Anda di halaman 1dari 9

PENYAKIT AUTOIMUN REUMATOID ARTHRITIS

(REMATIK)
MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Imunologi

Dosen Pebimbing
Herviani Sari S.Pd, M.Biomed

Disusun Oleh:
Kelompok XII
1. Mhd.Azhari Annur
2. Hany Aqila
3. Dina Amelia
4. Anisa Zahara
5. Lely Adelia Br Tarigan
6. Nelly Apriliani Ginting
7. Fharika Aulianti

KELAS : TINGKAT I KEFARMASIAN (A)


15/05/2019

INSTITUTE KESEHATAN DELI HUSADA DELITUA


PRODI FARMASI PROGRAM SARJANA
T.A. 20119/2020
PENYAKIT AUTOIMUN REUMATOID ARTHRITIS

BAB I
PENDAHULUAN
Perubahan – perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan denganmeningkatnya usia.
Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada semua organ dan jaringan
tubuh. Keadaan demikian itu tampak pula pada semua sistem tubuh termasuk sistem
muskuloskeletal. Salah satu golongan penyakit yang sering menyertai usia lanjut yang
menimbulkan gangguan muskuloskeletal terutama adalah reumatoid artritis. Kejadian penyakit
tersebut akan makin meningkat sejalan dengan meningkatnya usia manusia.

Mengutip pendapat Sjamsuhidajat (2002), artritis reumatoid merupakan penyakit autoimun


dari jaringan ikat terutama sinovial dan kausanya multifaktor. Penyakit ini ditemukan pada semua
sendi dan sarung sendi tendon, tetapi paling sering di tangan. Selain menyerang sendi tangan,
dapat pula menyerang sendi siku, kaki, pergelangan kaki dan lutut. Artritis kronik yang terjadi
pada anak yang menyerang satu sendi atau lebih, dikenal dengan artitis reumatoid juvenil.

Biasanya reumatoid artritis timbul secara sistemik. Gejala yang timbul berupa nodul
subkutan yang terlihat pada 30% penderita. Nodul sering terdapat di ekstremitas atas dan tampak
sebagai vaskulitis reumatoid, yang merupakan manisfestasi ekstraartikuler. Bila penyakit ini
terjadi bukan pada sendi, seperti bursa, sarung tendon, dan lokasi lainnya dinamakan reumatoid
ektraarikuler. Reumatik bukan merupakan suatu penyakit, tapi merupakan suatu sindrom dan
golongan penyakit yang menampilkan perwujudan sindroma reumatik cukup banyak, namun
semuanya menunjukkan adanya persamaan ciri. Menurut kesepakatan para ahli di bidang
rematologi, reumatik dapat terungkap sebagai keluhan atau tanda.

Dari kesepakatan, dinyatakan ada tiga keluhan utama pada sistem muskuloskeletal yaitu:
nyeri, kekakuan dan kelemahan, serta adanya tiga tanda utama yaitu: pembengkakan sendi,
kelemahan otot, dan gangguan gerak. (Soenarto, 2000).Rematik dapat terjadi pada semua umur
dari kanak – kanak sampai usia lanjut, atau sebagai kelanjutan sebelum usia lanjut. Pucak dari
reumatoid artritis terjadi pada umur dekade keempat, dan penyakit ini terdapat pada wanita 3 kali
lebih sering dari pada laki- laki.

Pengetahuan tentang kefarmasian pada muskuloskeletal mengenai reumatoid artritis sangat


dibutuhkan mahasiswa kefarmasian ataupun seorang tenaga kerja Farmasi dalam memberikan
pelayanan obat kepada masyarakat secara kompherensif. Oleh Karena itu kami akan membahas
lebih lanjut tentang reumatoid artritis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kata arthritis berasal dari kata Yunani. Pertama, arthron, yang berarti sendi. Kedua, itis
yang berarti peradangan. Secara harfiah, arthritis berarti radang sendi. Sedangkan rheumatoid
arthritis adalah suatu penyakit autoimun dimana persendian (sendi tangan dan kaki) mengalami
peradangan, sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya menyebabkan
kerusakan bagian dalam sendi. (Gordon, 2002)

Reumatoid Artritis (RA) adalah suatu penyakit inflamasi kronis yang menyebabkan
degenerasi jaringan penyambung. Jaringan penyambung yang biasanya mengalami kerusakan
pertama kali adalah membran sinovial, yang melapisi sendi. Pada RA, inflamasi tidak berkurang
dan menyebar ke struktur sendi disekitarnya, termasuk kartilago artikular dan kapsul sendi fibrosa.
Akhirnya, ligamen dan tendon mengalami. Inflamasi ditandai oleh akumulasi sel darah putih,
aktivasi komplemen, fagositosis ekstensif, dan pembentukan jaringan parut. Pada inflamasi kronis,
membran sinovial mengalami hipertropi dan menebal sehingga menyumbat aliran darah dan lebih
lanjut menstimulasi nekrosis sel dan respon inflamasi. Sinovium yang menebal menjadi ditutup
oleh jaringan granular inflamasi yang disebut panus. Panus dapat menyebar ke seluruh sendi
sehingga menyebabkan inflamasi dan pembentukan jaringan parut lebih lanjut. Sehingga merusak
tulang dan menimbulkan nyeri hebat serta deformitas. (Corwin, 2009)

Pada Reumatoid arthritis, reaksi autoimun (yang dijelaskan sebelumnya) terutama terjadi
dalam jaringan sinovial. Proses fagositosis menghasilkan enzim-enzim dalam sendi. Enzim-enzim
tersebut akan memecah kolagen sehingga terjadi edema, proliferasi membran sinovial dan
akhirnya pembentukan pannus. Pannus akan menghancurkan tulang rawan dan menimbulkan erosi
tulang. Akibatnya adalah menghilangnya permukaan sendi yang akan mengganggu gerak sendi.
Otot akan turut terkena karena serabut otot akan mengalami perubahan degeneratif dengan
menghilangnya elastisitas otot dan kekuatan kontraksi otot. (Smeltzer & Bare, 2002)

Lamanya Reumatoid arthritis berbeda pada setiap orang ditandai dengan adanya masa
serangan dan tidak adanya serangan. Sementara ada orang yang sembuh dari serangan pertama
dan selanjutnya tidak terserang lagi. Namun pada sebagian kecil individu terjadi progresif yang
cepat ditandai dengan kerusakan sendi yang terus menerus dan terjadi vaskulitis yang difus.
(Long, 1996)
Pathway Artritis Reumatoid

Keterbatasan fungsi sendi dapat terjadi sekalipun stadium pada penyakit yang dini
sebelum terjadi perubahan tulang dan ketika terdapat reaksi inflamasi yang akut pada sendi-sendi
tersebut. Persendian yang teraba panas, membengkak, tidak mudah digerakkan dan pasien
cendrung menjaga atau melinddungi sendi tersebut dengan imobilisasi. Imobilisasi dalam waktu
yang lama dapat menimbulkan kontraktur sehingga terjadi deformitas jaringan lunak. Deformitas
dapat disebabkan oleh ketidaksejajajran sendi yang terjadi ketika sebuah tulang tergeser terhadap
lainnya dan menghilangkan rongga sendi. (Smeltzer & Bare, 2002)
BAB III
ETIOLOGI ARTRITIS REUMATOID
Rheumatoid arthritis (RA) merupakan salah satu contoh penyakitkompleks imun. Pada
penyakit ini dibentuk Imunoglobulin berupa IgM(yang disebut rheumatoid factor,RF) yang
spesifik terhadap fraksi Fcdari molekul IgG.Studi deskriptif epidemiologi RA menunjukkan
prevalensi RA adalah sekitar 1 persen populasi (berkisar antara 0,3sampai 2,1 persen), dan insiden
tahunan yang sangat variasi (12-1,200per 100,000 per populasi) tergantung jenis kelamin, ras,
etnik dan tahun.Perempuan mengalami sekitar 3 kali lebih sering daripada laki-laki.
Prevalensi meningkat dengan bertambahnya usia, dan perbedaan jenis kelamin hilang
pada kelompok usia yang lebih tua.
Hingga kini penyebab Reumotoid Artritis (RA) tidak diketahui, tetapi beberapa hipotesa
menunjukan bahwa RA dipengaruhi oleh faktor-faktor :
1. Mekanisme IMUN (Antigen-Antibody) seperti interaksi antara IGC dan faktor Reumatoid
2. Gangguan Metabolisme
3. Genetik
4. Faktor lain : nutrisi dan faktor lingkungan (pekerjaan dan psikososial)

Penyebab penyakit Reumatoid arthritis belum diketahui secara pasti, namun faktor
predisposisinya adalah mekanisme imunitas (antigen-antibodi), faktor metabolik, dan infeksi virus
(Suratun, Heryati, Manurung & Raenah, 2008).

Adapun Faktor risiko yang akan meningkatkan risiko terkenanya artritis reumatoid adalah;
• Jenis Kelamin.
Perempuan lebih mudah terkena AR (Arthritis reumathoid) daripada laki-laki. Perbandingannya
adalah 2-3:1.
• Umur.
Artritis reumatoid biasanya timbul antara umur 40 sampai 60 tahun. Namun penyakit ini juga
dapat terjadi pada dewasa tua dan anak-anak (artritis reumatoid juvenil)
• Riwayat Keluarga.
Apabila anggota keluarga anda ada yang menderita penyakit artritis Reumatoid maka anda
kemungkinan besar akan terkena juga.
• Merokok.
Merokok dapat meningkatkan risiko terkena artritis reumatoid.
TANDA DAN GEJALA ARTRITIS REUMATOID
Pasien-pasien dengan RA akan menunjukan tanda dan gejala seperti :
· Nyeri persendian
· Bengkak (Reumatoid nodule)
· Kekakuan pada sendi terutama setelah bangun tidur pada pagi hari
· Terbatasnya pergerakan
· Sendi-sendi terasa panas
· Demam (pireksia)
· Anemia
· Berat badan menurun
· Kekuatan berkurang
· Tampak warna kemerahan di sekitar sendi
· Perubahan ukuran pada sendi dari ukuran normal
· Pasien tampak anemik
Pada tahap yang lanjut akan ditemukan tanda dan gejala seperti :
· Gerakan menjadi terbatas
· Adanya nyeri tekan
· Deformitas bertambah pembengkakan
· Kelemahan
· Depresi
a. Gejala Extraartikular :
1) Pada jantung : Reumatoid heard diseasure, Valvula lesion (gangguan katub), Pericarditis,
Myocarditis
2) Pada mata : Keratokonjungtivitis, Scleritis
3) Pada lympa : Lhymphadenopathy
4) Pada thyroid : Lyphocytic thyroiditis
5) Pada otot : Mycsitis

Ada beberapa gambaran klinis yang ditemukan pada penderita artritis reumatoid.
Gambaran klinis ini tidak harus timbul sekaligus pada saat yang bersamaan oleh karena
penyakit ini memiliki gambaran klinis yang sangat bervariasi.
a. Gejala-gejala konstitusional, misalnya lelah, anoreksia, berat badan menurun dan demam.
b. Poliartritis simetris terutama pada sendi perifer, termasuk sendi-sendi di tangan, namun
biasanya tidak melibatkan sendi-sendi interfalangs distal. Hampir semua sendi diartrodial
dapat terserang.
c. Kekakuan di pagi hari selama lebih dari 1 jam: dapat bersifat generalisata tatapi terutama
menyerang sendi-sendi.
d. Artritis erosif merupakan ciri khas penyakit ini pada gambaran radiologik. Peradangan sendi
yang kronik mengakibatkan erosi di tepi tulang dan ini dapat dilihat pada radiogram.
e. Deformitas: kerusakan dari struktur-struktur penunjang sendi dengan perjalanan penyakit.
Pergeseran ulnar atau deviasi jari, subluksasi sendi metakarpofalangeal, deformitas
boutonniere adalah beberapa deformitas tangan yang sering dijumpai pada penderita. Pada
kaki terdapat protrusi (tonjolan) kaput metatarsal yang timbul sekunder dari subluksasi
metatarsal. Sendi-sendi besar juga dapat terserang dan mengalami pengurangan kemampuan
bergerak terutama dalam melakukan gerak ekstensi.
f. Nodula-nodula reumatoid adalah massa subkutan yang ditemukan pada sekitar sepertiga
orang dewasa penderita arthritis Reumatoid. Lokasi yang paling sering dari deformitas ini
adalah sendi siku
g. Manifestasi ekstra-artikular: artritis reumatoid juga dapat menyerang organ-organ lain di luar
sendi. Jantung (perikarditis), paru-paru (pleuritis), mata, dan pembuluh darah dapat rusak.
BAB IV
KESIMPULAN
Kata arthritis berasal dari kata Yunani. Pertama, arthron, yang berarti sendi. Kedua, itis yang
berarti peradangan. Secara harfiah, arthritis berarti radang sendi. Sedangkan rheumatoid arthritis
adalah suatu penyakit autoimun dimana persendian (sendi tangan dan kaki) mengalami peradangan,
sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya menyebabkan kerusakan bagian dalam
sendi (Gordon, 2002).
Penyebab pasti rheumatoid arthritis belum diketahui secara pasti, diperkirakan merupakan
kombinasi dari faktor genetik, lingkungan, hormonal dan faktor sistem reproduksi. Ada beberapa
gambaran klinis yang ditemukan pada penderita artritis reumatoid. Gambaran klinis ini tidak harus
timbul sekaligus pada saat yang bersamaan oleh karena penyakit ini memiliki gambaran klinis yang
sangat bervariasi. Nyeri,persendian Bengkak (Reumatoid nodule), Kekakuan pada sendi terutama
setelah bangun tidur pada pagi hari, Terbatasnya pergerakan Sendi-sendi.

BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi Edisi Revisi 3. Jakarta: EGC.
Doenges, E Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.
Kusuma, Hardhi dan Amin Huda N. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan NANDA NIC-
NOC Edisi Revisi Jilid 2 2013. Yogyakarta: Media hardy.
Lukman dan Nurna Ningsih. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem
Muskuloskletal. Jakarta: Salemba Medika.
Mansjoer, arif. Dkk.2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media aesculapius.
Muttaqin, arif. 2006. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal.
Banjarmasin: Unpublished.
Smeltzer, Suzanne C dan Bare, Brenda G.2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8.
Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai