Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

MANAJEMEN INVESTASI
(Pasar Derivatif)

Oleh :
KELOMPOK III

 CICI APRILIANI ( 171830762 )


 DWI CAHYA NINGSIH ( 171830765 )
 BELLA SAFITRI ( 171830760 )
 EMA HERDIYANTI ( 171830768 )
 HAJRIYANA ( 171830777 )
 HASBIANTI ( 171830775 )
 HARDIANTO BAKRI SANI ( 171830773 )
 ISFAR ( 171830784 )

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA
TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Pengertian Derivatif (derivatives) secara umum adalah sebuah instrument
keuangan (financial instrument) yang nilainya diturunkan atau didasarkan pada
nilai dari aktiva, instrument, atau komoditas yang lain. Definisi ini bisa didapat di
berbagai situs di internet maupun buku-buku teks. Secara ringkas, bisa dikatakan
bahwa derivative hanya ada kalau aktiva, instrumen, atau komoditas lain sebagai
instrument utamanya ada. Contoh dariderivatif adalah opsi right.
Selain pengertian derivative, ada satu istilah yang berkaitan eratdengan
derivative yaitu “manajemen risiko”.Manajemen risiko dapat didefinisikan
sebagai proses keseluruhan untuk mengidentifikasi, mengendalikan, dan
meminimalkan pengaruh dari ke tidak pastian suatu kejadian.
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian dari pasar derivatif dan Definisi dari transaksi pasar derivatif ?
2. Alasan Penggunaan Pasar Derivatif ?
3. Pelaku Transaksi Pasar Derivatif ?
4. Jenis Instrumen Pasar Derivatif ?
5. Resiko Pasar Derivatif ?
6. Keuntungan Pasar Derivatif ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian dari pasar derivatif dan Definisi dari transaksi
pasar derivatif
2. Mengetahui Alasan Penggunaan Pasar Derivatif
3. Mengetahui Pelaku Transaksi Pasar Derivatif
4. Mengetahui Jenis Instrumen Pasar Derivatif
5. Untuk Mengetahui Resiko Pasar Derivatif
6. Untuk Mengetahui Keuntungan Pasar Derivatif
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pasar Derivatif
Pasar derivatif adalah tempat diperdagangankannya surat-surat berharga
yang nilainya didasarkan aset yang mendasarinya (underlying asset atau
elementary asset).
Dalam dunia keuangan derivatif adalah sebuah kontrak bilateral atau
perjanjian penukaran pembayaran yang nilainya diturunkan dari produk induk
yang menjadi acuan pokok, dimana para pelaku pasarnya tidak
memperdagangkan atau menukarkan secara fisik suatu aset tetapi saling
mempertukarkan uang, aset atau suatu nilai di masa yang akan datang.
Untuk mengantisipasi kerugian yang besar di masa yang akan datang,
biasanya investor menggunakan sekuritas derivatif. Transaksi derivatif
merupakan salah satu instrument keuangan yang dipergunakan untuk mengurangi
resiko. Perdagangan derivatif merupakan suatu kegiatan yang melibatkan produk
turunan. Derivatif termasuk warrants, opsi, rights, kontrak berjangka, dan
sebagainya yang ada hubungan atau keterkaitannya dari sekuritas yang mendasari
nilai atau harga surat berharga derivatif tersebut. Derivatif juga dapat mengacu
pada berbagai jenis asset seperti komoditas, saham, obligasi, suku bunga, nilai
tukar mata uang dan indeks.
Derivatif digunakan oleh manajemen investasi, perusahaan, lembaga
keuangan seperti bank, dan investor untuk mengelola posisi yang mereka miliki
terhadap resiko dari pergerakan harga saham dan komoditas, suku bunga, nilai
tukar mata uang asing tanpa mempengaruhi posisi fisik produk yang menjadi
acuannya.
- Transaksi Derivatif
Transaksi derivatif merupakan sebuah perjanjian antara dua pihak yang
dikenal sebagai counterparties (pihak-pihak yang saling berhubungan). Didalam
istilah dasarnya, transaksi derivatif ini ialah sebuah kontrak bilateral atau sebuah
perjanjian penukaran pembayaran yang nilainya itu tergantung dari pda
diturunkan dari nilai aset, tingkat referensi atau juga indeks.
Saat ini, transaksi derivatif ini terdiri dari sejumlah acuan pokok
(undrlying) yakni :
1. Suku bunga (interest rate)
2. Kurs tukar ( currency)
3. Komoditas (coomodity)
4. Ekuitas (equity)
5. Indeks (index)
2.2 Alasan penggunaan derivatif
Adapun beberapa alasan penggunaan derivatif yaitu:
a. Kebutuhan-kebutuhan yang selalu berubah dan sangat bervariasi dari
sekelompok pengguna
b. Peralatan untuk mengelola risiko
c. Hedging risiko-risiko saat ini dan masa datang
d. Mengambil posisi-posisi risiko yang lebih besar
e. Biaya pendanaan yang lebih rendah
f. Memanfaatkan ketidakefisienan yang ada diantara pasar-pasar
2.3 Pelaku transaksi derivatif
1. Pengguna akhir (End User)
Dengan berdasarkan laporan G-30 pada tahu 1993, sebagian besar
pengguna akhir derivatif ialah sekitar 80 % merupakan perusahaan-
perusahaan, disamping badan-badan pemerintah serta juga sektor publik.
Alasan-alasan yang mendororng pengguna akhir tersebut menggunakan
instrumen derivatif ini ialah :
a. Sebagai sarana lindung nolai (hedging)
b. Untuk memperoleh biaya dana yang lebih rendah
c. Mempertinggi keuntungan
d. Untuk dapat mendiversifikasikan sumber-sumber dana
e. Untuk dapat mencerminkan pandangan-pandangan pasar dengan melalui
posisi yang diambil
2. Pialang (dealer)
Terdiri dari lembaga-lembaga keuangan yang bertindak ialah sebagai
pialang. Fungsi dari dealer ini diantaranya sebagai berikut :
 Menjaga likuiditas serta terus menerus tersedianya transaksi
 Memenuhi permintaan pengguna akhir dengan segera
 Memeberikan kemampuan untuk dapat mempertinggi likuiditas pasar dan
efisiensi harga.
2.4 Jenis Instrumen Derivatif
Derivatif dikelompokkan berdasarkan dari aktiva yang dijadikan sebagai
induk. Induk instrumen derivatif adalah berbagai macam aktiva keuangan seperti
saham dan obligasi, berbagai macam komoditi, dan berbagai macam indeks.
Semua instrument derivatif adalah kontrak antara dua pihak pembeli dan penjual
yang di dalam kontraknya berbagai hal telah disepakati bersama sekarang, tetapi
realisasinya atau pelaksanaan hal tersebut adalah nanti pada tanggal tertentu di
masa yang akan datang (dalam kurun waktu di masa yang akan datang). Derivatif
menurut Siahaan (2008) juga dapat dikelompokkan atas forwards contract, futures
contarct, options contracts, swap contracts, atau kombinasi dari beberapa kontrak
sekaligus.
Instrumen derivatif yang diperdagangkan sangat luas. Berikut adalah
berbagai macam instrumen derivatif, yaitu:
1. Kontrak Berjangka
Ada beberapa karakteristik kontrak berjangka. Berikut adalah karakteristik
(ciri-ciri) kontrak berjangka menurut Siahaan (2008):
1. Perlu transfer tunai pada awal transfer. Transfer tunai sebagai jaminan (margin).
2. Transfer tunai harus dilakukan setiap hari.
3. Resiko kredit sangat kecil.
4. Kontrak yang disesuaikan dengan kebutuhan dua pihak tidak tersedia.
5. Kontrak yang tersedia terutama untuk jangka pendek (paling lama satu tahun).
6. Pasar lebih aktif dibandingkan pasar forward, untuk kontrak-kontrak tertentu.
7. Posisi semula dapat ditutup atau dibalik dengan mudah dan cepat.
Di dalam transaksi kontrak berjangka, tidak ada aktiva yang dibeli atau
dijual ketika dua pihak menandatangani atau menyepakati kontrak melainkan
kedua pihak hanya bersepakat untuk melakukan transaksi pada tanggal tertentu di
masa yang akan datang. Kontrak berjangka hampir sama dengan kontrak
penyerahan kemudian. Perbedaan yang membedakan antara kontrak berjangka
dengan kontrak penyerahan kemudian adalah kontrak berjangka diperdagangkan
di bursa yang terorganisir. sedangkan kontrak penyerahan kemudian
diperdagangkan di luar bursa atau over the counter market (OTC). Pada kontrak
berjangka terdapat rangkaian tanggal penyerahan sedangkan pada kontrak
penyerahan kemudian terdapat tanggal khusus penyerahan tunggal. Pada kontrak
berjangka, kontrak ditutup sebelum hari jatuh tempo sedangkan kontrak berjangka
ditutup pada saat penetapan atau penutupan kas. Di dalam kontrak berjangka tiap
hari terdapat penetapan kas sedangkan pada kontrak penyerahan kemudian tidak
ada.
Ada beberapa tujuan dari kontrak berjangka, yaitu:
a. Instrument hedging adalah untuk melindungi aktiva atau portofolio dari
kemerosotan nilai karena perubahan harga.
b. Spekulasi adalah biasanya dilakukan oleh para speculator. Para speculator
mengambil posisi short selling di pasar berjangka.
c. Arbitrase adalah untuk mendapatkan keuntungan tanpa resiko yang
dilakukan dengan
2. Kontrak Penyerahan Kemudian
Siahaan (2008) mendefinisikan, “Kontrak penyerahan kemudian (forward
contracts) adalah perjanjian antara dua pihak, salah satu pihak diwajibkan
(diharuskan) menyerahkan sejumlah tertentu (contract size) dari aktiva tertentu
(deliverable item) pada tanggal tertentu yang akan datang (settlement date) dan
pihak lainnya wajib membayar sesuai dengan jumlah tertentu yang disebut invoice
amount yang dikenakan atas aktiva pada tanggal penyerahan” (h. 134). Tujuan
kontrak penyerahan kemudian adalah untuk melindungi kedua belah pihak dari
fluktuasi nilai aktiva yang mungkin terjadi selama kurun waktu tertentu yaitu
sejak kontrak ditandatangani hingga penyerahan atau pembayaran dilakukan.
3. Kontrak opsi
Karnadjaja, Ong, WIjaya, Tanujaya, dan Effendi (2008) mendefinisikan,
“Options adalah kontrak resmi yang memberikan hak (tanpa adanya kewajiban
untuk membeli atau menjual suatu aset, pada harga tertentu dan dalam jangka
waktu tertentu” (h. 70). Kontrak opsi pada dasarnya dibedakan atas dua macam,
yaitu calls sebagai hak beli dan puts sebagai hak jual. Ditinjau dari cara
melakukan exercise sebuah opsi terdapat dua macam gaya. Gaya opsi tersebut
yaitu, gaya Eropa dan gaya Amerika. Opsi Eropa dapat di exercise hanya persis
pada tanggal jatuh tempo, sedangkan Opsi Amerika Serikat dapat di exercise
kapan saja sepanjang hidup opsi atau selama opsi belum jatuh tempo maupun
persis pada tanggal jatuh tempo.
Opsi dapat dikelompokkan menjadi:
° Warrants
Samsul (2006) mendefinisikan, “Waran adalah hak untuk membeli saham
baru pada harga dan waktu tertentu” (h. 85). Harga pelaksanaan waran jauh lebih
tinggi daripada harga saham. Selama harga waran masih dibawah harga
pelaksanaan, pemegang waran tidak akan menukarkannya dengan saham.
Pemegang waran tidak akan mengalami kerugian karena waran diterima secara
gratis dan hanya membayar pada saat akan ditukarkan dengan saham. Warrants
diterbitkan oleh emiten (perusahaan).
° Rights
Samsul (2006) mendefinisikan, “rights adalah hak pemegang saham lama
untuk membeli terlebih dahulu (preemptive rights) saham baru pada harga tertentu
dalam waktu kurang dari enam bulan” (h. 84). Harga tertentu yang dimaksud
adalah harga yang ditetapkan di muka, yang besarnya di bawah harga pasar saat
diterbitkan, harga ini. Apabila harga tebusan atau harga pelaksanaan diatas harga
pasar, maka tidak akan ada yang menukarkan rights dengan saham karena investor
dapat membeli saham dengan harga yang lebih murah di pasar.
4. Kontrak Swap
Menurut Siahaan (2008), “Swap adalah kesepakatan antara dua pihak
(perusahaan) untuk saling mempertukarkan arus kas di masa tertentu (selama
kurun waktu tertentu) yang akan datang” (h.13). Pada swap, di dalam kesepakatan
ditentukan secara spesifik tanggal pembayaran tunai dan cara menghitung jumlah
tunai yang akan saling dipertukarkan (dibarterkan) masing-masing pihak.
Biasanya di dalam perhitungan telah dipertimbangkan /diperhitungkan nilai yang
akan datang tingkat suku bunga, kurs mata uang, dan variabel-variabel lainnya
yang relevan.
2.5 Risiko Derivatif
Sebagai derivatif adalah risiko pengalihan perangkat, penting untuk
mengidentifikasi dan memahami sepenuhnya risiko yang diasumsikan,
mengevaluasi risiko dan terus menerus memantau dan mengelola risiko tersebut.
Masing-masing pihak dari kontrak derivatif yang harus dapat mengidentifikasi
seluruh risiko yang sedang diasumsikan (suku bunga, pertukaran mata uang,
indeks saham, harga obligasi jangka panjang atau jangka pendek, dll) sebelum
memasuki kontrak derivatif.
Bagian dari proses identifikasi risiko adalah penentuan paparan moneter
para pihak menurut ketentuan dari instrumen derivatif. Sebagai uang biasanya
tidak karena sampai tanggal yang ditentukan kinerja partai kewajiban, kurangnya
komitmen di muka uang tunai dapat mengaburkan arti moneter akhirnya para
pihak kewajiban.
Sebuah sering diabaikan, namun aspek yang sangat penting dalam
penggunaan derivatif adalah kebutuhan untuk memonitor dan mengelola risiko
yang diwakili oleh instrumen derivatif. Tidak seperti pembelian efek ekuitas atau
utang, orang tidak dapat melakukan transaksi derivatif, menempatkan dokumen di
laci dan melupakannya. Hubungan didirikan pada instrumen derivatif memerlukan
pemantauan konstan untuk tanda-tanda perubahan dapat diterima.
Misalnya, tingkat risiko yang satu pihak bersedia untuk menganggap
awalnya bisa berubah sangat karena intervensi dan kejadian tak terduga.Setiap
pihak dalam kontrak derivatif harus memantau terus komitmen diwakili oleh
produk derivatif. Jika seseorang dibebankan dengan tanggung jawab ini, orang ini
harus bertanggung jawab untuk menempatkan partai pemberitahuan ketika kondisi
berubah secara dramatis.Instrumen derivatif keuangan yang telah memanfaatkan
fitur menuntut lebih dekat, bahkan pemantauan harian atau per jam dan
manajemen.
2.6 Keuntungan Derivatif
Adapun beberapa keuntungan derivatif yaitu :
 Untuk membagi risiko yang ada baik berupa heging sehingga kerugian kita
dibatasi dan juga untuk spekulasi jika mengambil untung yang lebih
banyak.
 Sebagai suatu alat untuk mengalihkan risiko. Contohnya, petani dapat
menjual kontrak berjangka atas hasil panenan kepada speculator sebelum
panen dilakukan.
 Untuk mengalihkan risiko ataupun mengambil suatu risiko tergantung
apakah posisinya sebagai hadger atau speculator.
BAB III
PENUTUP

3.1 kesimpulan
Mekanisme transaksi derivative pada dasarnya sama dengan transaksi
saham pada umumnya, yaitu sebelum seseorang melakukan transaksi terlebih
dahulu harus menjadi nasabah di sebuah atau beberapa perusahaan sekuritas, baru
kemudian seseorang dapat bertransaksi membeli atau menjual saham atau
derivatifnya dengan order melalui broker-broker di perusahaan sekuritas yang
menaunginya. Dalam transaksi derivative seorang nasabah yang melakukan
transaksi baik jual atau beli diharuskan menyetorkan sejumlah margin kepada
KPEI untuk menjamin integritas derivatif tersebut selama masa sebelum
jatuhtempo dengan atau tanpa pergerakan dana.
Prinsip dasar dari hedging adalah mengalihkan atau mentransfer risiko
harga dari pihak hedger kepada pihak speculator, atau dengan kata lain risiko
tersebut dialihkan dari seseorang yang bersedia membayar untuk menghindari
risiko kepada orang yang berani menanggung risiko dengan harapan memperoleh
keuntungan. Aktifitas lindung nilai dalam hal ini adalah penggunaan transaksi
derivative sebagai pengganti sementara dari transaksi di pasar spot. Sepanjang
harga spot dan harga derivative bergerak bersama-sama, adanya kerugian pada
satu posisi (spot atau derivative) akan dihapuskan dengan adanya keuntungan di
posisi lainnya.
Mekanisme transaksi derivative yang mengharuskan seorang nasabah
menyetor sejumlah margin terlebih dahulu, serta prinsip hedging untuk
melindungi nilai investasi dari transaksi jual-beli yang bersifat spekulasi tidak
dibenarkan dalam Islam. Transaksi derivative yang penuh dengan spekulasi
tersebut secara tegas dilarang dalam Islam, karena sifat spekulasi yang
mengakibatkan ada satu pihak yang akan dirugikan dengan adanya transaksi
tersebut. Pada hedging, secara implisit memang berfungsi untuk meminimalisir
risiko, tetapi risiko yang dihedge merupakan akibat yang muncul dari transaksi
yang bersifat spekulasi

Anda mungkin juga menyukai