Anda di halaman 1dari 4

BAB III

GAMBARAN UMUM

3.1 Wilayah Administrasi Commented [AX1]: Petanya mana?

Kota Bandung merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat. Secara Geografi Kota Bandung
terletak diantara 107' Bujur Timur dan 6 55' Lintang Selatan. Wilayah Kota Bandung meliputi
batas administrasi kota Bandung, dengan luas 16.729,650 Ha. Secara administratif, wilayah
Kota Bandung mencakup enam wilayah pengembangan (Wilayah Pengembangan Bojonagara,
Wilayah Pengembangan Cibeunying, Wilayah Pengembangan Tegallega, Wilayah
Pengembangan Karees, Wilayah Pengembangan Ujungberung, dan Wilayah Pengembangan
Gedebage).

Bojonagara merupakan wilayah yang memiliki posisi strategis meliputi pintu gerbang
dari dan menuju Kota Jakarta dan kota lainnya (Tol Pasteur), Bandara Husein Sastranegara,
Stasiun Kereta Api serta terdapat industri berskala nasional dan beberapa Perguruan Tinggi
yang memiliki daya tarik bagi Wilayah Bojonagara. Batas Wilayah Pengembangan Bojonagara
adalah sebagai berikut :

Utara : Kabupaten Bandung


Selatan : Wilayah Tegallega (Jl. Jendral Sudirman)
Barat : Kabupaten Bandung dan Kota Cimahi (Jl. Raya Cibeureum dan Sungai
Cibeureum)
Timur : Wilayah Cibeunying (Jl. Setiabudi, Jl. Cipaganti, Jl. Cihampelas)

Berikut tabel kecamatan yang berada di Bojonagara :

Sumber : RTRW Kota Bandung


Wilayah Bojonagara secara administrasi meliputi 4 (empat) wilayah kecamatan, yaitu :

a. Kecamatan Andir, meliputi 6 (enam) kelurahan, yaitu :


1. Kelurahan Campaka
2. Kelurahan Maleber
3. Kelurahan Garuda
4. Kelurahan Punguscariang
5. Kelurahan Ciroyom
6. Kelurahan Kebonjeruk
b. Kecamatan Cicendo, meliputi 6 (enam) kelurahan, yaitu :
1. Kelurahan Arjuna
2. Kelurahan Pasirkaliki
3. Kelurahan Pamoyanan
4. Kelurahan Pajajaran
5. Kelurahan Husen Sastranegara
6. Kelurahan Sukaraja
c. Kecamatan Sukajadi, meliputi 5 (lima) kelurahan, yaitu :
1. Kelurahan Sukawarna
2. Kelurahan Sukagalih
3. Kelurahan Sukabungah
4. Kelurahan Cipedes
5. Kelurahan Pasteur
d. Kecamatan Sukasari, meliputi 4 (empat) kelurahan, yaitu :
1. Kelurahan Sarijadi
2. Kelurahan Sukarasa
3. Kelurahan Gegerkalong
4. Kelurahan Isola

3.2 Kondisi Sosial


3.2.1 Kependudukan
Kependudukan adalah hal yang berkaitan dengan jumlah, pertumbuhan, persebaran, mobilitas,
penyebaran, kualitas, kondisi kesejahteraan, yang menyangkut politik, ekonomi, sosial,
budaya, agama serta lingkungan (UndangUndang No. 23 Tahun 2006). Berikut adalah data
penduduk pada daerah studi di Wilayah Bojonagara :
3.2.2 Geologi Commented [AX2]: Untuk apa? Sepertinya tidak perlu
Lebih baik tambahkan gambaran umum wisata belanjanya
Kodisi geologi Wilayah Pengembangan Bojonagara termasuk kedalam
kelompok endapan alluvium/alluvial fan deposits yang didominasi oleh jenis lempung
lanauan – pasiran. Wilayah Pengembangan Bojonagara terdiri dari dua struktur geologi
yaitu :
1. Tufa berbatu apung : daerah penyebarannya mencakup keseluruhan kecamatan
Andir, kecamatan Cicendo serta sebagian kecil kecamatan Sukajadi dan kecamatan
Sukasari.
2. Tufa pasir : daerah penyebarannya mencakup kecamatan Sukajadi dan Sukasari.
Pembentuk kuarter geologi Wilayah Pengembangan Bojonagara terdiri atas : Endapan
Dataran Banjir (Floodplain deposits) Endapan Alur Sungai (Channel Deposits)
Endapan Kipas Aluvium (Alluvial Fan Deposits) .
Susunan pembentuk kuarter geologi tersebut mencerminkan kondisi tanah di
WP Bojonagara yang subur, namun relatif rawan terhadap terjadinya banjir dan erosi.
Daerah rawan banjir banyak ditemui di bagian selatan (Kecamatan Andir dan
Cicendo), sedangkan daerah yang dinilai rawan terhadap slope atau erosi adalah
wilayah tengah dan utara (Kecamatan Sukajadi dan Sukasari). Kerawanan akan erosi
ini ditunjang dengan tingkat kemiringan bagian utara WP Bojonagara yang relatif
curam.

3.2.3 Penggunaan Lahan


Penggunaan lahan di wilayah Pengembangan Bojonagara secara umum
memiliki karakteristik mixed use serta aglomerasi kegiatan tertentu yang relatif
homogen. Jika ditinjau dari fungsinya sebagai pelayanan bagi pengembangan
pendidikan, industri, perdagangan, dan pemukiman, peruntukan lahan bagi kegiatan
tersebut cukup berkembang pesat di WP Bojonagara. Berdasarkan data yang didapat
dari Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya kota Bandung, sebagian besar Wilayah
Pengembangan Bojonegara adalah berupa lahan terbangun yang mencapai 85,33% dari
total luas wilayah, sedangkan ruang terbuka yang terdapat di wilayah ini adalah sebesar
14,67%. Peruntukan penggunaan lahan yang paling dominan adalah perumahan yaitu
dengan luasan 1.184,13 Ha, sedangkan peruntukan lahan yang paling kecil luasannya
adalah kompleks militer yaitu sebesar 1,64 Ha di kecamatan Sukajadi. Berikut adalah
data penggunaan lahan eksisiting di WP Bojonagara tahun 2006.

Anda mungkin juga menyukai