunakan metodologi Penggunaan Software ArcGis 10.1.3.

1.6.1 Metodologi Pengumpulan Data


Dalam metodologi Pengumpulan data terdiri dari survei primer dan survei
sekunder.
Survei sekunder dilakukan untuk memperoleh data-data yang menunjang studi
dan didapat dari instansi, literature, koran dan internet. Studi literatur merupakan
langkah untuk memperoleh data dan informasi mengenai hal-hal yang berhubungan
dengan studi yang diperoleh secara tidak langsung. Instansi yang terkait dalam
pengumpulan data tersebut didapat dari:
 BIG
 Dinas Penataan Ruang Kota Bandung
Survei primer adalah kegiatan yang dilakukan secara langsung untuk
mendapatkan informasi dan menjadi sumber penelitian yang diperoleh secara
langsung di lapangan. Kegiatan pengumpulan data primer dalam studi ini antara
lain:
a. Observasi lapangan berupa kondisi pariwisata yang ada di Wilayah Gedebage .
Cara pengambilan data dengan menggunakan mata dan alat standar lain untuk
keperluan tersebut (Wardayanta, 2006:32). Hal ini dilakukan secara langsung
untuk mendapatkan gambaran tentang kondisi Wilayah Gedebage.

1.6.2 Metodologi Analisis


Metodologi analisis untuk penelitian kecil ini dengan menggunakan software
ArcGis 10.3 yang memakai data shp eksisting SWK Gedebage dan shp pola ruang
SWK Gedebage. Berdasarkan uraian tahapan yang akan dilakukan maka kerangka
pemikiran dalam metode analisis sebagai berikut :

Melakukan Survey
Mendigitasi lokasi
Data SHP eksisiting primer
wisata edukasi
SWK Gedebage, SHP membandingkan
menggunakansoftware
Pola ruang SWK Gebage lokasi wisata edukasi
ArcGis 10.3
dengan peta eksisting

menggunakan
geoprocessing (disolve)
Melakukan analisis
untuk menggabungkan
deskriptif dengan
Hasil Analisis peta lokasi wisata
melihat peta yang
dengan peta eksisting
sudah di overlay menggunakan software
ArcGis 10.1.3

Sumber : Hasil Analisis

1.7 Kerangka Pikiran


Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai hal yang penting jadi
dengan demikian kerangka berpikir adalah sebuah pemahaman yang paling mendasar dan
menjadi pondasi bagi setiap pemikiran atau suatu bentuk proses dari keseluruhan dari
penelitian yang akan dilakukan (Uma Sekaran, 2011:90)
Berdasarkan uraian tahapan yang akan dilakukan maka kerangka pemikiran dalam
metode analisis sebagai berikut :
Latar Belakang

Berdasarkan Rencana Detail Tata Ruang, Sub Wilayah Kota Gedebage direncanakan
Mengembangkan Kawasan yang bersinergikan antara pedidikan tinggi, ekonomi kreatif, komersial
sekaligus menjadi pusat pemerintahan berkonsep Teknopolis dalam mewujudkan fungsi Pusat
Pelayanan Kota (PPK) kedua di Kota Bandung.
Rumusan Masalah

Belum diketahui apakah lokasi - lokasi wisata edukasi di SWK Gedebage sudah sesuai penempatan
guna lahannya seperti yang ada di dalam RTRW karena jika tidak sesuai akan terjadi kepadatan yang
sudah pasti akan menimbulkan masalah di lokasi tersebut.

Tujuan

Identifikasi kesesuaian guna lahan untuk lokasi wisata edukasi di SWK Gedebage

Metode Penelitian

Metode Pengumpulan Data Metode Analisis

Survey Primer & Survey Menggunakan software


Sekunder ArcGis 10.3 & Analisis
Deskriptif

Keluaran

Kesimpulan & Rekomendasi

Sumber : Hasil Analisis


1.8 Sistematika Penulisan
Sistematika laporan ini dimaksudkan untuk memberikan garis besar tentang apa yang
akan diuraikan secara keselurahan di dalam laporan ini.
BAB I PENDAHULUAN
Berisi sedikit ulasan mengenai latar belakang, tujuan dan sasaran, ruang lingkup wilayah,
ruang lingkup substansi, kerangka pikiran dan sistematika penulisan
BAB II KAJIAN LITERATUR
Berisi ulasan mengenai kajianliteratur yang digunakan dalam analisis
BAB III GAMBARAN UMUM
Berisi ulasan mengenai gambaran umum wilayah kajian
BAB IV ISI
Berisi mengenai analisis terhadap penelitian
BAB V PENUTUP
Berisi kesimpulan
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 PenggunaanLahan
Lahan sebagai suatu "sistem" mempunyai komponen-komponen yang terorganisir secara
spesifik dan perilakunya menuju kepada sasaran-sasaran tertentu. Komponen-komponen
lahan ini dapat dipandang sebagai sumberdaya dalam hubung-annya dengan aktivitas
manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Lahan adalah komoditas. Penggunaan lahan
harus memperhatikan kemampuan fisik alamiah dan daya dukungnya. Tidak semua lahan
dapat dimanfaatkan untuk kegiatan bermukim dan ekonomi, seperti kawasan pegunungan dan
sempadan sungai yang harus dijaga sebagai kawasan lindung. Ada seperangkat persyaratan
yang harus dipenuhi agar lahan dapat dinyatakan kelayakannya sebagai wadah kegiatan yang
secara mendasar dapat dipelajari dari Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor
20/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi
serta Sosial Budaya dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang. Dalam arti lain lahan
didefinisikan sebagai suatu wilayah di permukaan bumi, mencakup semua komponen biosfer
yang dapat dianggap tetap atau bersifat siklis yang berada di atas dan di bawah wilayah
tersebut, termasuk atmosfer, tanah, batuan induk, relief, hidrologi, tumbuhan dan hewan,
serta segala akibat yang ditimbulkan oleh aktivitas manusia di masalalu dan sekarang yang
kesemuanya itu berpengaruh terhadap penggunaan lahan oleh manusia pada saat sekarang
dan di masa mendatang(FAO, 1977)
Pengertian Tata Guna Lahan adalah aktivitas penilaian secara sistematis terhadap potensi
lahan (dan termasuk air), dalam rangka untuk memilih, mengadopsi, dan menentukan pilihan
penggunaan lahan terbaik dalam ruang berdasarkan potensi dan kondisi biofisik, ekonomi dan
social untuk meningkatkan produktivitas dan ekuitas, dan menjaga kelestarian lingkungan.
Pada era modern, perencanaan tata guna lahan mulai dibantu oleh perangkat teknologi
informasi geospasial, seperti penginderaan jauh dan geographic information system (GIS).
2.2 WisataEdukasi
Wisata merupakan suati kegiatan baik individu maupun grup dari tempat tinggal
menuju suatu tempat tertentu untuk mendapatakan pengalaman bersenang-senang dan
menambah pengetahuan dilaur aktivitas keseharian dalam waktu sementara. Dalam arti lain
Wisata adalah suatau kegiatan yang bersifat bersenang-senang (leisure) yang di tandai dengan
mengeluarkan uang atau melakukan kegiatan yang bersifat konsumtif. (heriawan:2004)

Wisata Edukasi atau Wisata Pendidikan adalah suatu program yang menggabungkan
unsur kegiatan wisata dengan muatan pendidikan didalamnya. Program ini dapat dikemas
sedemikian rupa menjadikan kegiatan wisata tahunan atau kegiatan ektrakulikule rmemiliki
kualitas dan berbobot. Biasanya wisata ini dilaksanakan oleh Sekolah atau kampus dengan
rombongan untuk mendukung pelajaran yang bersangkutan, bisanya disebut dengan study
tour, wisata ini berupa museum, taman belajar,dll. Dalam arti lain Wisata edukasi atau edu
tourism adalah suatu program dimana wisatawan berkunjung ke suatu lokasi wisata dengan
tujuan utama untuk memperoleh pengalaman pembelajaran secara langsung di obyek wisata
tersebut. (Rodger, 2010)

Wisata edukasi atau pendidikan juga merupakan gabungan dari beberapa sub-tipe wisata
seperti ekowisata, wisata sejarah dan budaya, wisata pedesaan, dan juga pertukaran pelajaran
tari institusi pendidikan. (Gibson, 1998)

2.3 KesesuaianPenggunaanLahan
Penggunaan lahan sering disalahartikan dengan fasilitas, sebagai contoh tata guna
lahan perdagangan atau komersial sering disamakan dengan fasilitas pasar atau pertokoan,
padahal kedua istilah ini berbeda. Seperti sudah dijelaskan di atas, penggunaan lahan
mengarah pada bentang tanah yang ditetapkan memiliki fungsi tertentu. Secara fisik sudah
tentu berupa ruang yang dibatasi oleh batas kepemilikan atau pengelolaan lahan. Sementara
itu, fasilitas adalah unit pelayanan yang memiliki fungsi tertentu dan biasanya secara fisik
berupa bangunan. Dengan adanya Rencana detail tata ruang (RDTR) dapat dijadikan
pedoman pembangunan suatu daerah. Dengan adanya perubahan penggunaan lahan yang
terjadi, nantinya dapat diketahui kesesuaia nfakta di lapangan dengan apa yang sudah
direncanakan oleh pemerintah setempat. Sebab itu, perlu diketahui tingkat kesesuaian antara
penggunaan lahan saat ini dengan yang sudah direncanakan dalam RDTR.
Secara umum, pola penggunaan lahan perkotaan memiliki 3 ciri (Sadyohutomo,
2006:71), antara lain :
1. Pemanfaatannya dengan intensitas yang tinggi yang disebabkan oleh populasi
penduduk yang lebih tinggi dari kawasan pedesaan. Dengan demikian, dalam pasar
investasi tingkat permintaan akan lahan juga tinggi dan nilai guna lahan kawasan
perkotaan cenderung lebih tinggi pula.
2. Adanya keterkaitan yang erat antar unit-unit penggunaan tanah.
3. Ukuran unit-unit penggunaan lahan didominasi luasan yang relatif kecil.

Hal ini sangat berbeda dengan kawasan pedesaan yang memungkinkan sebentang lahan yang
luas me
miliki satu fungsi yang sama sehingga cocok untuk kegiatan budi daya agraria. Secara umum,
klasifikasi penggunaan tanah pada kawasan perkotaan dapat dibagi menjadi 7 jenis
(Sadyohutomo, 2006: 72) , antara lain :

1. Perumahan, berupa kelompok rumah sebagai tempat tinggal lengkap dengan


prasarana dan sarana lingkungan.
2. Perdagangan, berupa tempat transaksi barang da jasa yang secara fisik berupa
bangunan pasar, toko, pergudangan dan lain sebagainya.
3. Industri, adalah kawasan untuk kegiatan proses pengolahan bahan-bahan baku
menjadi barang setangah jadi atau barang jadi.
4. Jasa, berupa kegiatan pelayanan perkantoran pemerintah, semi komersial, kesehatan,
sosial, budaya dan pendidikan.
5. Taman, adalah kawasan yang berfungsi sebagai ruang terbuka publik, hutan kota dan
taman kota.
6. Perairan, adalah areal genangan atau aliran air permanen atau musiman yang terjadi
secara buatan dan alami.
7. Lahan kosong, berupa lahan yang tidak dimanfaatkan
BAB III

GAMBARAN WILAYAH UMUM

3.1 Letak Administrasi


SWK Gedebage berada di tenggara Kota Bandung dengan mencangkup dua
kecamatan diantaranya:
 Kecamatan Gedebage
Kecamatan Gedebage merupakan salah satu Kecamatan di SWK Gedebage dengan
luas sebesar 980 ha, yang terdiri dari empat Kelurahan yaitu :
1. Kelurahan Cisaranten Kidul
2. Kelurahan Cimincrang
3. Keluranan Rancanumpang
4. Kelurahan Rancabolang
 Kecamatan Rancasari
Kecamatan Rancasari merupakan salah satu Kecamatan di SWK Gedebage dengan
luas sebesar 755 ha, yang terdiri dari empat Kelurahan yaitu :
1. Cipamokolan
2. Darwati
3. Manjahlega (Cisarantenkidul)
4. Mekar Mulya (Mekarjaya)
Commented [AX1]: Petanya masukin setelah subab gunalahan
3.2 Guna Lahan
Berdasarkan hasil kesesuaian lahan antara rencana pola pemanfaatan lahan dengan
penggunaan lahan eksisting di kecamatan gedebage dapat dijelaskan bahwa kesesuaian
lahan termasuk kedalam kategori yang sesuai dengan luas 724.28 Ha untuk lahan yang
tidak sesuai seluas 235.15 Ha. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada peta kesesuian lahan.
Kawasan Pemerintahan gedebage memiliki kesesuaian lahan terhadap penggunaan lahan
sebesar 75 % dari luas penggunaan lahan eksisting keseluruhan dengan rata-rata
kemampuan pengembangan sedang, selain itu terdapat kemampuan pengembangan
rendah hal tersebut mengakibatkan penggunaan lahan yang kurang sesuai terhadap
pengembangan penggunaan lahan tertentu atau memiliki keterbatasan dalam
berkembang, kemampuan pengembangan dalam kategori rendah dapat tetap berkembang
dengan bersyarat. Sedangkan untuk lahan yang tidak sesuai dengan rencana pola ruang
terdapat 25% dengan kemampuan pengembangan sedang dan kemampuan
pengembangan rendah.
3.3 Kependudukan
Jumlah penduduk yang berada di SWK Gedebage terbagi menjadi dua kecamatan
yaitu kecamatan Gedebage dan Kecamatan Rancasari
 Jumlah Kecamatan Gedebage menurut jenis kelamin tahun 2015
No Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah
1 Gedebage 17.862 18.048 35.910
Sumber : Kecamatan Gedebage dalam angka Tahun 2015
 Jumlah Kecamatan Rancasari menurut jenis kelamin tahun 2015
No Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah
1 Rancasari 37.711 37.758 75.469
Sumber : Kecamatan Sukasari dalam angka Tahun 2015

3.4 Wisata Edukasi


Terdapat enam wisata edukasi yang berada di Sub Wilayah Kota Gedebage yang
lokasi tersebar.
 Stadion Gelora Bandung Lautan Api Commented [AX2]: Ini edukasi jenis apa? Sebutin!
Misalnya edukasi rohani, olah raga, sejarah, dsb

Stadion Gelora Bandung Lautan Api berada tepat di cekungan Danau Purba
Bandung yang tanahnya mudah amblas & dibangun setinggi 5 meter dari permukaan
tanah. Namun karena lahan yang digunakan lunak, ketinggian akan turun 1,7 meter
hingga ketinggiannya menjadi 3,3 meter.Tanah eksisting untuk stadion adalah berupa
sawah dengan material lempung lunak umumnya ketebalannya 30 meter.
 Masjid Raya Al-Jabbar Kota Bandung Provinsi Jawa Barat

Masjid Agung Al-Jabbar adalah masjid yang sedang dibangun, berkapasitas


60 ribu jamaah erletak di kelurahan Cimenerang kecamatan Gedebage, kota
Bandung. Masjid ini juga dekat dengan berbagai sarana transportasi, salah
satunya Stasiun Cimekar, jalur yang akan dilewati kereta cepat Jakarta-Bandung, dan
rencana stasiun LRT kota Bandung. Danau buatan yang dibangun paralel dengan
pembangunan masjid juga memiliki fungsi pengendali banjir, sumber air, dan
konservasi habitat

 Museum Nike Ardilla


Museum ini menempati sebuah bangunan Rumah menempati bangunan 2
lantai seluas 500 meter persegi, dimana lantai pertama digunakan sebagai tempat
tinggal keluarga almarhumah Nike Ardila Sementara di lantai 2 Museum.
 Kolam Renang Tirta Adipura

Kolam renang tirta adipura merupakan kolam renang yang berlokasi di


bandung di daerah yang ber alamat di Jl. Adi Flora Raya, Rancabolang, Gedebage,
Kota Bandung, kolam renang ini merupakan salah satu yang berada di daerah
gedebage.
 Kampung Tulip

Kampung Tulip Dibangun di atas areal lahan seluas 800 meter persegi, ilengkapi
dengan hamparan taman bunga yang indah, lengkap dengan penunjang fasilitas wisatanya
seperti kolam-kolam,
 Pustaka Lebah Bandung

Pustaka lebah bandung merupakan sebuah rumah yang befungsi sebagai


sarana dedikasi bagi bagi anak anak terutama dalam hal pembelajaran, adalah penerbit
media/sarana bermain sambil belajar untuk anak-anak (edutainment), berupa buku-
buku cerita dengan berbagai ragam permainan dan kreativitas, hingga multimedia.
Penerbit yang mendedikasikan semua produknya untuk menunjang tumbuh kembang
anak, terutama anak pra sekolah (usia 2-6 tahun) dan anak Sekolah Dasar (usia 7-12
tahun).pustaka lebah bandung dalam sarana dedikasinya menerbitkan buku sebagai
salah satu produk mereka.
BAB IV
ISI Commented [AX3]: Ganti jadi “Analisis”

4.1 Proses Analisis


Peraturan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Mengatur pola guna lahan di setiap sub
wilayah Kota Bandung. Di SWK Gedebage wisata edukasi berpola menyebar di setiap
titiknya, atas dasar tersebut laporan ini akan menganalisis kesesuaian guna lahan wisata
edukasi dengan aturan guna lahan di SWK Gedebage.

Studi analisis dimulai dengan mencari data sekunder berupa Shapefile SWK
keseluruhan di Kota Bandung, setelah data sekunder berupa Shapefile dan data lain
terkumpul, langkah berikutnya yaitu menganalisis dengan menggunakan software ArcMap
10.3, berikut proses yang dilakukan saat melakukan analisis Menggunakan ArcMap :

1. Buat Shapefile pola ruang SWK Gedebage, batas SWK dan Batas Kecamatan
2. Lalu masuk ke ad-data dan klik basemap berupa world imagery untuk memulai
digitasi.
3. Masukan query SWK dengan memilih properties baas SWK ke SWK Gedebage.
4. Melakukan digitasi dengan digitasi polygon, bertujuan untuk membuat titik
persebaran wisata edukasi yang telah ditentukan dengan membuat Shapefile “wisata
edukasi” lalu untuk memunculkan informasi pada setiap lokasi terutama nama tempat
yaitu dengan field calculator pada attribute table
5. Melakukan dislove pada Shapefile “Pola ruang Gedebage” untuk mengambil atribut
pola guna lahan dan kecamatan SWK Gedebage
6. Setelah dissolve melakukan intersect untuk menggabungkan Shapefile dissolve “pola
guna lahan dan kecamatan” dengan Shapefile digitasi “wisata edukasi” keluarkan
instersect berupa gabungan attribute table lokasi wisata belanja, luas, kecamatan,
lokasi wisata belanja, dan peruntukan guna lahan.
7. pada attribute tabel “keseuaian guna lahan” buat field baur untuk menentukan guna
lahan
4.2 Hasil Analisis
Setelah melakukan Analisis dengan Software ArcMap 10.3 berikut hasil analisis
keseuaian guna lahan di SWK Gedebage.

Nama Wsiata Peruntukan Kesesuaian Guna


Kecamatan
Edukasi Lahan Lahan
Desa
Stadion Gelora
SOR Rancanumpang, Kecamatan Sesuai
BLA
Gedebage
Kolam Renang Perdagangan
Rancabolang, Gedebage Sesuai
Tirta Adipura dan Jasa
Museum Nika
Permukiman Cipamokolan Rancasari Tidak sesuai
Ardilla
Pustaka Lebah
Permukiman Cisaranten Kidul, Gedebage Tidak Sesuai
Bandung
Kampoeng Tulip Permukiman Mekarjaya, Rancasari Tidak Sesuai
Masjid Al-Jabbar Danau Jatihandap, Mandalajati Sesuai

Berdasarkan analisis yang sudah dilakukan menyatakan terdapat tiga (3) lokasi
wisata edukasi yang tidak sesuai dengan peruntukan guna lahan di SWK Gedebage, yaitu
Musemu Nike Ardilla, Pustaka Lebah Bandung dan Kampung Tulip pada lokasi tersebut,
peruntukan guna lahan seharusnya permukiman bukan tempat wisata.
Commented [AX4]: Petanya kok cuman ini?
Guna lahannya mana? Ga keliatan
Tau sesuai apa ngga nya gimana?
Trus lokasi wisatanya dimana aja? Ga ada di legenda
Trus batas sekitar gedebage itu wilayah apa aja? Kok ga ditunjukin
labelnya?
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
SWK Gedebage pada Perda RDTR nomor 10 tahun 2015 Berdasarkan
Rencana Detail Tata Ruang, Sub Wilayah Kota Gedebage direncanakan mengembangkan
kawasan yang bersinergikan antara pedidikan tinggi, ekonomi kreatif, komersial sekaligus
menjadi pusat pemerintahan berkonsep Teknopolis dalam mewujudkan fungsi Pusat
Pelayanan Kota (PPK) kedua di Kota Bandung. Pada analisis yang telah dilakukan
sebelumnya, tiga wisata edukasi di SWK Gedebage yaitu Museum Nika Ardilla ,
Kampung Tulip dan Pustaka lebah Bandung berada di lahan yang tidak diperuntukan,
untuk lokasi lainya sudah sesuai seperti Stadion Gelora BLA, Kolam Renang Tirta
Adipura, dan Masjid Al-jabbar. Kesalahan guna lahan dapat mengakibatkan perbedaan
fungsi ruang terhadap guna lahan menurun hingga pelanggaran tata ruang.

5.2 Saran
Sudah Menjadi keharusan masyarakat atau lembaga masyrakat mengikuti
aturan tata ruang dan guna lhan dalam mendirikan dan memanfaatkan bangunan, hal ini
aat tercipta tata ruang yang sesuai dan rapih, juga untuk pemerintah Kota Bandung
Melalui dinas Tata ruang untuk selalu melalukan pengawasan terhadap pembangunan dan
pemanfaatan lahan di Kota Bandung yang sudah di rencanakan aga sesuai dengan
rencaana peruntukan pola ruang dan tercipta keasrian dalam ruang wilayah juga
melakukan evaluasi berkala dan menerima masukan, partisipasi masyarakat dalam menata
ruang wliayah.
DAFTAR PUSTAKA

PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 10 TAHUN 2015 TENTANG


RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI KOTA BANDUNG
TAHUN 2015 – 2035
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/196006151988031-
JUPRI/LAHAN.pdf
http://repository.ut.ac.id/4348/1/LING1002-M1.pdf
https://www.academia.edu/34691885/Pengembangan_SWK_gedebage.pdf

https://jurnal.ugm.ac.id/mgi/article/viewFile/13358/9576

Kecamatan Rancasari Dalam Angka 2018.pdf

Kecamatan Gedebage Dalam Angka 2018.pd

http://johannes.lecture.ub.ac.id/files/2014/10/01-PPWK-Tata-guna-lahan.pdf

Anda mungkin juga menyukai