Anda di halaman 1dari 15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Darah

1. Pengertian Darah

Darah adalah cairan jaringan tubuh pada makhluk hidup mulai dari

binatang primitif sampai manusia. Pembuluh darah memegang peranan penting

yaitu sebagai fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen dan asupan nutrisi ke

seluruh tubuh, serta penyusun sistem kekebalan tubuh.

Komposisi darah dibagi menjadi dua bagian besar yaitu :

a. Pembuluh darah/Korpuskula terdiri dari sel darah merah atau eritrosit yang

berfungsi sebagai membawa oksigen ke jaringan jaringan tubuh. Keping

darah atau trombosit untuk pembekuan darah dan mencegah perdarahan. Sel

darah putih atau lekosit berperan sebagai imun tubuh sehingga tidak mudah

terserang penyakit.

b. Plasma darah terdiri dari komponen darah berbentuk cair, volume plasma

darah yang terdiri dari 90% berupa air dan 10% berupa larutan protein, air,

elektrolit, hormon dan karbondioksida (Bahrun, 2012).

8
http://repository.unimus.ac.id
9

Pembuluh darah adalah sistem sirkulasi bagi aliran darah ke seluruh

bagian tubuh. Saluran darah ini merupakan sistem kerja jantung yang

memompanya keseluruh tubuh. Fungsi dari pembuluh darah adalah mengangkut

darah dari jantung ke seluruh tubuh lalu kembali lagi ke jantung.

Aliran darah juga terdapat jenis karbohidrat yang dikonsumsi oleh

manusia yang akan terkonversi menjadi glukosa di dalam hati. Glukosa akan

berperan sebagai salah satu molekul utama untuk pembentukan energi di dalam

tubuh. Glukosa berlebihan didalam tubuh akan menyebabkan metabolisme

glukosa yang tidak sempurna dan dapat menyebabkan DM. Salah satu

pemeriksaan glukosa yang baik untuk penderita DM adalah glukosa darah puasa

(Syaifuddin, 2002).

B. Glukosa Darah Puasa

Karbohidrat glukosa merupakan karbohidrat yang berkaitan sangat penting

dalam penyimpanan energi di dalam tubuh. Kebutuhan energi tubuh untuk

mengkonsumi glukosa keseharian akan menyediakan 50 – 75% untuk

menghasilka energi. Glukosa termasuk dalam metabolisme karbohidrat yang

dilepas ke seluruh tubuh dan menjadi sumber energi utama untuk semua makhluk

hidup. Proses pembentukan energi terjadi di dalam mitokondria dengan

membutuhkan oksigen sebagai bahan bakarnya untuk menghasilkan ATP sebagai

energi disetiap kegiatan sel ( Irawan, 2007 ).

http://repository.unimus.ac.id
10

Kadar glukosa darah yang normal akan bertahap secara perlahan meningkat

pada usia 50 tahun keatas, terutama untuk orang yang tidak aktif bergerak.

Peningkatan kadar glukosa darah yang berlanjut akan menyebabkan juga kadar

glukosa darah menurun secara perlahan (Nabyl, 2012). Kriteria diagnostik

(PERKENI) Perkumpulan Endokrinologi Indonesia) pada tahun 2006. Seseorang

dikatakan menderita penyakit Diabetes Milletus apabila meiliki kadar gula darah

> 126 mg/dL. Seseorang yang menderita diabetes dan pra-diabetes dapat

didiagnosis dengan menggunakan tes glukosa darah puasa. Tes glukosa darah

puasa adalah pengukuran tingkat glukosa darah sebelum dilakukan pengambilan

sampel orang tersebut tidak makan selama 8 – 10 jam. Glukosa darah puasa dapat

digunakan untuk memantau kadar glukosa darah pada penderita diabetes. Kadar

gula darah setiap hari bervariasi, akan meningkat setelah makan dan kembali

normal dalam waktu 2 jam (Nabyl,2012). Orang dikatakan DM atau tidak bisa

dilihat di tabel berikut ini :

Tabel 2 Kadar Glukosa darah Puasa Dengan Metode Enzimatik Sebagai Patokan

Penyaring Diagnosis DM (mg/dl) (Maulana, 2009).

Sampel Bukan Belum Pasti DM DM


pemeiksaan DM
Plasma Vena <110 110-125 >126
Darah Kapiler < 90 90-109 >110

http://repository.unimus.ac.id
11

C. Penyakit Gangguan Metabolisme Darah

a. Hipoglikemia

Hipoglikemia merupakan suatu keadaan dimana kadar glukosa darah

secara abnormal rendah, itu keadaan gawat darutan yang dapat terjadi pada

penyandang Diabetes Milletus. Ketidakseimbangan antara makanan yang

dimakan, aktivitas fisik dan obat yang digunakan akan berpengaruh terhadap

rendah nya kadar glukosa darah.

Gejala klinis sindrom hipoglikemia yaitu ditandai dengan

pusing,lemas,gemetar,pandangan berkunang kunang,keluar keringat dingin.

Gejala hipoglikemia terjadi pada orang dewasa jika kadar glukosa darah kapiler

2,2 mmol/l atau < 2,2 mmol/l. Otak yang terbiasa dengan kadar glukosa darah

rendah atau akibat dari Diabetes yang diobati secara berlebihan. Gejala yang

timbul akibat bila glukosa darah pada tingkat rendah seperti 1,7 mmol/l. Otak

yang terbiasa dengan kadar glukosa darah yang selalu tinggi seperti Diabetes

Milletus yang tidak terkontrol. Glukosa darah yang tinggi dan kritis bisa diatas

3,3 mmol/l (Baron,1995) .

b. Hiperglikemia

Hiperglikemia adalah keadaan peningkatan kadar glukosa darah yang

naik secara tiba tiba, disebabkan karena stres, infeksi vagina dan mengkonsumsi

obat obatan tertentu. Hiperglikemia ditandai oleh poliuria, polidipsi, polifagia

dan kelelahan yang parah. Hiperglikemia dapat mengganggu kesehatan seperti

infeksi jamur pada vagina, gastroparesis, disfungi ereksi. Hiperglikemia yang

melebihi ambang ginjal normal (konsentrasi glukosa darah besar 160 – 180

http://repository.unimus.ac.id
12

mg/100 ml), tubulus renalis tidak dapat menyerap kembali semua glukosa akan

timbul glukosuria. Hiperglikemia yang berlangsung lama akan menyebabkan

arterosklerosis, penebalan membran basal dan perubahan pada saraf perifer

(Nabyl, 2012).

c. Diabetes Milletus

Diabetes Milletus adalah kelainan metabolisme karbohidrat dimana

glukosa darah tidak dapat digunakan dengan baik, sehingga menyebabkan

keadaan kadar glukosa darah yang tinggi, sehingga tidak dapat melepaskan

insulin dan menggunakan insulin secara cukup. Insulin merupakan hormon yang

dilepaskan oleh pankreas yang harus mempertahankan gula darah yang normal.

Insulin memasukan glukosa ke dalam sel sebagai cadangan energi yang

disimoan. Normal kadar glukosa darah puasa 80 – 108 mg/dl (Sunani, 2012).

D. Lokasi Pengambilan Spesimen

Pembuluh darah merupakan suatu sistem organ yang bertugas menyebarkan

darah keseluruh tubuh, yang mengandung oksigen dan nutrisi yang diperlukan sel

atau jaringan untuk mekanisme imun tubuh. Pembuluh darah merupakan sebagai

tolak ukur kesehatan bagi tubuh, jika apabila pembuluh darah tersumbat oleh zat

zat yang berbahaya seperti nikotin, lemak dan logam logam berat lainnya fungsi

organ di dalam tubuh akan teganggu (Maulana,2009).

http://repository.unimus.ac.id
13

a. Darah vena

Vena yaitu pembuluh darah yang menghantar darah untuk menuju ke

jantung. Pembuluh vena terbentuk dari penyatuan kapiler. Dinding vena terdiri

dari 3 lapisan yaitu lapisan terluar terdiri atas jaringan ikat fibrus yang disebut

tunika adventisia, lapisan tengah berotot lebih tipis, lebih mudah kempes dan

kurang elastis dari pada arteri, lapisan dalam yang endotelial disebut tunika

intima. Pembuluh balik atau vena yang memiliki dinding tipis, tidak elastis dan

diameter lebih besar dari pada pembuluh nadi karena jalur menuju jantung

pembuluh vena ukurannya semakin besar, hal ini terjadi karena darah dalam

perjalanan ke jantung memiliki tekanan yang sangat rendah. Tekanan yang sangat

rendah mengakibatkan darah tidak sampai kejantung, dengan pembuluh vena yang

mempunyai banyak kutup akan memastikan darah mengalir ke satu arah menuju

ke jantung (Pearce,2009).

1. Lokasi pengambilan darah vena

Dewasa meggunakan salah satu vena dalam fossa cubiti dan untuk bayi

vena jugularis superficialis dapat dipakai atau juga darah dari sinus sagittalis

superior ( Gandasoebrata ,2007).

2. Cara pengambilan darah vena

a. Menyediakan alat dan bahan yang akan diperlukan, dipastikan alat dan bahan

yang dipakai tetap dalam keadaan steril.

b. Membersihkan bagian daerah yang akan digunakan untuk pengambilan

sampel dengan usapan menggunakn alkohol 70% dan biarkan sampai

mengering.

http://repository.unimus.ac.id
14

c. Memilih vena dalam fossa cubiti, lalu dipasang ikatan pembendung pada

lengan atas dan pasien diminta untuk mengepalkan dan membuka tangannya

berkali kali agar vena terlihat jelas.

d. Menusukkan ke kulit dengan jarum dan spuit dalam tangan kanan sampai

ujung jarum masuk ke dalam lumen vena.

e. Lepaskan atau regangkan ikatan pembendung dan tarik perlahan pengisap

spuit sampai jumlah darah yang dikehendaki di dapat.

f. Melepaskan pembendung jika masih terpasang.

g. Menaruhkan kapas di atas jarum dan cabutlah spuit itu.

h. Menekan pada bekas suntikan selama beberapa menit.

i. Masukkan darah ke tabung melalui dinding tabung.(Gandasoebrata,2007)

b. Darah kapiler

Kapiler merupakan pembuluh darah yang paling kecil dan tempat arteri

terakhir. Makin kecil, akan semakin menghilang ke tiga lapis dindingnya ketika

sampai pada kapiler yang sehalus rambut, dinding itu tinggal satu lapis saja yaitu

lapisannya disebut endothelium. Garis tengah kapiler adalah antara 4 dan 9

mikrometer, hampir tidak cukup untuk aliran sel darah merah. Bahan bahan larut

lemak seperti oksigen dan karbondioksida berdifusi keluar kapiler dengan

menembus sel sel endotel. Pertukaran oksgen dan karbondioksida serta suplai

makanan dan pengeluaran sisa sisa metabolisme seuanya berlangsung sebagai

hasil difusi yang melintasi kapiler sel tunggal. Garis tengah pori pori pada kapiler

lebih kecil dari pada garis tengah protein plasma dan sel darah merah

( Corwin, 2001).

http://repository.unimus.ac.id
15

1. Lokasi pengambilan darah kapiler:

a. Dewasa: ujung jari (jari ketiga atau ke empat) atau anak daun telinga.

b. Bayi dan anak kecil : di bagian tumit atau ibu jari kaki. Tempat yang di pilih

tidak boleh yang memperlihatkan gangguan peredaran darah seperti cyanosis

atau pucat (Gandasoebrata, 2007).

2. Cara pengambilan darah kapiler

a. Alat dan bahan yang akan digunakan pasatikan alat tersebut steril.

b. Membersihkan daerah yang akan digunakan untuk pengambilan sampel,

dengan diusapkan menggunakan alkohol 70%, dibiarkan sampai mengering.

c. Memegang bagian yang akan ditusuk dan di tekan sedikit agar rasa nyeri

berkurang.

d. Menusuk secara cepat dengan lanset steril.

e. Menusuk jari ke tiga atau ke empat dengan arah tegak lurus,pada garis garis

sidik kulit, jangan sejajar dengan garis-garis sidik tersebut.

f. Menusuk bagian pinggir jika menggunakan anak daun telinga, jangan sisinya.

Tusukan harus cukup dalam agar darah mudah keluar. Jangan sampai

menekan nekan jari atau telinga untuk mendapat cukup darah karna darah

yang diperas keluar semacam itu telah bercampur dengan cairan jaringan

sehingga menjadi encer dan menyebabkan kesalahan.

g. Membuang tetes darah yang pertama keluar dengan memakai segumpal kapas

kering. Tetes darah selanjutnya dapatdigunakan untuk pemeriksaan

( Gandasoebrata,2007).

http://repository.unimus.ac.id
16

E. Pemeriksaan Glukosa

1. Metode pemeriksaan

Metode pemeriksaan kadar gula darah meliputi metode reduksi, enzimatik

dan lainnya. Pemeriksaan paling sering digunakan dengan metode enzimatik yaitu

metode glukose oksidase. Metode GOD banyak digunakan saat ini karena akurat

dan presisi, dan juga lebih spesifik (Nabyl, 2012).

Alat pemeriksaan kadar glukosa darah cara reagen kering sederhana dan mudah

dipakai sendiri. Hasil pemeriksaan kadar glukosa darah memakai alat tersebut

dapat dipercaya sejauh dengan cara pemeriksaan sesuai dengan cara standar yang

dianjurkan. Hasil pemantauan dengan reagen kering secara bertahap perlu

dibandingkan dengan cara konvensional (Shahab,2006)

a. Metode Enzimatik (Glucose Oksidase Penazone Anti Peroksidase)

Pemeriksaan glukosa dianjurkan dengan metode enzimatik menggunakan

bahan plasma darah yang diambil dari pembuluh vena secara langsung, karena

metode ini bersifat lebih spesifik. Prinsip metode ini adalah glukosa oksidase

secara enzimatis menggunakan enzim glukosa oksidase (GOD) membentuk H2O2

dan akan bereaksi dengan fenol dan 4- aminoantipirin dengan enzim peroksidase

(POD) sebagai katalisator membentuk quinoneimine yang akan menghasilkan

suatu ikatan warna (Wattimena,2006)

http://repository.unimus.ac.id
17

b. Metode Non Enzimatik (Glucometer/ Test Strip)

Alat pengukur glukosa darah secara reagen kering lebih sederhana dan

dalam pemakaian cukup mudah. Hasil pemeriksaan kadar glukosa darah

memakai alat tersebut dapat dipercaya sejauh melakukan kalibrasi secara rutin

dan cara pemeriksaan yang sesuai dengan cara standar yang dianjurkan oleh

prosedur kerja (Shahab,2006).

Glucometer adalah suatu alat yang berfungsi untuk mendapatkan nilai

kadar glukosa darah perifer atau sentral. Satuan 2 jenis yaitu dalam mg/dL atau

mmol/L. Nilai kadar glukosa darah adalah nilai klinis dalam gangguan

metabolisme seperti Diabetes Milletus, hiperglikemia dan hipoglikemia. Memilih

alat Glucometer harus memperhatikan metode dari alat tersebut, mengetahui

prinsip pemeriksaan enzimatik dan harus memilih Glucometer yang

menggunakan enzim spesifik pendeteksi glukosa. Enzim spesifik untuk

mendeteksi dan memecah glukosa.

http://repository.unimus.ac.id
18

a. Keuntungan menggunakan Glucometer

1. Penggunaan Glucometer dapat mengurangi waktu yang berpengaruh dalam

menetapkan tindakan perawatan selanjutnya. Dapat dilakukan sendiri tanpa

penyerahan permintaan pemeriksaan kepada laboratorium.

2. Hasil pemeriksaan yang cepat dan bermafaat untuk dokter yang merawat

penderita, sehingga dapat menganalisa ketindakan selanjutnya terhadap

penderita.

3. Hanya memerlukan sedikit sampel.

b. Kerugian menggunakan Glucometer

1. Penggunaan sampel darah yang sedikit, mengakibatkan sukar untuh

mengetahui kualitas sampel yang tepat untuk pemeriksaan dengan

Glucometer, seperti dalam melakukan pengambilan sampel, pemijatan saat

darah keluar terlalu keras, sehingga menyebabkan bercampurnya dengan

cairan serosa.

2. Glucometer tidak dapat mencatat hasil pemeriksaan dalam jumlah yang besar

atau banyak.

1. Kesalahan kesalahan dalam memperoleh sampel darah

a. Darah Kapiler

1) Mengambil darah dari tempat yang dinyatakan memiliki gangguan peredaran

seperti Vasokonstriksi (pucat), Vasodilatasi (radang), cyanosis.

2) Melakukan penusukan kurang dalam, sehingga darah harus di peras peras

keluar.

3) Melakukan penusukkan pada kulit yang masih basah alkohol.

http://repository.unimus.ac.id
19

4) Menggunakan tetes darah pertama untuk pemeriksaan

b. Darah Vena

1) Menggunakan semprit dan jarum yang basah

2) Mengenakan ikatan pembendung terlalu lama yang mengakibatkan

hemokonsentrasi.

3) Terjadi bekuan dalam semprit karena lambatnya bekerja

4) Terjadi bekuan dalam botol karena tidak dicampur semestinya dengan

antikoagulan (Gandasoebrata,2007).

2. Kesalahan pada penggunaan alat

Hasil pemeriksaan glukosa darah dengan menggunakan cara sederhana ini

termasuk cukup akurat. Hasil pembacaan kurang baik dan tidak akurat bisa jadi

disebabkan oleh kesalahan cara pemeriksaan (human eror) dikarenakan kerusakan

pada alatnya. Strip sudah terisi darah sebelum dimasukkan ke dalam alat,saat

pemeriksaan ada masalah selama pengukuran,strip tidak terpasang dengan benar.

Hal tersebut bisa mempengaruhi saat pemeriksaan berlangsung.

G. Jenis Pemeriksaan Spesimen

a. Glukosa Darah Sewaktu

Glukosa darah sewaktu adalah mengukur kadar glukosa darah yang

sampelnya diambil sewaktu waktu tanpa harus memperhatikan waktu makan.

Glukosa darah sewaktu yaitu kadar glukosa darah yang dapat berubah ubah

sepanjang hari sesuai dengan jumlah karbohidrat yang dikonsumsi. Biasanaya

pemeriksaan glukosa darah sewaktu mendapatkan hasil yang tinggi (2010).

http://repository.unimus.ac.id
20

b. Glukosa Darah Puasa dan Glukosa 2 jam Post Pandrial

Glukosa darah puasa adalah kadar glukosa darah setelah berpuasa 8 – 10

jam. Pemeriksaan Glukosa darah puasa diambil saat pasien benar benar tidak

mengkonsumsi makanan atau minuman yang mengandung gula kecuali air putih.

Kadar glukosa darah puasa tinggi menunjukan produksi insulin tidak cukup.

Pengambilan sampel Glukosa darah puasa pasien dianjurkan untuk makan terlebih

dahulu, lalu melakukan puasa lagi selama 2 jam terhitung setelah pasien makan,

dan setelah 2 jam akan dilakukan pengambilan darah lagi. Kadar Glukosa 2 jam

post pandrial hasilnya mendekati kadar glukosa darah puasa (Yayasan Spiritia,

2010).

c. Glukosa Toleransi Tes

Glukosa Toleransi Tes adalah salah satu pemeriksaan yang digunakan pada

penderita Diabetes Milletus. Penderita Diabtes Milletus diberi glukosa secara

dosis tertentu contohnya 75 gram makanan, gula darah akan lebih meningkat lebih

tinggi dari pada orang normal dan untuk penurunan kadarnya memerlukan waktu

yang lambat. Ada 2 macam jenis Tes Toleransi yairu oral dan intravena. Keadaan

khusus menggunakan cara intravena, seperti gangguan penyerapan akibat operasi

pada saluran cerna. Tes toleransi umumnya dilakukan secara oral untuk

konfirmasi diagnosis Diabetes Milletus bila pemeriksaan penyaring pada glukosa

darah hasilnya meragukan.

http://repository.unimus.ac.id
21

B. Kerangka Teori

Gambar 1. Keragka Teori

a. Rendahnya
kadar glukosa
darah akibat
a. Bekuan
keseimbangan
dalam spuid
makanan
b. Bekuan
b. Aktifitas dan
dalam botol.
obat

Darah Hipoglikemia
vena

Metode glucometer
(Gluco Dr) Glukosa darah

Darah
kapiler
Hiperglikemia

a. Stress
a. Tetes darah pertama
b. Mengkonsumsi
digunakan untuk
obat obat
pemeriksaan
tertentu
b. Penusukan pada kulit yang
masih basah alkohol
c. Penusukan kurang dalam
sehingga darah harus
diperas peras keluar

http://repository.unimus.ac.id
22

C. Kerangka Konsep

Gambar.2 Kerangka Konsep

Sampel Darah Kadar Glukosa Darah Puasa


Vena dan Kapiler

E. Hipotesa

Ada perbedaan hasil pemeriksaan kadar glukosa darah puasa pada darah

vena dan darah kapiler dengan menggunakan tes strip metode Glucometer (Gluco

Dr)

http://repository.unimus.ac.id

Anda mungkin juga menyukai