Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

VALUASI JASA EKOSISTEM HUTAN

Oleh :

ADRYAN SAPUTRA
M1A1 16 171
KONSERVASI HUTAN

JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2019
LAPORAN PRAKTIKUM
VALUASI JASA EKOSISTEM HUTAN

Oleh :
ADRYAN SAPUTRA
M1A1 16 171
KONSERVASI HUTAN

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meluluskan


Mata Kuliah Valuasi Jasa Ekosistem Hutan

JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2019
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Valuasi Jasa Ekosistem Hutan


Nama : Natalia Ari
NIM : M1A1 16 213
Jurusan : Kehutanan
Fakultas : Kehutanan dan Ilmu Lingkungan

Mengetahui:
Asisten Praktikum,

1. Sarwinda Intan Putri, S.Hut 1.

2. Aditya Ardiansyah (M1A1 15 149) 2.

Mengetahui,
Koordinator Mata Kuliah
Konservasi Tumbuhan Obat

Arniawati, S.Hut., M.Sc


NIP. 19750522 201409 2 001

Tanggal Pengesahan: Mei 2019

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan

kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga saya diberi kesempatan yang luar biasa

ini yaitu kesempatan untuk menyelesaikan laporan Praktikum matakuliah Valuasi

Jasa Ekosistem Hutan “Valuasi Jasa Lingkungan Karbon Pada Tegakan Hutan

Pegunungan Dataran Rendah Di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai” ini

dengan tepat waktu..

Dalam melakukan Praktikum ini, tentunya banyak sekali hambatan yang

telah penulis rasakan, oleh sebab itu, kami berterimakasih kepada beberapa pihak

terutama Pengelola Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai, Kabupaten Konawe

Selatan dalam membimbing dan memfasilitasi fisika kami dalam praktikum.

Selain itu kami juga sadar bahwa pada laporan Praktikum kami ini dapat

ditemukan banyak sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab

itu, kami benar-benar menanti kritik dan saran untuk kemudian dapat kami revisi

dan kami tulis di masa yang selanjutnya, sebab sekali kali lagi kami menyadari

bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran yang konstruktif. Dan

semoga laporan Praktikum ini dapat memberikan manfaat.

Kendari. 15 Mei 2019

Penulis,

RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkap Adryan Saputra, lahir di

Bulukumba pada tanggal 04 November 1996, dari pasangan

suami istri Supriadi dan Umrah. Penulis merupakan anak

pertama dari tiga bersaudara. memulai jenjang pendidikan

di Sekolah Dasar Negeri (SDN) pada tahun 2002 di SDN

219 Bakung-bakung dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun yang sama penulis

melanjutkan pendidikan di SLTP Negeri 33 Bulukumba dan lulus pada tahun

2011. Selanjutnya penulis melanjutkan studi di SMAN 4 Bulukumba, dan lulus

pada tahun 2014. Selanjutnya penulis melanjutkan studi kejenjang pendidikan

yang lebih tinggi dan diterima sebagai mahasiswa di Fakultas Kehutanan

Universitas Halu Oleo pada tahun 2016. Semasa studi penulis ikut aktif dalam

beberapa kegiatan kemahasiswaan internal kampus, penulis merupakan anggota

HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) komisariat kehutanan, dan pernah juga

menjadi pengurus Pusat Sylva Indonesia.

DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN SAMPUL ............................................................................ i


HALAMAN JUDUL ............................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iii
KATA PENGANTAR ........................................................................... iv
RIWAYAT HIDUP ................................................................................. v
DAFTAR ISI ........................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1


1.2. Tujuan dan Manfaat Praktikum .....................................................

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kawasan Konservasi .....................................................................


2.2. Taman Nasional .............................................................................
2.3. Jasa Lingkungan ............................................................................

2.4. Biomassa dan Karbon …………………………………………...

2.4.1. Biomassa ………………………………………………………

2.4.2. Karbon …………………………………………………………

III. METODE PRAKTIKUM

3.1. Tempat dan Waktu ........................................................................


3.2. Alat dan Bahan ..............................................................................
3.3. Prosedur Praktikum .......................................................................

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil...............................................................................................
5.2. Pembahasan ...................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................


LAMPIRAN .............................................................................................
DAFTAR TABEL

Nomor Teks Halaman


DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks Halaman


DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Teks Halaman


1. .......................................................................................................
2. .......................................................................................................

I. PENDAHUALUAN
1.1. Latar Belakang

Hutan sebagai bagian dari sebuah ekosistem yang besar memiliki arti dan

peran penting dalam menyangga sistem kehidupan. Berbagai manfaat besar dapat

diperoleh dari keberadaan hutan melalui fungsinya baik sebagai penyedia

sumberdaya air bagi manusia dan lingkungan, kemampuan penyerapan karbon,

pemasok oksigen di udara, penyedia jasa wisata dan mengatur iklim global.

Manfaat yang diberikan oleh keberadaan hutan sangat tinggi baik berupa manfaat

langsung maupun manfaat tak langsung (tangible and intangible benefit).

Hutan berperan dalam upaya peningkatan penyerapan CO2 dimana dengan

bantuan cahaya matahari dan air dari tanah, vegetasi yang berklorofil mampu

menyerap CO2 dari atmosfer melalui proses fotosintesis. Hasil fotosintesis ini

antara lain disimpan dalam bentuk biomassa yang menjadikan vegetasi tumbuh

menjadi makin besar atau makin tinggi. Pertumbuhan ini akan berlangsung terus

sampai vegetasi tersebut secara fisiologis berhenti tumbuh atau dipanen. Secara

umum hutan dengan ”net growth” (terutama dari pohon-pohon yang sedang

berada fase pertumbuhan) mampu menyerap lebih banyak CO2, sedangkan hutan

dewasa dengan pertumbuhan yang kecil hanya menyimpan stock karbon tetapi

tidak dapat menyerap CO2 berlebih/ekstra (Kyrklund, 1990).

Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai merupakan perwakilan tipe

ekosistem hutan hujan pegunungan rendah, hutan bakau, hutan pantai, savana, dan

hutan rawa air tawar di Sulawesi. Vegetasi savana di taman nasional ini memiliki

ciri khas dan keunikan, karena merupakan asosiasi antara padang rumput dengan

tumbuhan agel, lontar dan bambu duri serta semak belukar, juga tumbuhan di

sepanjang sungai-sungai yang mengalir di padang savana tersebut.


Jenis tegakan vegetasi yang terdapat didalam kawasan Taman Nasiomal

Rawa Aopa Watumoahi. terdiri dari jenis tumbuhan yang dapat hidup di dalam

genangan air atau rawa-rawa sekunder dan jenis yang hidup diwilayah terestrial.

Keberadaan dari tegakan-tegakan vegetasi ini kemudian yang menjadi pemeran

utama sebagai penghasil jasa penyerapan karbon yang terdapat di udara.

Dari uraian di atas maka perlu di lakukan penelitian karena besarnya

manfaat dari ekosistem hutan sebagai jasa lingkungan di Taman Nasional Rawa

Aopa Watumohai.

1.2. Tujuan dan Manfaat

Tujuan dalam praktikum ini yaitu untuk mengetahui jasa lingkungan

karbon pada tegakan hutan pegunungan rendah Taman Nasional Rawa Aopa

Watumohai.

Manfaat dalam praktikum ini yaitu dapat memberikan informasi mengenai

jasa lingkungan karbon pada tegakan yang terdapat dihutan pegunungan rendah

Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai.

II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Kawasan Konservasi

Kawasan konservasi memiliki fungsi sebagai sistem penyangga kehidupan,

pengawetan keanekaragaman satwa dan tumbuhan, serta pemanfaatan secara

lestari sumberdaya alam. Kawasan konservasi dibedakan menjadi kawasan suaka

alam dan kawasan pelestarian alam. Taman nasional merupakan salah bentuk dari

kawasan pelestarian alam. (Marina dan Dharmawan, 2011).

Kawasan konservasi di Indonesia dikelompokkan menjadi Kawasan Suaka

Alam berupa Cagar Alam dan Suaka Margasatwa serta Kawasan Pelestarian Alam

meliputi Taman Nasional, Taman Hutan Raya, Tawan Wisata Alam dan Taman

Buru. Tujuannya untuk mengusahakan terwujudnya kelestarian sumber daya alam

hayati serta keseimbangan ekosistemnya sehingga dapat lebih mendukung upaya

peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan manusia.

(Qudriyatun, 2010).

Secara umum, konservasi, mempunyai arti pelestarian yaitu

melestarikan/mengawetkan daya dukung, mutu, fungsi, dan kemampuan

lingkungan secara seimbang Adapun tujuan konservasi; mewujudkan kelestarian

sumberdaya alam hayati serta keseimbangan ekosistemnya, sehingga dapat lebih

mendukung upaya peningkatan kesejahteraan dan mutu kehidupan manusia,

melestarikan kemampuan dan pemanfaatan sumberdaya alam hayati dan

ekosistemnya secara serasi dan seimbang. (Rachman, 2012).

2.2. Taman Nasional


Dalam UU No. 5 tahun 1990 tentang KSDHE, taman nasional adalah

kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola berdasarkan

sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, pendidikan, menunjang

budidaya, pariwisata, dan rekreasi Sistem zonasi merupakan cara atau metode

pengelolaan taman nasional untuk mewujudkan fungsi Kawasan Pelestarian Alam

(KPA), yaitu perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan

keanekaragaman jenis flora dan fauna, serta pemanfaatan secara lestari

keanekaragaman hayati dan ekosistemnya. (Latupapua, 2013).

Keberhasilan pengelolaan Taman Nasional berkaitan erat dengan

tercapainya tiga sasaran konservasi yaitu menjamin terpeliharanya proses ekologis

yang menunjang sistem penyangga kehidupan, menjamin terpeliharanya

keanekaragaman sumber genetik dan tipe-tipe ekosistem, serta mengendalikan

cara-cara pemanfaatan sumberdaya alam hayati sehingga terjamin kelestariannya.

(Kadir w et al, 2013).

Peruntukan zonasi taman nasional didasarkan atas kepentingan

perlindungan hutan sebagai penyangga kehidupan dan pelestarian

keanekaragaman hayati beserta ekosistemnya serta kepentingan pemenuhan

kebutuhan hidup masyarakat dalam rangka menentukan arah dan tujuan

pengelolaan taman nasional (Yuniarsih et al, 2014).

2.3. Jasa Lingkungan.

Jasa lingkungan didefinisikan sebagaijasayang diberikan oleh fungsi

ekosistem alam maupun buatan yang nilai dan manfaatnya dapat dirasakan secara

langsung maupun tidak langsung oleh para pemangku kepentingan (stakeholder)

dalam rangka membantu memelihara dan/atau meningkatkan kualitas lingkungan


dan kehidupan masyarakat dalam mewujudkan pengelolaan ekosistem secara

berkelanjutan (Suprayitno, 2008).

Bravo et al. (2008) dalam Indrajaya (2016) Hutan memiliki peranan

penting dalam mitigasi perubahan iklim dengan menyerap karbon di atmosfer.

Beberapa strategi yang dapat dilakukan dalam mitigasi perubahan iklim melalui

manajemen hutan, meliputi: (1) konservasi dan menjaga stok karbon yang

terdapat di hutan, (2) meningkatkan stok karbon melalui aforestasi, (3) modifikasi

komposisi spesies dan distribusi ukuran tegakan hutan, (4) mengutamakan

penanaman jenis-jenis yang lebih resilien, dan (5) menanam pohon untuk

memberikan naungan, menstabilkan tanah, dan memberikan fungsi hidroorologis

untuk mengurangi erosi dan perubahan suhu.

Hutan menyediakan beragam jasa dan barang, baik berupa manfaat

tangible maupun manfaat intangible yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan

ekonomi, sosial-budaya, dan perlindungan ekologis. Kayu, hasil hutan bukan

kayu, dan jasa lingkungan merupakan barang dan jasa ekosistem hutan yang

keberadaan nilai manfaatnya saling berkaitan satu dengan yang lainnya, misalnya

apabila tegakan hutan rusak, maka jasa lingkungan pun akan rusak atau hilang

pula. Keunikan karakter hutan ini mengharuskan hutan dikelola secara

komprehensif, sistemik, interdisiplin, dan berkelanjutan. (Ramdhan, 2010).

2.4. Biomassa dan Karbon

2.4.1. Biomassa
Biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan melalui proses

fotosintetik, baik berupa produk maupun buangan. Contoh biomassa antara lain

adalah tanaman, pepohonan, rumput, ubi, limbah pertanian, limbah hutan, tinja

dan kotoran ternak. Selain digunakan untuk tujuan primer serat, bahan pangan,

pakan ternak, minyak nabati, bahan bangunan dan sebagainya, biomassa juga

digunakan sebagai sumber energi (bahan bakar). Pada umumnya yang digunakan

sebagai bahan bakar adalah biomassa yang nilai ekonomisnya rendah atau

merupakan limbah setelah diambil produk primernya. (Arhamsyah, 2010).

Biomassa lantai hutan merupakan bahan-bahan organik berupa daun,

ranting, cabang, buah, bunga, batang maupun fauna yang jatuh di lantai hutan.

Bahan bahan tersebut apabila terdekomposisi oleh mikroorganisme akan

termineralisasi menjadi unsur-unsur yang siap digunakan oleh tanaman. Biomassa

lantai hutan terbagi dalam tiga lapisan, yaitu: litter, fermentasi/ forna, dan humus.

(Siaruddin dan Rachman, 2008).

Biomassa memiliki peranan penting dalam pengelolaan ekosistem hutan

dan menjadi salah satu parameter untuk mengetahui perubahan struktur hutan,

karena jumlah stok biomassa bergantung pada ada atau tidaknya pemudaan alam,

terganggu atau tidaknya hutan, dan peruntukan hutan Di permukaan bumi ini,

kurang lebih terdapat 90 % biomassa yang terdapat dalam hutan berbentuk pokok

kayu, dahan, daun, akar dan sampah hutan (serasah), hewan, dan jasad renik.

(Harry T et al, 2013).

2.4.2. Karbon
Hutan merupakan penyerap gas rumah kaca terutama CO2 hingga

mencapai tingkat keseimbangan. Emisi gas rumah kaca (GRK) yang utama dari

sektor kehutanan terjadi selama proses perubahan penggunaan lahan. Dua proses

sebagai akibat dari deforestasi ialah pembakaran biomassa dan pembusukan.

Sebagai tambahan, kebakaran hutan juga memberikan kontribusi yang relatif

tinggi dalam menghasilkan emisi rumah kaca. (Restuhadi et al, 2013).

Faktor yang dapat menu-runkan akumulasi CO2 di atmosfer adalah

penyerapan oleh vegetasi. Hutan yang mempunyai komposisi vegetasi yang be-

ragam dapat bertindak sebagai pembersih udara dengan memanfaatkan CO2 di

uda-ra dan digunakan dalam proses fotosintesis. (Basuki et al, 2008).

Karbon tersimpan dapat menggambarkan berapa banyak CO2yang diserap

oleh tumbuhan untuk kemudian diproses melalui fotosintesis. Hasil dari

fotosintesis kemudian disebarkan ke seluruh bagian tumbuhan dan akhirnya

menjadi biomassa. Jadi, dengan melakukan penghitungan biomassa tumbuhan

pada suatu lahan dapat menggambarkan berapa banyak CO2yang diserap oleh

tumbuhan tersebut. (Wahyuni et al, 2013).

III. METODE PRAKTIKUM


3.1. Waktu dan Tempat

Penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal 4 Mei 2019 pukul 08.00

WITA sampai selesai. Praktikum yang dilakukan bertempat di kawasan hutan

Pendidikan Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai Provinsi Sulawesi Tenggara.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah tegakan hutan

pegunungan rendah Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai. Alat yang

digunakan dalam praktikum ini adalah :pita meter,tally sheet, alat tulis dan

handphone.

3.3. Prosedur Praktikum

Prosedur praktikum valuasi jasa ekosistem hutan di hutan pegunungan

rendah Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai adalah sebagai berikut :

1. Menyiapkan alat yang akan digunakan utntuk memepermudah dalam proses

pengambilan data yang dilakaukan dengan cara pengukuran langsung

dilapangan.

2. Mengukur setiap keliling tegakan yang berada di jalur tracking hutan

pegunungan rendah Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai.

3. Mengidentifikasi setiap jenis tegakan yang di ukur.

4. Mengambil titik kooordinat setiap tegakan yang di ukur.

3.4. Analisis Data


Perhitungan stok karbon dilakukan dengan menggunakan persamaan

alometrik melalui pengolahan data yang meliputi penghitungan biomassa dan stok

karbon pada seluruh komponen di atas permukaan tanah. Biomassa dan stok

karbon pada masing-masing komponen dihitung dengan cara berbeda.

Data yang diperoleh dilapangan di analisis dengan menggunakan beberapa

persamaan yaitu:

1. Untuk menghitung nilai biomassa karbon tumbuhan berkayu digunakan

persamaan alometrik (Kalterings, 2011 dalam Former, 2014) sebagai

berikut:

BK = 0,11 × 𝜌 × 𝐷2,62

Keterangan :

BK : Berat kering

𝜌 : Berat jenis kayu (gram/cm3)

D : Diameter pohon (cm)

2. Biomassa perstuan luas (Ton/Ha)

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑖𝑜𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
𝐵𝑖𝑜𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑙𝑢𝑎𝑠 = (Hairiah, et al., 2009)
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐴𝑟𝑒𝑎

3. Estimasi jumlah karbon tersimpan pada bagian atas tanah

𝑆𝑡𝑜𝑘 𝐾𝑎𝑟𝑏𝑜𝑛 = 𝐵𝑖𝑜𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑙𝑢𝑎𝑠 × 0,46

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Hasil

Anda mungkin juga menyukai