Anda di halaman 1dari 6

Sampel atau contoh secara sederhana dapat diartikan sebagai bagian dari

populasi yang mewakili secara keseluruhan sifat dan karakter dari populasi.
Sebagai gambaran sederhana sampel dibutuhkan sebagai acuan untuk
memberi gambaran sederhana seperti seseorang yang membeli rambutan.
Seorang pembeli yang pintar biasanya akan memilih secara rambang
(Random) dari rambutan yang dijajakan untuk menghindari adanya
kecurangan yang dilakukan oleh pedagang. Rasa buah rambutan yang dicicipi
akan menjadi alat tafsiran mengenai rasa seluruh rambutan yang ada.
Kumpulan dari objek biasanya memiliki volume yang cukup besar selanjutnya
disebut populasi penelitian. Volume yang cukup besar ini kemudian dapat
diamati dengan menarik beberapa sampel yang mewakili populasi dengan
alasan yang berbagai macam tentu saja dengan tujuan yang utama adalah
terlaksana sebuah penelitian dengan benar sehingga jika desain dari sebuah
penelitian mengharuskan penggunaan populasi, maka pengambilan sampel
tidak diperbolehkan dan begitu pula sebaliknya, sebuah penelitian yang tidak
memperbolehkan melakukan treatment pada seluruh populasi maka
pengambilan sampel penelitian adalah sebuah keharusan.
Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili seluruh karakteristik dari
populasi. Sebuah populasi dengan kuantitas besar dapat diambil sebagian
dengan kualitas sampel yang mewakili sama persis dengan kualitas dari
populasi dengan kata representatif. jumlah dari sampel tidak selalu besar dan
juga tidak selalu kecil, hal ini bergantung pada pada keterwakilan karakter
dari sampel.
Pada beberapa bentuk penelitian kemungkinan jumlah harus terpenuhi
sehingga ada aturan baku mengenai sampel minum yang harus diambil dalam
sebuah penelitian. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan kualitas dari sampel
yang diambil. Pengambilan sampel pada sebuah penelitian hanya dilakukan
jika sampel adalah sebuah keharusan. Dasar yang digunakan dalam
pengambilan sampel diakibatkan oleh alasan bersifat konstruktif, destruktif,
atau alasan yang bersifat teknis sehingga sampel adalah satu-satunya solusi.
Sampel harus memiliki seluruh kriteria dari populasi oleh karean
pertimbangan pengambilan sampel harus memiliki dua kriteria yakni:
a. Presisi dari sampel adalah pertimbangan mengenai estimasi yang mungkin
muncul dalam pengambilan data yang diakibatkan oleh sampel. Salah satu
cara untuk estimasi data ini adalah melihat standar deviasi dari data yang
ada. Sampel yang digunakan harus baik dari segi kualitas dan kuantitas.
b. Akurasi mengacu kepada sifat dan karakter dari sampel yang digunakan.
Sebuah populasi yang homogen hanya terdapat pada kasus yang bersifat
teoritik. Sifat dan karater dari sampel yang diambil terkadang tidak sesuai
dengan keadaan populasi karena pengaruh banyak hal. Peneliti harus
memiliki kemampuan untuk mengetahui secara detail karakter dari setiap
sampel yang digunakan dan disesuaikan dengan karakter dari populasi.
Pada dasarnya tidak ada aturan baku mengenai pengambilan ukuran dari
sampel selama sampel sudah mewakili karakteristik dari populasi. Semakin
besar jumlah akan menghasilkan data yang lebih stabil. Selain dari
karakteristik peneliti juga harus mempertimbangkan jumlah data yang
dibutuhkan untuk keperluan analisis Statistik. Jika penelitian yang dilakukan
bertujuan untuk membandingkan dua bua group dengan satu variabel
pembanding, analisis yang dilakukan untuk data yang terdistribusi normal
adalah untuk distribusi t mengharuskan minimal jumlah data terdiri dari 30
data karena kurang dari itu tidak menghasilkan analisis yang baik dan tidak
lebih dari 60 data. Beberapa ahli memberikan gambaran mengenai jumlah
sampel yang berbeda-beda namun pertimbangan jenis dan bidang penelitian
sebaiknya dijadikan acuan untuk memilih ukuran sampel.
Gay dan Diehl (1992) pada penelitian untuk studi bisnis dan manajemen
memberikan sara ukuran sampel minimal:
1. Penelitian deskriptif, jumlah sampel minimum adalah 10% dari populasi.
2. Penelitian korelasi, jumlah sampel minimum adalah 30 subjek.
3. Penelitian kausal perbandingan, jumlah sampel minimum adalah 30 subjek
per group.
4. Penelitian eksperimental, jumlah sampel minimum adalah 15 subjek per
group.
Teknik sampling adalah sebuah metode atau cara yang dilakukan untuk
menentukan jumlah dan anggota sampel. Setiap anggota tentu saja wakil dari
populasi yang dipilih setelah dikelompokkan berdasarkan kesamaan karakter.
Teknik sampling yang digunakan juga harus disesuaikan dengan tujuan dari
penelitian. Populasi terdiri dari sekumpulan individu yang bersifat heterogen
terbatas.
Perbedaan ini bisa disebabkan oleh faktor internal dan eksternal dari individu
seperti halnya wilayah tempat tinggal, tingkat pendidikan, budaya atau gaya
hidup dalam suatu daerah tertentu. Subjektifitas dari individu-individu yang
memiliki sifat determinan yang berulang pada populasi akhirnya membentuk
karakter dari populasi secara umum. Berdasarkan karakter ini, dapat
disimpulkan bahwa pengambilan sampel dari populasi tidak bisa dilakukan
begitu saja namun dibutuhkan suatu teknik agar sampel yang ditarik tetap
representatif. Hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan sampel atau
sampling adalah seluruh variabel yang berkaitan dengan penelitian.
Sampling secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok,
yaitu Probability sampling dan Non probability sampling. Adapun Probability
sampling adalah teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi
setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Sedangkan Nonprobability sampling adalah teknik yang tidak memberi
peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi
untuk dipilih menjadi sampel.
Probability sampling menuntut bahwasanya secara ideal peneliti telah
mengetahui besarnya populasi induk, besarnya sampel yang diinginkan telah
ditentukan, dan peneliti bersikap bahwa setiap unsur atau kelompok unsur
harus memiliki peluang yang sama untuk dijadikan sampel. Adapun jenis-jenis
Probability sampling adalah sebagai berikut :
Simple random sampling
Simple random sampling adalah metode penarikan dari sebuah populasi atau
semesta dengan cara tertentu sehingga setiap anggota populasi atau semesta
tadi memiliki peluang yang sama untuk terpilih atau terambil, dinyatakan
simple (sederhana) karena pengambilan sampel anggota populasi dilakukan
secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. teknik
untuk mendapatkan sampel yang langsung dilakukan pada unit sampling.
Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen. Teknik ini
dapat dipergunakan bilamana jumlah unit sampling di dalam suatu populasi
tidak terlalu besar.
Proportionate stratified random sampling.
Stratified random sampling biasa digunakan pada populasi yang mempunyai
susunan bertingkat atau berstrata. Teknik ini digunakan bila populasi
mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstrata secara
proporsional.
Disproportionate stratified random sampling
Disproporsional stratified random sampling adalah teknik yang hampir mirip
dengan proportionate stratified random sampling dalam hal heterogenitas
populasi. Namun, ketidak proporsionalan penentuan sample didasarkan pada
pertimbangan jika anggota populasi berstrata namun kurang proporsional
pembagiannya.
cluster sampling
Teknik ini biasanya dipilih ketika keseluruhan daftar populasi tidak tersedia
atau tidak mungkin mengumpulkan daftar populasi yang akan diteliti. Pada
umumnya, subpopulasi sudah tersedia, hanya saja tidak ada daftar lengkap
anggotanya yang akan diteliti. Subpopulasi tersebut merupakan klaster.
Cluster sampling disebut juga dengan area sampling. Cluster sampling ini
digunakan ketika elemen dari populasi secara geografis tersebar luas sehingga
sulit untuk disusun sampling frame. Adapun cluster adalah suatu unit yang
berisi sekumpulan elemen-elemen populasi. Namun, terhadap populasi yang
lebih tinggi, Cluster sendiri berkedudukan sebagai elemen dari populasi
tersebut.
Non Probability sampling adalah sebuah teknik sampling yang tidak
memperhatikan banyak variabel dalam penarikan sampel. Sampel-sampel
dari Nonprobability Sampling juga disebut sebagai subjek penelitian dimana
hasil dari uji yang dilakukan pada sampling tidak memiliki hubungan dengan
populasi. Tujuan penggunaan teknik sampling ini lebih banyak melekat pada
materi yang diujikan sedangkan pada random sampling atau probability
Sampling, tujuan penelitian melekat pada nilai dari materi pada populasi yang
diujikan.
Sampling sistematis
Sampling sistematis adalah teknik penentuan sampel berdasarkan urutan dari
anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya anggota populasi
yang terdiri dari 100 orang. Dari semua anggota diberi nomor urut, yaitu
nomor 1 sampai dengan nomor 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan
dengan nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu,
misalnya kelipatan dari bilangan lima. Untuk itu, yang diambil sebagai sampel
adalah 5, 10, 15, 20 dan seterusnya sampai 100.
Quota sampling
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang
mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.
Dalam teknik ini jumlah populasi tidak diperhitungkan akan tetapi
diklasifikasikan dalam beberapa kelompok. Sampel diambil dengan
memberikan jatah atau quorum tertentu terhadap kelompok. Pengumpulan
data dilakukan langsung pada unit sampling. Setelah kuota terpenuhi,
pengumpulan data dihentikan. Sebagai contoh, akan melakukan penelitian
terhadap pegawai golongan II dan penelitian dilakukan secara kelompok.
Setelah jumlah sampel ditentukan 100 dan jumlah anggota peneliti berjumlah
5 orang, maka setiap anggota peneliti dapat memilih sampel secara bebas
sesuai dengan karakteristik yang ditentukan (golongan II) sebanyak 20 orang.
Sampling aksidental
Sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan,
yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat
digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu
cocok sebagai sumber data. Teknik ini pengambilan sampel tidak ditetapkan
lebih dahulu. Peneliti langsung mengumpulkan data dari unit sampling yang
ditemui.
Purposive sampling
Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu. Pemilihan sekelompok subjek dalam purposive sampling didasarkan
atas ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat
dengan ciri-ciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya, dengan kata lain
unit sampel yang dihubungi disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu
yang diterapkan berdasarkan tujuan penelitian.
Sampling jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah
populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang. Istilah lain sampel jenuh adalah
sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
Snowball sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula
jumlahnya kecil, kemudian sampel ini disuruh memilih teman-temannya
untuk dijadikan sampel begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin
banyak. Ibarat bola salju yang menggelinding semakin lama semakin besar.
Pada penelitian kualitatif banyak menggunakan purposive dan snowball
sampling.

Anda mungkin juga menyukai