Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ABAD PERTENGAHAN (THE DARK AGE):

MELACAK NALAR FILSAFAT DAN KARAKTER

EPISTEMOLOGI
Disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu

Dosen Pengampu : Dr. Mibtadin, S.Fil.I., M.S.I

Disusun oleh :

Hesti Eka Setianingsih (185221184/AKS 2E)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA

2019
A. Pendahuluan
Abad pertengahan adalah periode sejarah yang terjadi di daratan Eropa
yang ditandai sejak bersatunya kembali daerah bekas kekuasaan Kekaisaran
Romawi Barat pada abad ke-5 M hingga abad ke-15 M.

Abad pertengahan sering diwarnai dengan kesan-kesan yang tidak baik.


Hal ini mungkin disebabkan oleh banyaknya kalangan yang memberikan
stereotipe kepada abad pertengahan sebagai periode buram sejarah Eropa
mengingat dominasi kekuatan agama yang begitu besar sehingga
menghambat perkembangan ilmu pengetahuan, prinsip-prinsip moralitas
yang agung membuat kekuasaan agama menjadi begitu luas dan besar di
segala bidang.

Abad pertengahan merupakan abad kebangkitan religi di Eropa. Pada


masa ini agama berkembang dan mempengaruhi hampir seluruh kegiatan
manusia, termasuk pemerintahan. Sebagai konsekuensinya, sains yang telah
berkembang di zaman klasik dipinggirkan dan dianggap sebagai ilmu sihir
yang mengalihkan perhatian manusia dari pemikiran ketuhanan.

Eropa dilanda Zaman Kegelapan sebelum tiba Zaman Pembaharuan.


Yang dimaksud Zaman Kelam atau Zaman Kegelapan ialah zaman
masyarakat Eropa menghadapi kemunduran intelek dan kemunduran ilmu
pengetahuan. Menurut Ensikopedia Amerikana, zaman ini berlangsung
selama 600 tahun, dan bermula antara zaman kejatuhan Kerajaan Romawi
dan berakhir dengan kebangkitan intelektual pada abad ke-15 Masehi.

Gelap juga dianggap sebagai tidak adanya prospek yang jelas bagi
masyarakat Eropa. Keadaan ini merupakan wujud kekuasaan agama, yaitu
gereja Kristiani yang sangat berpengaruh. Gereja serta para pendeta
mengawasi pemikiran masyarakat serta juga politik. Mereka berpendapat
hanya gereja saja yang pantas untuk menentukan kehidupan, pemikiran,
politik dan ilmu pengetahuan. Akibatnya kaum cendekiawan yang terdiri
daripada ahli-ahli sains merasa mereka ditekan dan dikawal ketat. Pemikiran

1
mereka pun ditolak, dan timbul ancaman dari gereja, yaitu siapa yang
mengeluarkan teori yang bertentangan dengan pandangan gereja akan
ditangkap dan didera, malah ada yang dibunuh.

Untuk mengetahui lebih jelasnya mengenai masa Abad Pertengahan ata


The Dark Age, pada makalah ini akan di bahas secara mendetail sehingga
kita dapat mengetahui bagaimana perkembangan dan pemikiran filsafat
serta karakter epistemologi pada masa itu.
B. Pembahasan
1. Zaman Kegelapan (The Dark Age)

Abad pertengahan merupakan sebuah zaman antara runtuhnya


Kekaisaran Romawi dan Renaisannce atau munculnya kembali peradaban
lama yang berlangsung kurang lebih selama 15 abad, dari sekitar abad ke-1
M sampai abad 15 M.

Masa ini disebut sebagai Era Medieval atau lebih dikenal dengan istilah
the dark age (zaman kegelapan) dan dimulai setelah masa Nabi Isa bin
Maryam ‘alaihis salam menapakkan kaki di muka Bumi dan berdakwah.
Beliau dikenal juga sebagai Isa bin (anak) Maryam, yang dengan sejumlah
perkecualian dan catatan perbedaan mendasar adalah hampir dapat dikenal
sama juga sebagai Yesus Kristus atau Yesus dari Nazareth dalam khazanah
Kristen.

Di masa ini, lahir pula agama Kristen, dan ide-idenya mendominasi


relung kehidupan masyarakat Eropa dan pengikutnya, termasuk para
pemikirnya dan wajah peradaban Barat pada Abad Pertengahan ini. Oleh
sebab itu, filsafat pada masa itu didominasi oleh Filsafat Kristen.

Di saat Zaman Kegelapan, segala keputusan pemerintah dan hukum


negara tidak diambil berdasarkan demokrasi di parlemen seperti ketika
zaman Kekaisaran Romawi. Keputusan tersebut diambil oleh majelis dewan

2
Gereja. Tidak setiap individu berhak berpendapat, karena pada zaman itu
yang berhak mengeluarkan pendapat keputusan adalah para ahli agama. 1

Gagasan tentang Dark Age berasal dari Petrarch (seorang humanis,


cendekiawan dan penyair Italia) pada tahun 1330-an. Dia menulis tentang
orang-orang yang hidup sebelum dia. Ia berkata, "Di tengah kesalahan
bersinar seorang genius, mata mereka melihat dengan tajam meskipun
mereka dikelilingi oleh kegelapan yang sangat pekat ". Para penulis yang
beragama Kristen, termasuk Petrarch sendiri telah lama menggunakan
kiasan "terang melawan gelap" untuk menggambarkan "kebaikan melawan
kejahatan ". Petrarch adalah orang pertama yang menggunakan kiasan dan
memberikan makna sekuler dengan membalikkan penerapannya.

Zaman klasik telah lama dianggap sebagai zaman "gelap" karena


kurangnya kekristenan yang dilihat oleh Petrarch sebagai zaman "cahaya"
karena prestasi dan pencapaian kultural, sedangkan pada zaman Petrarch,
diduga kurang prestasi budaya sehingga Petrarch memandangnya sebagai
zaman kegelapan (dark age).

Abad pertengahan merupakan zaman dimana Eropa sedang mengalami


masa suram. Berbagai kreativitas sangat diatur oleh gereja. Dominasi gereja
sangat kuat dalam berbagai aspek kehidupan. Agama Kristen sangat
mempengaruhi berbagai kebijakan yang dibuat oleh pemerintah. Seolah raja
tidak mempunyai kekuasaan, justru malah gereja lah yang mengatur
pemerintahan. Berbagai hal diberlakukan demi kepentingan gereja, tetapi
hal-hal yang merugikan gereka akan mendapat balasan yang sangat kejam.
Contohnya, pembunuhan Copernicus mengenai teori tata surya yang
menyebutkan bahwa matahari pusat dari tata surya, tetapi hal ini bertolak
belakang dari gereja sehingga Copernicus dibunuhnya.

1
Bill Arg, “Zaman kegelapan Eropa Dark Age”, di akses dari
http://billargon.blogspot.com/2017/02/zaman-kegelapan-eropa-dark-age.html?m=1, pada 15 Februari 2019
pukul 12.37 WIB

3
Pemikiran manusia pada Abad Pertengahan ini mendapat doktrinasi dari
gereja. Hidup seseorang selalu dikaitkan dengan tujuan akhir (ekstologi).
Kehidupan manusia pada hakekatnya sudah ditentukan oleh Tuhan. Maka
tujuan hidup manusia adalah mencari keselamatan. Pemikiran tentang ilmu
pengetahuan banyak diarahkan kepada theology. Pemikiran filsafat
berkembang sehingga lahir filsafat skolastik yaitu suatu pemikiran filsafat
yang dilandasi pada agama dan untuk alat pembenaran agama. Oleh karena
itu disebut Dark Age atau Zaman Kegelapan.2

Abad pertengahan merupakan abad kebangkitan religi di Eropa. Pada


masa ini agama berkembang dan mempengaruhi hampir seluruh kegiatan
manusia, termasuk pemerintahan. Sebagai konsekuensinya, sains yang telah
berkembang di zaman klasik dipinggirkan dan dianggap sebagai ilmu sihir
yang mengalihkan perhatian manusia dari pemikiran ketuhanan.

Eropa dilanda Zaman Kegelapan sebelum tiba Zaman Pembaharuan.


Yang dimaksud Zaman Kelam atau Zaman Kegelapan ialah zaman
masyarakat Eropa menghadapi kemunduran intelektual dan kemunduran
ilmu pengetahuan. Menurut Ensikopedia Amerikana, zaman ini berlangsung
selama 600 tahun, dan bermula antara zaman kejatuhan Kerajaan Romawi
dan berakhir dengan kebangkitan intelektual pada abad ke-15 Masehi.

Gelap juga dianggap sebagai tidak adanya prospek yang jelas bagi
masyarakat Eropa. Keadaan ini merupakan wujud kekuasaan agama, yaitu
gereja Kristiani yang sangat berpengaruh. Gereja serta para pendeta
mengawasi pemikiran masyarakat serta juga politik. Mereka berpendapat
hanya gereja saja yang pantas untuk menentukan kehidupan, pemikiran,
politik dan ilmu pengetahuan. Akibatnya kaum cendekiawan yang terdiri
dari ahli-ahli sains merasa mereka ditekan dan dikawal ketat.

2 http://sumainis.blogspot.com/2015/06/zaman-kegelapan.html?m=1, di akses 18 Februari 2019 pukul


17.13 WIB.

4
Pemikiran mereka pun ditolak dan timbul ancaman dari gereja, yaitu
siapa yang mengeluarkan teori yang bertentangan dengan pandangan gereja
akan ditangkap dan didera, malah ada yang dibunuh. Segala keputusan
pemerintah dan hukum negara tidak diambil berdasarkan demokrasi di
parlemen seperti ketika zaman kekasiaran Roma. Keputusan tersebut
diambil oleh majelis dewan Gereja. Tidak setiap individu berhak
berpendapat, karena pada zaman itu yang berhak mengeluarkan pendapat-
keputusan adalah para ahli agama. Bahkan segala sesuatu yang bertentangan
dengan penafsiran dewan gereja merupakan pelanggaran hukum berat.

2. Perkembangan Epistemologi pada Abad Pertengahan

Periode pertengahan juga merupakan periode kebangkitan Islam (Abad


6-13 M). Pada masa ini dunia Kristen Eropa mengalami kegelapan (the dark
age), ada juga yang menyatakan periode ini sebagai pertengahan (medieval).
Masa keemasan atau kebangkitan Islam ditandai dengan banyaknya
ilmuwan-ilmuwan Islam yang ahli dibidang masing-masing.

Berbagai buku ilmiah diterbitkan.di antara tokoh-tokoh tersebut adalah


Hanafi, Maliki, Syafii, dan Hanbali yang ahli dalam hukum Islam, Al-Farabi
ahli astronomi dan matematika, Ibnu Sina ahli kedokteran dengan buku
terkenalnya yaitu The Canon of Medicine. Al-Kindi ahli filsafat, Al-Ghazali
intelek yang meramu berbagai ilmu sehingga menjadi kesatuan dan
kesinambungan dan mensintesiskan antara agama, filsafat, mistik, dan
sufisme.

Ibnu Khaldun ahli sosiologi, filsafat sejarah, politik, ekonomi, sosial, dan
kenegaraan. Anzahel ahli dan penemu teori peredaran planet. Tetapi setelah
perang salib, umat Islam mengalami kemunduruan, umat Islam dalam
keadaan porak-poranda oleh beberapa peperangan.3

3
Supena, Ilyas, Filsafat Ilmu ,Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015, hlm 3.

5
Masa Abad Pertengahan diawali dengan lahirnya filsafat Eropa yang
ditandai dengan tampilnya para theolog dalam dunia ilmu pengetahuan
dalam belahan bumi Eropa. Sebagaimana halnya dengan filsafat Yunani
yang dipengaruhi oleh kepercayaan maka filsafat atau pemikiran pada abad
pertengahan pun dipengaruhi oleh kepercayaan Kristen. Artinya, pemikiran
filsafat abad pertengahan didominasi oleh agama. Pemecahan semua
persoalan selalu didasarkan atas agama sehingga corak pemikiran
kefilsafatannya bersifat teosentris.

Baru pada abad ke-6 Masehi, setelah mendapatkan dukungan dari Karel
Agung, didirikanlah sekolah-sekolah yang memberi pelajaran gramatika,
dialektika, geometrika, aritmetika, astronomi, dan musik.4 Di kesempatan
lain, belahan bumi Timur, Islam pada abad ke-7 M telah mengalami
kemajuan pesat. Pada abad ke-8 M yakni 7 abad sebelum Galileo Galilei
dan Copernicus Berjaya, telah didirikan sekolah Kedokteran dan Astronomi
di Jundhishapur. Pada masa ini, sumbangan Islam untuk ilmu pengetahun
meliputi :

a. menerjemahkan peninggalan bahasa Yunani dan menyebarluaskan seni


rupa sehingga dapat dikenal di dunia Barat;
b. memperluas pengamatan dalam ilmu kedokteran, obat-obatan, astronomi,
ilmu kimia, ilmu bumi, dan ilmu tumbuh-tumbuhan;
c. menegaskan sistem decimal dan dasar-dasar aljabar.

Pada masa ini, kemajuan ilmu matematika yang membangun metode


matematika dan memperkenalkan sistem desimal. Filsuf Muslim Al-
Khawarizmi yang mengembangkan trigonometri dengan memperkenalkan
teori sinus dan cosines, tangent, dan cotangent. Ilmu fisika menampilkan
Fisikawan asal Bagdad Musa Ibn Sakir yang mengarang Kitab Al-Hiyal
yang menggambarkan hukum-hukum mekanika dan problem stabilitas.

4
Suaedi, Pengantar Filsafat Ilmu, Bogor: IPB Press, 2016, hlm 3.

6
Ibn Al-Haytun dengan Kitab Al-Munadhir yang membuktikan hukum
refleksi cahaya. Bidang kedokteran, Ibn Siena mengarang buku teks dalam
bidang medis berjudul Al-Qanun yang menjadi buku standar selama 500
tahun di dunia Islam dan Eropa. Ia juga meneliti masalah Astronomi,
kesehatan anak, Ginaecology.

Dalam dunia geografi, dikembangkan jarum magnetik untuk


dipergunakan dalam navigasi dan menemuan kompas. Jasa jarum magnetik
ini, pulau-pulau baru dan rute laut lingkar Asia, Afrika, dan Eropa berhasil
ditemukan. Para petualang muslim menjelajahi Cina, Jepang, India, Asia
Tenggara, dan Samudra India, Eropa, Skandinavia, Irlandia, Jerman,
Perancis, dan Rusia.5

Keadaan perkembangan pemikiran filsafat pada abad ke-13 yang ditandai


berdirinya universitas-universitas dan ordo-ordo. Dalam ordo inilah mereka
mengabdikan dirinya untuk kemajuan ilmu dan agama, seperti Anselmus
(1033-1109), Abaelardus (1079-1143), dan Thomas Aquinas (1225-1274).
Di kalangan para ahli pikir Islam (periode filsafat Skolastik Islam), muncul
Al-Kindi, Al-Farabi, Ibnu Sina, Al-Ghazali, Ibnu Bajah, Ibnu Tufail, dan
Ibnu Rusyd. Periode Skolastik Islam ini berlangsung tahun 850-1200. Pada
masa itulah kejayaan Islam berlangsung dan ilmu pegetahuan berkembang
dengan pesat.

Akan tetapi, setelah jatuhnya Kerajaan Islam di Granada, Spanyol tahun


1492 mulailah kekuasaan politik barat menjarah ke timur. Suatu prestasi
yang paling besar dalam kegiatan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang
filsafat. Di sini mereka merupakan mata rantai yang mentransfer filsafat
Yunani , sebagaimana yang dilakukan oleh sarjana- sarajan Islam di timur
terhadap Eropa dengan menambah pikiran-pikiran Islam sendiri. Para filsuf
Islam sendiri sebagian menganggap bahwa filsafat Aristoteles adalah benar,

5
Ibid, hlm 31.

7
Plato dan Al-Qur’an adalah benar, mereka mengadakan perpaduan serta
sinkretisme antar agama dan filsafat.

Kemudian pikiran-pikiran ini masuk ke Eropa yang merupakan


sumbangan Islam paling besar, yang besar pengaruhnya terhadap ilmu
pengetahuan dan pemikiran filsafat, terutama dalam bidang teologi dan ilmu
pengetahuan alam. Peralihan dari abad pertengahan ke abad modern dalam
sejarah filsafat disebut sebagai masa peralihan (masa transisi), yaitu
munculnya Renaissance dan Humanisme yang berlangsung pada abad 15-
16.

Munculnya Renaissance dan humanisme inilah yang mengawali masa


abad modern. Mulai zaman modern ini peranan ilmu alam kodrat sangat
menonjol sehingga akibatnya pemikiran filsafat semakin dianggap sebagai
pelayan dari teologi, yaitu sebagai suatu sarana untuk menetapkan
kebenaran-kebenaran mengenai Tuhan yang dapat dicapai oleh akal
manusia.

3. Melacak Nalar Filsafat dan Karakter Epistemologi pada Abad


Pertengahan

Zaman Pertengahan ini berlangsung selama kurang lebih 11 abad, sejak


abad ke 4 sampai abad ke 15 Masehi. Zaman pertengahan memiliki
karakteristik tersendiri yang berbeda dengan karakter filsafat di zaman
klasik, coraknya yang paling menonjol adalah teosentris. Corak ini lebih
mengutamakan Tuhan sebagai pusat eksistensinya.

Dalam perjalanan pemikirannya, karakter zaman ini lebih condong


menggunakan metode intuitif (irfani) dengan objek yang sifatnya abstrak.
Terbukti dari tokoh-tokoh zaman ini yang menyajikan ilmu secara metafisik
serta berkaitan dengan sifat-sifat ketuhanan. Filsafat Abad Pertengahan

8
menggambarkan suatu zaman yang baru di tengah-tengah suatu
perkumpulan bangsa yang baru, yaitu bangsa Eropa Barat.6

Ciri-ciri pemikiran filsafat barat abad pertengahan, adalah:

a) Cara berfilsafatnya dipimpin gereja.


b) Berfilsafat di dalam lingkungan ajaran Aristoteles.
c) Berfilsafat dengan pertolongan Augustinus dan lain-lain.7

Ciri khas filsafat abad pertengahan ini terletak pada rumusan terkenal
yang dikemukakan oleh Anselmus, yaitu “Fides quarens intellectum” atau
iman berusaha untuk mengerti dan “Credo Ut Intelligam” yang artinya
agama/iman lebih dahulu, setelah itu mengerti.8 Pandangan-pandangan
teologi Anselmus mempunyai pengaruh yang besar dalam teologi gereja
pada Abad Pertengahan. Gagasan yang dikembangkan Anselmus
merupakan pemikiran dialektika yang bisa membuat orang menjadi yakin
dan percaya.

Anselmus merumuskan hubungan antara iman dan ilmu pengetahuan


dengan rumusan “Fides quarens intellectum” atau iman berusaha untuk
mengerti. Menurutnya, iman merupakan dasar memahami segala sesuatu di
atas akal / rasio. Dengan semboyan “Credo ut intelligam” (saya percaya
supaya saya mengerti), Anselmus bermaksud, melalui kepercayaan Kristiani
orang dapat mencapai pengertian lebih mendalam tentang Allah, manusia,
dan dunia.

Ungkapan tersebut juga menggambarkan bahwa Anselmus


mendahulukan iman daripada akal. Ia pun mengatakan wahyu harus
diterima dulu sebelum kita mulai berfikir. Anselmus memberikan suatu arah
baru bagi pemikiran filsafat terutama bagi pandangan agama kristen. Orang

6
Hambali,Filsafat Ilmu Islam dan Barat, Bandung: Alfabet, 2017, hlm.7.
7
Muzairi, Filsafat Umum.Yogyakarta: Teras, 2015, hlm 86.
8
Jamin, Ahmad, Filsafat Ilmu Islam Telaah Pengetahuan, Ilmu, dan Sain dalam Islam, Bandung: Alfabet,
2016, hlm 112.

9
yang percaya akan agama memiliki pengertian tentang Tuhan, manusia, dan
dunia secara mendalam. Agama menolong manusia untuk sampai kepada
kebenaran itu. Anselmus mempertahankan kemampuan budi sebagai jalan
untuk mencapai kebenaran. Anselmus yakin akan adanya akal, sehingga ia
memohonkan rahmat illahi untuk menemukan titik terang yang meyakinkan
akal (ratio) yakni percaya dengan hati (fides).9

Pada zaman pertengahan, kecenderungan teosentris tersebut secara lebih


spesifik dapat diklasifikasi menjadi dua periode, yaitu:

a. Periode Filsafat Patristik

Periode ini sebagai jembatan sejarah yang menghubungkan zaman klasik


dan zaman pertengahan. Periode patristik ini berada pada penghujung
zaman klasik atau menandai berakhirnya zaman klasik, yang sekaligus juga
merupakan permulaan zaman pertengahan. Pada masa ini ajaran-ajaran
dikembangkan denga sintesis antara agama dan filsafat.

Sebagaimana halnya para ilmuwan di zaman ini secara umum


terpengaruh dengan ajaran yang dipadukan dan disesuaikan dengan ajaran
agama mereka guna mempertahankan ajaran agama, tokoh-tokoh zaman ini
mayoritas adalah para teolog seperti Justinus Martir yang pokok ajarannya
berkisar pada persoalan apologetic (pembelaan) terhadap ajaran agama,
Clemens yang menitikberatkan ilmu teologinya pada iman dan gnosis (ilmu
yang mendalam).

Selain itu juga terdapat beberapa tokoh lain yang berperan dalam
perjalanan ilmu di zaman pertengahan, Gregorius yang berasal dari
Nazianze dengan konsep kependudukan akalnya, Basilus yang berbicara

9 https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/09/21/anselmus-dari-centerbury-filpspf-abad-
pertengahan/amp/, diakses 23 Februari 2019 pukul 19.08 WIB.

10
mengenai eksistensi alam, dan Gregoris dan Nizza yang menelaah tentang
eksistensi manusia yang ditinjau dari segi jasmani dan rohani.10

b. Periode Filsafat Skolastik

Sebagai periode terakhir tradisi di zaman pertengahan sekaligus sebagai


puncak kemajuan zaman pertengahan. Pada zaman Skolastik, masa
kejayaannya dicapai pada abad ke 13 yang disebabkan oleh beberapa faktor
seperti didirikannya berbagai universitas, ordo biara, karya-karya filsafat
yang ditemukan mulai digunakan dalam pengejaran filsafat. Namun filsafat
skolastik ini tidak hanya didominasi oleh pemikiran Kristen, tetapi pada
masa periode ini pula menjadi tonggak awal kelahiran dan perkembangan
serta puncak kemajuan dalam Islam.

Dalam perjalanan ilmu dan juga filsafat di dunia Islam, pada dasarnya
terdapat pula rekonsiliasi dalam arti mendekatkan dan mempertemukan dua
pandangan yang berbeda, bahkan sering kali ekstrim antar filsafat Yunani,
seperti filsafat Plato dan Aristoteles, dengan pandangan keagamaan Islam
yang sering kali menimbulkan benturan-benturan. Sebagai contoh konkrit
dapat disebutkan bahwa Plato dan Aristoteles telah memberikan pengaruh
besar pada mazhab-mazhab Islam, khususnya mazhab Eklektisme.

Pada masa ini didapati pusat-pusat ilmu pengetahun seperti Ariokh,


Ephasus, dan Iskandariah, dimana buku-buku Yunani purba masih dibaca
dan diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, terutama Siriani, bahkan
setelah pusat-pusat itu ditaklukkan oleh umat Islam. Pada masa ini terdapat
tokoh Kristen bernama Nestorius, yang melakukan deskonstruksi atas
paham teologi kalangan Kristen konservatif ortodoks, setelah ia terpengaruh
oleh alam pikiran Yunani tersebut.

Sejak awal Islam kajian-kajian dalam bidang teologi sudah berkembang,


meskipun masih berbentuk embrio. Embrio inilah yang pada masa

10
Hambali, Op.cit., hlm 8.

11
kemudian Islam. Dapat kita ketahui bahwasanya pada awal Islam pengaruh
Helenisme dan filsafat Yunani edisi keilmuan, Islam sudah sedemikian
kental itu pun terus mewarnai perkembangan ilmu pada masa-masa
berikutnya.

Secara sepintas tentang informasi ilmu dari dunia Islam ke barat.


Terjadinya transformasi kebudayaannya dan khususnya ilmu dari dunia
Barat disebabkan paling tidak oleh dua alasan. Pertama, kontak pribadi.
Terjadinya kontak pribadi ini juga disebabkan karena Byzantium secara
geografis berdekatan dengan dunia Islam. Dari sinilah kemudian gagasan-
gagasan dari dunia Islam masuk ke Barat. Khususnya setelah perang salib.

Alasan kedua, adanya kegiatan penerjemah. Tidak dapat dipungkiri


kebudayaan Islamiah yang mendorong Latin melakukan penerjemahan.
Setelah mengenal berbagai khazanah kebudayaan Islam mereka lalu
memperkaya pengetahuan mereka tentangnya. Mereka pernah mencoba
menerjemahkan Al-Qur’an pada abad ke 10 Masehi. Namun gerakan
penerjemahan yang sesungguhnya baru bermula pada abad ke 12. Toledo
dan Palermo adalah dua pusat penerjemahan terbesar saat itu yang banyak
mengoleksi sumber-sumber Arab berkat perantaraan orang Yahudidan
hubungan mereka dengan orang-orang Kristen dan Islam.11

Abad ke 18 dalam sejarah Islam adalah abad yang paling menyedihkan


bagi umat Islam dan memperoleh catatan buruk bagi peradaban Islam secara
universal. Dalam bukunya, The Reconstruction of Religious Thougt in Islam
Iqbal menyatakan bahwa salah satu penyebab utama kematian semangat
ilmiah di kalangan umat Islam adalah diterimanya paham Yunani mengenai
realitas yang pada pokoknya bersifat statis, sementara jiwa Islam adalah
dinamis dan berkembang. Sebab lain yang menyebabkan kehancuran tradisi
keilmuan Islam adalah persepsi yang keliru dalam memahami pemikiran Al-

11
Hambali, Op.cit., hlm 9.

12
Ghazali karena ia menolak filsafat seperti yang ia tulis dalam Tahaful Al-
Falasifah.

Pada masa filsafat skolastik Kristen mencapai puncak kemajuan karena


didirikannya universitas-universitas di Eropa, lahirnya ordo-ordo Fransiskan
dan ordo Domonikan, serta penemuan baru karya-karya filsuf Yunani.
Selain itu mereka juga menerjemahkan karya-karya para filsuf Arab Islam
ke dalam bahasa mereka. Beberapa tokoh ilmuwan mereka yang terkenal
antara lainJonannes Scotus Eriugena dengan telaahnya mengenai perpaduan
antara filsafat dan agama. Anselmus yang pojok ajarannya berkisar
persoalan pembuktian adanya Tuhan, Petrus Abaelardus mengenai iman dan
akal, Bonaventura tentang penciptaan dan lain sebagainya. 12

C. Penutup
Dari pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa:
1. Zaman Kegelapan (The Dark Age) adalah zaman dimana Eropa
mengelami masa-masa kemunduran intelektual dan ilmu
pengetahuan. Hal ini disebabkan karena pemikiran manusia pada
Abad Pertengahan ini mendapat doktrinasi dari gereja. Siapa yang
mengeluarkan teori yang bertentangan dengan pandangan gereja akan
ditangkap dan didera, bahkan dibunuh.
2. Periode pertengahan merupakan periode kebangkitan Islam (Abad 6-
13 M). Masa kebangkitan Islam ditandai dengan banyaknya
ilmuwan-ilmuwan Islam yang ahli dibidang masing-masing.
3. Zaman pertengahan memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda
dengan karakter filsafat di zaman klasik, coraknya yang paling
menonjol adalah teosentris. Corak ini lebih mengutamakan Tuhan
sebagai pusat eksistensinya.
4. Ciri khas filsafat abad pertengahan ini terletak pada rumusan terkenal
yang dikemukakan oleh Anselmus, yaitu “Fides quarens

12
Hambali, Op.cit, hlm 10.

13
intellectum” atau iman berusaha untuk mengerti dan “Credo Ut
Intelligam” yang artinya agama/iman lebih dahulu, setelah itu
mengerti.

14
DAFTAR PUSTAKA

Adib, Mohammad. 2015. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sauedi. 2016. Pengantar Filsafat Ilmu. Bogor: IPB Press.

Zar, Sirajuddin. 2007. Filsafat Islam. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Supena, Ilyas. 2015. Rekonstruksi Epistemologi Ilmu-Ilmu Keislaman.


Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Nata, Abuddin. 1995. Ilmu Kalam, Filsafat, dan Tasawuf. Jakarta:


RajaGrafindo Persada.

Muzairi, Muzairi. 2015. Filsafat Umum.Yogyakarta: Teras.

Gazalba, Sidi. 1991. Sistematika Filsafat.Jakarta: Bulan Bintang.

Yusuf, Kadar M. 2015. Konstruksi Ilmu Dan Pendidikan. Jakarta: Amzah.

Hardiman, Budi F. 2009.Kritik Ideologi, Menyingkap Pertautan Pengetahuan


dan Kepentingan Bersama Jurgen Habermas.Yogyakarta: Kanisius.

Hambali, Hambali.2017. Filsafat Ilmu Islam dan Barat.Bandung:Alfabeta.

Jamin, Ahmad.2016.Filsafat Ilmu Telaah Pengetahuan, Ilmu, dan Sain dalam


Studi Islam. Bandung:Alfabeta.

Ashadi, Ashadi. 2016. Zaman Pertengahan Byzantium Kekristenan Arab dan


Islam. Jakarta: UMJ Press.

http://billargon.blogspot.com/2017/02/zaman-kegelapan-eropa-dark-
age.html?m=1, di akses 15 Februari 2019 pukul 12.37 WIB.

http://sumainis.blogspot.com/2015/06/zaman-kegelapan.html?m=1, di akses 18
Februari 2019 pukul 17.13 WIB.

https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/09/21/anselmus-dari-centerbury-
filpspf-abad-pertengahan/amp/, diakses 23 Februari 2019 pukul 19.08
WIB.

15

Anda mungkin juga menyukai