Bab I
Bab I
BAB I
PENDAHULUAN
Tabel 1-1 Hasil Evaluasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Proper 2014 – 2015 PT
Pupuk Kujang
Sedangkan untuk nilai Proper periode 2014 - 2015 industri pupuk dapat dilihat
pada Tabel 1-2.
Melihat data yang tersaji pada Gambar 1-1, PT Pupuk Kujang yang
tergabung dalam kelompok 5, masih terlalu jauh untuk mengejar nilai Proper PT
Badak LNG yang meraih nilai tertinggi dengan skor 636.5.
Sedangkan pada Tabel 1-2 nilai Proper PT Pupuk Kujang Periode 2014 –
2015 bila dibandingkan dengan industri sejenis yaitu PT Pupuk Sriwidjadja dan
PT Pupuk Kalimantan Timur nilai totalnya juga paling rendah. Hanya saja, bila
dilihat dari poin penilaian DRKPL, PT Pupuk Kujang meraih nilai tertinggi yang
berarti dari sisi inovasi masih lebih unggul dibanding industri pupuk lainnya.
Artinya, peluang untuk tetap masuk menjadi kandidat Hijau sesuai Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup No. 3 tahun 2014 masih cukup terbuka. Namun, bila
dilihat pada aspek pengembangan masyarakat, poin PT Pupuk Kujang tertinggal
cukup jauh. Hal ini yang menjadi bahan sorotan manajemen PT Pupuk Kujang,
untuk kemudian menargetkan kenaikan nilai di tiap-tiap aspek penilaian Proper
Hijau tidak hanya pada aspek pengembangan masyarakat saja seperti ditunjukkan
pada Tabel 1-3.
Nilai
No Aspek Penilaian
PKC PKT Pusri
Dokumen Ringkasan Kinerja
1 53.5 44.5 44.0
Pengelolaan Lingkungan
2 Sistem Manajemen Lingkungan 97.0 89 82.0
Pemanfaatan Sumber Daya
a. Efisiensi Energi 44.0 47 55.5
b. Pengurangan dan Pemanfaatan
59.5 66.5 62
Limbah B3
3 c. 3R Limbah padat Non B3 68.5 48.5 76
d. Pengurangan Pencemar Udara 52.0 40 52.5
e. Efisiensi Air 37.5 32 35.5
f. Perlindungan Keanekaragaman
34.5 59.5 40
Hayati
4 Pengembangan Masyarakat 35.0 74.5 61.5
TOTAL 481.5 501.5 509
Sumber : Publikasi Proper KLH 2015
Tabel 1-3 Target Peningkatan Nilai Proper Hijau 2016 PT Pupuk Kujang
Nilai
No Aspek Penilaian Target
2015
2016
Dokumen Ringkasan Kinerja Pengelolaan
1 53.5 70
Lingkungan
2 Sistem Manajemen Lingkungan 97.0 98
Pemanfaatan Sumber Daya
a. Efisiensi Energi 44.0 60
b. Pengurangan dan Pemanfaatan Limbah B3 59.5 70
3 c. 3R Limbah padat Non B3 68.5 70
d. Pengurangan Pencemar Udara 52.0 70
e. Efisiensi Air 37.5 60
f. Perlindungan Keanekaragaman Hayati 34.5 60
4 Pengembangan Masyarakat 35.0 70
Sumber : PT Pupuk Kujang, 2015
10
Evaluasi Kajian:
Pelaksanaan program comdev di PT Pupuk Kujangberdasarkan aspek penilaian peringkat hijau sesuai dengan
kriteria yang tercantum dalam Permen LH No. 3 Tahun 2014
Faktor Penghambat Pelaksanaan Program Comdev di PT Pupuk Kujang
Faktor Pendukung Pelaksanaan Program Comdev di PT Pupuk Kujang
Kesimpulan
2 Desi Cahyaningtyas Hasil analisis kondisi eksisting Metode yang digunakan Desi
et.al, 2013 menunjukkan pelaksanaan CD di Cahyaningtyas (2013) untuk
Evaluasi Pelaksanaan JOB PPEJ belum mampu memenuhi menilai efisiensi program
Community sekitar 80% kriteria penilaian dalam community development
Development Sebagai pencapaian peringkat hijau dalam menggunakan Data
Penunjang
Proper Envelopment Analysis (DEA).
Pencapaian Peringkat
Sementara itu perhitungan efisiensi Selain itu, lokasi penelitian
Hijau Proper
melalui DEA, meskipun bidang berbeda berpengaruh pada
ekonomi, kesehatan dan lingkungan kondisi sosial, ekonomi, budaya
menunjukkan nilai yang efisien, dan karakter masyarakat yang
tetapi secara keseluruhan program menjadi obyek penelitian
masih belum efisien. Penyebab dari berbeda.
hal tersebut diantaranya adalah
adanya perbedaan pemahaman
mendasar dari sisi perusahaan dan
dari sisi masyarakat mengenai
efisiensi itu sendiri yang dalam hal
ini ditunjukkan oleh variabel input
15
3 Intan Aisyiah Pabrik Gula Kremboong telah Lokasi penelitian yang berbeda
Aisiqia, 2013. berusaha melaksanakan CSR sesuai berpengaruh pada kondisi
Corporate Social dengan konsep PKBL dimana PG. sosial, ekonomi, budaya dan
Kremboong melakukan kegiatan-
Responsibility (CSR) karakter masyarakat yang
kegiatan yang menunjukan rasa
Sebagai Upaya kepedulian sosialnya sekaligus menjadi obyek penelitian
Pemberdayaan berupaya memberdayakan masyarakat berbeda. Pada penelitian yang
Masyarakat Sekitar sekitar pabrik gula dilakukan oleh Intan Aisyiah
Pabrik Gula (Studi (2013) tidak mengkaji kriteria
pada PTPN X Persero penilaian Pemberdayaan
PG. Kremboong Masyarakat dalam Proper.
Sidoarjo)
4 Intan Kirana, 2013 Hasil penelitian menunjukkan Perusahaan yang diteliti oleh
Peranan Corporate bahwa Proper berperan sebagai tools Intan Kirana (2013) dalam
Social Responsibility bagi perusahaan karena perusahaan melakukan CSR Bidang
(CSR) Bidang harus bertindak sesuai ketentuan
Lingkungan masih berfokus
Lingkungan Dalam sertifikasi.
dalam penilaian Proper Biru.
Menunjang Perolehan Program CSR Bidang Lingkungan
Program Penilaian sudah turut berperan dalam Selain itu, lokasi penelitian
Peringkat Kinerja menunjang perolehan Proper Biru yang berbeda berpengaruh pada
Perusahaan (Proper) PT. Surya Kertas. Karena program kondisi sosial, ekonomi, budaya
PT. Surya Kertas CSR sudah dirancang untuk dapat dan karakter masyarakat yang
mencegah atau meminimalisir menjadi obyek penelitian
dampak lingkungan yang
berbeda.
ditimbulkan perusahaan
5 Hasan Asy’ari, 2009 Dalam mengimplementasikan Tujuan penelitian oleh Hasan
Implementasi tanggung jawab sosialnya, PT Asy’ari (2009) menekankan
Corporate Social Newmont melakukan kegiatan- penerapan CSR sesuai dengan
Responsibility kegiatan Pembangunan Masyarakat
UU No.40 /2007 tentang
Sebagai Modal Sosial yaitu pendidikan, Infrastruktur,
Pada PT Newmont Perbaikan Kesehatan, Pendidikan Perseroan Terbatas dan tidak
16
6 Eko Sumardiyono, Program Bina Lingkungan yang Lokasi penelitian yang berbeda
2007 Evaluasi dilaksanakan PT. Pupuk Kaltim di berpengaruh pada kondisi
Pelaksanaan Kelurahan Loktuan belum bisa sosial, ekonomi, budaya dan
dikatakan program community
Community karakter masyarakat yang
development yang sejati karena unsur
Developmen Dalam swadaya dan swadana masyarakat menjadi obyek penelitian
Perolehan Proper belum kelihatan, proses yang ada lebih berbeda.
Hijau – Studi Kasus bersifat pilantropis (derma) karena
di PT Pupuk Kaltim secara umum program dirancang oleh
Bontang perusahaan dan tidak ditujukan untuk
mempersiapkan masyarakat pasca
operasinya PT. Pupuk Kaltim.
Secara umum keberadaan PT. Pupuk
Kaltim bisa diterima oleh masyarakat
dan dianggap sebagai pelopor
pembangunan khususnya di Kelurahan
Loktuan, namun melalui program-
program community development yang
dilaksanakannya belum mampu
membantu pemecahan masalah sosial
yaitu pengangguran dan kemiskinan.
17